Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Makkiyah dan Madaniyah


Disusun untuk Melengkapi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Qurán
Dosen Pengampu : H.M. Iqbal Luthfi, MM.

Disusun Oleh :

1. Anna Shintya
2. Asep Saepulloh
3. Uli Hani Agustin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIKMAH JAKARTA
YAYASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AL-MAHBUBIYAH
JAKARTA
2021M/1443H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Makkiyah dan Madaniyah “ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas yang diberikan dosen, Bpk. H.M. Iqbal Luthfi, MM. pada mata kuliah
Ulumul Qurán. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Makkiyah dan Madaniyah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah


memberikan arahan, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
dan penulis narasumber yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penulisan, ejaan , bahasa ataupun dari segi yang lain sebagainya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 24 Maret 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah..................................................... 3
B. Ciri - ciri surah Makkiyah dan Madaniyah.............................................. 7
C. Manfaat mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah............................ 9
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................... 11
B. Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perhatian terhadap Ilmu Al-Qur'an menjadi bagian terpenting


dibandingkan ilmu yang lain. Termasuk yang diturunkan di Mekkah tapi dalam
kategori Madinah, atau diturunkan di Madinah tapi dalam kategori Mekkah, dan
sebagainya. Mempelajari Al-Qur'an merupakan tentu tidak akan terlepas dari
sejarah ilmu Al-Qur'an itu sendiri. Pengetahuan tentang sejarah
Al-Qur'an tentu juga akan mencakup tentang pembahasan bagaimana
Al-Qura'an itu diturunkan dan membuat kita mengenal istilah Makiyyah dan
Madaniyah. Semua bangsa berusaha keras untuk melestarikan warisan
pemikiran dan sendi-sendi kebudayaannya. 1

Demikian juga umat islam amat memperhatikan kelestarian risalah


Rasulullaah SAW bukan sekedar risalah ilmu dan pembaharuan yang hanya
diperhatikan sepanjang diterima akal dan mendapat respons manusia, tetapi diatas
itu semua, agama yang melekat pada akal dan terpatri dalam hati. Oleh
sebab itu kita dapati para pengemban petunjuk yang terdiri atas para
sahabat, tabi'in dan generasi sesudahnya meneliti dengan cermat
tempat turunnya Al-Qur'an ayat demi ayat, baik dalam waktu
ataupun tempatnya.

Makkiyah dan Madaniyah merupakan suatu disiplin ilmu Al-Qur'an yang


membahas tentang turunnya ayat Al-Qur'an. Para ulama' begitu tertarik untuk
menyelidiki surat-surat maupun ayat-ayat Makki dan Madani. Mereka meneliti
Al-Qur'an ayat demi ayat dan surat demi surat untuk diterbitkan
sesuai dengan nuzulnya, dengan waktu, dan tempatnya. Pada intinya persoalan

1
Fauzi, M. Urgensi Ilmu Makki dan Madani dalam penafsiran Al Quran (Doctoral dissertation,
IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1995). Skripsi. Hal.12. http://digilib.uinsby.ac.id/28579/. Diunduh
pada 9 April 2021 pukul 11:58 AM.

1
ini telah menjadi perhatian baik dulu dalam kalangan para sahabat, maupun
sekarang para ulama'.

Tulisan ini berupaya memaparkan bagaimana para ulama dapat


mengkategorikan ayat atau surat yang termasuk Makkiyah dan
Madaniyah. Sebagaimana agar dapat dipahami dan menjadi perhatian
terhadap kajian ilmu-ilmu Al-Qur’an. Hal demikian terjadi karena
banyak diantara para ulama yang mempunyai asumsi bahwa ulumul Qur’an
termasuk dalam wilayah ilmu yang sudah “matang dan selesai”, sehingga
generasi kemudian tidak memiliki kewenangan apapun. Sementara pada
kajian ini akan lebih difokuskan pada konsep makki dan madani. Meskipun
terdapat perbedaan pandangan dalam menentukan mana yang makki dan
madani dengan menyebutkan yang berbeda-beda, tetaplah bahwa konsep
dasarnya yaitu makki dan madani

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Makkiyah dan Madaniyah ?

2. Apa saja ciri-ciri surah Makkiyah dan Madaniyah ?

3. Apa manfaat dari mempelajari Ilmu Makkiyah dan Madaniyah ?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mendeskripsikan pengertian Makkiyah dan Madaniyah.

2. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri surah Makkiyah dan Madaniyah.

3. Untuk mendeskripsikan manfaat dari mempelajari Ilmu Makkiyah dan


Madaniyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

Perkembangan dan dinamika turunnya wahyu mendapatkan respon yang


sangat beragam, begitu pula peristilahan-peristilahan yang muncul dari kajian
terhadap al-Qur'an. Mulai dari istilah ayat, surat, asbabun nuzul, waqaf, washal
dan lain sebagainya. Yang tak kalah menarik mengenai istilah yang disebutkan
dalam studi al-Qur'an adalah Makki dan Madani. Ada juga yang menyebut
dengan istilah Makkiyah dan Madaniyah.

Kata Makkiyah dan Madaniyah merupakan bagian dari tema yang ada
dalam kajian al-Qur'an, yang dimaksudkan untuk memberikan nama jenis
surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota besar yang ada di
Jazirah Arab, yaitu Makah dan Madinah. Akan tetapi dalam memberikan kriteria
mana yang termasuk Makkiyah dan mana yang termasuk Madaniyah itu, atau di
dalam mendefinisikan masing-masingnya, ada beberapa teori dan pendekatan,
oleh karena terdapat perbedaan orientasi yang menjadi dasar tujuan
masing-masing.2

Dari sekian banyak teori dan pendekatan yang digunakan untuk menentukan
antara surat atau ayat dalam al-Qur'an yang dapat dikategorikan Makkiyah dan
Madaniyah, dapat diklasifikasikan dalam beberapa hal sebagai berikut3 :

1. Teori mulahazhatu makaanin (teori geografis) yang berorientasi pada tempat


turunnya surat atau ayat al-Qur'an. Artinya, surat atau ayat dalam al-Qur'an yang
diturunkan di Makah berarti Makkiyah. baik waktu turunnya sebelum atau
2
Baharudin, A. M., & Jamil, H. M. T. . Ilmu Makki Dan Madani dan Kepentingannya bagi
Pendakwah. (Al-Irsyad: Journal of Islamic and Contemporary Issues, 2016). Vol.1(1),
Hal.43-53.http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004-nurshoib21-228-
BAB+II.pdf. diunduh pada 9 April 2021 pukul 10:58 AM.

3
Ibid. Hal.20

3
sesudah hijrah ke Madinah. Sedangkan ayat atau surat yang turun setelah
melakukan hijrah di Madinah berarti disebut Madaniyah.

2. Teori mulahadzat al-mukhathabin fi an-nuzul (teori subyektif), yaitu teori


yang berorientasi pada subyek siapa yang di-khitabi/dipanggil dalam ayat. Jika
subyeknya orang-orang Makah maka ayatnya dinamakan Makkiyah. Dan jika
subyeknya orang-orang Madinah maka disebut Madaniyah. Ini menunjukkan
bahwa butuh penilaian seobyektif mungkin, artinya bahwa usaha untuk
mencarikan jalan keluar tetap dibutuhkan. Menurut teori ini, yang dinamakan
surat Makki adalah berisi kitab kepada penduduk Makah dengan kata; “ya ayyuha
an-nas” (wahai manusia) atau “ya ayyuha al-kafirun” (wahai orang-orang kafir)
atau “ya bani Adama” (hai anak cucu Adam). Sebab kebanyakan penduduk
Makah adalah orang-orang kafir, maka tidak salah dipanggil dengan panggilan
orang kafir atau wahai manusia, walaupun orang kafir di daerah lain juga turut
dipanggil. Sedangkan yang dimaksudkan dengan surat Madani ialah memuat
panggilan dengan panggilan kepada penduduk Madinah. Panggilan itu biasanya
memakai; “ya ayyuha al-ladzina amanu” (wahai orang yang beriman). Karena
mayoritas penduduk Madinah adalah mereka yang beragama Islam dan tergolong
sebagai orang mukmin. Maka panggilan yang disampaikan dalam bahasa
al-Qur'an adalah sebagaimana panggilan dimaksud..

3. Teori mulahadzatu zaman an-nuzul (teori historis), yaitu teori yang


berorientasi pada sejarah waktu turunnya al-Qur'an. Yang dijadikan tonggak
sejarah oleh teori ini ialah hijrah Muhammad dari Makah ke Madinah. Maka
yang dimaksudkan dengan surat Makkiyah adalah yang diturunkan sebelum
hijrah ke Madinah meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal di
Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan lainnya. Sementara Madaniyah adalah ayat
yang diturunkan setelah Muhammad hijrah ke Madinah meskipun ayat tersebut
diturunkan di Badar, Uhud, Arafah atau Makah.

4. Teori mulahadzatu ma tadhammanat as-surah (teori content analisis), yaitu


suatu teori yang mendasarkan kriterianya dalam membedakan Makkiyah dan

4
Madaniyah-nya kepada isi daripada ayat/surat yang bersangkutan. Dengan kaidah
yang demikian ini, maka yang dimaksud dengan Makkiyah adalah surat/ayat
yang berisi cerita-cerita umat terdahulu atau nabi-nabi yang telah lalu. Sedangkan
yang disebut Madaniyah adalah ayat/surat yang menjelaskan tentang hukum
hudud, faraid dan sebagainya.

Dengan demikian, maka cara yang ditempuh oleh para ulama dalam studi
‘ulum al-Qur'an untuk mengetahui surat/ayat Makkiyah dan Madaniyah
dilakukan dengan menggunakan dua metode dasar, yaitu :

1. Merujuk kepada riwayat-riwayat yang sah datangnya dari sahabat yang hidup
sezaman dengan turunnya wahyu dan menyaksikan langsung turunnya wahyu
tersebut. Atau riwayat dari para tabi'in yang bertemu dan mendengar dari sahabat
perihal latar belakang turunnya, tempatnya, dan kejadian yang melatari turunnya
suatu surat ataupun ayat.

2. Berpegang pada ciri-ciri surat-surat atau ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah,


lalu dikiaskan berdasarkan ijtihad untuk menentukan apakah suatu surat atau ayat
termasuk Madaniyah atau Makiyyah. Misalnya di dalam surat Makkiyah terdapat
satu ayat yang mengandung ciri-ciri Madaniyah, maka mereka simpulkan itu ayat
Madaniyah. Begitu pula sebaliknya, kalau di dalam surat Madaniyah terdapat
ayat yang mencerminkan ciri-ciri ayat yang turun di Makah, maka itu dikatakan
ayat Makkiyah. Juga, bila di dalam satu surat tersebut terdapat ciri-ciri surat
Makkiyah, maka itu mereka katakan surat Madaniyah. Para ulama itu
mengatakan bahwa semua surat yang mengandung kisah-kisah para nabi dan
umat-umat terdahulu, bisa dipastikan itu surat diturunkan di Makah (Makkiyah).
Sedangkan semua surat yang mengandung perintah-perintah wajib, seperti shalat,
zakat, puasa, atau hukum-hukum had/kriminal, seperti potong tangan, cambuk,
dera, itu pasti surat diturunkan di Madinah (Madaniyah).

Dari jumlah surat dalam al-Quran yang semuanya seratus empat belas (114)
surat, maka dari jumlah itu, pendapat yang paling mendekati kebenaran tentang
bilangan surah-surah Makkiyah dan Madaniyah ialah bahwa Madaniyah ada dua

5
puluh surat; 1) Al-Baqarah, 2) Ali Imran, 3) An-Nisa', 4) Al-Maidah, 5) Al-Anfal,
6) At-Taubah, 7) An-Nur, 8) Al-Ahzab, 9) Muhammad, 10) Al-Fath, 11)
Al-Hujurat 12) Al-Hadid, 13) Al-Mujadalah, 14) Al-Hasyr, 15) Al-Mumtahanah,
16) Al-Jumu'ah, 17) Al-Munafiqun, 18) Ath-Thalaq, 19) At-Tahrim dan 20)
An-Nashr. Sedangkan yang diperselisihkan ada dua belas surah, yakni Al-Fatihah,
Ar-Ra'd, Ar-Rahman, As-Shaff, At-Taghabun, At-Tatfif, Al-Qadar, Al-Bayyinah,
Az-Zalzalah, Al-Ikhlash, Al-Falak, An-Nas. Selain yang disebutkan di atas
adalah Makki, yaitu delapan puluh (80) surat. Turunnya surah-surah Makkiyah
lamanya 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17 Ramadhan 40 tahun usia
Muhammad atau bertepatan dengan Februari 610 M.

Bila diklasifikaskan berdasarkan urutan turunnya, maka dapat dirumuskan


sebagai berikut :

1. Makkiyah

Al-‘Alaq, al-Qalam, al-Muzammil, al-Muddatstsir, al-Fatihah, al-Masad


(al-Lahab), at-Takwir, al-A’la, al-Lail, al-Fajr, adh-Dhuha, Alam Nasyrah
(al-Insyirah), al-‘Ashr, al-‘Adiyat, al-Kautsar, at-Takatsur, al-Ma’un, al-Kafirun,
al-Fil, al-Falaq, an-Nas, al-Ikhlas, an-Najm, ‘Abasa, al-Qadar, asy-Syamsu,
al-Buruj, at-Tin, al-Quraisy, al-Qari’ah, al-Qiyamah, al-Humazah, al-Mursalah,
Qaf, al-Balad, ath-Thariq, al-Qamar, Shad, al-A’raf, al-Jin, Yasin, al-Furqan,
Fathir, Maryam, Thaha, al-Waqi’ah, asy-Syu’ara, an-Naml, al-Qashash, al-Isra,
Yunus, Hud, Yusuf, al-Hijr, al-An’am, ash-Shaffat, Lukman, Saba’, az-Zumar,
Ghafir, Fushshilat, asy-Syura, az-Zukhruf, ad-Dukhan, al-Jatsiyah, al-Ahqaf,
adz-Dzariyah, al-Ghasyiah, al-Kahf, an-Nahl, Nuh, Ibrahim, al-Anbiya,
al-Mu’minun, as-Sajdah, ath-Thur, al-Mulk, al-Haqqah, al-Ma’arij, an-Naba’,
an-Nazi’at, al-Infithar, al-Insyiqaq, ar-Rum, al-Ankabut, al-Muthaffifin,
az-Zalzalah, ar-Ra’d, ar-Rahman, al-Insan, al-Bayyinah.

2. Madaniyah

6
Al-Baqarah, al-Anfal, ali-Imran, al-Ahzab, al-Mumtahanah, an-Nisa’,
al-Hadid, al-Qital, ath-Thalaq, al-Hasyr, an-Nur, al-Hajj, al-Munafiqun,
al-Mujadalah, al-Hujurat, at-Tahrim, at-Taghabun, ash-Shaff, al-Jum’at, al-Fath,
al-Maidah, at-Taubah dan an-Nashr.

Sementara secara utuh, surat al-Qur'an yang ada pada masa sekarang dan
diyakini oleh masyarakat muslim tersistematisasikan urutannya sebagaimana
yang tertera pada Al-qurán.

B. Ciri - ciri surah Makkiyah dan Madaniyah

Hal yang terkait dalam perbedaan pandangan Makki dan Madani tersebut
dapat dilihat dari tanda-tanda yang ada pada Makki dan Madani.

1. Tanda-tanda surat Makki adalah4 :

a. Di dalamnya terdapat lafadz “kalla”. Lafadz tersebut terdapat dalam al-Qur'an


sebanyak 33 kali

b. Di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah (disunnahkan bersujud tilawah jika


membacanya), di dalam al-Qur'an ada 15 ayat sajdah.

c. Di dalamnya terdapat cerita-cerita para Nabi dan umat-umat terdahulu, selain


surat al-Baqarah dan al-Maidah. Contohnya antara lain seperti surat Yunus,
Yusuf, Hud, Ibrahim, al-Kahfi, Maryam, Thaha dan sebagainya.

d. Di dalamnya berisi cerita-cerita terhadap kemusyrikan dan


penyembahan-penyembahan terhadap selain Allah.

e. Di dalamnya berisi keterangan-keterangan adat kebiasaan orangorang kafir


dan orang-orang musyrik yang suka mencuri, merampok, membunuh, mengubur
hidup-hidup anak perempuan dan sebagainya.

4
Yusoff, Z. H. Makki dan Madani Serta Beberapa Diskusi Tentangnya. (Jurnal Usuluddin,
1995.) Vol.2. Hal.69-85. http://al-irsyad.kuis.edu.my/index.php/alirsyad/article/view/34/31.
diunduh pada 9 April 2021 pukul 11.04 AM.

7
f. Berisi ayat-ayat nida’ (panggilan) yang ditujukan kepada penduduk Makah
atau orang-orang kafir, musyrik dan sebagainya dengan ungkapan: “yaa ayyuha
an-nas” atau “ya ayyuha al-kafirun” atau “ya bani Adama”.

g. Kebanyakan surat atau ayat-ayatnya pendek, kerena menggunakan bentuk ijaz


(singkat padat). Bentuk tersebut ditujukan kepada orangorang Quraisy Makah
yang pada umumnya adalah pakar Bahasa Arab.

2. Tanda-tanda surat Madaniyah adalah

a. Bila di dalamnya berisi hukum-hukum hudud/pidana, seperti tindak pidana


pencurian, perampokan, pembunuhan, penyerangan, perzinaan, kemurtadan dan
tuduhan zina. Seperti terdapat dalam surat al-Baqarah, an-Nisa’, al-Maidah,
asy-Syura dan sebagainya.

b. Di dalamnya berisi hukum-hukum faraidl (waris-mewaris), baik warisan bagi


dzawy al-furudl, dzawy al-arham atau dzawy al-‘ashabah. Contohnya terdapat
dalam surat al-Baqarah, an-Nisa’, al-Maidah.

c. Berisi keterangan mengenai orang-orang munafiq dan sifat-sifat serta


perbuatan-perbuatannya–kecuali surat al-Ankabut. Contohnya seperti dalam surat
an-Nisa’, al-Anfal, at-Taubah, al-Ahzab, al-Fath, al-Hadid, al-Munafiqun dan
al-Tahrim.

d. Berisi hukum ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan sebagainya.
Contohnya seperti surat an-Nisa’, al-Anfal, at-Taubah, al-Ahzab, al-Fath,
al-Hadid, al-Munafiqun, dan al-Tahrim

e. Berisi hukum ibadah, muamalah, munakhahat dan hukum-hukum


kemasyarakatan

f. Berisi ayat-ayat nida’ (panggilan) yang ditujukan kepada penduduk Madinah


yang Islam dan khitab-nya; “ya ayyuha al-ladzina amanu” yang di dalam
al-Qur'an terdapat 219 ayat.

8
g. Kebanyakan surat atau ayatnya panjang-panjang sebab ditujukan kepada
penduduk Madinah yang orang-orangnya banyak yang kurang terpelajar,
sehingga perlu dengan ungkapan yang luas agar jelas.

C. Manfaat mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah

Urgensi memahami al-Qur’an secara komprehensif akan menjadikan


wawasan terhadap isi kandungan alQur'an secara utuh. Dengan demikian
al-Qur'an yang dikumpulkan melalui proses penyampaian, pencatatan,
pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf tidak akan sia-sia
yang selanjutnya disebut jam’ al-Qur'an. Termasuk juga dalam rangka
mengetahui letak ayat atau surat yang Makkiyah ataupun Madaniyah.
Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah banyak membawa hikmah dan
faedah serta kegunaan sebagai berikut :

1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan al-Qur’an. Sebab,


pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat
tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi
pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus.
Berdasarkan hal itu seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh
dengan yang mansukh bila di antara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif.
Yang datang kemudian tentu merupakan nasikh atas yang terdahulu (mansukh).

2. Mengetahui dan mengerti sejarah pensyari’atan hukum-hukum Islam


(tarikh al-tasyri’) yang amat bijaksana dalam menerapkan peraturanperaturan,
disamping juga mengetahui hikmah didisyari’atkannya suatu hukum (hikmah
al-tasyri’). Sebab dengan makkiyah dan madaniyah akan dapat diketahui tarikh
al-tasyri’ yang dalam mensyari’atkan hukum Islam itu secara bertahap, sehingga
dapat pula diketahui mengapa suatu hukum disyari’atkan. Dan dengan hikmah
al-tasyri’-nya itu akan dapat menambah keimanan seseorang terhadap
pewahyuan al-Qur'an, karena melihat kebijaksanaannya dalam menetapkan

9
hukumhukum ajarannya secara bertahap, sehingga mudah dimengerti, dihayati,
dan diamalkan.

3. Meresapi gaya bahasa al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode


berdakwah menuju Allah. Sebab, setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri.
Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh situasi merupakan arti paling khusus
dalam ilmu retorika. Karakteristik gaya bahasa Makkiyah dan Madaniyah dalam
al-Qur’an pun memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode
dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan kejiwaan lawan
berbicara dan menguasai pikiran dan perasaannya, serta mengatasi apa yang ada
dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan. Setiap tahapan dakwah mempunyai
topik dan pola penyampaian tersendiri. Pola penyampaian itu berbeda-beda,
sesuai dengan perbedaan tata cara, keyakinan, dan kondisi lingkungan. Hal yang
demikian nampak jelas dalam berbagai cara al-Qur’an menyeru berbagai
golongan; orang yang beriman, yang musyrik, yang munafik, dan ahli kitab,
sebagimana terdapat dalam tanda-tanda surat/ayat Makkiyah dan Madaniyah.

4. Dengan mengetahui ilmu makki dan madani, kondisi masyarakat Makah


dan Madinah, khususnya pada waktu turunnya ayat dapat diketahui.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari isi makalah ini, kami dapat memberi kesimpulan bahwa :

1. Kata Makkiyah dan Madaniyah merupakan bagian dari tema yang ada
dalam kajian al-Qur'an, yang dimaksudkan untuk memberikan nama jenis
surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota besar yang
ada di Jazirah Arab, yaitu Makah dan Madinah. Akan tetapi dalam
memberikan kriteria mana yang termasuk Makkiyah dan mana yang
termasuk Madaniyah itu, atau di dalam mendefinisikan masing-masingnya,
ada beberapa teori dan pendekatan, oleh karena terdapat perbedaan orientasi
yang menjadi dasar tujuan masing-masing

2. Terdapat ciri ciri yang dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan ayat
yang turun pada masa periode Makkah atau periode Madinah.

3. Urgensi memahami al-Qur’an secara komprehensif akan menjadikan


wawasan terhadap isi kandungan alQur'an secara utuh. Dengan demikian
al-Qur'an yang dikumpulkan melalui proses penyampaian, pencatatan,
pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf tidak akan
sia-sia. Termasuk juga dalam rangka mengetahui letak ayat atau surat yang
Makkiyah ataupun Madaniyah. Pengetahuan tentang Makkiyah dan
Madaniyah banyak membawa hikmah dan faedah serta kegunaan.

B. Saran

Sebagai mahasiswa khususnya kejuruan Tarbiah - Pendidikan Agama Islam


(PAI) diharapakan dapat memahami dan mendeskripsikan hal hal yang berkaitan
dengan Makkiyah dan Madaniyah. Serta dapat membantu mengembangkan dan
menganalisis bagian dari ilmu Makkiyah dan Madaniyah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, A. M., & Jamil, H. M. T. 2016. Ilmu Makki Dan Madani dan
Kepentingannya bagi Pendakwah. Al-Irsyad: Journal of Islamic and
Contemporary Issues. Vol.1(1), Hal.43-53.

Fauzi, M. 1995. Urgensi Ilmu Makki dan Madani dalam penafsiran Al Quran.
Doctoral dissertation, IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hal.12.

Yusoff, Z. H. 1995. Makki dan Madani Serta Beberapa Diskusi Tentangnya.


Jurnal Usuluddin. Vol.2. Hal.69-85.

12

Anda mungkin juga menyukai