Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK

INDUKTOR DAN KAPASITOR

DISUSUN OLEH :

NAMA : FATIMAH AZZAHRA

KELAS :2E

NIM : 1802321027

KELOMPOK :2

NAMA KELOMPOK : 1. CRESPO MORANTES


2. DAFA HAFIDZ
3. DARA SHANEA HARAFANY
4. FADZANAUFA
5. FATIMAH AZZAHRA
6. FRANCESCO LISIANO
7. GRACE HANA PURBA
DOSEN PEMBIMBING : IR. BENHUR NAINGGOLAN,MT
HASVIENDA,ST,MT

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


TEKNIK KONVERSI ENERGI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Harga reaktansi dalam suatu rangkaian AC sangat dipengaruhi oleh frekuensi dari
sumber. Pada percobaan ini kita akan mencari harga kapasitansi dan induktansi dari
kapasitor maupun induktor, berdasarkan frekuensi dan reaktansi.Khusus pada rangkaian
AC kita tidak bisa mengabaikan adanya impedansi. Dimana impedansi tersebut bisa
berupa reaktansi kapasitif, reaktansi induktif, reaktansi resistif, maupun kombinasi
ketiganya.

1.2. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :

 Menentukan harga reaktansi kapasitif dalam rangkaian AC.


 Menentukan harga reaktansi induktif dalam rangkaian AC.
 Menghitung nilai kapasistansi dan induktansi berdasarkan reaktansi dan
frekuensi.

1.3. DASAR TEORI


A. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.


Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 lembar plat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,
keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka
muatanmuatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu
lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya
muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan
dielektrik yang nonkonduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada
konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi
pada saat terkumpulnya muatanmuatan positif dan negatif di awan.
1. Kapasitansi

Kapasitansi terdapat pada dua buah pelat/lempengan yang sejajar.


Besarnya kapasitansi tersebut tergantung dari luas penampang pelat dan jarak
antara kedua pelat serta zat perantara di antara kedua pelat tersebut.

Besarnya kapasitansi juga merupakan perbandingan antara muatan


kedua pelat dan tegangan dari kedua pelat tersebut. Satuan internasional untuk
kapasitansi adalah Farad (F), “satu Farad adalah jumlah muatan listrik sebesar
satu Coulomb yang disimpan di dalam dielektrika (zat perantara) dengan beda
potensial sebesar satu volt”.

Q
C=
V

Q = muatan elektron C (Coulomb)

C = nilai kapasitans dalam F (Farad)

V = tinggi tegangan dalam V (Volt)

Gambar 2.1 simbol kapasitor dalam rangkaian

2. Reaktansi Kapasitif

Reaktansi kapasitif berfungsi sebagai penghambat arus dalam


rangkaian AC untuk kapsitor murni, dengan lambang XC, dan satuan ohm
(Ω). Reaktansi kapasitif didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan
antara ujung-ujung kapasitor dan kuat arus melalui kapasitor.

1
XC =
2 πfC

C = kapasitas kapasitor (Farad/F)


XC = reaktansi kapasitif (ohm/Ω)

f = frekuensi (Hz)

Gambar 2.2 Kapasitor

B. Induktor

Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen pasif elektronika yang
dapat menghasilkan magnet jika dialiri arus listrik dan sebaliknya dapat menghasilkan
listrik jika diberi medan magnet. Induktor ini biasanya dibuat dengan kawat
penghantar tembaga yang dibentuk menjadi lilitan atau kumparan.

Kegunaan Induktor:
1. Pemroses sinyal pada rangkaian analog
2. Mengholangkan noise (dengung)
3. Mencegah interferensi frekwensi radio
4. Komponen utama pembuatan Transformator
5. Sebagai filter pada rangkaian power supply

Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi,


beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Induktor akan
berfungsi sebagai tahanan jika dialiri arus listrik bolak-balik (AC).
1. Induktansi

Induktansi adalah kemampuan suatu penghantar untuk menghasilkan


tegangan induksi bila arus berubah-ubah. Satuan internasional untuk
induktansi adalah Henry (H), dengan symbol L. “satu Henry adalah besarnya
induktansi yang menimbulkan tegangan sebesar satu volt akibat perubahan
arus sebesar satu ampere tiap detik.”

V
L = di
dt

Volt . detik
L=
Ampere

2. Reaktansi induktif

Reaktansi induktif sebagai penghambat arus listrik dalam rangkaian


AC untuk induktor murni, diberi lambang XL, dengan satuan ohm (Ω).
Reaktansi induktif didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan pada
ujung-ujung induktor dan kuat arus yang melaui induktor.

XL = 2πfL

XL = reaktansi induktif (ohm/Ω)


f = frekuensi (Hz)
L = kapasitas induktif (Henry/H)

Gambar 2.3 Induktor Gambar 2.4 Simbol Induktor


BAB II

ALAT DAN BAHAN

Alat yang dibutuhkan:


1. Kapasitor 47µF; 100 µF; 470 µF @1 buah

2. Multitester 2 buah

3. Induktor 500;1000

4. Resistor 100 Ω
5. Trafo 240 V

6. Kabel seperlunya

BAB III
LANGKAH KERJA

3.1. LANGKAH PERCOBAAN

1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Rangkaian RC

2. Masukkan sumber tegangan AC, dan atur harga C sesuai tabel dan catat penunjuk
alat ukur.
3. Masukkan hasilnya pada tabel 1.
4. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Rangkaian RL


5. Masukkan sumber tegangan AC, dana tur harga L sesuai tabel dan catat penunjuk
alat ukur.

6. Masukkan hasilnya pada tabel 2.

3.2. TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Berapa harga reaktansi kapasitif dari tiap-tiap kapasitor?


2. Hitung kapatansi dari kapasitor, serta bandingkan nilainya dengan yang tertulis
pada kapasitor tersebut!
3. Berapa harga reaktansi induktif dari tiap-tiap induktor?
4. Hitung nilai induktansinya!
5. Berikan kesimpulan lengkap dari hasil percobaan!

BAB IV

DATA DAN ANALISA


4.1. DATA DAN ANALISA

1. Data Pengukuran untuk Rangkaian RC

Kapasitor
No Tegangan (V) Arus (A) Xc (Ω) Cteori(µF)
(µF)
1 50 1,84 x 10-4 9 x 10-5 2,04 x 10-3 1,56 x 10-3
2 100 8,3 x 10-5 9 x 10-5 0,92 x 10-3 3,46 x 10-3
3 470 3,4 x 10-5 9 x 10-5 0,378 x 10-3 8,42 x 10-3

Spesifikasi untuk Tabel I

1. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Xc pada tabel I adalah:


V
Xc =
I

Keterangan:

 Xc : Reaktansi kapasitif dari tiap-tiap kapasitor (Ω)


 V : Tegangan yang didapat dengan mengukur menggunakan multimeter (V)
 I : Arus yang mengalir pada rangkaian yang didapat pada praktikum dan diukur
menggunakan multimeter (A)

Ambil contoh perhitungan pada data Nomor 1 dengan tegangan V = 0,184 Volt dan
arus I = 0,09 Ampere. Maka:
0,09 mV
Xc = = 2,04mΩ = 2,04 x 10-3
0,184 mA
Dengan cara yang sama diperoleh nilai Xc untuk data Nomor 2.
2. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai C pada tabel I adalah:
1
C=
2 πf X C

Keterangan:

 C : Kapasitansi dari kapasitor (µF)


 f : Frekuensi PLN (Hertz)
 Xc : Reaktansi kapasitif (Ω)

Ambil contoh perhitungan pada data Nomor 1 dengan f = 50 Hertz dan Xc = 2,04Ω.
Maka:

1
C= = 1,56 x 10-3µF
2(3,14)(50)(2,04)

2. Data Pengukuran untuk Rangkaian RL


No Induktor Lteori(mH)
Tegangan (V) Arus (A) XL (Ω)
(mH)
1 500 1,3 x 10-5 9 x 10-5 1,4 x 10-4 4,45 x 10-4
2 1000 8 x 10-6 9 x 10-5 8,9 x 10-5 2,83 x 10-4
3 110 V 7 x 10-6 9 x 10-5 7,8 x 10-5 2,48 x 10-4
4 220 V 1,2 x 10-5 9 x 10-5 1,33 x 10- 4,23 x 10-4
4

Spesifikasi untuk Tabel II

1. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai XL pada tabel II adalah:


V
XL =
I

Keterangan:

 XL : Reaktansi induktif dari tiap-tiap induktor (Ω)


 V : Tegangan yang didapat dengan mengukur menggunakan multimeter (mV)
 I : Arus yang mengalir pada rangkaian yang didapat pada praktikum dan diukur
menggunakan multimeter (mA)
Maka:

0,013V
XL = = 0,14mΩ = 1,4 x 10-4 Ω
0,09 A

Dengan cara yang sama diperoleh nilai XL untuk data Nomor 2.


2. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai L pada tabel II adalah:
XL
L=
2 πf

Keterangan:

 L : Induktansi dari induktor (mH)


 f : Frekuensi PLN (Hertz)
 XL : Reaktansi induktif (Ω)

Maka:

0,14
L= = 4,45 x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)

4.1.2. Jawaban Pertanyaan/Problem


1. Harga X C Masing-masing Kapasitor:
0,09 mV
Xc = = 2,04mΩ
0,184 mA
0,09 mV
Xc = = 0,92mΩ
0,083 mA
0,09 mV
Xc = = 0,378mΩ
0,034 mA

2. Harga Kapasitansi:
1
C= = 1,56 x 10-3 µF
2(3,14)(50)(2,04)

1
C= = 3,46 x 10-3 µF
2(3,14)(50)(0,92)

1
C= =8,42 x 10-3 µF
2(3,14)(50)(0,378)

3. Harga XL Masing-masing Induktor:


 Induktor 500 mH
0,013V
XL = = 0,14mΩ
0,09 A
 Induktor 1000 mH
0,008V
XL = = 0,089mΩ
0,09 A
 Induktor 110 mH
0,007 V
XL = = 0,078 mΩ
0,09 A
 Induktor 220 mH
0,012V
XL = = 0,133mΩ
0,09 A

4. Harga Induktansi:
 Induktor 500 mH
0,14
L= = 4,45 x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)
 Induktor 1000 mH
0,089
L= = 2,83 x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)
 Induktor 110 mH
0,078
L= = 2,48 x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)
 Induktor 220 mH
0,133
L= = 4,23x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Harga reaktansi dalam suatu rangkaian AC sangat dipengaruhi oleh frekuensi dari
sumber tegangan.
2. Pada rangkaian AC kita tidak bisa mengabaikan adanya impedansi yang berupa
reaktansi kapasitif maupun induktif.
3. Dari praktikum yang dilakukan, terbukti bahwa induktor dan kapasitor berfungsi
sebagai penghambat arus listrik dalam arus AC.

5.2. SARAN

1. Paham secara teori terlebih dahulu sebelum praktik


2. Dalam setiap melakukan percobaan, disarankan bekerja sesuai langkah kerja.
3. Mengenal cara pakai alat-alat terlebih dahulu sebelum praktik.
4. Gunakan alat sesuai kegunaannya.
5. Kerja sama tim sangat dibutuhkan.
6. Utamakan keselamatan, kebersihan dan kesehatan kerja.
7. Cek rangkaian sebelum dinyalakan,untuk menghindari sesuatu yang tidak
diinginkan.
8. Cek kabel terlebih dahulu sebelum digunakan.
9. Teliti dalam melakukan praktik

Anda mungkin juga menyukai