Anda di halaman 1dari 7

Tugas 6 Hasil Diskusi Kelompok

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Anggota kelompok :
Leo Warman 17089108
Peny Wulan Dari 17032031
Putri Ayu Lestari 20031094
Sisi Supliana Dewi 17045033
Zahra Lathifah 20031113

1. Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional,


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunannya setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi.
Ketika istilah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan lahir ada sebuah
realitas fungsi yang melekat referensi konsep tersebut, yaitu sebagai wahana
pemersatu yang mampu menciptakan semangat persatuan antar elemen kebangsaan
diseluruh wilayah nusantara. Artinya, pada masa-masa yang lau peran bahasa
Indonesia sebagai pemersatu perbedaan-perbedaan unsur kebangsaan di Indonesia
memang sudah teruji. Sekarang pun konsep itu masih tetap dipertahankan dan selalu
menjadi simbol dari kejayaan yang pernah dicapai bahasa Indonesia.
Fungsi dari bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia adalah sebagai pemersatu
suku-suku bangsa diRepublik Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa. Setiap
suku bangsa di Indonesia sudah menjunjung nilai adat istiadat dan bahasa daerahnya
masing-masing,karena pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa maka setiap suku
bangsa di Indonesia bersedia menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Selain sebagai bahasa pemersatu bangsa, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai
bahasa Ibu yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi yang tidak bisa
menggunakan bahasa daerah. Hal ini dipicu dari banyaknya warga negara yang
melakukan transmigrasi ke daerah laen sehingga disinilah peran dan fungsi bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi antar suku bangsa yang berbeda agar tetap saling
berkomunikasi.
Pada masa pergerakan nasional, realitas berbagai elemen kebangsaan Indonesia
dipersatukan oleh bahasa Indonesia jelas bisa dirasakan dan memang benar-benar
terjadi. Bahasa Melayu Riau yang kemudian diberi nama bahasa Indonesia benar-
benar telah mampu menjadi wahana pemersatu berbagai elemen kebangsaan yang
beraneka ragam suku dan kepentingan politik. Untuk menggambarkan keberadaannya,
Bahren mengungkapkan bahwa ketika itu keberadaan bahasa Indonesia memang telah
dihubung-hubungkan dengan perannya sebagai alat pemersatu bangsa. Dan keperluan
terhadap bahasa pemersatu tersebut lambat laun tumbuh lebih kuat ketika kesadaran
nasionalisme menandai pertumbuhan beberapa organisasi masa (Siregar dalam
Dardjowidjojo, 1996).
Manfaat yang diperoleh dengan mempelajari bahasa Indonesia adalah dapat
menjadi alat berkomunikasi dengan sesama warga negara Indonesia, selain itu
mempelajari bahasa Indonesia juga agar kita tahu apa saja aturan yang ditetapkan
pada penggunaan bahasa itu sendiri, seperti penggunaan kosakata, kata kiasan,
perumpamaan, dan lain sebagainya.
a. Politik
Secara politis beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat menjadi
pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi: bendera negara Sang Merah Putih,
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara
Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia raya. Bentuk-bentuk identitas
nasional ini telah diatur dalam peraturan perundang-undangan baik dalam UUD 1945
maupun dalam peraturan yang lebih khusus. Bendera, bahasa dan lambang negara
serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan perundang-undangan khusus yang
ditetapkan dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Dasar pertimbangan tentang bendera,
bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan Indonesia diatur dalam undang-
undang karena:
1. Bendera, bahasa, dan lambang negara serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol
kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945
2. Bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia
merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa,
kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita
bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

Salah satu simbol jati diri bangsa Indonesia itu adalah bahasa, dalam hal ini tentu
bahasa Indonesia. Hal itu sejalan dengan semboyan yang selama ini kita kenal, yaitu
“bahasa menunjukkan bangsa” Dengan adanya sebuah bahasa yang dapat
mempersatukan berbagai macam bahasa yang berbeda dari berbagai suku daerah di
Indonesia, sehingga setiap orang dari masing-masing daerah dapat mengerti dan
menjalin komunikasi antar warga Indonesia dengan baik.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia mewakili jati diri bangsa
Indonesia yang harus kita junjung tinggi disamping bendera dan lambang negara.
Didalammelaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentu harus memiliki identitas
tersendiri sehingga dapat serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain.Bahasa
Indonesia dapat memiliki identitas sendiri jika masyarakat mau menggunakan,belajar,
membina dan mengembangkan sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia itu
sendiri murni tanpa campuran dari unsur bahasa lain, terutama bahasa asing.

b. Sosiologi
Secara sosiologis identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi,
komunikasi dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan
panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca
kemerdekaan. Identitas nasional pasca kemerdekaan dilakukan secara terencana oleh
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan melalui berbagai kegiatan seperti upacara
kenegaraan dan proses pendidikan dalam lembaga pendidikan formal atau non formal.
Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antar etnis, antar budaya, antar bahasa, antar
golongan yang terus menerus dan akhirnya menyatu berafiliasi dan memperkokoh
Indonesia.

2. Integrasi Nasional
a. Pengertian Integritas Nasional
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang
didalamnya terdapat sebuah perbedaan ras, suku, bahasa,maupun agama. Untuk
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ditengah banyaknya perbedaan tersebut,
maka diperlukan suatu integrasi nasional yang berpedoman pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Integrasi sendiri berasal dari bahasa latin, “integer” yang berarti utuh atau
menyeluruh. Berdasarkan arti etimologis integrasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan
nasional atau “nation” berarti bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang
yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu
kekuasaan politik.
Pengertian integrasi nasional menurut Kurana merupakan kesadaran identitas
bersama di antara warga negara. Artinya, meskipun memiliki kasta, agama, dan
daerah, serta bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa semua adalah
satu. Disamping itu, menurut Suroyo integrasi nasional mencerminkan proses
persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai
perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi menjadi satu
bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama.
Dari pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa
Indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi
satu kesatuan bangsa secara resmi. Secara umum ada beberapa aspek yang meliputi
sebuah integrasi nasional, antara lain :
1) Integrasi Politik
Dalam tataran integrasi politik ada 2 dimensi yaitu vertikal dan horizontal.
Dimensi vertikal menyangkut hubungan antara elite politik dengan massa
pengikut maupun antara penguasa dan rakyat. Hal ini guna menjembatani celah
perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipasif.
Sedangkan dimensi horizontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan
masalah territorial, antardaerah, antarsuku, umat beragama, dan golongan
masyarakat Indonesia.
2) Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi yaitu terjadinya saling ketergantungan antardaerah dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Adanya saling ketergantungan
menjadikan wilayah dan masyarakat melakukan kerjasama yang saling
menguntungkan.
Disisi lain, integarasi ekonomi adalah penghapusan hambatan-hambatan
antardaerah yang memungkinkan ketidaklancaran hubungan antarkeduanya.
Contohnya, peraturan, norma, prosedur, atau pembuatan aturan bersama yang
mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.
3) Integrasi Sosial-Budaya
Integrasi sosial-budaya merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat, sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebut meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaaan, sistem nilai, dan
lainnya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu dari kelompok-
kelompok sosial-budaya dalam masyarakat, misalnya suku, agama, dan ras.

b. Pentingnya Integrasi Nasional


Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara.
Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika
masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka
akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugianberupa fisik materill seperti
kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun
kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan
juga tekanan mental yang berkepanjangan.
Disisi lain banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang
mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan
masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan
demikian negara yang senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk
mewujudkan kemajuan.Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang
tidak mungkin diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan
potensi integrasi juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan.Persamaan
kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai
tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan
agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi
konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan
cara dan sikap yang tepat.
Namun apapun kondisi integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat
dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara, dan oleh karena itu perlu
senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti
kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat mengancam
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan. Sejarah Indonesia adalah
sejarah yang merupakan proses dari bersatunya suku-suku bangsa menjadi sebuah
bangsa. Ada semacam proses konvergensi, baik yang desengaja maupun tidak
disengaja, ke arah menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan negara dan
bangsa.

c. Keterkaitan Integrasi Nasional dengan Disintegrasi


Integrasi adalah penyatuan, keterpaduan antara elemen atau unsur yang ada di
dalamnya. Sedangkan disintegrasi adalah ketidakpaduan, keterpecahan di antara
unsur-unsur yang ada.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi
adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau
persatuan; perpecahan.Jika integrasi menimbulkan dampak berupa konsensus maka
disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseteruan dan
pertentangan.Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antargolongan
dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan.
Permasalahan utama dalam proses integrasi masyarakat majemuk bukan terletak
pada kemajemukannya atau perbedaan faktor kebudayaan tetapi pada faktor ekonomi
dan politik.Sektor ekonomi dan politik lebih berpotensi besar menjadi pemicu
berlangsungnya konflik dalam masyarakat majemuk, baik antaragama, suku bangsa,
daerah maupun antara golongan minoritas dan golongan mayoritas.

Anda mungkin juga menyukai