Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakng

Makalah dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaan
dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern
ini makhluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam
ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap pembelajaranya manusia
selalu mendapatkan masalah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu
yang ditelitinya. Dalam hal ini meneliti ASAL USUL KEHIDUPAN yang jadi
permasalahan dari sejak berabad abad tahun yang lalu sampai sekarang
karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam
dan makhluk hidup yang ada disekitarnya.

Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan
itu sendiri. Selain itu penulis juga ingin memperdalam ilmu pengetahuan
dimana telah kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang
mampu dibuktikan kebenaranya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah
pratikum biologi umum itu sendiri.

Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran,
maka dari itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan
menerangkan asal usul kehidupan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Kehidupan itu ?
2. Dari manakah asal kehidupan ?
3. Dimanakah unsur kehidupan itu pertama kali timbul?

C. Tujuan
1. Mengetahui asal mula kehidupan di bumi dari beberapa teori yang
ada.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Mula Kehidupan

Asal mula kehidupan adalah salah satu hal yang paling banyak dipertentang
kan secara sudut pandang, yaitu sudut pandang ilmu pengetahuan modern,
penelitian terbaru dan sudut pandang agama islam

1. Ilmu Pengetahuan modern

Ilmu pengetahuan modern mempunyai beberapa hipotesis ataupun teori


tentang asal mula kehidupan dibumi ini, antara lain :

a. Teori Abiogenesis

Sebelum abad ke-17 orang beranggapan bahwa makhluk hidup termasuk


secara spontan

“Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda


tidak hidup atau makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal
teori Generatio Spontanea”

Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani


Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17,
dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang
dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil
yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung
paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini
seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil
pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi
judul “Living in a drop of water“.
 Teori Abiogenesis Klasik

Tokoh pencetus teori ini yaitu Arsitoteles dan Jhon Nedham, Pada
percobaan Arsitoteles, tanah yang direndam air akan muncul cacing. Pada
percobaan Nedham kaldu direbus dalam wadah selama beberapa menit,
setelah itu wadah ditutup menggunakan gabus. setelah beberapa hari,
terhadap bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa
bakteri berasal dari kaldu.

 Teori Abiogenesis Modern

“Teori ini dicetuskan oleh Alexander Oparine dan Haldane. Menurut mereka
pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana, amonia, air dan gas
hidrogen. Dengan adanya energi alam (halilintar dan sinar kosmis) gas gas
itu berubah menjadi molekul organik sederhana jenis substansi asam
amino. Selama berjuta berjuta tahun, senyawa organik itu terakumulasi
dicekungan perairan membentuk premordial soup (campuran materi
dilautan panas) Premordial soup lalu membentuk monomer. Monomer
membentuk poliemer. Poliemer membentuk protobion (bentuk awal sel).

Pendapat Alexander Oparin didukung oleh Harold Urey dan Stanley Miller.
Harold Urey dan Stanley Miller melakukan percobaan untuk membuktikan
kebenaran teori Oparin dan Haldane seperti gambar dibawah ini:
“gas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2)”

Kedua teori ini memiliki perbedaan, salah satu perbedaan yang paling
mendasar adalah abiogenesis modern merupakan penjelasan mengenai
asal usul fenomena kehidupan sementara abiogenesis klasik yang
diutarakan oleh Aristoteles menjelasakan bagaimana sebagian hewan atau
tumbuhan tertentu (tampak) secara rutin muncul tanpa melalui reproduksi.
Perbedaan lainya dari segi mekanisme. Abiogenesis modern didasarkan
pada pengetahuan biokimia modern sementara abiogenesis klasik
didasarkan konsep konsep klasik seperti prinsip material, prinsip gerakan
dan prinsip ruh. Ketidakterbuktianya abiogenesis klasik sekarang sudah
tidak kontroversial lagi dikalangan biologiwan profesional.

b. Teori Biogenesis

Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk


hidup sebelumnya. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori
abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori biogenesis adalah
Francesco Redi (1626-1697). Abbe Lazzaro Spallanzani (1729-1799), dan
Louis Pasteur (1822-1895). Ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan dan
membuktikan teori biogenesis.

 Percobaan Francesco Redi

Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk


menentang teori abiogenesis. Redi melakukan percobaan dengan
melakukan percobaan dengan menggunakan daging segar dan stoples.

Redi berhasil membuktikan bahwa ulat pada daging berasal dari telur lalat,
dia menyimpulkan bahwa kehidupan berasal dari telur atau omne vivum ex
ovo’[4]
 Percobaan Lazzaro Spallanzani

Pada percobaan Spallanzani, digunakan air rebusan dari daging atau air
kaldu.
Larazzo membuktikan bahwa jasad renik yang mencemari kaldu dapat
membusuk kaldu. Bila kaldu dididihkan kemudian ditutup rapat maka
pembusukkan tidak akan terjadi. Dia menyimpulkan bahwa telur berasal
dari jasad hidup tau omne ovo ex vivo’[5]

 Percobaan Louis Pasteur

Louis Pasteur adalah seorang ahli biokimia dari perancis yang berhasil
menumbangkan teori abiogenesis . Hasi percobaannya tidak dapat
disanggah lagi oleh pendukung teori abiogenesis. Percobaan yang
dilakukan Louis Pasteur ini sebenarnya penyempurnaan dari percobaan
yang dilakukaan oleh spallanzani. Pasteur menggunakan labu berleher
seperti angsa dalam percobaan labu berleher seperti angsa ini diisi dengan
air kaldu. Fungsi dari labu leher angsa ini adalah agar hubungan antara
labu dan udara luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen.
Dia berkesimpulan harus ada kehidupan sebelumnya agar timbul
kehidupan baru atau vivum ev vivo.

2. Penelitian Terbaru

Mike Russel peniliti Jet Propultsion Laboratory Badan Penerbangan dan


Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA). Dalam tiga makalah ilmiah
yang ikut ditulisnya. Mengurikan bahwa kehidupan bermula dari vertilasi
hidrotermal di dasar laut. Dalam dua makalah ilmiah di jurnal
Philosophical Transactions Of the Royal Society B,Russel menjelaskan
bahwa pada awalnya,cairan alkali di ventilasi hidrotermal dan air laut
purba saling berinteraksi.

Interaksi cairan alkali yang mengandung hydrogen dan metana serta air
laut purba yang mengandung karbon dioksida kemungkinan menghasilkan
asetat, senyawa sejenis cuka . asetat inilah yang kemudian berkembang
menjadi basis kehidupan.
Makhluk hidup kini tersusun atas senyawa organik,seperti karbohidrat,
protein dan sebagainya. Russel menguraikan bahwa katalis yang
membentuk molekul organic dan hidrokarbon bisa terbentuk dari molekul
antarganik. Sementara itu, makalah ilmiah yang dipublikasikan di
Biochimica Acta menguraikan kemiripan antar enzim kehidupan purba dan
mineral yang mengendap di ventilasi hidrotermal. Menurut Russel, fakta
itu menunjukkan bahwa terciptanya kehidupan tidak membutuhkan
terciptanya katalis terlebih dahulu

Russel mmenguraikan di situs web NASA mengenai risetnya bahwa pada


alkali di sumber panas dasar laut menentukan apa yang kita percaya
sebagai cara paling mungkin berawalnya kehidupan di Bumi dan energi
yang menyuplainya.

1. Sudut Pandang Agama Islam

Dari penelitian-penelitian yang telah disebutkan seperti di atas , belum ada


kesimpulan yang dapat diambil. Dan belum terjamin kebenarannya. Ada
satu teori yang mungkin dapat dijadikan pegangan untuk kita semua,yakni
menurut Al-Qur’an merupakan kebenaran yang datangnya langsung dari,
yaitu Allah SWT Yang Maha Esa. Penciptaan alam semesta beserta isinya
memang mengandung makna yang dalam.
Allah SWT sebagai Sang Pencipta, menciptakan jagat raya ini tidak langsung
berbentuk dan langsung bisa di tempati akan tetapi melalui tahapan dan
jangka waktu, buka karena allah tidak mampu untuk melakukannya akan
tetapi manusia di ajarkan untuk berfikir bagaimana proses terjadinya bumi
dan langit,hingga diantara dari ratusan milyar planet hanya bumi yang bisa
ditempati untuk makhluk hidup.

Menurut firman allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang menjelaskan


bahwa penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah 6 masa. QS.
Qaaf ayat 38,yang berbunyi.
“ Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami sedikitpun tidak
ditimpa keletihan.”
Keenam masa dalam Al-Qur’an yang disebutkan yakni 2 masa
merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan
fondasi, lalu 2 msa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-
bintang, dan masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk
hidup yang menepati bumi.

BAB III
PENUTUP
Simpulan

Berdasarkan penjelasan mengenai pembahasan diatas, kami penulis dapat


menarik kesimpulan bahwa asal mula kehidupan dapat dilihat dari sudut
pandang ilmu pengetahuan modern, penelitian terbaru, dan sudut pandang
agama.

Anda mungkin juga menyukai