Fakultas hukum
Universitas Nusa Nipa
Maumere
2020
1. Kebijakan publik
A. Ciri Ciri Kebijakan Publik
Adapun karakteristik atau ciri ciri kebijakan publik diantaranya:
• Kebijakan Publik merupakan suatu arahan dalam tindakan dari seseorang, kelompok
ataupun pemerintah.
• Kebijakan Publik dilakukan oleh seorang actor
• Kebijakan Publik merupakan sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan
pemerintah
• Kebijakn Publik merupakan sebuah bentuk konkret negara dengan rakyatnya
• Kebijakan Publik merupakan suatu rangkaian sebuah instruksi/perintah, contohnya
Undang-Undang
B. Tujuan Kebijakan Publik
Adapun tujuan perumusan atau pembuatan kebijakan publik yaitu:
Kebijakan ini dibuat oleh pemerintah atau lembaga negara yang ada pusat untuk mengatur
semua warga negara dan seluruh wilayah Indonesia.
Kebijakan Daerah
Kebijakan ini dibuat oleh pemerintah atau sebuah lembaga Daerah untuk mengatur
daerahnya masing-masing.
2. Pengertian Hukum
Hukum merupakan sistem yang ditentukan oleh lembaga berwenang untuk membatasi
tingkah laku manusia, mengandung perintah atau larangan untuk melakukan sesuatu.
Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem hukum campuran dengan sistem
hukum utama yakni hukum ropa Kontinental. Selain menerapkan sistem hukum itu, di
Indonesia berlaku sistem hukum adat dan sistem hukum agama.
2. Karl Max
Pengertian hukum menurut Karl Max adalah suatu cerminan dari hubungan hukum
ekonomis suatu masyarakat dalam suatu tahap perkembangan tertentu.
3. Aristoteles
Pengertian hukum menurut Aristoteles adalah sebagai kumpulan yang tidak hanya mengikat
tetapi juga hakim bagi masyarakat. Dimana undang-undanglah yang mengawasi hakim
dalam melaksanakan tugasnya untuk menghukum orang-orang yang bersalah atau para
pelanggar hukum.
• Hukum akan mengatur perbuatan manusia, berisi perintah dan larangan untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatau dengan tujuan supaya tidak merugikan
kepentingan umum dan perilaku manusia tidak bersinggungan.
• Peraturan hukum ditentukan oleh badan atau lembaga berwenang. Peraturan hukum
tidak boleh dibuat oleh setiap orang, tetapi oleh lembaga yang mempunyai
kewenangan yang sifatnya mengikat dengan masyarakat
• Peraturan hukum yang sifatnya memaksa. Hukum dibuat bukan untuk dilanggar tetapi
ditaati
• Hukum mempunyai sanksi tegas kepada setiap pelanggar hukum
Tujuan Hukum
Ada dua teori tentang tujuan hukum yang dikenal dalam literatur hukum yakni teori etis dan
teori utilities.
• Teori Etis. Hukum yang tujuannya semata-mata untuk meraih keadilan dan
memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya.
• Teori Utilities. Hukum yang tujuannya memberikan manfat untuk sebanyak-
banyaknya orang dalam masyarakat.
Hakim juga bertujuan untuk menjaga dan mencegah setiap orang untuk tidak menjadi hakim
terhadap diri sendiri. Tetapi pada hakikatnya, tujuan hukum merupakan untuk memberikan
kebahagiaan dan keadilan.
• Menurut Aristoteles (Teori Etis), tujuan hukum secara utuh adalah untuk meraih
keadilan. Artinya memberikan kepada setiap orang apa yang sudah menjadi haknya.
• Menurut Jeremy Bentham (Teori Utilities), tujuan hukum untuk mencapai manfaat, yang
berarti hukum akan menjamin kebahagiaan untuk sebanyak-banyak orang.
Fungsi Hukum
Sifat Hukum
Terdapat sifat hukum, antara lain:
Hukum perdata Eropa yang sekarang berlaku di Indonesia, yang terutama adalah Kitab Undang-
undang Hukum Perdata (KUHPerdata) hasil konkordansi (kebijakan modifikasi dan adaptasi dari
Kitab Undang-undang Hukum Perdata Hindia Belanda serta dalam lingkup yang lebih luas juga
berlaku Kitab Undang-undang Hukum Dagang Hindia Belanda.
Hal ini harus dipahami bahwa dalam lingkup hukum perdata kebijakan pluralisme diberlakukan
bagi masyarakat kita. Kebijakan ini menyiratkan adanya kebebasan setiap orang untuk memilih
aturan hukum perdata yang paling tepat bagi dirinya dalam melakukan hubungan hukum
terhadap orang lain. Dengan berlakunya kebijakan pluralisme ini sepintas mencerminkan adanya
kebebasan bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya dalam memilih hukum barat atau
hukum adapt bagi dirinya dalam melakukan tindakan atau hubungan hukum. Namun di pihak
lain tampak bahwa pluralisme terjadi akibat penjajahan, yang menyiratkan adanya
pengistimewaan bagi golongan eropa dan timur asing serta diskriminasi hukum bagi bumiputera
sebagai bangsa terjajah.
Hukum perdata tertulis sebagai salah satu pilihan hukum bagi bangsa Indonesia memiliki sejarah
berlaku di kalangan masyarakat kita, yang diberlakukan berdasarkan penggolongan masyarakat
yang pada waktu itu dibagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan eropa, yang menyiratkan
berbagai keistimewaan ; golongan timur asing serta golongan bumi putera.
Bagi golongan eropa jelas menggunakan hukum perdata yang berasal dari eropa. Tetapi dua
golongan terakhir, terutama bagi golongan bumi putera diberikan kesempatan untuk memilih
antara hukum eropa atau hukum adat mereka. Jika memilih hukum eropa, maka dikenal istilah
menundukkan diri, baik dengan cara terang-terangan maupun secara diam-diam. Secara terang-
terangan berarti orang bumi putera tersebut melakukan tindakan hukum di depan lembaga resmi
(pengadilan).
Tetapi jika dilakukan secara diam-diam maka tidak perlu melakukan tindakan tersebut, cukup
dengan kesepakatan antar pihak-pihak yang melakukan hubungan hukum.
Untuk memahami hukum perdata tertulis ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu memahami
berdasarkan sistematika ilmu pengetahuan dan sistematika berdasarkan konsep KUHPerdata.
Sistematika hukum perdata tertulis berdasarkan konsep ilmu pengetahuan hukum adalah
sistematika yang didesain berdasarkan siklus hidup manusia yaitu bahwa pada hakikatnya
kehidupan manusia berputar pada siklus lahir, berkembang dan berkeluarga, mencari
kesejahteraan serta setelah meninggal dunia, meninggalkan harta warisan kepada generasi
berikutnya yang terdiri atas empat bagian, yaitu :
1. Hukum perorangan , yang berisi tentang kedudukan orang dalam hukum serta hak
dan kewajiban serta akibat hukum yang ditimbulkannya ;
2. Hukum keluarga, yang berisi tentang hubungan suami isteri, orangtua anak serta
hak dan kewajibannya masing-masing ;
3. Hukum harta kekayaan, yang berisi sistem aturan tentang kedudukan benda dalam
hukum serta berbagai hak-hak kebendaan yang bisa diperoleh orang ;
4. Hukum waris, yang berisi tentang sistem aturan kedudukan benda yang
ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia dan cara pembagiannya terhadap
yang ditinggalkannya.
Agak berbeda dengan sistematika yang digunakan berdasarkan konsep ilmu hukum di atas
adalah sistematika hukum perdata tertulis yang digunakan oleh para penggagas KUHPerdata,
yaitu sebagai berikut :
1. Buku pertama berisi tentang orang, yang isinya berkisar tentang kedudukan hukum
perorangan dan hukum keluarga ;
2. Buku kedua berisi tentang benda, yang berisi tentang hukum harta kekayaan dan
hukum waris ;
3. Buku ketiga berisi tentang perikatan, yang berisi perikatan yang lahir dari undang-
undang dan dari persetujuan atau perjanjian ;
4. Buku keempat yang berisi tentang pembuktian dan kadaluarsa, yang berisikan
tentang alat-alat bukti yang bisa digunakan atau dihadirkan jika terjadi
persengketaan hukum serta tentang kedudukan benda sebagai akibat kadaluarsa
atau lampau waktu.
Hukum perdata yang pada awalnya dalam arti luas termasuk di dalamnya hukum dagang, sesuai
dengan pesatnya perkembangan jaman terutama dalam dunia perdagangan yang kini menjadi
tulang punggung kemajuan dunia, menyebabkan hukum dagang memisahkan diri dari induk
hukum perdata dan menjadi bidang ilmu tersendiri yang bahkan kini lebih dikenal dengan hukum
bisnis, yang meliputi hukum dagang, hukum industri, hukum perbankan, hukum transportasi, dan
bahkan hukum tentang dunia maya (cyber space), kini merebak diwacanakan, seiring dengan
penggunaan internet yang menjadi tren masyarakat dunia.