Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Fluida adalah zat yang bisa mengalir, yang mempunyai partikel yang mudah bergerak
dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida yang terhadap perubahan
bentuk sangat kecil, sehingga fluida dengan mudah mengikuti bentuk maupun ukuran dari
ruangan atau tempat yang membatasinya. Adapun fluida dibedakan menjadi dua bentuk
yaitu gas dan cair (Triadmodjo, 1996).
Khusus untuk fluida zat cair yang rentang terhadap suhu dan tekanan yang cukup
besar, maka massa jenis cairan (ρ) adalah tetap. Untuk kedalam cairan yang tidak terlalu
besar dapat diasumsikan bahwa kecepatan gravitasinya akan konstan dan pada kedalaman
ini akan terjadi variasi tekanan yang ada di dalam zat cair tersebut (Nasruddin, 2013).
Dalam statistika fluida, tidak terjadi pergerakan relative di antara partikel-partikel
fluida. Jadi, tidak terjadi tegangan geser (gaya geser disebabkan oleh gerakan kecepatan). Ini
tidak berarti bahwa partikel-partikel fluida tidak bergerak, hanya bahwa mereka tidak
bergerak relative satu terhadap yang lainnya. Jika partikel-partikel fluida tersebut bergerak,
seperti misalnya di dalam sekaleng air yang berputar di sumbunya. Pergerakan tersebut
terjadi sebagai sebuah benda padst.satu-satunya tegangan yang terjadi di dalam statistika
fluida adalah tegangan normal, yaitu tekanan. Tekanan yang bekerja pada suatu permukaan
lah yang menyebabkan terjadinya gaya-gaya dalam soal-soal yang juga turut mellibatkan
statistika fluida. Tiga jenis fluida antara lain adalah:
1.      Fluida diam, seperti dalam rancangan bendungan.
2.      Fluida yang mengalami percepatan linear.
3.      Fluida yang berputar pada sumbunya.
Hal diatas adalah pembagian jenis-jenis fluida (Potter dan David, 2011).
Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh
molekul-molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul
pada permukaan mengalami tarikan ke dalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di
dalam rongga cairan lebih besar dari pada gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang berada
di atas permukaan zat cair hal ini mengakibatkan permukaan cenderung mengkerut untuk
mencapai luas yang sekecil mungkin (Bismo dan Atastina, 2003).
Gaya terhadap sembarang bidang di dalam (atau yang membatasi) fluida yang diam
dan menderita tekanan, adalah normal terhadap bidang itu, bagaimana pun arah bidang itu.
Inilah yang dimaksud dengan ungkapan umum, bahwa tekanan ke dalam suatu fluida sama
besar ke segala arah. Tegangan di dalam zat padat dapat pula merupakan tekanan
hidrostatik, asalkan tegangan di semua titik permukaan zat padat itu bersifat
demikian.maksudnya, tegangan di semua titik permukaan zat pada itu bersifat demikian.
Maksudnya gaya persatuan luas haruslah sama di setiap permukaan (Nasruddin, 2013).
Hidrostatika adalah cabang hidraulika yang berkaitan dengan tekanan yang
dihasilkan dari berat fluida saat istirahat. Prinsip-prinsip hidrostatika disajikan dalam aplikasi
yang dibuat untuk masalah teknik hidraulika. Penggunaan prinsip-prinsip ini dalam
pembahasan masalah cairan yang bergerak dan metode penentuan forestly tambahan
disajikan dalam hal ini. Gaya persatuan luas yang bekerja pada suatu permukaan yang nyata
atau imajiner dalam cairan ini disebut intensitas tekanan atau hanya tekanan. Mungkin
menunjukkan bahwa tekanan pada setiap titik dalam cairan bertindak merata ke segala
arah. Gaya pada permukaan batas yang dihasilkan dari tekanan fluida harus normal ke
permukaan pada semua titik karena ketidakmampuan fluida beristirahat. Gaya permukaan
persatuan luas yang telah bekerja pada suatu permukaan yang nyata atau imajiner dalam
cairan ini disebiut intensitas tekanan atau hanya tekanan, mungkin menunjukkan bahwa
setiap tekanan pada setiap titik dalam cairan bertindak merata ke segala arah. Gaya pada
permukaan batas yang dihasilkan dari tekanan fluida harus normal ke permukaan pada
semua titik karena ketidakmampuan fluida untuk menggeser titik saat fluida beristirahat
(Brater dan Horace, 1976).
Gaya pada permukaan zat cair berkurang dengan meningkatnya temperatur dan
berubah jika ada larutan-larutan lain, umumnya gaya persatuan panjang diukur pada suhu
20o C, misalnya untuk air sebesar 73 dyne/cm = 0,075 N/M. beda tekanan pada keadaan
tersebut berhubungan dengan tegangan permukaan dan tekanan udara adalah P-P 0 dimana
beda tekanan akibat adanya gaya yang bekerja pada tiap elemen permukaan zat cair yang
arahnya tegak lurus besar tegangan permukaan pada fluida cair dapat dinyatakan sebagai
kerja yang dilakukan untuk memperbesar luas permukaan cairan persatuan luas atau yang
biasa disebut dengan energi permukaan (Nasruddin, 2013)
tegangan permukaan merupakan sifat suatu zat cair akibat pengaruh tegangan. Guna
mengetahui seberapa besar nilainya dilakukan pengukuran dengan menggunakan susunan
alat hasil rancangan yang menggunakan sensor induksi elektromagnetik, menggunakan
newtonmeter yang selama ini dipergunakan. Perancangan tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui apakah sensor induksi elektromagnetik dapat dipergunakan sebagai pengganti
newtonmeter dalam pengukuran tegangan permukaan zat cair (Indarmiati, 2008).

Dalam kajian fisika, terdapat salah satu topik yang mendapatkan perhatian khusus,
yakni mengenai Tegangan permukaan. Pernahkan anda mengamati titik-titik embun yang
terdapat pada permukaan daun atau rumput? Mengapa titik-titik itu berbentuk bola? Atau
pernahkan anda melihat pisau silet suatu waktu dapat mengapung di atas air? Mengapa
terjadi demikian? Secara Fisika, fenomena ini dapat terjadi karena adanya tegangan
permukaan. Tegangan permukaan adalah suatu kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan kulit tipis.
Dengan adanya tegangan permukaan, nyamuk dapat mengapung di atas permukaan
air, karena berat nyamuk dapat ditahan oleh kulit tipis yang menyelimuti permukaan air.
Seperti itu juga yang terjadi pada pisau silet yang dapat terapung pada permukaan air. 
Penyebab terjadinya Tegangan permukaan karena adanya kohesi di bawah zat cair
yang lebih besar dari pada kohesi dipermukaan zat cair, sehingga permukaan air akan
cendrung mengerut dan membentuk luas permukaan sekecil mungkin. Hal tersebut dapat
membuktikan bahwa titik-titik embun yang menempel di atas rumput berbentuk seperti
bola karena luas permukaan terkecil adalah bangun yang berbentuk bola.
Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kecil tegangan permukaannya. Dan semakin kecil tegangan permukaan, semakin
besar atau baik kemampuan air untuk membasahi benda. Penerapan tegangan permukaan
dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:
·      Sabun cuci sengaja dibuat untuk mengurangi tegangan permukaan air sehingga dapat
meningkatkan kemampuan air untuk membersihkan kotoran yang melekat pada pakaian.
·      Mencuci pakaian dengan air hangat atau air panas lebih bersih karena dengan suhu yang
tinggi tegangan permukaan akan semakin kecil dan kemampuan air untuk membasahi
pakaian yang kotor lebih meningkat lagi.
·      Alkohol dan antiseptik pada umumnya memiliki kemampuan untuk membunuh kuman, dan
mempunyai tegangan permukaan yang rendah sehingga dapat membasahi seluruh
permukaan kulit yang luka.
·      Itik dan angsa dapat berenang dan terapung di atas permukaan air karena bulu-bulunya
tidak basah oleh air. Jika air dicampur dengan detergen, maka tegangan permukaan akan
mengecil, itik dan angsa yang berenang bulu-bulunya akan basah sehingga itik dan angsa
tersebut dapat saja tenggelam.
·      Gelembung yang dihasilkan oleh air sabun merupakan salah satu contoh adanya tegangan
permukaan.

B.       Tujuan Percobaan


1.    Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair

2.    Menentukan tegangan permukaan zat cair


BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Definisi Tegangan Permukaan


Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan
sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini tegangan permukaan
mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi
bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh
seseorang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi seutas tali. (Martin, 1990).
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair
untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar
atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas
permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung
ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat
cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil
mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan  didefinisikan sebagai gaya F
persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua
fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan
permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi
antara cairan dan udara (Hamid.2010).
Tegangan permukaan bervariasi antar berbagai cairan. Air memiliki tegangan
permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk
droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu
lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa seranga dapat berjalan diatasnya (suminar, 2001).
B.       Macam-macam Metoda yang digunakan dalam Tegangan Permukaan
Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain
(Kosman dkk, 2005);
1.    Metode cincin de-Nouy
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar
permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya yang
dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin dalam
hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne.

2.    Metode kenaikan kapiler


Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat
digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur.
Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat tersebut akan naik ke dalam
pipa sampai gaya gesek ke atas diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat
cair.
      Komponen gaya ke atas akibat tegangan permukaan yaitu ;
      Keliling penampang pipa = 2 r
      Sudut kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler =  maka gaya ke atas total = 2 r
cos .

C.      Penyebab Terjadinya Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya
lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah
satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair
adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut
kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut
kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya
tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). (Ansel, 1985)
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada
molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka
terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian.
Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang
berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang
berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh
selaput elastis yang tipis. (Anief, 1993)
Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka gas/cair.
Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap
artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka
pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting. Tegangan permukaan adalah
gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur,
sedangkan tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang bias juga digambarkan
dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan. (Martin,
1990)
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non
polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, maka
molekul-molekul surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu lapisan
monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini mengakibatkan
turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi nolekul-molekul
surfaktan masuk ke dalam air membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi
pada saat misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK
ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan
permukaan. (Kosman, 2006).
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan permukaan adalah
dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat kedua CD
dengan panjang l yang dapat digerakkan sepanjang kawat U.
D.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1.      Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy
kinetik molekul
2.      Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk
lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa
disebut dengan surfaktan.
3.      Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang
jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari
surfaktan.
4.      Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka
tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik
antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
5.      Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat
larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa
solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena
mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya
solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai
konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

E.       Manfaat Tegangan Permukaan dalam Dunia Farmasi


1.    Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2.    penetrasi molekul melalui membrane biologis
3.    pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk
membentuk sediaan suspensi

Anda mungkin juga menyukai