PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan mamahami cara penetapan kadar suatu senyawa
secara nitritometri
1. Tujuan Percobaan
a. Menentukan kadar garam diazonium pada sampel sulfadiazin dengan
menggunakan metode titrasi diazotasi / nitritometri.
b. Membuat kertas kanji iodida.
c. Menentukan normalitas larutan NaNO3 dengan menggunakan sampel
sulfadiazin.
C. Prinsip Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
HCl
H2NSO2 NH2 + HNO2 H2NSO2 N+ Cl-
N + H2O
a. Suhu
Titrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil
dari 15°C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit
dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium
yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.
b. Kecepatan reaksi
Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak
lambat, titrasi sebaiknya dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi
diazotasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium
bromida sebagai katalisator. (Wunas, 1986 :115)
Sudah kita lihat bahwa dalam titrasi redoks ada dua jenis indikator,
indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu komponen yang bereaksi,
dan indikator oksidasi reduksi yang sebenarnya tidak tergantung dari salah
satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan selama titrasi. Pemilihan
indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan titrat,
dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut. Bila potensial
peralihan indikator tergantung dari pH, maka juga harus diusahakan agar pH
tidak berubah selama titrasi berlangsung. (Harjadi, 1986 : 227)
Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu
indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan
campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami
perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk
indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida . (Wunas, 1986 : 116)
Reaksi diazotasi merupakn reaksi yang memanfaatkan sifat benzena
yang bisa “diotak-atik” untuk membentuk suatu senyawa aromatik yang kita
inginkan. Biasanya reaksi diazotasi dimanfaatkan untuk mensintesis fenol
dikarenakan benzena tidak dapat langsung bereaksi dengan air (karena
benzena adalah senyawa non polar sedangkan air adalah senyawa polar).
Inti dari reaksi ini adalah, anilin direaksikan dengan NaNO2 bersama
HCl pada suhu dingin membentuk benzenadiazonium. Mekanisme reaksi
pada benzena dalam sintesis fenol yaitu :
NO2 NH2
HNO / H SO Sn/ HCl NaNO / HCl (0 o )
3 2 4 2 C
1 2 3
--
N=N- Cl OH
H2O, H+, O
4
Penjelasan dari reaksi diatas :
1. Ketika campuran asam nitrat dan asam sulfat (bereaksi secara in situ)
direaksikan dengan benzena, dalam perbandingan tertentu ion nitronium
(NO2-) yang merupakan spesies nukleofilik, kita tidak bisa secara
langsung mereaksikan benzena dengan asam nitrit untuk membentuk
nitrobenzena karena pada asam nitrit, adalah ion nitrit (NO 2-) yang
terdapat pada asam nitrit, dengan bahwa sesama muatan sejenis tidak
dapat bereaksi.
2. Secara in situ, Sn dan HCl akan bereaksi membentuk SnCl 2, yang
berperan sebagai reduktor lemah dalam reaksinya dengan nitrobenzena
sehingga anilin akan terbentuk.
3. Secara in situ asam klorida akan bereaksi dengan natrium nitrit (NO2-)
untuk membentuk asam nitrit. Reaksi ini diperlukan karena asam nitrit
tidak dapat dibuat secara langsung karena asam nitrit dengan mudah
teroksidasi menjadi asam nitrat (HNO3-) apabila tidak diisolasi dengan
benar. Reaksi 3 inilah yang disebut reaksi diazotasi dengan benzena
daiazonium sebagai produknya.
4. Benzenadiazonium tidak stabil pada suhu panas sehingga reaksi diazotasi
disarankan berlangsung pada suhu rendah (biasanya 0oC). Penambahan air
disertai protonisasi sebagai pemacu reaksi akan mensubtitusi klorida yang
terdapat dalam benzenadiazonium. Ingat bahwa klorida memiliki nilai
elektronegativitas yang besar sehingga sebanyak klorida
(benzenadiazonium) tersebut tidak begitu stabil. Dengan adanya
pemanasan hidroksi benzenadiazonium akan terurai dan tertata ulang
membentuk fenol. (http// chemis_try.com)
Selain penggunaan indikator luar digunakan pula :
Indikator Dalam
Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen
biru. Tropeolin OO merupakan indicator asam-basa yang berwarna merah
dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidari oleh adanya
kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna
sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi
biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi.
Pemakaian kedua indicator ini ternyata memiliki kekuarangan.
Pada indicator luar harus dikerahui dulu perkiraan jumlah titran yang
diperlukan, sebab kalau tidak tahu perkiraan jumlah titra yang dibutuhkan,
maka sering melakukan pengujian apakah sudah tercapai titik akhir titrasi
atau belum. Di samping itu, kalau sering melakukan pengujian,
dikhawatirkan akan banyak larutan yang dititrasi (sampel) yang hilang
pada saat pengujian titik akhir sementara itu pada pemakaian indicator
dalam walaupun pelaksanaannya mudah tetapi seringkali untuk mengatasi
hal ini, maka digunakan metode pengamatan titik akhir secara
potensiomerti.
Metode Potensiometri
Metode yang beik untuk penetapan titik akhir nitrimetri adalah
metode potensiometri dengan menggunakan electrode kolomelplatina yang
dicelupkan ke dalam titrat. Pada saat titik akhir titrasi (adanya kelebihan
asam nitrit), akan terjadi depolarisasi elektoda sehingga akan terjadi
perubahan arus yang sangat tajam sekitar +0,80 Volt sampai +0,90 Volt.
Metode ini sangat cocok untuk sampel dalam bentuk sediaan sirup yang
berwarna.
Tirtasi diazotasi dapat digunakan untuk :
a) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis
primer bebas seperti selfamilamid.
b) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic terikat
dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol dan
parasetamol.
Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus aromatic yang
terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis
lebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk
selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam
membentuk garam diazonium. Reaksi yang terjadi pada analisis suksinil
sulfatiazol.
c) Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti
kloramfenikol.
Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan kadarnya secara
nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk menghasilkan senyawa
amin aromatis primer.
Kloramfenikol yang mepunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu
dengan Zn/HCI untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang
bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk membentuk garam
diazonium.
Dalam farmakope indonesia, titrasi diazotasi digunakan untuk
menetapkan kadar adalah benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabletnya;
prokain HCl; sulfasetamid; sulfametazin; sufadoksin; sulfametoksazol;
tetrakain; dan tetakain HCl. (http//pharmaceutical world.blogspot.com)
Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa
senyawa-senyawa organik,khususnya untuk persenyawaan amina primer.
Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antarafenil amina primer
(aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk
garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan
persamaan yang berlangsungdalam dua tahap seperti dibawah ini :
NaNO2 + HCl → NaCl + HONO
Ar- NH2 + HONO + HCl → Ar-N2Cl + H2O
Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium
yang terbentu mudahtergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas
nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhudibawah 15oC. Reaksi diazotasi
dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.Reaksi
dilakukan dibawah 15oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium
akanterurai menjadi fenol dan nitrogen.
Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkankalium
bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan
warna dari pasta kanji iodideatau kertas iodida sebagai indicator luar.
Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenilsudah bereaksi seluruhnya,
kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pastakanji atas
kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan
perubahanwarna menjadi biru. Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan
didiamkan selama beberapamenit. Reaksi perubahan warna yang dijadikan
infikator dalam titrasi ini adalah :
KI +HCl → KCl + HI
2 HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + H2O
I2 + Kanji yod (biru)
Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran
tropiolin dan metilen blue sebagaiindikator dalam larutan. Titik akhir titrasi
juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometrimenggunakan platina
sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda sebagai elektroda
acuan.
Pada berbagai macam indikator yang digunakan dalam titrasi
nitrimetri ini, maka dapat dikatakan bahwa setiap indikator tersebut memiliki
keuntungan dan kerugian . salah satunya adalah indikator luar, dimana
keuntungan dari indikator ini adalah terjadinya perubahan warna yang jelas,
sedangkan kerugiannya adalah :
a. Pelaksanaan tidak praktis karena kita harus menggoreskan setiap kali
penambahan titran.
b. Larutan yang dititer harus didinginkan.
c. Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir titrasi.
(http// Scribs.com)
Reaksi kimia yang mungkin diperlukan sebagai basis dari penentuan
diazotasi anara lain :
a. Asam Basa
b. Kecepatan reaksi
Reaksi titrasi amin aromaik pada reaksi diazoatsi berjalan agak
lambat, titrasi sebaiknya digunakan secara perlahan-lahan dan dapat dikatalis
dengan penambahan natrium atau kalium bromida sebagai katalisator.
(Suadjadi,2007 : 245).
Pada titrasi diazotasi, reaksi harus memiliki persyaratan sebagai
berikut :
1. Reaksi harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu.
2. Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik
ekuivalensi.
3. Diharapkan reaksi berjalan dengan cepat sehingga titrasi dapat
diselesaikan dengan cepat.
B. Uraian Bahan
Pemerian :
serbuk hablur, kadang-
kadang berupa gumpalan
Kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai komponen dalam indikator kertas kanji.
METODE KERJA
HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
B. Perhitungan
Penetapan kadar kristal sulfadiazin
Mgrek sulfadiazin ~ Mgrek NaNO2
Mg/BM = N×V
Mg = N × V × BM
Mg = 0,0983 × 5 × 250,27
Mg = 123,007 mg
= 0, 123007gram
0 ,1 2 3007
% Kadar = × 100 %
0,0501
= 245,51 %
Mg = N × V × BM
Mg = 0,0983 × 4 × 250,27
Mg = 98,406 mg
= 0, 098406 gram
0,076265 0 , 0 9 8 4 0 6
% Kadar = × 100 %
0,0507 0,050 3
= 1 95,62%
245 ,51+1 95 , 62
% kadar rata-rata =
2
150,4241
= 220,57 %×100 %×100 %
223,209
C. Reaksi
1. Reaksi diazotasi antara sulfadiazin dengan NaNO2
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
HCl
H2NSO2 NH2 + HNO2 H2NSO2 N+ Cl-
N + H2O
+ I2
BAB IV
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :
1. Kadar kemurnian sulfadiazin adalah 245,51% sebanyak 0, 123007
gram dan 95,62% sebanyak 0, 098406 gram.
2. Kadar rata-rata sulfadiazin adalah 220,57 % yang berbeda dengan
literatur yakni mengandung sulfadiazin antara 98,0 % sampai dengan
102,0 %.
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Mohon alat dan bahan lebih dilengkapi dan diperbanyak
2. Untuk Asisten
Sebaiknya asisten dapat mendampingi praktikan saat praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Gholib Ganjar, Ibnu dan Rohman, Abdul. 2009. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka pelajar
(http//pharmaceutical world.blogspot.com)
(http// scribs.com)
SKEMA KERJA
+ 1 ml HCl Pekat
Dinginkan saring