Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR ASESMEN

PPG DALAM JABATAN


Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
2018

Hak cipta © Direktorat Pembeljaran, Dit Belmawa. Kemenristekdikti RI, 2018


Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

• Menguasai secara mendalam tentang


hakikat, tujuan dan prinsip dasar melakukan
asesmen dalam bimbingan dan konseling
serta ilmu yang mendukung pemahaman
individu dan ilmplikasinya
Perbedaan pengukuran, evaluasi, tes
dan asesmen
Pengukuran Evaluasi Tes Asesmen
sebagai proses merupakan suatu proses sistematis asesmen individu
pemberian/penem penyelidikan/ dan sering adalah suatu cara
patan/assigment investigasi distandarisasi untuk untuk memahami,
angka untuk suatu karakteristik dan pengambilan menilai, atau
objek atau manfaat suatu sampel dan menaksir
peristiwa tertentu program. Tujuannya menggambarkan karakteristik,
adalah untuk suatu minat potensi, dan atau
memberikan perilaku individu masalah-masalah
informasi tentang atau kelompok. (gangguan) yang
efektivitas progam ada pada individu
sehingga dapat atau sekelompok
mengoptimalkan individu.
hasil, efisiensi, dan
kualitas.
Pengertian Asesmen
• asesmen individu adalah suatu cara untuk
memahami, menilai, atau menaksir
karakteristik, potensi, dan atau masalah-
masalah (gangguan) yang ada pada individu
atau sekelompok individu. Cara-cara yang
digunakan itu mencakup observasi, interview,
skala psikologis, daftar cek, inventory, tes
proyeksi, dan beberapa macam tes.
Tujuan Asesmen
• Menurut Aiken (1997: 11), tujuan utama
asesmen baik tes maupun non tes adalah
untuk menilai tingkah laku, kecakapan mental,
dan karakteristik kepribadian seseorang dalam
rangka membantu mereka dalam membuat
keputusan, peramalan, dan keputusan tentang
seseorang.
Prinsip Dasar Asesmen
(Gibson, 2011 : 384 – 386)
• Setiap manusia itu unik dan setiap keunikan ini memiliki
nilai. Konselor seharusnya menghargai keunikan masing-
masing individu.
• Keberagaman ada dalam setiap individu.
• Human asessment menuntut adanya partisipasi langsung
seseorang di dalam penilaian terhadap pribadi mereka.
• Human asesmen yang akurat dibatasi oleh personel dan
instrumen.Penggunaan teknik asesmen secara efektif
bergantung pada pengakuan akan batasan instrumen dan
personil selain juga penerimaan akan potensi mereka.
• Tujuan human asesmen adalah identifikasi potensi yang unik
dari masing-masing orang.
• Dalam melakukan human asessment hendaknya mengikuti
pedoman profesional yang sudah dibuat dan disepakati oleh
organisasi profesional.
Kedudukan Asesmen dalam bimbingan

Sumber
https://www.slideshare.net/komisariatimmbpp/13
Kode Etik Penggunaan Asemen
dalam Bimbingan dan Konseling
(Furqon & Sunarya, 2013: 231)

 Orang yang berhak menggunakan instrumen asesmen adalah seseorang yang


terlatih dan memiliki kualifiaksi tertentu yang sudah ditetapkan oleh organisasi
profesi.
 Pelaksanaan pemberian asesmen harus memperhatikan kondisi konseli.
 Kapan instrumen di berikan. Ini berkaitan dengan waktu pelaksanaan dan tujuan
pengetesan.
 Cara mengkomunikasikan hasil. Hasil asesmen harus diberitahukan kepada konseli.
Artinya konseli harus tahu atau memahami hasil asesmen.
 Kerahasiaan hasil. Data hasil asesmen akan menyangkut diri seseorang karena itu
sampai batas-batas tertentu harus dirahasiakan oleh konselor( sepanjang
menyangkut pribadi). Tetapi manakala seseorang berhadapan dengan hukum, dan
pihak tertentu memerlukan data tersebut, maka menjadi kewajiban konselor untuk
memberikannya.
 Sikap dalam memperlakukan hasil. Hasil asesmen bukanlah segalanya tentang
peserta didik. Karena selain setiap instrumen asesmen memiliki keterbatasan,
setiap instrumen juga memiliki kekhususan penggunaan. Dengan demikian, guru
pembimbing jangan terlalu terpaku pada hasil rekomendasi suatu asesmen

Anda mungkin juga menyukai