Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ilmu berasal dari kata Arab "ilm", yaitu masdar dari kata 'alima yang artinya "tahu". Islam
memandang bahwa baik ilmu (sains) maupun pengetahuan (knowledge), keduanya
bersumber dari Allah. Dia-lah Allah yang mengajarkan pada manusia (dan selain
manusia) ilmu dan pengetahuan (Q.S.al-Baqarah:32 dan Q.S.al-‘Alaq:5). Allah
“menurunkan” wahyu (al-Qur`an, hadis) dan menyediakan alam semesta sebagai sumber
ilmu dan pengetahuan. Agar manusia dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan dari dua
sumber ini, maka Allah memberikan panca indra, akal, dan hati kepada manusia sebagai
sarana mencari ilmu dan pengetahuan.
Islam memberi perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan karena pengetahuan
sangatlah penting untuk manusia. Hal ini ditunjukkan dengan kelebihan Adam AS yang
mampu menyebutkan nama benda secara lengkap, sedangkan para malaikat tidak mampu
melakukan dan juga wahyu yang pertama kali turun memerintahkan untuk iqra’ atau
membaca.
Di samping itu, dalam al-Qur'an terdapat banyak ayat dalam bentuk yang bervariasi
menyuruh manusia untuk menggunakan akalnya dengan baik, memikirkan alam
disekelilingnya, mengingat dan menyebut penciptanya yaitu Allah SWT. Sejumlah ayat
yang memerintahkan manusia menggunakan akalnya untuk berpikir antara lain: surat al-
Hajj:46, Ali-Imran:190-191, al-Rum:8, al-Ankabut:43, al-A'raf:185, Fathir:27-28,
Yunus:101, Luqman:29 dan 31, Ibrahim:32-34, dan al-Anbiya':30-31.
Sejarah Islam juga menyebutkan bahwa saat umat Islam meraih kemenangan dalam
perang Badar, umat Islam mendapatkan banyak tawanan. Uniknya, para tawanan tersebut
bisa bebas bila mereka mengajarkan baca-tulis pada umat Islam. Sebuah kebijakan yang
sungguh tidak lazim bagi masyarakat Arab saat itu.
"Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak
menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan
tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya" (Q.S. al-Rum:8).
Islam tidak membedakan antara spiritualis dengan kehidupan dunia, keduanya saling
berkaitan dan membutuhkan. Seorang muslim yang beriman akan mengaplikasikan
keimanan yang diyakininya dalam selurug aspek dan bidang kehidupannya.
Dalam Islam, iman, ilmu, dan amal adalah kesatuan yang utuh, yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya. Perbuatan baik orang Islam tidak bernilai ibadah bila
tidak didasari iman dan taqwa. Sama halnya dengan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak bernilai ibadah dan tidak menghasilkan kemaslahatan bagi manusia
dan lingkungannya bila tidak dikembangkan berdasar iman.
Dengan ini, ajaran Islam tidak dikenal bertentangan antara iman, ilmu pengetahuan dan
teknologi dan amal saleh. Iman dan ibadah adalah wahyu dari Allah, sedangkan ilmu
pengetahuan bersumber dari Allah yang diperoleh manusia melalui penelitian terhadap
alam semesta ciptaan Allah. Apabila ilmu pengetahuan bertentangan dengan iman, maka
ilmu tersebut perlu dikaji ulang. Sangat mungkin saat itu, akal belum mampu menjangkau
hakikat kebenaran.
4. Uraikan fungsi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam kehidupan? Identifikasi
fungsi-fungsi lainnya berdasarkan pengalaman anda!
5. Jelaskan keutamaan orang yang berilmu? Kemukakan dalil al-Qur`an dan dalil logika-
empiris!
Orang berilmu adalah orang yang sangat mulia dalam pandangan Islam, dan mendapat
tempat yang sangat terhormat. Allah memberikan kedudukan yang tinggi pada orang
berilmu. Penggalan Q.S. al-Mujadalah:11 menyatakan: "Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat" (Q.S. al-Mujadilah:11).
Dikatakan juga dalam hadis ”Akan ditimbang nanti pada hari kiamat, tinta yang dipakai
menulis para ulama dan darah para pahlawan yang mati syahid membela agama” (H.R.
Ibnu Abdil Bar).
Rasul Allah SAW mengatakan pula bahwa orang-orang yang berilmu pengetahuan
(ulama) merupakan pewaris para Nabi (H.R. Abu Daud dan al-Turmudzi).
Rasul Allah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah, bagaikan
keutamaan bulan purnama atas sekalian bintang-bintang” (HR. Abu Daud dan al-
Turmudzi).
6. Sebutkan tanggung jawab Ilmuwan? Buatlah analisis pelaksanaan tanggungjawab tersebut
di masyarakat saat ini!
Semangat bangkit dari keterpurukan dimulai dari potensi internal dan eksternal yang
dimiliki umat Islam. Secara individual umat Islam memiliki potensi yang besar untuk
maju namun secara kolektif masih banyak kelamahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat
dari masih sering berseteru dalam hal perbedaan fiqh furu’iyah(tidak asasi) yang tidak
perlu diperdebatkan, misalnya penggunaan qunut dalam sholat subuh. Harusnya energi
umat Islam diarahkan untuk mengkaji ayat-ayat al-Qur`an dan ayat-ayat kauniyah berupa
fenomena alam semesta demi mengembangkan ilmu pengetahuan. Penghayatan makna al-
Qur’an yang dalam akan menginspirasi umat Islam untuk bisa bangkit dan maju dengan
penuh semangat. Aspek eksternalnya, Umat Islam seharusnya tidak menutup diri dari
tradisi dan ilmu yang datang dari umat non-muslim. Jadi umat Islam harus mempelajari
seluruh prestasi Barat Modern untuk akhirnya bisa bersaing dengan mereka. Spirit
kemajuan ini harus berjalan beriringan dengan moralitas al-Qur’an supaya umat Islam
tidak terjerumus pada hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam.
Kebudayaan berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Peradaban memiliki arti kemajuan (kecerdasan,
kebudayaan) lahir batin.
Perbedaan keduanya menurut Effat al-Sharqawi (dalam Yatim,2004:1), kebudayaan
merupakan bentuk ungkapan tentang semangay mendalam suatu masyarakat, sedangkan
peradaban lebih berkaitan dengan wujud kemajuan mekanis dan teknologis. Kalau
kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral,
maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.
Kebudayaan Islam adalah seluruh aktifitas manusia yang secara inspiratif bersumber dari
al-quran dan hadis Nabi Muhammad SAW. Kebudayaan Islam adalah perwujudan dari
akhlak yang berasal dari al-quran. Sedangkan wujud dari seluruh aktifitas budaya Islami
yang kongkrit dan dapat diindera oleh manusia adalah bentuk dari peradaban Islam.
9. Mulai dari manakah Islam masuk ke Indonesia, Jelaskan dengan menyebutkan kerajaan-
kerajaan Islam di masa Awal penyebaran Islam di Indonesia!
Kerajaan Islam pertama yaitu Samudera Pasai di pesisir timur laut Aceh pada pertengahan
abad 13 M. Daerah ini mulai disinggahi pedagang muslim abad ke 7 dan 8 M. Pendirinya
Malik al-Shaleh masuk islam berkah pertemuannya dengan Syaikh Ismail, utusan Syarif
Makah. Selanjutnya adalah Kerajaan Aceh, puncak kejayaan kerajaan Aceh saat dipimpin
Sultan Iskandar Muda (1608-1637 M) mulai dari Aceh, tanah Gayo, Minangkabau semua
dimasuki oleh Islam.
Di wilayah Jawa, terdapat kerajaan Islam Demak. Di bawah pimpinan Sunan Ampel
Denta, Wali Songo sepakat untuk mengangkat Raden Patah menjadi raja Demak yang
pertama. Pada masa Sultan Trenggono (memerintah tahun 1524-1546 M), sultan Demak
yang ketiga, Islam dikembangkan ke seluruh tanah Jawa hingga ke Kalimantan Selatan.
Selain ketiga kerajaan tersebut, perkembangan Islam terus mengalami perkembangan. Di
Jawa setelah Demak runtuh dilan-jutkan oleh kerajaan Pajang di Kartasura, kerajaan
Mataram Islam di Yogyakarta, kesultanan Cirebon, dan Banten. Di Kalimantan berdiri
kerajaan Banjar dan kerajaan Kutai. Selain itu berdiri pula kerajaan-kerajaan di Maluku,
Sulawesi (Gowa-Tallo, Wajo, Soppeng, dan Luwu).
Wujud dari peradaban Islam di Indonesia bisa dibagi menjadi tiga; 1) birokrasi
keagamaan. Di semua kerajaan Islam, penasehat raja adalah para ulama‟. 2) Ulama‟ dan
karya-karyanya. Ulama muslim terkenal pertama di Indonesia adalah Hamzah Fansuri. 3)
Arsitek bangunan,yang tertuang dalam arsitektur masjid-masjid di Indonesia. Masjid
agung di berbagai kota di Indonesia di antaranya: Masjid Kuno Demak, Sendang Duwur
Agung kasepuhan di Cirebon, Masjid Agung Banten, dan lainnya.
B. Tugas Kontekstual
1. Identifikasi akulturasi budaya lokal dengan budaya Islam yang ada di lingkunganmu!
Upacara kematian, yaitu untuk orang yang meninggal setelah 3, 7, 40, 100, dan 1000 hari,
merupakan budaya lokal yang berlaku di Jawa, disebut “selamatan” dari kata Islam dan
salam, yakni kedamaian atau kesejahteraan. Upacara ini kemudian disebut tahlilan dari
kata tahlil, yakni lafal la ilaha illa Allah secara bersama-sama. Tahlilan kirim doa kepada
leluhur terkadang dilakukan oleh keluarga secara bersama-sama pada saat-saat ziarah
kubur, khususnya pada waktu menjelang bulan Ramadhan.
Upacara mitoni, yaitu dilaksanakan saat janin berusia tujuh bulan dalam perut ibu.
2. Buatlah studi kasus tentang penyalahgunaan ilmu pengetahuan yang terjadi di kalangan
akademisi dan analisislah penyebabnya!