Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT KURIKULUM
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SD

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D
Nazaruddin, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELAS 4A PGSD
KELOMPOK 1
Rahmawati 1910125120016
Puteri Rahayu 1910125220066
Jannatul Ma'wa 1910125320076
Muhammad Nazar 1910125310083
Nailul Hidayah 1910125320046

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Kurikulum” ini dengan baik.
Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd.,
Ph.D dan Nazaruddin, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Di SD yang sudah memberikan materi ini untuk dipelajari.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aamiin.

Banjarmasin, 24 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum...................................................................................2
B. Fungsi Kurikulum.........................................................................................4
C. Peranan Kurikulum.......................................................................................6
D. Komponen-komponen Kurikulum................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang
dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu pendidikan tiga jalur utama,
yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan
di sekolah yang di peroleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan
mengikuti syarat-syarat yang jelas. Pendidikan formal diatur oleh kurikulum
dimana kurikulum mengalami revisi menyesuikan perkembangan, saat ini
pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013 yang biasanya disebut
K13. Makalah ini akan membahas lebih jauh mengenai hakikat kurikulum secara
umum yang perlu diketahui untuk calon pendidik (guru) serta bagi yang ingin
mempelajari kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Apa fungsi kurikulum?
3. Apa peranan kurikulum?
4. Apa saja komponen-komponen dalam kurikulum?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kurikulum.
2. Mengetahui fungsi kurikulum.
3. Mengetahui peranan kurikulum.
4. Mengetahui komponen-komponen kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Beberapa pengertian kurikulum:
1. Pengertian Kurikulum secara Etimologis
Secara etimologis istilah kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis
“curriculum” berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari”,
dan “curere” yang berarti “tempat berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti
harfiahnya, istilah kurikulum tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia
Olah raga, seperti bisa diperhatikan dari arti “pelari dan tempat berpacu”,
yang mengingatkan kita pada jenis olah raga Atletik.

2. Pengertian Kurikulum berdasarkan Istilah


Berawal dari makna “curir” dan “curere” kurikulum berdasarkan
istilah diartikan sebagai “Jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memeroleh medali atau penghargaan”.
Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam dunia pendididikan dan
diartikan sebagai “Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh ijazah”

3. Kurikulum Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003


Menurut UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “Seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Bab I Pasal 1 ayat
19).

4. Pengertian Umum Kurikulum 2013


Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

2
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan
nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam
pembangunan bangsa dan karakter.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan
menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara
Indonesia sepanjang zaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum
merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan
untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi
tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan
berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan
pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan,
dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan),

3
apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa
depan yang lebih baik.

B. Fungsi Kurikulum
Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi
tertentu. Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of Secondary Education
(1918), mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian,
fungsi pengintegrasian , fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan,
dan fungsi diagnostik.
1. Fungsi Penyesuaian (The Adjutive of Adaptive Function)
Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Karena
lingkungan sendiri senantiasa berubah dan bersifat dinamis, maka masing-
masing individupun harus memiliki kemampuan menyesuaika diri secara
dinamis pula. Di balik itu, lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi
perorangan. Di sinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan,
sehingga individu bersifat well-adjusted.

2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function)


Kurikulum berfungsi mendidik pribadi–pribadi yang terintegrasi. Oleh
karena individu sendiri merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang
terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan atau
pengintegrasian masyarkat.

3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)


Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara
setiap orang di masyarkat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang-
orang berpikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial

4
dalam masyarakat. Akan tetapi, adanya diferensiasi tidak berarti mengabaikan
solidaritas sosial dan integrasi, karena diferensiasi juga dapat menghindarkan
terjadinya stagnasi sosial.

4. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)


Kurikulum befungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan
studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jau, misalnya melanjutkan
studi ke sekolah yang lebih tinggi atau persiapan belajar di dalam masyarakat.
Persiapan kemampuan belajar lebih lanjut ini sangat diperlukan, mengingat
sekolah tidak mungkin memberikan semua yang diperlukan siswa atau pun
yang menarik perhatian mereka.

5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)


Perbedaan (diferensasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang
saling berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan
bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya.
Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut
sistem demokratis. Untuk mengembakanberbagai kemampuan tersebut, maka
kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat fleksibel.

6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)


Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga
dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat
dilakukan jika siswa menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang
dimilikinya melalui proses ekspolarasi. Selanjutnya siswa sendiri yang
memperbaiki kelemahan tersebut dan mengembangkan sendiri kekuatan yang
ada. Fungsi ini merupakan fungsi diagnostik kurikulum dan akan
membimbing siswa untuk dapat berkembang secara optimal. Berbagai fungsi
kurikulum di dilaksanakan oleh kurikulum secara keseluruhan. Fungsi-fungsi
tersebut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

5
siswa, sejalan dengan arah filsafat pendidika dan tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh insitusi pendidikan yang bersangkutan.

C. Peranan Kurikulum
Ada tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan
konservatif, peranan kritis atau evluatif, dan peranan kreatif.
1. Peranan Konservatif
Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan
menafsirkan warisan sosial bagi generasi muda. Dimana kurikulum
diperuntukan sebagai sarana untuk menerapkan nilai-nilai warisan budaya
yang masih relevan dengan generasi saat ini, khususnya para siswa sebagai
generasi muda Indonesia. Di era yang semakin pesat terhadap kemajuan
teknologi ini, para generasi muda perlu dibiasakan untuk tetap melestarikan
budaya Indonesia. Ada beberapa pandangan generasi muda bahwa budaya
Indonesia itu kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh
karena itu, dengan adanya kurikulum, dapat memasukan aspek-aspek budaya
yang relevan dengan zaman sekarang, sehingga generasi muda dapat
melestarikan budaya Indonesia tanpa terhalang dengan perkembangan zaman.
Dalam kerangka ini fungsi kurikulum menjadi teramat penting, karena ikut
membantu proses tersebut. Romine mengatakan bahwa: “In sense the
conservative role provides what may becalled‟social cement‟.It contributes to
like mindedness and provides for behaviour which is consistent with values
already accepted. It deals with what is sometimes known as the core of
„relevative universals‟.
Dengan adanya peranan konservatif ini, maka sesungguhnya
kurikulum itu berorientasi pada masa lampau. Meskipun demikian, peranan ini
sangat mendasar sifatnya.

2. Peranan kritis dan evaluative


Adanya perubahan zaman mengharuskan kita, untuk cepat tanggap
dalam mengelola suatu hal. Sesuatu yang terbaik akan bertahan, sedangkan
sesuatu yang biasa-biasa saja akan tergeser. Itulah mengapa, di dalam

6
kurikulum terancang segala upaya untuk membentuk karakter siswa yang
kritis dan evaluatif. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam
kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai-nilai
sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan di masa mendatang
dihilangkan,serta diadaka modifikasidan perbaikan. Dengan demikian,
kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
siswa dapat siap terjun ke dunia masyarakat dan mampu bersaing dengan baik.

3. Peranan kreatif
Pada era global ini dunia telah memasuki Revolusi Industri 4.0,
dimana masyarakat dituntut kreatif menciptakan suatu inovasi, yang tidak
hanya bertahan pada saat ini, tapi juga dapat bertahan pada masa depan.
Dalam hal ini, kurikulum memiliki peranan yang penting untuk  menggali
potensi siswa dalam memperoleh kreatifitas. Untuk membantu setiap individu
dalam mengembangkan semua yang ada padanya, maka kurikulum
menciptakan pelajaran,pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan
keterampilan yang baru yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan
adanya kurikulum, generasi muda dapat menjadi masyarakat yang
berkompeten untuk menghadapi perkembangan zaman yang terus meningkat.

Dari ketiga peranan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kurikulum


memiliki peranan penting untuk membentuk karakater individu yang berpengaruh
pada perubahan dunia. Dari rancangan-rancangan yang sudah tersusun dalam
kurikulum, sekolah dapat mengimplementasikan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Untuk mencapai peranan  tersebut perlu ada pendekatan, sehingga
pembelajaran dapat dengan baik memaksimalkan peranan kurikulum.

D. Komponen-komponen Kurikulum
Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak
terpisahkan dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai
peranan dalam pembentukan sistem kurikulum. Sebagai sebuah sistem, kurikulum
mempunyai komponen-komponen. Komponen-komponen kurikulum pada

7
prinsipnya terdiri dari empat macam komponen yaitu: tujuan, materi, metode dan
evaluasi.
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target
atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan suatu kurikulum.
Komponen ini sangat penting, karena melalui tujuan, materi proses dan
evaluasi dapat dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan kurikulum
dimaksud. Tujuan kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan
pembelajaran umum yaitu berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester.
Sedangkan tujuan pembelajaran khusus yang menjadi target setiap kali tatap
muka. Dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi tujuan pembelajaran
umum disebut dengan istilah standar kompetensi dan tujuan pembelajaran
khusus disebut dengan istilah kompetensi dasar.
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program
pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang – Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa : “ Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis, serta bertanggungjawab.”
Tujuan pendidikan antara lain :
a. Tujuan Institusional (Kompetensi Lulusan) yaitu tujuan yang harus dicapai
oleh suatu lembaga pendidikan,contoh : SD,SMP,SMA
b. Tujuan Kurikuler (Standart Kompetensi) adalah tujuan bidang studi atau
mata pelajaran sehingga mencapai hakikat keilmuan yang ada didalamnya.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:

8
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tujuan pendidikan institusional
tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler; yaitu
tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang
dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
c. Tujuan Instruksional (KD) dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan
yang diharapkan dimili anak didik setelah mereka menyelesaikan proses
belajar mengajar. Tujuan Instruksional dibagi menjadi tiga :
1) Tujuan Instruksional Umum (Indikator Umum).
2) Tujuan Instruksional Khusus (Indikator Khusus).
3) Komponen Isi/Materi

2. Komponen Isi/Materi
Komponen materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai
komponen tujuan. Yang dimaksud dengan komponen materi adalah bahan-
bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman dan
keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna
mencapai komponen tujuan. Materi pembelajaran disusun secara logis dan
sistematis, dalam bentuk:
a. Teori: seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang
saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala
dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel
dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

9
b. Konsep: suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
c. Generalisasi: kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
d. Prinsip: yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur: yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
f. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
g. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
i. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/kata dalam garis besarnya.
j. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam


menentukan isi kurikulum. Kriteria itu antara lain:
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
e. Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

3. Komponen Metode/Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar
yang digunakan dalam pengajaran. Strategi pengajaran tergambar dari cara
yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian,

10
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum
berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana
kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide,
harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu
mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan.
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya / kekuatan dalam pembelajaran.

4. Komponen Evaluasi
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai
program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektivitas, relevansi, dan
produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “Seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Bab I Pasal 1 ayat 19). Sedangkan
kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-
integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik
atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita
memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of
Secondary Education (1918), berfungsi sebagai fungsi penyesuaian, fungsi
pengintegrasian , fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan
fungsi diagnostik. Selain fungsi tersebut, kurikulum memiliki peranan yang sangat
penting yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evluatif, dan peranan
kreatif. Sebagai sebuah sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen.
Komponen-komponen kurikulum pada prinsipnya terdiri dari empat macam
komponen yaitu: tujuan, materi, metode dan evaluasi.

B. Saran
Diharapkan sistem kurikulum yang saat ini diterapkan di Indonesia dapat
menjadikan pendidikan Indonesia lebih baik kedepannya. Disarankan agar semua
pelaku pendidikan dapat meningkatkan kemampuan guna menjalankan kurikulum
2013 yang saat ini diterapkan dengan lebih baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2011). Konsep & Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
Elisa. (2018). Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum. Jurnal CURERE, 3-10.
Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai