Dosen pengampu: Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D / Nazaruddin, M.Pd
Disusun Oleh:
Nazwa 1910125220061
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
B. Saran ........................................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Implementasi dari KTSP di sekolah menuntut
para guru dan siswa untuk lebih kreatif dalam pembelajaran di kelas.
KTSP lebih menekankan pada pencapaian kompetensi siswa, ini berarti
dalam pembelajaran matematika berpusat pada siswa (student center) dan
bukan lagi bersumber atau berpusat pada guru (teacher center).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian KTSP?
2. Landasan dan Rasional KTSP?
3. Prinsip prinsip pengembangan KTSP?
2
4. Prosedur pengembangan KTSP?
5. Pengembangan silabus?
6. Pihak yg terlibat dalam pengembangan KTSP?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian KTSP.
2. Untuk mengetahui Landasan dan Rasional KTSP.
3. Untuk mengetahui Prinsip prinsip pengembangan KTSP.
4. Untuk mengetahui Prosedur pengembangan KTSP.
5. Untuk mengetahui Pengembangan silabus.
6. Untuk mengetahui Pihak yg terlibat dalam pengembangan KTSP.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
(3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2),
(3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
5
3) Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus
dan pendidikan layanan khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Pasal 35 ayat (2)
Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai
acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Pasal 36
1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik.
3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memerhatikan: peningkatan iman dan takwa,
peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi,
kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi
daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah
dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika
perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan.
4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan (3) diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 37
1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat: pendidikan agama, pendidikan
6
kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan
budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan/ kejuruan, muatan lokal.
2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,
bahasa.
3) Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Pasal 38
1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan
dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah.
2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah.
7
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dam menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku budaya, dan adat istiadat,
serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan
diri secara terpadu. Kurikulum tersebut disusun secara berkaitan dan
berkesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
8
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan, dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua
jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-
unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
9
Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum
untuk setiap satuan pendidikan antara lain:
1. Menganalisis, mengembangkan standar kompetensi lulusan dan
standar isi
2. Merumuskan visi dan misi serta merumuskan tujuan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan
3. Berdasarkan SKL, standar isi, visi, misi serta tujuan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, selanjutnya dikembangkan
bidang studi-bidang yang akan diberikan untuk merealisasikan
tujuan tersebut
4. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga
kependidikan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
5. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan standar sarana dan
prasarana pendidikan yang ditetapkan BSNP
c. Strategi Pengembangan
Ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan dan pelaksanaan KTSP, terutama berkaitan dengan
sosialisasi KTSP di sekolah, menciptakan suasana yang kondusif,
mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, membina disiplin,
mengembangkan kemandirian kepala sekolah, mengubah pola pikir
guru, serta memberdayakan staff.
E. PENGEMBANGAN SILABUS
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Kompetensi Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai
dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah melalui kelompok
10
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan
dinas pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru sejauh guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena suatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas 1 sampai kelas IV, menyusun silabus secara
bersama.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/
PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan
oleh sekolah dalam ruang lingkup MGMP/ PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunana silabus
dengan membentuk suatu tim yang terdiri dari para guru berpengalamn di
bidangnya masing-masing.
11
a. Mengisi identitas silabus Identitas terdiri dari nama sekolah/madrasah,
kelas, mata pelajaran, dan semester.
b. Menuliskan Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah kualifikasi
kemamapuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai yang diharapkan dicapai pada
mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi
(Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata pelajaran. Sebelum
menuliskam Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji
Standar Isi mata pelajaran dengan memerhatikan hal-hal berikut:
1. Urutan berdasarkan konsep dasar ilmu dan SK atau KD.
2. Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran.
3. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
a. Menuliskan kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan
minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka
menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih
dari yang tercantum dalam standar isi.
b. Merumuskan Indikator
Indikator merupakan tanda-tanda atau ciri-ciri yang
mengambarkanpencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur, observasi (diamati) yang mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dan KD merupakan
tanda-tanda kemampuan peserta didik untuk pencapaian
kompetensi yang merupakan kemampuan sikap, berpikir, dan
bertidak secara konsisten. Pembuatan indikator diperlukan
krteria yaitu, Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa,
mengacu pada pencapaian SK dan KD, menunjukkan
pencapaian hasil belajar secara utuh (kognitif, efektif,
psikomotor), Mengelaborasi karakteristik materi pembelajaran
12
yang relevan, meggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati.
c. Mengidentifikasikan Materi Pokok Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan subtansi isi yang
harus dipelajari dan dikuasai peserta didik dalam proses
pembelajaran. Subtansi isi yang berupa fakta, konsep,
prinsip, dalil, hukum, kaidah, prosedur, keterampilan sikap
dan nilai. Artinya penyususnan sialabus tidak hanya
mengientifikasi materi pokok tetapi sampai pada materi
pembelajaran. Dalam mengidentifikasi materi pokok
pembelajaran harus dipertimbangkan:
1) Relevansi materi pokok dengan indikator KD-SK
2) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spiritual peserta didik
3) Kebermamfaatan bagi peseta didik
4) Strutur keilmuan
5) Kedalaman dan keluasan materi
6) Alokasi waktu
7) Tingkat kepentingan
8) Layak dipelajari
9) Menarik minat
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran bertujuan untuk memberikan
bantuan kepada para pendidik agar mereka dapat
bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran
secara professional sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
2) Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas
satu tuntutan kompeteansi dasar secara utuh.
13
3) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar
4) Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa
5) Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
6) Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas
memuat materi yang harus dikuasai untuk mencapai
kompetensi dasar.
7) Penentuan langakh-langkah pembelajaran.
e. Penilaian Penilaian
Pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
bedasarkan indikator. Di dalam penilaian ini tedapat tiga
kompenen terpenting, yang meliputi teknik penilaian,
bentuk instumen, contoh instrumen.
f. Menetukan Alokasi Waktu Alokasi waktu adalah jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu
kompetensi dasar tertentu, dengan memperhatikan:
a) Minggu efektif per semester
b) Alokasi waktu mata pelajaran
c) Jumlah standar kompetensi-kompetensi dasar per
semester
d) Membagi alokasi waktu perjumlah SK-KD dengan
memerhatikan tingkat kerumitan dan keluasan
materi.
14
F. PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENGEMBANGAN KTSP
KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang
memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan dan kebutuhan
masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran
merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf
sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait dan
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya
kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and
responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan
visi, misi dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan strategi,
menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan
lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan
pemerintah.
15
program inti kurikulum (Sukmadinata, 2004). Kerangka dasar dan program inti
tersebut akan menentukan minimum course yang dituntut. Atas dasar kerangka
dasar dan program inti tersebut para administrator daerah dan administrator lokal
mengembangkan kurikulum sekolah bagi daerahnya yang sesuai dengan
kebutuhan daerah. Administrator pendidikan terdiri dari:
1. Administrator Pusat: direktur dan kepala pusat.
2. Administrator Daerah: Kepala Kantor Wilayah.
3. Administrator Lokal: Kepala Kantor Kabupaten, Kecamatan dan Kepala
Sekolah.
C. Peranan Guru
Guru adalah sebagai perencanan, pelaksana dan pengembang kurikulum
bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang
kurikulum, guru merupakan penerjemah kurikulum.Dia yang mengolah, meramu
kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan dikelasnya. Oleh karena itu guru
bisa dikatakan sebagai barisan pengem-bangan kurikulum yang terdepan. Adapun
peran guru dalam mengem-bangkan kurikulum antara lain:
1. Guru sebagai perencana pengajaran. Artinya, guru harus membuat
perencanaan pengajaran dan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar.
2. Guru sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar
yang memungkinkan tujuan belajar yang telahditentukan.
16
3. Guru sebagai evaluator. Artinya, guru melakukan pengukuran untuk
mengetahui apakah anak didik telah mencapai hasil belajar seperti yang
diharapkan.
Guru merupakan titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul
kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai
tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru
perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar. Penguasaan ketrampilan tersebut
bergantung pada bahan yang dimilikinya dan latihan keguruan yang telah
dialaminya. Pengembangan kurikulum dari segi pengelolaannya dibedakan
menjadi :
17
D. Peranaan Orang tua Murid
Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal, pertama dalam
penyusunan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua
orang tua dapat ikut serta hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang cukup
waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. Kedua, dalam pelaksanaan
kurikulum diperlukan kerja sama yang sangat erat antara guru dengan para orang
tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum dilaksanakan
dirumah. Dan orang tua mengikuti atau mengamati kegiatan belajar anakanya
dirumah.
F. Peran Pengusaha
18
Berkaitan dengan peranan masyarakat dalam pendidikan dalam UU
No.20/2005 Sisdiknas pasal 54 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan
menyebutkan :
1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.
2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna
hasil pendidikan.
3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi
serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Pasal 1 ayat (19); Pasal 18
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari banyak kekeliruan dan
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan dari
semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun, untuk kelancaran pembuatan makalah selanjutnya. Namun,
kami berharap makalah kami bisa bermanfaat bagi kita semua.
20
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Komarudin. (2020). KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH Refleksi Penerapan Kurikulum
Melalui Evaluasi Pembelajaran PPKn. Jakarta: UNJ Press.
Narwanti, Sri. (2015) Panduan menyusunan SILABUS dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Yogyakarta: Familia.
21