Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“KURIKULUM 2013”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.pd., Ph.D dan
Nazaruddin, M.pd

Disusun Oleh :
Kelas: 4A PGSD
Kelompok 7

Anggota Kelompok:
Muhammad Rizaldi 1910125210089
Silvy Norazizah 1910125220031
Ayu Novika Sari 1910125220071
Zahara Amalia 1910125120046
Dewi Normaya 1910125220026

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah- Nya kepada kami, sehingga kami dapat
memenuhi tugas untuk membuat makalah tentang Mahasiswa mampu
Menjelaskan tentang Kurikulum 2013 dengan baik. Meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Aslamiah,
M.pd., Ph.D dan Bapak Nazaruddin, M.pd Selaku Dosen mata kuliah
Pengembangan Kurikulum yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai penjelasan dan pemahaman dalam mata kuliah
Kurikulum 2013 yang akan kami uraikan dalam makalah ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan kami di masa depan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2

C. TUJUAN ...................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Kurikulum 2013 ......................................................................... 3

B. Landasan & Rasional Kurikulum2013 ......................................................... 4

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ......................................... 9

D. Proses Pengembangan Kurikulum 2013 .................................................... 13

BAB III ................................................................................................................. 25


PENUTUP ............................................................................................................. 25
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 25

B. SARAN ...................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara garis besar, istilah kurikulum diartikan sebagai seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam tatanan
global, kita dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama untuk berkiprah
dalam era kesejagatan, khususnya globalisasi pasar bebas di lingkungan
Negara-negara ASEAN, seperti AFTA, dan AFLA, Maupun dikawasan
Negara-negara Asia Pasifik.

Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan


yang bersifat mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat global, perubahan dari
kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis, dan perubahan dari
pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. Perubahan
mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang dengan sendirinya
menuntut dan mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-
komponen pendidikan lain.

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis


dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus
berbasis karakter. Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter diharapkan
mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang
pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif,
efisien, dan berhasil guna.

1
Oleh karena itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah
merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang
pendidikan, termasuk dalam pengembangan kurikulum 2013. Kurikulum
2013 ini lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat
dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya..

Bedanya dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih fokus


dan berangkat dari karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru
memikirkan untuk mengembangkan tujuan yang akan dicapai. Dalam hal
ini, semakin banyak yang terlibat dalam pembentukan karakter dan
kompetensi, akan semakin efektif hasil yang diperoleh. Melalui
pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi,
kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan
masyarakatnya memiliki nilai tambah sehingga kita bersaing, bersanding,
bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global.
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penulis akan membahas
pentingnya pengembangan K-13.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum 2013?
2. Apa landasan dan rasional Kurikulum 2013?
3. Apa saja prinsip- prinsip pengembangan kurikulum 2013?
4. Bagaimana proses pengembangan kurikulum 2013?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui landasan dan rasional kurikulum 2013
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013
4. Untuk mengetahui bagaimana proses pengembangan kurikulum 2013

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku
dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum
tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006
(yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang
telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam
masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah
menjadi sekolah rintisan.

Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun


2013, Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah
perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII
untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada
tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V
sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI.
Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326
sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu


aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di
dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat
materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb.,
sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.

3
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar
Internasional (seperti PISA dan TIMSS) sehingga pemerintah berharap
dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di
luar negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan, Anies Baswedan, nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember
2014, pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-sekolah untuk
sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah
melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini,
dan satuan pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat sementara,
paling lama sampai tahun pelajaran 2019/2020.

B. Landasan & Rasional Kurikulum2013


 Landasan Kurikulum 2013
Dalam setiap pengemangan kurikulum pasti ada landasan-landasan
yang digunakan. Berikut ini landasan-landasan yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum 2013.
1. Landasan Filosofis
a. Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam
pembangunan pendidikan.
b. Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai
akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
Dari sumber lain menjelaskan mengenai landasan filosofis
kurikulum 2013 sebagai berikut:
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan masa kini dan
membangun landasan kehidupan masa depan.
2) Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya.
3) Pendidikan memberikan dasar bagi untuk peserta didik
berpartisipasi dalam membangun kehidupan masa kini.

4
4) Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki
peserta didik
5) Pendidikan adalah proses pengembangan jatidiri peserta didik.
6) Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang
belajar.
2. Landasan Yuridis
Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang
didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di
bidang pendidikan. Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23
tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standart
isi.
1) RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahan
Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
2) PP. No.19 tahun 2005 tentang Standart Nasional pendidikan.
3) INPRES No. 1 tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan
Prioritas pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan
metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa
untuk membentuk daya asing dan karakter bangsa.

Beberapa landasan yuridis dari Undang-Undang sebagai berikut:


a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. UU nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
c. UU no. 17 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka
panjang nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
rencana pembangunan jangka menengah nasional, dan
d. Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional
pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP no. 19 tahun 2005
tentang standart nasional pendidikan.

5
3. Landasan Konseptual
a. Relevansi pendidikan
b. Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter
c. Pembelajaran kontekstual
d. Pembelajaran aktif
e. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.

4. Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan
standart dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan
berdasarkan standart adalah pendidikan yang menetapkan standart
nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk
setiap kurikulum. Standart kualitas nasional dinyatakan sebagai
Standart Kompetensi Lulusan. Standart Kompetensi Lulusan tersebut
adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan.
SKL mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nimor 19
tahun 2005).

5. Landasan Empiris
Berbagai perubahan telah terjadi id Indonesia. Kemajuan terjadi di
beberapa sektor di Indonesia, namun di beberapa sektor yang lain,
khususnya pendidikan, Indonesia tetap tinggal di tempat, atau bahkan
mundur. Hal-hal seperti ini menunujukkan perlunya perubahan
orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan
konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan
semua warga untuk berperan serta dalam membangun negara pada
masa mendatang.
Dalam satu sistem pendidikan, kurikulum itu bersifat dinamis serta
harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat
mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Namun demikian,

6
perubahan dan pengembangan kurikulum harus dilakukan secara
terarah dan tidak asal-asalan.
 Rasional Kurikulum2013
1. Tantangan Internal
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi
pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu
kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian,
dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait
dengan social akibat perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif.
Terkait dengan tantangan internal pertama, berbagai kegiatan
dilaksanakan untuk mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan
dapat mencapai ke delapan standar yang telah ditetapkan. Di dalam
Standar Pengelolaan hal-hal yang dikembangkan antara lain adalah
Manajemen Berbasis Sekolah. Rehabilitasi gedung sekolah dan
penyediaan laboratorium serta perpustakaan sekolah terus
dilaksanakan agar setiap sekolah yang ada di Indonesia dapat mencapai
Standar Sarana-Prasarana yang telah ditetapkan. Dalam mencapai
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, berbagai upaya yang
dilakukan antara lain adalah peningkatan kualifikasi dan sertifikasi
guru, pembayaran tunjangan sertifikasi, serta uji kompetensi dan
pengukuran kinerja guru. Standar Isi, Standar Proses, Standar
Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan adalah merupakan standar
yang terkait dengan kurikulum yang perlu secara terus menerus dikaji
agar peserta didik yang melalui proses pendidikan dapat memiliki
kompetensi yang telah ditetapkan.
Terkait dengan perkembangan penduduk, saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak

7
produktif (anakanak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun
ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Ini berarti bahwa pada tahun 2020-2035 sumber daya manusia (SDM)
Indonesia usia produktif akan melimpah. SDM yang melimpah ini
apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal
pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki
kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban
pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi
dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal
 Tantangan Masa Depan
1) Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
2) Masalah lingkungan hidup.
3) Kemajuan teknologi informasi.
4) Konvergensi ilmu dan teknologi.
5) Ekonomi berbasis pengetahuan.
6) Kebangkitan industri kreatif dan budaya.
7) Pergeseran kekuatan ekonomi dunia.
8) Pengaruh dan imbas teknosains.
9) Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan.
10) Materi TIMSS dan PISA.
 Kompetensi Masa Depan
1) Kemampuan berkomunikasi.
2) Kemampuan berpikir jernih dan kritis.
3) Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan.
4) Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
5) Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda.

8
6) Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal.
7) Memiliki minat luas dalam kehidupan.
8) Memiliki kesiapan untuk bekerja.
9) Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya.
10) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.
 Fenomena Negatif yang Mengemuka
1) Perkelahian pelajar
2) Narkoba
3) Korupsi
4) Plagiarisme
5) Kecurangan dalam Ujian (Nyontek)
6) Gejolak masyarakat (social unrest)
 Persepsi Masyarakat
1) Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
2) Beban siswa terlalu berat
3) Kurang bermuatan karakter
 Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi
1) Neurologi
2) Psikologi
3) Observation based [discovery] learning dan Collaborative
Learning

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


Prinsip atau disebut juga dengan kaidah adalah suatu kebenaran
yang dapat dipercaya pada suatu masa tertentu, atau kebenaran
fundamental untuk digunakan sebagai pedoman berpikir atau melakukan
kegiatan (Ranupandojo Heidjrachman: 1996). Prinsip dalam
pengembangan kurikulum dimaksudkan adalah rambu-rambu atau
pedoman yang harus dipegangi dalam kegiatan pengembangan kurikulum
agar hasilnya dapat sesuai dengan harapan semua pihak yakni peserta
didik, keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat dan juga pemerintah.

9
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ini bukan sesuatu yang
bersifat mutlak, dalam artian bisa berubah, ditambah atau dikurangi sesuai
dengan kebutuhan yang ada. Para pengembang kurikulum bisa
memunculkan prinsip baru yang dirasa lebih sesuai dengan tuntutan
kebutuhan yang ada, dan meninggalkan suatu pinsip tertentu bila dirasa
sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan. Dengan demikian, adanya
perbedaan prinsip yang digunakan antar kurikulum yang satu dengan yang
lain sangat dimungkinkan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat
dirumuskan dengan bersumber pada filsafat, psikologi, sosiologi,
ekonomi, manajemen, agama, ideologi, dan sebagainya.

Kemdikbud (2012: 9-12) telah memberikan penjelasan mengenai


prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut:

1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan


merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka
kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan
yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan
pendidikannya di satu satuan pendidikan atau jenjang pendidikan
tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar
peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di
masyarakat.
2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan,
jenjang pendidikan, dan program pendidikan sesuai dengan kebijakan
pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar
Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum
adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti
proses pendidiakn selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi
dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang
pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas
Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta standar kompetensi satuan pendidikan.

10
3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan
kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan, dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap
dan keterampilan, dikemas dalam setiap mata pelajaran yang bersifat
lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan
prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan berkelanjutan (organisasi
vertikal) sehingga memenenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan
dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum yang berbentuk
Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
(mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis
kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan
dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta
didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memiliki tingkat penguasaan diatas standar yang telah ditentukan
(dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan). Oleh karena itu
beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan
minat dan kemampuan awal peserta didik.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada
posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena
itu, konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu
dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan

11
memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan
tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan
pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip relevansi
pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya
kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai
konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang
dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan
dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat
digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.
10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional
dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum , Standar
Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus.
Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang
tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkonstribusi
langsung kepada masyarakat disekitarnya. Kedua kepentingan ini
saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang
dinyatakan dalam Bhinnekan Tunggal Ika untuk membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
11. Penilaian hasil belajar ditunjukkan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat
untuk mengetahui kekurangan yang dimilki oleh peserta didik atau
sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti

12
dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil
belajar yang dimilki oleh seorang atau sekelompok peserta didik.

D. Proses Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan KTSP (2016). Perubahan


yang mendasar kurikulum 2013 terletak pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) nasional. Dalam pengembangan kurikulum 2013, ada ada enam
prinsip utama yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.


2. Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui
kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.
3. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
4. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.
5. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.
6. Keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran,
dan penilaian.

Keenam prinsip pengembangan kurikulum 2013 di atas sejalan dengan


perubahan yang terus berjalan baik pada lingkungan internal dan eksternal
sekolah dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia
masa depan.

Hamalik dalam ( Ade Suhendra, 2019:40-43) mengungkapkan bahwa


setidaknya terdapat lima komponen utama dalam proses pengembangan
kurikulum, yaitu:

1. Tujuan Kurikulum
Tujuan merupakan salah satu komponen utama dalam kegiatan
pengembangan kurikulum. Tujuan adalah arah pencapaian dari
implementasi suatu kurikulum. Efektivitas dan efisiensi pencapaian
tujuan kurikulum merupakan indikator keberhasilan

13
pengimplementasian kurikulum. Dengan demikian, kurikulum tidak
akan ada tanpa adanya komponen tujuan di dalamnya. Tujuan
kurikulum setiap satuan pendidikan harus mengacu pada tujuan
pendidikan nasional.
Tujuan pendidikan nasional harus menjadi dasar dalam proses
pengembangan kurikulum.m Kurikulum menyediakan kesempatan
seluas-luasnya bagi peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran untuk mencapai target/tujuan pendidikan nasional
khususnya dan sumber daya manusia yang berkualitas pada umumnya.
Tujuan ini dikategorikan sebagai tujuan umum kurikulum. Selain itu,
setiap mata pelajaran juga memiliki tujuan masing-masing yang
berbeda dengan tujuan mata pelajaran lainnya. Tujuan mata pelajaran
merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
2. Materi Kurikulum
Materi kurikulum pada hakikatnya merupakan isi (conten) atau
muatan kurikulum. Materi kurikulum mengandung aspek- aspek
tertentu yang sesuai dengan tujuan kurikulum, yaitu:
a. Teori, yaitu seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan
preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat
secara sistematis tentang mengspesifikasi hubungan-hubungan
antara masing-masing variabel untuk menjelaskan dan meramalkan
gejala tersebut.
b. Konsep, yaitu suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari
kekhususan-kekhususan atau definisi singkat dari sekolompok fakta
atau gejala.
c. Generalisasi, yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang
khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam
penelitian.
d. Prinsip, yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.

14
e. Prosedur, yaitu langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
f. Fakta, yaitu informasi khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang, tempat, dan kejadian.
g. Istilah, yaitu kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
h. Contoh atau ilustrasi, yaitu suatu hal atau tindakan atau proses yang
bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
i. Definisi, yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang
sesuatu hal/kata dalam garis besarnya.
j. Preposisi suatu pernyataan, teorema atau pendapat yang tidak perlu
diberi argumentasi, hampir sama dengan asumsi dan paradigma.
3. Metode
Metode adalah cara yang digunakan dalam menyampaikan materi
pembelajaran untuk mencapai tujuan kurikulum. Metode dilaksanakan
melalui prosedur tertentu. Metode pembelajaran menempati posisi
yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu
dikerjakan oleh peserta didik dan guru. Terutama terkait dengan
bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dalam skala mikro,
dan bagaimana metode atau cara dalam mengimplementasikan
kurikulum tersebut dalam skala makro. Dengan demikian, kurikulum
tidak hanya sebatas dokumen perencanaan, tetapi juga meliputi metode
pengimplementasian kurikulum tersebut.
4. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, beserta ciri-
cirinya masing-masing, yaitu:
a. Mata Pelajaran Terpisah-pisah (Isolated Subjects)
b. Mata Pelajaran Berkorelasi (Correlated Subjects).
c. Bidang Studi (Broadfield).
d. Program yang Berpusat pada Peserta Didik (Program Based on
Student).
e. Program Inti (Core Program).

15
f. Program Eklektik (Eclectic Program).

5. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu komponen utama kurikulum.
Aspek-aspek yang perlu dinilai bertitiktolak dari aspek-aspek tujuan,
baik tujuan kurikulum maupun tujuan pembelajaran. Hasil dari
evaluasi kurikulum ini tentunya selain berfungsi sebagai alat untuk
mengukur ketercapaian implementasi kurikulum, juga berfungsi
sebagai bahan untuk perbaikan atau pengembangan kurikulum
berikutnya.
Adapun dalam pengembangan kurikulum 2013 ada prinsip- prinsip
pengembangan kurikulum. Prinsip secara sederhana dapat diartikan
sebagai kebenaran yang menjadi pokok dasar untuk berpikir,
bertindak, dan sebagainya. Pengembangan kurikulum memiliki
prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai salah satu pemandu arah, agar
kurikulum dapat terdesain dengan baik demi terlaksananya proses
pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Hamalik dan Sukmadinata
dalam ( Ade Suhendra, 2019:43) mengungkapkan bahwa
pengembangan kurikulum harus berdasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Berorientasi pada Tujuan
Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai
tujuan- tujuan yang telah ditetapkan dengan berlandaskan pada
tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum mengandung
aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang
selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku pada peserta
didik.
b. Relevansi (Kesesuaian)
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan
sistem penyampaiannya harus relevan dengan kebutuhan dan
keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan

16
peserta didik, serta keserasiannya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ada dua macam relevansi yang
harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevan di
dalam kurikulum itu sendiri. Relevan ke luar maksudnya adalah
relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat. Selain itu, kurikulum juga harus memiliki
relevansi di dalam, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian,
dan penilaian. Dengan kata lain, relevansi internal ini
menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
6. Efisiensi dan Efektivitas
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan sisi efisiensi
dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber- sumber yang
tersedia agar mencapai hasil yang optimal. Dana yang tersedia harus
digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran, dan waktu
yang tersedia harus dimanfaatkan secara tepat, serta tenaga di sekolah
harus dimanfaatkan secara efisien dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Sebaik dan sebagus apa pun sebuah kurikulum, jika
menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sulit ditemukan dan
dilaksanakan, maka kurikulum tersebut tidak efisien. Oleh karena itu,
kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam berbagai
keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
Selain itu, fasilitas ruangan, sarana dan prasarana harus digunakan
secara tepat untuk meningkatkan efektivitas keberhasilan
pembelajaran. Sehingga meskipun kurikulum tersebut murah dan
sederhana namun tetap harus memperhatikan efektivitas keberhasilan
pembelajaran.
Fleksibilitas (Keluwesan)
Kurikulum yang fleksibel (luwes) ialah kurikulum yang mudah
disesuaikan, diubah, dilengkapi (direvisi) atau dikurangi sesuai
dengan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat,
sehingga tidak bersifat statis dan kaku. Misalnya dalam suatu
kurikulum disediakan program pendidikan keterampilan industri dan

17
pertanian. Jika pelaksanaannya di kota, atas pertimbangan sulit atau
tidak tersedianya fasilitas untuk pertanian, maka yang dilaksanakan
adalah program pendidikan keterampilan industri. Dengan demikian,
suatu kurikulum yang baik ialah kurikulum yang berisi hal-hal yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang peserta didik.
7. Kontinuitas (Berkesinambungan)

Kurikulum hendaknya disusun secara berkesinambungan, mulai


dari bagian-bagian, aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun
secara sistematis, tersusun rapi, memiliki hubungan fungsional yang
bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur satuan
pendidikan dan tingkat perkembangan peserta didik. Dengan
demikian, kurikulum hendaknya berkesinambungan antara satu
tingkat kelas dan kelas lainnya, dan juga antara jenjang pendidikan
dan lapangan pekerjaan. Sehingga, dalam pengembangan kurikulum
perlu dilakukan komunikasi dan kerja sama antara para pengembang
kurikulum sekolah dasar/madra-sah ibtidaiyah (SD/MI) dengan
SMP/MTs, SMA/MA, hingga peguruan tingggi (PTN/PTKIN).

8. Keseimbangan
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan
antara berbagai program dan subprogram, antara semua mata pelajaran
dengan aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan secara
proporsional dan fungsional. Keseimbangan juga diperlukan antara
teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial,
humaniora, dan psikologi. Dengan keseimbangan tersebut diharapkan
terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh antara satu sama
lainnya serta saling memberikan sumbangsih terhadap pengembangan
pribadi peserta didik.
9. Keterpaduan

18
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keterpaduan. Keterpaduan pelaksanaan dengan melibatkan semua
pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral.
Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang utuh. Di
samping itu juga keterpaduan dalam proses pembelajaran, baik
interaksi antara peserta didik dan guru, juga secara teori dan praktik.
10. Mutu
Pengembangan kurikulum harus berorientasi pada pendidikan
yang bermutu dan berkualitas. Jaminan mutu (Quality Assurance)
menjadi salah satu prinsip dalam upaya penyelenggaraan pendidikan,
demi tercapainya hasil yang bermutu dan berkualitas. Tilaar dalam(
Ade Suhendra, 2019:45) menambahkan bahwa terdapat lima prinsip
dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum secara nasional, yaitu:
a. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Sehingga isi kurikulum harus mengandung nilai-nilai
yang dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila dan tujuan pendidikan
nasional.
b. Peluncuran kurikulum baru dilaksanakan setelah kurikulum
tersebut dievaluasi (uji publik). Oleh karena itu, peserta didik tidak
dapat dijadikan sebagai kelinci percobaan dalam pelaksanaan
kurikulum. Setelah dievaluasi dan diperbaiki barulah dapat
diimplementasikan ke seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
c. Kurikulum berdasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik. Tugas ini merupakan kegiatan LPTK dan lembaga-
lembaga penelitian psikologi untuk melakukan kajian yang
berkenaan dengan perkembangan berpikir peserta didik.
d. Guru yang professional memiliki peran sangat penting dan strategis
dalam pelaksaan pengembangan kurikulum.
Proses pengembangan kurikulum tidak bisa dilepaskan dari
karakteristik pendekatan serta model pengembangan kurikulum yang
digunakan. Sebab, masing-masing pendekatan dan model
pengembangan kurikulum tentunya memiliki karakteristik proses

19
pengembangan yang berbeda. Namun demikian, terdapat langkah-
langkah (sequence) yang bisa dilaksanakan sebagai pedoman umum
dalam melaksanakan proses pengembangan kurikulum. Menurut
Nasution, terdapat dua proses utama yang biasa digunakan dalam
melaksanakan proses pengembangan kurikulum yaitu pengembangan
pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman pembelajaran.
a. Pedoman Kurikulum
Pedoman kurikulum dalam hal ini meliputi: a) latar
belakang, yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga
pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang
studi atau mata kuliah, dan struktur organisasi bahan
pembelajaran; b) silabus yang berisi mata pelajaran secara
terperinci baik ruang lingkup (scope) dan urutan penyajiannya
(sequence); dan c) desain evaluasi, termasuk strategi revisi
atau perbaikan kurikulum meliputi bahan pembelajaran (scope
dan sequence) dan organisasi bahan dan strategi
pembelajarannya.
Pedoman kurikulum ini disusun untuk menentukan garis
besar tentang: a) apa yang akan dipelajari (ruang
lingkup/scope); b) siapa sasaran pembelajarannya; c) mengapa
dipelajari dan apa tujuan mempelajarinya; dan d) bagaimana
langkah-langkah pembelajarannya.
Hal lain yang perlu diuraikan dalam pengembangan
pedoman kurikulum ialah seperti visi dan misi lembaga
pendidikan, sekolah, akademi atau universitas/institut meliputi:
alasan atas rasional kurikulum berhubungan dengan populasi
yang dijadikan sasaran (tujuan peserta didik dipersiapkan),
tujuan filosofis mengenai bahan pembelajaran dan alasan
memilihnya, serta organisasi bahan pembelajaran secara
umum.
Berikut langkah-langkah dalam melakukan pengembangan
pedoman kurikulum:

20
1) Mengumpulkan keterangan mengenai faktor-faktor yang
turut menentukan kurikulum serta latar belakangnya,
seperti apakah definisi kurikulum yang akan
dikembangkan? Apakah faktor-faktor utama yang
memengaruhi keberhasilan kurikulum tersebut? Apa,
kepada siapa, dan bagaimana organisasi bahan
pembelajaran? Adakah alternatif lain? Dan lain
sebagainya.
2) Menentukan mata pelajaran atau matakuliah yang akan
diajarkan, seperti yang berhubungan dengan mata
pelajaran apakah yang dianggap perlu dipelajari?
Bagaimana ruang lingkup (scope) dan urutan penyajiannya
(sequence)?
3) Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah yang
diharapkan dari peserta didik setelah pembelajaran
dilaksanakan?
4) Menentukan hasil belajar yang diharapkan dari peserta
didik dalam setiap mata pelajaran, bagaimana standar hasil
belajar peserta didik dalam setiap mata pelajaran baik
dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik?
5) Menentukan topik-topik tiap mata pelajaran,
bagaimanakah menentukan topik tiap mata pelajaran, luas
dan urutan bahannya yang berdasarkan pada tujuan yang
telah diperincikan? Bagaimanakah pengaturan yang baik
bagi topik-topik tersebut?
6) Menentukan syarat-syarat yang dituntut dari peserta didik,
bagaimana tingkat perkembangan dan pengetahuan peserta
didik? Bagaimana syarat agar peserta didik dapat
mengikuti pelajaran? Kegiatan-kegiatan apakah yang
harus dilakukan peserta didik agar mencapai tujuan
pembelajaran?

21
7) Menentukan bahan yang harus dibaca oleh peserta didik,
sumber bahan yang tersedia di perpustakaan, bacaan apa
yang esensial (pokok) dan bacaan apa yang sebagai
pelengkap atau sebagai rujukan tambahan.
8) Menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
ketersediaan berbagai sumber/alat peraga pembelajaran,
strategi pembelajaran yang paling efektif digunakan jika
dihubungkan dengan bahan pembelajaran dan taraf
perkembangan dan pengetahuan peserta didik, alat
pembelajaran yang tersedia dan yang dapat disediakan.
9) Menentukan alat evaluasi hasil pembelajaran peserta didik
serta skala penilaiannya, alat dan kegiatan yang akan
digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan peserta
didik, aspek-aspek yang akan dinilai, metode penilaian.
10) Membuat desain rencana penilaian kurikulum secara
keseluruhan dan strategi perbaikannya, kapan dan berapa
kali harus diadakan evaluasi kurikulum serta revisinya?
Alat, proses atau prosedur apakah yang digunakan? Kapan
dan berapa kali harus diadakan evaluasi kurikulum serta
revisinya?
b. Pengembangan Pedoman Pembelajaran
Setiap materi pembelajaran yang dikembangkan harus
berdasarkan pada aspek-aspek sebagaimana ditetapkan dalam
pedoman kurikulum. Pedoman pembelajaran diperoleh atas
usaha pendidik untuk menguraikan isi pedoman kurikulum
agar lebih spesifik dan lebih mudah untuk mempersiapkannya
dalam proses pembelajaran. Pedoman pembelajaran
merupakan hasil dari upaya untuk menerjemahkan isi pedoman
kurikulum ke dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,
proses pembelajaran benar-benar bersumber dari pedoman
kurikulum. Berikut langkah-langkah dalam melakukan
pengembangan pedoman pembelajaran:

22
1) Menentukan tujuan untuk setiap topik yang telah ditetapkan
dalam silabus mata pelajaran. Tujuan itu lazim disebut
tujuan pembelajaran umum (TPU).
2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) sehingga
dapat diamati dan diukur hasilnya.
3) Menentukan dua atau tiga macam kegiatan pembelajaran
bagi setiap tujuan pembelajaran khusus.
4) Menyediakan sumber dan bahan pembelajaran yang
relevan.
5) Membuat desain penilaian hasil dan kemajuan
pembelajaran, teknik penilaian, alat penilaian untuk setiap
tujuan pembelajaran khusus.

Proses pengembangan kurikulum merupakan proses yang


melibatkan banyak pihak, mulai dari tahap perencanaan
pengembangan kurikulum, pelaksanaan pengembangan
kurikulum, evaluasi pengembangan kurikulum, hingga upaya
untuk menindak lanjuti (follow up) hasil evaluasi kurikulum
sebagai bahan dalam proses perencanaan pengembangan
kurikulum berikutnya. Masing-masing tahapan tersebut
melibatkan banyak pihak dalam menunjang keberhasilan
pelaksanaan proses pengembangan kurikulum.

Kegiatan pengembangan kurikulum membutuhkan


perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan yang dilakukan secara
bersama, agar pihak-pihak yang terlibat memiliki persepsi dan
tindakan yang sama. Pihak-pihak yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum ini meliputi pakar pendidikan,
khususnya pakar pengembangan kurikulum dapqt teknologi
pendidikan yang bertindak sebagai tenaga ahli atau konsultan
kurikulum, beserta para guru yang pada akhirnya bertugas untuk
menerjemahkan doku-mmen kurikulum ke dalam proses
pembelajaran. Lebih lanjut, mengungkapkan bahwa administrator

23
pendidikan tingkat pusat dan daerah juga memiliki tugas dan
tanggung jawab, baik dalam penyusunan kerangka kurikulum,
maupun dalam pengembangan dan penilaiannya. Supervisor
(pengawas) pendidikan bertugas untuk memberikan bimbingan
secara profesional, baik dalam aspek akademik maupun
manajerial kepada guru-guru, sedangkan kepala sekolah
bertanggung jawab sebagai pemimpin sekolah yang
mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kurikulum di
sekolahnya. Demikian juga organisasi sosial kemasyarakatan,
asosiasi industri dan bisnis, persatuan atau asosiasi keilmuan
(profesi) dan lembaga atau tokoh keagamaan seharusnya menjadi
pihak-pihak yang terlibat aktif dalam proses pengembangan
kurikulum.

Dengan demikian, secara umum unsur yang terkait dalam


pengembangan kurikulum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
tenaga profesional dan tenaga dari masyarakat. Tenaga
profesional meliputi tenaga kependidikan guru, dosen, tenaga
kependidikan nonguru, dan organisasi profesional, serta dari
masyarakat, yaitu orangtua, komite sekolah, tokoh masyarakat,
dan sebagaian.

24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku
dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum
tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006
(yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang
telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam
masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah
menjadi sekolah rintisan.

Dalam setiap pengemangan kurikulum pasti ada landasan-landasan


yang digunakan adalah landasan filosofi, landasan yuridis, landasan
konseptual, landasan teoritis, dan landasan empiris. Prinsip atau disebut
juga dengan kaidah adalah suatu kebenaran yang dapat dipercaya pada
suatu masa tertentu, atau kebenaran fundamental untuk digunakan sebagai
pedoman berpikir atau melakukan kegiatan (Ranupandojo Heidjrachman:
1996). Prinsip dalam pengembangan kurikulum dimaksudkan adalah
rambu-rambu atau pedoman yang harus dipegangi dalam kegiatan
pengembangan kurikulum agar hasilnya dapat sesuai dengan harapan
semua pihak yakni peserta didik, keluarga, lembaga pendidikan,
masyarakat dan juga pemerintah.

Proses pengembangan kurikulum tidak bisa dilepaskan dari


karakteristik pendekatan serta model pengembangan kurikulum yang
digunakan. Sebab, masing-masing pendekatan dan model pengembangan
kurikulum tentunya memiliki karakteristik proses pengembangan yang
berbeda. Namun demikian, terdapat langkah-langkah (sequence) yang bisa
dilaksanakan sebagai pedoman umum dalam melaksanakan proses
pengembangan kurikulum. Menurut Nasution, terdapat dua proses utama
yang biasa digunakan dalam melaksanakan proses pengembangan

25
kurikulum yaitu pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan
pedoman pembelajaran.

B. SARAN
Kami selaku penulis mengharapkan kritik maupun saran apabila
terdpat banyak kesalahan kata, kalimat, maupun terkait struktur dalam
makalah ini. Semoga kritik dan saran yang diberikan dapat membangun
sehingga akan menjadikan kami lebih baik kedepannya dalam hal
berkerjasama terutama dalam kelompok.

26
DAFTAR PUSTAKA

Heidjrachman, R. (1996). TEORI DAN KONSEP MANAJEMEN. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Lismina. (2018). PENGEMBANGAN DI SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI.


Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Majir, Abdul. DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM. Yogyakarta :


Deepublish.

Panjaitan, Regina, L. (2014). EVALUASI PEMBELAJARAN SD BERDASARKAN


KURIKULUM. Sumedang: UPI Sumedang Press.

Shobirin, M. (2016). KONSP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI


SEKOLAH DASAR. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Slameto. (2015). RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM


2013. Jurnal Scholaria, 1-2.

Suarga. (2017). Kerangka Dasar dan Landasan Pengembangan Kurikulum 2013.


Jurnal Pendidikan, 5.

Suhendra, Ade. 2019. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM


PEMBELAJARAN AS/MI: Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar/ Madrasah
ibtidiyah (SD/MI). Jakarta: Kencana.

27

Anda mungkin juga menyukai