Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

BAHAN PELEDAK

4.1 Latar Belakang


Secara praktis, bahan peledak (BP) adalah kumpulan bahan kimia yang mampu
mengurai dengan cepat dan menghasilkan ledakan. Penguraian ini menghasilkan
gas bertemperatur dan bertekanan tinggi sehingga dapat melakukan kerja mekanis
ke sekelilingnya. Agar dapat dipakai dengan aman, BP harus mempunyai
stabilitas kimia yang baik pada berbagai kondisi seperti : gesekan, impak, atau
panas.

Secara umum BP dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari unsur padat, cair,
atau gas yang berkondisi metastabil dan dapat melakukan reaksi kimia dengan
cepat tanpa ada unsur lainnya, seperti oksigen atmosfir. Reaksinya dapat dipicu
secara mekanis kejut atau panas. Ketahanan untuk melakukan reaksi
mencerminkan sensitivitas bahan peledak.

Gambar 4.1

Dimas Sulistio / 710017141


1
Segitiga Detonasi

Berdasarkan kategori dasar pembentukan proses ledakan, maka BP dapat dibagi


sebagai berikut :

1. Nuklir, contoh : bom atom, uranium.


2. Mekanis, contoh : pemanasan air dalam wadah tertutup, kawah.
3. Kimia, contoh : kejut, dekomposisi hebat campuran kimia.
Pada kecepatan reaksi kimia semua BP bergantung kepada kekuatan gelombang
kejut. BP yang terdiri dari molekul-molekul berenergi tinggi akan menghasilkan
reaksi dekomposisi kimia atau detonasi dengan sangat cepat. Laju perubahan
kekuatan gelombang kejut akan menurun sesuai dengan menurunnya amplitudo
gelombang kejutnya.

Sebaliknya, reaksi detonasi BP komersial sangat bergantung kepada ukuran


pemuatan BP dan derajat pengukungan. BP komersil umumnya memiliki energi-
dalam rendah dan sering berupa gabungan dari komponen bahan bakar dan
oksider yang disatukan dalam butiran yang berbeda. Reaksi kimia BP jenis ini
hanya terjadi saat peledakan. Sebagai contoh, BP yang banyak dipakai untuk
peledakan batuan adalah ANFO. BP ini merupakan campuran butir ammonium
nitrat (AN) dengan bahan bakar solar sebanyak 5,5% ANFO. Dalam bentuk ini
mempunyai bobot isi sekitar 0,8 s/d 1 g/cc, dan umumnya tidak mampu untuk
melakukan detonasi di dalam bentuk dodol tak terkurung dengan diameter < 50
mm.

4.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Bahan Peledak adalah:

1. Memahami sifat-sifat bahan peledak.


2. Memahami klasifikasi bahan peledak.
3. Memahami tipe dan jenis bahan peledak industri.

4.3 Dasar Teori

Dimas Sulistio / 710017141


2
1. Klasifikasi Bahan Peledak
Pada Tabel 3.1 terlihat klasifikasi metode pemecahan batuan berdasarkan energi
yang digunakan. Dari metode tersebut, hanya energi kimia yang dipergunakan
secara luas untuk pemberaian batuan yang kuat. Kecuali bahan peledak kimia,
masih ada jenis bahan peledak lain, yaitu bahan peledak mekanis (mechanical
explosive) dan nuklir (nuclear) seperti yang tercantum dalam klasifikasi bahan
peledak menurut Manon, 1976.
Tabel 4.1
Klasifikasi Metode Pemecahan Batuan
Bentuk Energi
Alat Atau Mesin Yang
Yang Metode
Dipergunakan
Dipergunakan
High explosives, blasting
Kimia Peledakan agent, liquid oxygen (LOX),
black powder
Udara bertekanan tinggi,
Pneumatic
silinder carbondioxide

Mekanis Ripping Ripper teeth, dozer blade

Hydraulic impact hammer,


Impact
drop ball

Menyemprot tanah (soil) Hydraulicking (monitor)


Fluida
Menyembur batuan Hydraulic jet

Electric arc atau


Listrik Electrofac machines
lompatan listrik
Menurut Manon, permissible explosives digolongkan dalam bahan peledak lemah,
hal tersebut kurang tepat karena tidak semua permissible explosive merupakan
bahan peledak lemah. Sebenarnya masih ada beberapa cara dalam menyusun
klasifikasi bahan peledak, antara lain :

Dimas Sulistio / 710017141


3
a. Menurut Manon (1976), bahan peledak dibagi menjadi :
 Bahan peledak kimia
 Bahan peledak mekanis
 Bahan peledak nuklir
b. Menurut Mike Smith (Mining Magazine, Feb. 1988) bahan peledak dibagi
menjadi :
 Bahan peledak kuat (high explosives)
 Blasting agents
 Speciality explosives
 Explosive substitutes

Gambar 4.2

Klasifikasi Bahan Peledak Menurut Mike Smith

2. Bahan Peledak Kimia


Bahan peledak kimia yang banyak digunakan di dunia industri pertambangan,
oleh beberapa penulis diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Menurut R. L. Ash bahan peledak kimia dibagi menjadi :
 Bahan peledak kuat (high explosive), yang memiliki sifat detonation
dengan kecepatan detonasi 5.000 - 24.000 feet per second (fps).

Dimas Sulistio / 710017141


4
 Bahan peledak lemah (low explosive), yang memiliki sifat deflagration
dengan kecepatan reaksi < 5.000 fps.
b. Menurut Anon (1977) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi :
 Bahan peledak lemah (low explosives)
 Bahan peledak kuat (high explosives)
 Blasting agents
Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang
apabila dikenakan panas, benturan, gesekan atau kejutan (shock) secara cepat
dengan sendirinya akan bereaksi dan terurai (exothermic decomposition).
Penguraian ini menghasilkan produk yang lebih stabil, umumnya berupa gas-gas
bertekanan tinggi, karena gas-gas tersebut mengembang pada suhu tinggi akibat
panas yang dihasilkan dari reaksi eksotermis.

Besarnya tenaga yang dihasilkan suatu bahan peledak terutama tergantung pada
jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan. Ada dua macam istilah untuk
reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia, yaitu detonation dan deflagration.
Detonation menunjukkan reaksi kimia yang terjadi pada bahan peledak dengan
kecepatan yang lebih cepat daripada kecepatan suara dan menyebabkan shattering
effects sedangkan deflagration menunjukkan reaksi kimia yang lebih lambat
daripada kecepatan suara dan menyebabkan heaving effect.

Tabel 4.2

Klasifikasi Bahan Peledak Menurut Anon

Macam Reaksi Contoh


Low explosives Deflagrate (terbakar) Black Powder
Nitro Glycerin(NG) ,
High explosives Detonate (meledak)
Dynamite
Blasting agents Detonate (meledak) ANFO, Slurry

3. Bahan Peledak Lemah (Low Explosive)

Dimas Sulistio / 710017141


5
Bahan peledak lemah adalah campuran dari potasium nitrat atau sodium nitrat,
sulphur, dan charcoal yang biasa disebut black powder. Black powder diproduksi
dalam dua bentuk, yaitu:
a. Granular atau black blasting powder yang berbentuk butiran kecil; biasanya
dikemas dalam tong seberat 25 pound.
b. Pelleted atau pellet powder yang berbentuk silinder. Ada dua macam black
blasting powder yaitu :
 Grade A adalah black blasting powder yang mengandung salpeter atau
potassium nitrat. Bahan peledak ini lebih cepat reaksinya, sedikit lebih
berat dan kurang higroskopis dibandingkan dengan grade B.
 Grade B adalah black blasting powder yang mengandung sodium nitrate.
Kecepatan pembakaran (burning speed) dari black blasting powder
dikontrol oleh ukuran butir. Semakin kecil ukuran butirannya akan semakin
cepat pembakaran atau reaksi kimianya.
4. Bahan Peledak Kuat (High Explosives)
Berdasarkan fungsinya bahan-bahan (ingredients) yang dipergunakan untuk
membuat bahan peledak kuat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. bahan peledak dasar (explosives bases)

b. bahan bakar (combustibles)

c. pembawa oksigen (oxygen carriers)

d. antacids

e. penyerap (absorbents)

Beberapa bahan dapat mempunyai fungsi lebih dari satu. Bahan peledak dasar
adalah bahan yang berbentuk padat atau cairan yang apabila dikenakan panas
yang tinggi atau kejutan (shock) akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas
disertai pelepasan atau pembebasan energi panas yang besar.

Combustibles dan oxygen carriers ditambahkan dalam suatu bahan peledak untuk
mendapatkan oxygen balance yang baik atau menghindari terbentuknya NO2

Dimas Sulistio / 710017141


6
(nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide). Antacid ditambahkan dalam
campuran suatu bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu
penyimpanan dan absorbent digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan
peledak dasar yang berbentuk cairan.

5. Sifat-Sifat Bahan Peledak


Bahan peledak (BP) mempunyai bermacam-macam sifat. Untuk jenis bahan
peledak tertentu sifat-sifatnya bervariasi tergantung dari pabrik yang membuatnya.
Sifat-sifat BP yang akan dibahas disini adalah sifat-sifat yang berguna sebagai
petunjuk untuk memilih BP. Sifat-sifat tersebut adalah sifat fisik BP dan sifat
detonasi.

 Sifat fisik terdiri dari :


a. Bobot Isi

b. Sensitivitas

c. Ketahanan Air

d. Stabilitas Kimia

e. Karakteristik Gas Peledakan

f. Karakteristik Keselamatan

 Sedangkan sifat detonasi terdiri dari :


a. Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation)

b. Tekanan Detonasi

c. Tekanan Lubang Tembak

d. Energi atau Kekuatan

5.1. Sifat-sifat Fisik

a. Bobot Isi (density)

Dimas Sulistio / 710017141


7
Bobot isi (BI) bahan peledak (BP) merupakan salah satu parameter penting dalam
pemilihan BP yang cocok untuk suatu kegiatan peledakan batuan. Bobot isi
berhubungan dengan massa BP yang menempati ruangan lubang tembak. Energi
peledakan yang disuplai oleh BP merupakan fungsi dari jumlah massanya,
semakin tinggi BI semakin besar energi peledakannya. BP curah dapat dikirim
dalam berbagai BI. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengatur distribusi energi
peledakan pada kondisi geometri peledakan yang polanya tidak beraturan.

Bobot Isi dari suatu BP dapat pula dinyatakan dalam berat jenis atau kekuatan
dodol ledak. Berat jenis adalah nisbah bobot isi BP terhadap bobot isi air pada
kondisi baku (standar). Sedangkan cartridge count atau stick count adalah sama
dengan 140 dibagi berat jenis dari BP atau dinyatakan dalam jumlah dodol ledak
berukuran 1 1/4" x 8" di dalam kotak seberat 50 Ib.

Berat jenis BP komersial adalah antara 0,6 - 1,7 atau cartridge count antara 233 –
82. BP berbentuk butiran (free running explosives) bobot isinya sering dinyatakan
dalam jumlah pound BP per foot panjang muatan dalam lubang tembak yang
ukurannya telah ditentukan. Biasanya BP yang mempunyai bobot isi tinggi akan
menghasilkan kecepatan detonasi dan tekanan yang tinggi.

Untuk peledakan di tempat yang kondisinya sukar atau peledakan yang


diharapkan dapat menghasilkan fragmentasi berukuran kecil diperlukan BP
dengan bobot isi tinggi, sedangkan sebaliknya diperlukan BP dengan bobot isi
rendah.

Bobot isi suatu BP menjadi amat penting jika bekerja di tempat yang kondisinya
berair. Karena BI nya harus lebih besar dari 1 gr/cc agar tidak mengapung di atas
bantalan air. BI air di dalam lubang tembak biasanya lebih besar dari 1 gr/cc,
karena adanya partikel padatan atau garam-garam yang terlarutkan dan sangat
dianjurkan untuk menggunakan BP yang BI nya lebih besar dari 1,1 gr/cc.
Sensitivitas, VOD dan energi peledakan dipengaruhi oleh BI. Sensitivitas hampir
semua BP curah menurun dengan menaiknya VOD dan BI. Selang BI untuk BP
komersial dapat dilihat pada Tabel 6.

Dimas Sulistio / 710017141


8
Tabel 4.3.

Kisaran bobot isi bahan peledak

Berat jenis tidak mempunyai satuan, sedangkan bobot isi mempunyai satuan gr/cc
atau Ib/cuft. Cartridge count atau stick count (SC) adalah jumlah dodol ledak
dengan ukuran 1 1/4" x 8" di dalam kotak seberat 50 lb. Loading density (de)
adalah jumlah berat BP per foot dari panjang muatan dengan satuan lb/ft. Sedang
diameter muatan dinyatakan dalam inci.

b. Sensitivitas
Sensitivitas adalah ukuran kemudahan BP untuk diinisiasi, atau lebih spesifik lagi
adalah energi minimum untuk meledakkan suatu BP dan sering dinyatakan dalam
cap sensitivity. Sensitivitas sering dikacaukan dengan definisi sensitiveness yang
artinya adalah ukuran kemampuan BP untuk melakukan propagasi.

Uji sensitivitas blasting cap No. 8 adalah uji standar yang sering dipakai oleh
industry BP. Blasting cap No. 8 ini termasuk kategori yang terlemah dan
mempunyai kandungan 2 gram campuran yang terdiri 80% mercury fulminate dan
20% potassium chlorate. Sedangkan blasting cap yang lebih kuat adalah yang
berisi PETN.

c. Ketahanan terhadap air


Ketahanan BP terhadap air adalah ukuran dari kemampuan suatu BP berada dalam
air dengan tidak merusak atau mengubah/mengurangi kepekaannya (sensitivity).
Apabila terdapat air dalam lubang tembak dan waktu antara memuat dan
meledakkan agak singkat, BP dengan nilai ketahanan air baik sudah memenuhi.

Dimas Sulistio / 710017141


9
Jika waktu BP berada dalam lubang tembak agak lama perlu dipakai BP dengan
nilai ketahanan air yang sangat baik atau memuaskan (excellent).

BP watergel dan emulsion memberikan tekanan terhadap kondisi basah/air, yang


walaupun demikian akan mengubah sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya tidak ada
BP komersial yang 100 % tahan air. Tetapi semua BP yang dikatakan tahan air
dapat dipakai secara efektif bila BP dimuatkan ke dalam lubang tembak dengan
hati-hati. Secara kimia BP tidak berubah bila dijaga pada kondisi penyimpanan
tertentu namun demikian dapat dikatakan bahwa stabilitas kimia akan berubah
akibat beberapa hal.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi umur BP :

 formula (susunan campuran)


 kelembaban dan temperatur ekstrim
 kualitas bahan mentah
 kontaminasi
 fasilitas pergudangan
Untuk memudahkan identifikasi kerusakan BP secara visual adalah sebagai
berikut :

 kristalisasi
 perubahan warna
 kinerja lapangan buruk
d. Karakteristik gas peledakan
Diharapkan dari detonasi suatu BP komersial menghasilkan uap air (H 2O),
karbondioksida (CO2), dan nitrogen (N2), walaupun kadang-kadang terdapat juga
hasil tambahan yang tidak diharapkan, yaitu gas-gas beracun seperti karbon
monoksida (CO akibat dari negatif neraca oksigen) dan nitrogen oksida (NO 2)
akibat dari positif neraca oksigen). Gas-gas beracun ini terbentuk karena hasil
suatu proses peledakan yang tidak zero oxygen balance.

Dimas Sulistio / 710017141


10
Gas-gas beracun ini disebut fumes dan fumes class dari suatu BP menyatakan sifat
dan jumlah dari gas-gas beracun yang terbentuk di dalam proses peledakan. Untuk
kegiatan peledakan di tambang terbuka faktor gas beracun tidak terlalu merupakan
suatu persoalan. Di dalam pekerjaan tambang bawah tanah atau pekerjaan dalam
ruang tertutup atau terkurung, nilai gas beracun dari suatu BP yang dipakai
merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Kehadiran gas-gas
beracun ini dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

 buruknya kontrol kualitas


 kerusakan pada BP
 pengepakan bocor
 diameter muatan BP kurang, atau
 waktu tidur yang terlalu lama (sleep blasting terlalu lama)
Nilai gas beracun dari suatu BP didasarkan pada anggapan bahwa BP diledakkan
dalam bentuk dodol ledak. Pengupasan pembungkus dodol ledak suatu BP akan
mengganggu neraca oksigen dan akan berpengaruh kurang baik terhadap gas-gas
beracun yang dihasilkan dan efisiensi peledakan. Air dalam lubang tembak dapat
juga mempunyai pengaruh yang merugikan pada gas-gas beracun yang dihasilkan
dalam proses peledakan, disebabkan oleh kerusakan BP atau penyerapan panas
dari proses peledakan. Tabel 3.4 menunjukkan klasifikasi dari gas beracun.

Tabel 4.4.

Klasifikasi fumes dari bahan peledak

Dimas Sulistio / 710017141


11
Untuk memilih BP yang sesuai, juru ledak harus mengetahui kondisi fisik batuan
(kekerasan, density, struktur geologi, dan sebagainya) dan kondisi tempat kerja
(keadaan air, ventilasi yang tersedia) dan tujuan dari pekerjaan peledakan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dipilih BP yang mempunyai sifat-sifat
yang sesuai.

e. Karakteristik Keselamatan
BP komersial dalam penggunaannya harus memiliki sifat-sifat yang dapat
menjamin keselamatan kerja. Oleh karena itu sebelum BP dapat dipakai secara
komersial beberapa uji perlu dilakukan seperti : jatuh impak, batang luncur,
projektil, analisa panas differensial, bakar, dan elektrik statik.

5.2. Sifat-Sifat Detonasi


a. Kecepatan Detonasi (VOD)
Sifat BP yang sangat penting adalah kecepatan detonasi yang dapat diukur atau
dinyatakan dalam angka terkungkung (confined) atau harga tidak terkurung
dengan satuan meter per detik (mpd). Kecepatan detonasi terkungkung (confined
detonation velocity) adalah ukuran dari kecepatan gelombang detonasi
(detonation wave) yang merambat melalui kolom BP di dalam lubang tembak atau
ruang terkungkung lainnya.

Sedangkan kecepatan detonasi tidak terkungkung (unconfined detonation


velocity) menunjukkan kecepatan detonasi BP apabila BP diledakkan dalam
keadaan terbuka atau tidak terkungkung. Karena BP umumnya dipergunakan
dalam keadaan tingkat pengungkungan tertentu, harga kecepatan detonasi dalam
keadaan terbuka atau tidak terkungkung lebih berarti.

Sebagian pabrik mengukur kecepatan detonasi di dalam kolom BP berdiameter


1,25" yang tidak terkungkung, walaupun beberapa pengukuran dilakukan di dalam
pengungkungan dengan pipa besi dengan diameter berbeda-beda. Kecepatan
detonasi dari suatu BP tergantung pada density, bahan-bahan (ingredients) yang
terdapat dalam BP, ukuran partikel dari bahan-bahan, diameter muatan (charge)
dan derajat pengungkungan. Pengurangan ukuran butir, penambahan diameter

Dimas Sulistio / 710017141


12
muatan dan penambahan derajat pengungkungan semuanya cenderung menambah
kecepatan detonasi. Memilih BP yang didasarkan atas kecepatan detonasi perlu
mengetahui apakah kecepatan tersebut terkungkung atau tidak terkungkung.

b. Tekanan Lubang Tembak


Tekanan lubang tembak yang dipublikasi oleh produsen BP seringnya didasarkan
pada pengukuran VOD dengan muatan BP terkungkung. Dalam melakukan
peledakan ANFO, parameter tekanan lubang tembak sangat berguna karena
ANFO adalah BP yang kurang sensitif oleh karenanya tekanan detonasi tinggi
sangat diharapkan. Tekanan yang berada di belakang muka detonasi menghasilkan
tekanan lubang tembak sekitar 50% tekanan detonasi dan ini adalah hasil ekspansi
gas-gas. Tekanan lubang tembak menunjukkan bahwa energi gas dari BP dan
nilainya bergantung kepada :

 Pengukungan
 Jumlah gas yang dibangkitkan
 Temperatur produk reaksi kimia BP
Tekanan lubang tembak diakibatkan dari ekspansi gas-gas reaksi kimia BP, oleh
karenanya tidak mungkin diukur karena tekanan kejutnya sangat besar di muka
detonasi yang dapat merusakan semua peralatan ukur.

c. Kekuatan Energi (Strength)


Strength atau kekuatan adalah ukuran untuk mengukur energi yang terkandung
dalam BP dan kerja yang dapat dilakukan oleh BP. Tes yang dipakai untuk
mengukur adalah ballistic mortar test. Istilah strength pertama kali dipakai untuk
dinamit dengan campuran nitrogliserin dan kiesel guhr (inert filler), 60 % dinamit
mengandung 60 % berat nitrogliserin dan kekuatannya 3 kali kekuatan 20 %
dinamit.

Sekarang inert filler dari straight dynamite disubstitusi dengan bahan-bahan aktif
(active ingredients,) seperti : sodium nitrate dan carbonaceous fuel yang akan
menambah energi dalam BP. Akibatnya 60 % straight dynamite yang
mengandung 60 % nitrogliserin hanya kurang lebih 1,5 kali kekuatan dari 20 %

Dimas Sulistio / 710017141


13
straight dynamite, karena energi yang diberikan oleh tambahan sodium nitrate dan
carbonaceous material dalam 20 % straight dynamite.

Dua macam ukuran strength yang dipakai untuk menilai BP komersial, yaitu :
weight strength adalah membandingkan kekuatan BP dengan dasar berat yang
sama dan dodol ledak atau bulk strength membandingkan kekuatan BP dengan
dasar volume yang sama.

Secara tradisional strength dinyatakan dalam persen dengan straight nitroglycerin


dynamite dipakai sebagai standar. Weight strength dan kekuatan dodol ledak dari
suatu BP adalah sama apabila specific gravity dari BP adalah 1.4.

1) Weight strength
Weight strength berguna untuk membandingkan potensi kinerja suatu BP dengan
basis faktor energi. Weight strength biasanya didefinisikan sebagai berikut.
Weight strength = Energi tersedia dari suatu BP X 100% Energi tersedia ANFO.
Beberapa BP kekuatannya dinyatakan dalam weight strength dan sebagian lagi
dinyatakan dalam kekuatan dodol ledak. Oleh karena itu, penting bagi pemakai
BP mengetahui kekuatan yang mana yang digunakan untuk menyatakan kekuatan
BP yang akan dipakai. Secara umum kekuatan dinamit dinyatakan dengan dasar
weight strength dan gelatin dinyatakan dengan dasar kekuatan dodol ledak,
walaupun hal ini tidak selalu benar.

2) Bulk strength
Bulk strength suatu BP dinyatakan sebagai perbandingan energi suatu BP terhadap
energi yang diberikan oleh volume ekivalen BP ANFO. Bulk strength berguna
untuk membandingkan potensi kinerja suatu BP dengan basis volume ekivalen
lubang tembak, atau panjang muatan untuk diameter lubang yang sama.

Bulk strength = Weight strength x Bobot isi x 100% Bobot isi ANFO Energi
tersedia tidak memberikan indikasi laju pelepasan energi (Energy Release Rate =
ERR) atau proporsi suatu BP untuk bekerja secara efektif dalam pembongkaran
dan pemindahan batu. Weight dan Bulk strengths tidak memberikan data energi
tersedia secara langsung melainkan hanya perkiraan kerja efektif yang dapat

Dimas Sulistio / 710017141


14
dilakukan oleh suatu BP. Oleh karena itu timbul suatu istilah baru yang disebut
sebagai Energi Efektif.

3) Energi Efektif (EE)


Berdasarkan pengamatan high speed film camera, pergerakan burden pada
akhirnya menyebabkan gas ledakan bahan peledak (BP) keluar dari lubang
tembak dan merekahkan massa batuan. Gas ini mengandung sejumlah besar
energi. Energi BP sesungguhnya terdiri dari Energi Aktivasi dan pelepasan energi
dalam bentuk Energi Kejut dan Energi Gelombang.

Energi Efektif (EE) adalah energi yang berguna dalam proses detonasi atau energi
yang dilepaskan oleh BP begitu tekanan gas ledakan menurun dan berhenti
dimana tekanan gas keluar dari massa batuan dan oleh karena itu berhenti
melakukan kerja efektif. Energi tersedia dapat diplot dalam bentuk Energi
Kumulatif dengan menurunnya tekanan gas. Energi Efektif adalah Kumulatif
Pelepasan Energi hingga berhenti, yaitu pada tekanan sekitar 100.000 kPa atau
1.000 Bar. Nilai Energi Efektif Iebih kecil daripada Energi Total atau Energi
Tersedia, dan bergantung kepada karakteristik kurva Energi-Tekanan.

Pengukuran dan perhitungan energi sulit untuk dilakukan, namun metode


eksperimen telah banyak dilakukan, antara lain :

 Ballistic mortar
 Trautzl lead block test
 Underwater detonation test
 Crater test
 Langefors weight strength
Secara teoritik energi juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-
persamaan termodinamik. Energi yang dihitung dengan hukum-hukum
termodinamik akan lebih besar daripada hasil pengamatan eksperimen. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya kehilangan energi saat BP diledakkan.

Dimas Sulistio / 710017141


15
4.4 Pelaksanaan Praktikum
1. Pelaksanaan
Hari, tanggal : Senin, November 2019
Sesi / jam : II / (14.00-15.00) WIB
Acara : 4( Bahan Peledak)
2. Peralatan yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu:
a. Alat Tulis

3.Prosedur praktikum meliputi:


 Datang tepat waktu
 Menyimak dan memahami materi yang disampaikan asdos
 Mencatat hal hal penting
 Mengerjakan tugas tepat waktu
 Tertib mengikuti praktikum

Dimas Sulistio / 710017141


16
4.6 Kesimpulan

Bahan Peledak definisikan sebagai kumpulan dari unsur padat, cair, atau gas yang
berkondisi metastabil dan dapat melakukan reaksi kimia dengan cepat tanpa ada
unsur lainnya, seperti oksigen atmosfir. Reaksinya dapat dipicu secara mekanis
kejut atau panas. Ketahanan untuk melakukan reaksi mencerminkan sensitivitas
bahan peledak.
Sifat-sifat Bahan Peledak

 Sifat fisik terdiri dari :


 Bobot Isi
 Sensitivitas
 Ketahanan Air
 Stabilitas Kimia
 Karakteristik Gas Peledakan
 Keselamatan Kerja
 Sedangkan sifat detonasi terdiri dari :
 Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation)
 Tekanan Detonasi
 Tekanan Lubang Tembak
 Energi atau Kekuatan
klasifikasi bahan peledak menurut keppres No. 5 / 1988 dan SK
Menhankam No. SKEP/974/VI/1988 membagi bahan peledak (explosives)
menjadi dua golongan besar yaitu :

 bahan peledak industri (komersial)


 bahan peledak militer

Dimas Sulistio / 710017141


17

Anda mungkin juga menyukai