Oleh
DONNA FEBRI ROTUA
132500114
Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Juni 2016
Puji dan syukur kehadidrat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ny. D Post Sectio Caesarea Hari Ke-2 dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Eliminasi Fekal (Resiko
Konstipasi) di Ruangan Tanjung II RSUD. Dr. Pirngadi Medan” yang
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan,
kemampuan serta pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran dari semua pihak yang besifat membangun guna dijadikan
pedoman bagi penulis dikemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.Dselaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kepselaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, Sp.KMB Wakil selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan pikiran untuk membimbing saya menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
7. Ibu Erniyati, S.Kp, Ns, MNS selaku Dosen Penguji yang memberikan saran dan
kritik
iii
Universitas Sumatera Utara
8. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khusunya Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis
selama proses perkuliahandan staf non akademik yang telah banyak membantu
penulis di bidang administrasi.
9. Teristimewa buat Ayah Tumpal Siburian dan Ibu Helena Manurung yang telah
membesarkan serta mendidik saya sehingga mampu menyelesaikan perkuliahan
saya begitu juga adik-adik saya, Sandro, Rilo, dan Dinda yang telah banyak
memberikan dukungan dan doa.
10. Sahabat-sahabat tercinta Maya, Maria, Metro, Kiki, Ida, Estina, dan Hemia yang
selalu memberidukungan, doa, dan motivasi.
11. Teman seperjuangan saya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah, Mika, Astina,
dan Dina.
12. Seluruh teman-teman DIII terkhusus stambuk 2013 yang telah banyak memberi
semangat, doa, dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Sampul
Halaman Pernyataan Orisinalitas
Lembar Pengesahan ....................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ................................................................................................. 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ............................................................................ 5
A. Konsep Dasar Post Partum Sectio Caesarea ......................................................... 5
B. Konsep Dasar Eliminasi Fekal..............................................................................6
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan eliminasi Fekal
..................................................................................................................................12
1. Pengkajian Keperawatan ................................................................................. 12
2. Analisa Data..................................................................................................... 14
3 Rumusan Masalah ............................................................................................. 14
4. Diagnosa Keperawatan .................................................................................... 18
5. Perencanaan Keperawatan ............................................................................... 18
6. Implementasi Keperawatan ............................................................................. 19
7. Evaluasi Keperawatan ..................................................................................... 19
D.Asuhan Keperawatan Kasus Pasien di Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan ........... 20
1. Pengkajian Keperawatan ................................................................................ 20
2. Analisa Data..................................................................................................... 21
3. Rumusan Masalah ............................................................................................ 22
4. Diagnosa Keperawatan (Prioritas) ................................................................... 23
5. Perencanaan dan Rasional Keperawatan ......................................................... 23
6. Implementasi Keperawatan ............................................................................. 25
7. Evaluasi Keperawatan ..................................................................................... 27
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 28
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 28
B. Saran ................................................................................................................... 28
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 30
Lampiran 1 ................................................................................................................ 31
Lampiran 2 ................................................................................................................ 35
vi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu mempunyai
karakteristik yang unit, kebutuhan dasarnya sama. Perbedaannya hanya dalam cara
pemenuhan kebutuhan dasar tersebut (Asmadi, 2008).
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan (Alimul, 2006).
Di kalangan profesi keperawatan, teori kebutuhan dasar yang sering dijadikan
acuan adalah hierarki kebutuhan dasar manusia yang dipublikasikan Abraham
Maslow pada tahun 1970. Menurut Maslow, pemenuhan berbagai kebutuhan tersebut
didorong oleh dua kekuatan (motivasi) yakni motivasi kekurangan (defiency
motivation) dan motivasi pertumbuhan/perkembangan (growth motivation). Motivasi
kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai
kekurangan yang ada. Misalnya lapar mendorong seseorang untuk memenuhi nutrisi;
haus untuk memenuhi kekurangan cairan dan elektrolit; sesak napas, untuk memenuhi
kekurangan oksigen di tubuh; takut cemas merupakan kebutuhan untuk memenuhi
kekurangan rasa aman; dan sebagainya (Asmadi, 2008).
Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu atau penting untuk bertahan
hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan dasar yaitu: kebutuhan oksigen,
cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat, dan seks (Potter &
Perry, 2005).
Eliminasi merupakan kebutuhan yang esensial dan berperan penting dalam
menentukan kelangsungan hidup dalam homeostatis melalui pembuangan sisa sisa
metabolisme. Secara garis besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis
yaitu sampah yang berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai feses
1
Universitas Sumatera Utara
(nondigestible waste) serta sampah metabolisme berasal dari saluran kemih berupa
urine (Asmadi, 2008).
Gangguan eliminasi fekal dapat dialami oleh ibu post persalinan dengan
Sectio Caesarea. Setelah persalinan terjadi adaptasi pada sistem pencernaan, berupa
penurunan tonus otot dan motilitas ususmenetap dalam beberapa waktu setelah bayi
lahir. Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 1 hari sampai 2 hari setelah
melahirkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan. Biasanya
bising usus akan terdengar pada hari kedua dan ketiga. Pada hari pertama post sectio
caesaria bising usus masih lemah akibat efek anestesi, biasanya sampai 24-48 jam
setelah pembedahan, tentu saja menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan
eliminasi. Jika hal ini tidak dilakukan penatalaksanaan dengan tepat memungkinkan
dapat terjadi konstipasi (Bobak, 2004).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. D Post Sectio
Caesarea Hari Ke-2 di Ruangan Tanjung II yang menjadi prioritas masalah terkait
dengan kebutuhan dasar manusia adalah eliminasi fekal. Dari pengkajian terhadap
pola buang air besar (BAB)Ny. D ditemukan data bahwa Ny. D tidak dapat buang air
besar selama 3 hari, terhitung dari sehari sebelum dilakukan operasi Sectio Caesarea.
Resiko konstipasi yang dialami ibu disebabkan kurangnya asupan makanan yang
berserat dan asupan cairan, serta kurangnya pergerakan ibu berhubungan dengan
nyeri luka jahitan sehingga mortilitas usus menurun. Penulis memprioritaskan
masalah kebutuhan dasar eliminasi fekal (resiko konstipasi) pada klien Ny. D, sebab
resiko konstipasi yang dialami ibu membuat ibu menjadi tidak nyaman, dan khawatir
akan keadaannya karena perut ibu terasa sudah penuh atau begah. Untuk itu perlu
adanya penanganan terhadap resiko konstipasi yang dialami ibuNy. D terlebih dahulu
untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan dasar lainnya.
Untuk itu penulis mengangkat masalah kebutuhan dasar eliminasi fekal dalam
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.D Post Sectio
Caesarea Hari Ke-2 dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Eliminasi
Fekal (Resiko Konstipasi) di Ruangan Tanjung II RSUD.dr. Pirngadi Medan”.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
a. Mampu mendeskripsikan pengkajian pada Ny. D dengan masalah kebutuhan
dasar gangguan eliminasi fekal.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. D berdasarkan analisa
masalah kebutuhan dasar gangguan eliminasi fekal.
c. Mampu mendeskripsikan perencanaan pada Ny. D dengan masalah kebutuhan
dasar gangguan eliminasi fekal.
d. Mampu mendeskripsikan implementasi sesuai rencana yang telah ditetapkan
pada Ny. D dengan masalah kebutuhan dasar gangguan eliminasi fekal.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan dengan masalah kebutuhan
dasar eliminasi fekal.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
1. Bagi Instansi Pendidikan
Digunakan sebagai informasi dan laporan bagi institusi pendidikan bahwa
penulis telah melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studinya.
2. Bagi praktek keperawatan
Dapat menambah wawasan bagi perawat dalam memberikan Asuhan
Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Eliminasi
Fekal (Resiko Konstipasi) Fekal pada Ibu Post Sectio Caesarea.
1. Proses Defekasi
Defekasi adalah proses pembuanganatau pengeluaran sisa metabolisme berupa
feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus(Tarwoto, 2006).
Dalam proses defekasi terjadi dua macam reflex, yaitu Pertama, refleks
defekasi intrinsik. Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rektum sehingga
terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada flektus
mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus, secaras
sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi.
Kedua, Refleks defekasi parasimpatis. Feses yang masuk ke rektum akan
merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari spinal cord
2. Pola Defekasi
Pola defekasi sangat bersifat individual, bervariasi dari beberapa kali sehari
hingga dua atau tiga kali perminggu. Jumlah feses yang dikeluarkan juga bervariasi
pada setiap orang. Penundaan keinginan defekasi berulang dapat menyebabkan
ekspansi rektum untuk mengakomodasi feses yang terakumulasi dan pada akhirnya
akan kehilangan sensitivitas terhadap keinginan defekasi. Konstipasi pada akhirnya
terjadi (Berman, 2009).
Waktu defekasi dan jumlah feses sangatlah bersifat individual. Orang dalam
keadaan normal, frekuensi buang air besar 1 kali dalam sehari. Tetapi, ada pula yang
buang bair besar 3-4 kali seminggu.Ada yang buang air besar setelah sarapan pagi,
ada pula yang malam hari. Pola defekasi individu juga bergantung pada bowel
training yang dilakukan pada masa kanak-kanak. Sebagian besar orang memiliki
kebiasaan defekasi setelah sarapan karena adanya refleks gastrokolik yang
menyebabkan ‘mass movement’ pada usus besar.
Umumnya jumlah feses bergantung pada jumlah intake makanan.Namun
secara khusus, jumlah feses sangat bergantung pada kandungan serat dan cairan pada
makanan yang dimakan. Pola defekasi akan berubah adanya konstipasi, fekal
2. Analisa Data
Analisa data mencakup mengenai pola atau kecenderungan, membandingkan
pola ini dengan pola kesehatan yang normal, menarik konkulsi tentang respon klien.
Perawat memperhatikan pola atau kecenderungan sambil memeriksa kelompok data.
Kelompok data terdiri dari batasan karakteristik. Batasan karakteristik adalah kriteria
klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik. Kategori klinis adalah tanda dan
gejala objektif atau subjektif atau faktor resiko. Kategori diagnostik dan batasan
karakteristik memberikan struktur untuk proses kognitif dalam mengidentifikasi
kebutuhan klien dan penurunan aktual dari diagnosa keperawatan (Potter & Perry,
2005).
3. Rumusan Masalah
Menurut NANDA tahun (2012). Definisi konstipasi adalah penurunan pada
frekuensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap
feses dan/atau pengeluaran feses yang keras, kering, dan banyak
Batasan Karakteristik:
1. Nyeri abdomen 5. Anoreksia
2. Nyeri tekan abdomen 6. Penampilan tidak khas pada lansia
3. Nyeri tekan pada abdomen (mis, perubahan pada status mental,
denganresistansi otot yang dapat inkontinensia urinarius, jatuh yang
dipalpasi tidak penyebabnya, peningkatan
4. Nyeri tekan pada abdomen tanpa suhu tubuh)
resistansi otot yang dapat dipalpasi 7. Borborigmi
Faktor Resiko
Fungsional :
1. Kelemahan otot abdomen 4. Kurang aktivitas fisik
2. Kebiasaan mengabaikan dorongan 5. Kebiasaan defekasi tidak teratur
defekasi 6. Perubahan lingkungan baru
3. Ketidakadekuatan toiloeting (mis,
batasan waku, posisi untuk
defekasi, privasi)
Psikologis :
1. Depresi
2. Stress emosional
3. Konfusi mental
Fisiologis :
1. Perubahan pola makan 5. Ketidakadekutan gigi geligi
2. Perubahan makanan 6. Ketidakadekutan higiene oral
3. Penurunan motilitas traktus 7. Asupan serat tidak cukup
gastrointestinal 8. Asupan cairan tidak cukup
4. Dehidrasi 9. Kebiasaan makan buruk
Farmakologis:
1. Antasida yang mengandung 9. Diuretik
alumunium 10. Garam besi
2. Antikolinergik 11. Penyalahgunaan laksatif
3. Antikonvulsan 12. Agens antiinflamasi
4. Antidepresan 13. Opiat
5. Agens antilipemik 14. Fenotiazid
6. Garam bismuth 15. Sedatif
7. Kalsium karbonat 16. Simpatomimetik
8. Penyekat
Mekanis :
1. Ketidakseimbangan eletrolit 9. Pembesaran prostat
2. Kemoroid 10. Fisura anal rektal
3. Penyakit hirschsprung 11. Struktur anal rektal
4. Gangguan neurologi 12. Prolaps rektal
5. Obesitas 13. Ulkus rektal
6. Obstruksi pasca-bedah 14. Rektoke
7. Kehamilan 15. tumor
8. Abses rektal
4. Diagnosa Keperawatan
Pengkajian keperawatan akan fungsi usus klien memberikan data yang dapat
mengindikasikan masalah eliminasi yang aktula atau potensial, atau masalah yang
disebabkan oleh perubahan eliminasi. Pada contoh yang didiskusikan pada rencana
asuhan keperawatan. Contoh diagnosis yang diberikan pada klien dengan masalah
eliminasi meliputi:
a) Inkontinensia usus
b) Konstopasi
c) Resiko konstipasi
d) Konstipasi dipersepsikan
e) Diare
f) Defisit perawatan diri akan kebutuhan untuk ke kamar mandi.
Kemampuan untuk mengidentifikasi diagnosis yang tepat bergantung hanya
padapengkajian, tetapi juga pada kemampuan mengenal karakteristik dan faktor yang
mengganggu eliminasi. Tentukan resiko dan lakukan pemeriksaan untuk memastikan
fungsi usus yang normal dapat dipertahankan (Potter & Perry, 2010).
5. Perencanaan Keperawatan
Selama menyusun rencana asuhan keperawatan, dapatkan informasi dari
berbagai sumber.Berpikir kritis membantu memastikan bahwa rencana perawatan
mengintegrasikan semua yang Anda ketahui tentang masalah klien dan masalah
klinisnya.Lakukan standard professional (Potter & Perry, 2010).
Tujuan dan hasil yang diharapkan. Anda danklien menyusun tujuan dan
hasil yang diharapkan dengan menggabungkan kebiasaan eliminasi klien atau
rutinitas sebanyak mungkin dan mendukung rutinitas yang dapat meningkatkan
kesehatan. Pertimbangkan juga kekhawatiran pada kesehatan. Jika kebiasaan usus
klien menyebabkan masalah eliminasi, bantu klien mempelajari hal yang baru (Potter
& Perry, 2010).
Tujuan secara keseluruhan dalam mengembalikan pola eliminasi normal
kliendapat meliputi hasil yang diharapkan sebagai berikut :
6. Implementasi Keperawatan
Kesuksesan pelaksanaan rencana intervensi keperawatan bergantung pada
meningkatnya pemahaman klien dan anggota keluarga tentang eliminasi fekal. Di
rumah, rumah sakit, atau fasilitas perawatan jangka panjang; klien mampu
mempelajari kebiasaan usus yang efektif (Potter & Perry, 2010).
Ajarkan klien dan anggota keluarga tentang diet yang tepat tentang asupan
cairan yang adekuat, dan faktor yang menstimulasi atau memperlambat peristaltik,
seperti stress emosional. Hal yang paling baik dilakukan pada jam makan klien. Klien
juga perlu memperlajari pentingnya menerapkan rutinitas usus yang reguler dan
latihan yang reguler dan melakukan tindakan yang sesuai saat masalah eliminasi
terjadi (Potter & Perry, 2010).
7. Evaluasi Keperawatan
Keefektifan perawatan bergantung pada kesuksesan mencapai hasil yang
diharapkan pada perawatan yang dilakukan secara mandiri. Klien mampu melakukan
defekasi feses yang lembek secara teraturdan bebas nyeri. Untuk mengevaluasi hasil
yang diharapkan, tanyakan pertanyaa seperti: apakah klien mampu
mendemonstrasikan informasi yang didapatkan untuk menerapkan pola eliminasi
normal? Apakah klien mampu mendemonstrasikan keterampilan yang dipelajari?
Apakah klien mampu menerapakan defekasi normal dengan manipulasi alami dalam
kehidupan sehari-hari seperti diet, asupan cairan, dan latihan? Apakah klien
menggunakan alat bantu defekasi seperti enema dan laksatif? Klien adalah satu-
satunya orang yang menentukan apakah masalah eliminasi fekal telah teratasi dan
terapi apa yang paling efektif (Potter & Perry, 2010).
Jika perawat berhasil melakukan hubungan terapeutik dengan klien, klien
akan merasa nyaman untuk mendiskusikan masalah yang lebih intim secara detail
yang sering dihubungkan dengan masalah eliminasi fekal. Klien tidak akan malu saat
perawat membantunya dalam memenuhi kebutuhan eliminasi. Klien akan
menghubungkan perasaan nyaman dan bebasdari nyerisaat kebutuhan eliminasi
dipenuhi dalam batas keadaan dan terapi klien (Potter & Perry, 2010).
ibu itu sendiri. Saat ini ibu mengeluh tidak buang air besar sejak sehari sebelum
operasi. Keadaan Umum ibu, tingkat kesadaran composmentis dengan Gaslow Coma
Scale (GCS): 14 (E4V5M5), Capilary Refill Time (CRT) kurang dari 3 detik, akral
hangat, tampak gelisah, tidak ada pernapasan cuping hidung. Ibu kurang melakukan
aktivitas karena luka Post Sectio Caesarea. Tekanan darah: 110/80mmHg, Nadi: 80
x/menit, Pernafasan: 22 x/menit, Suhu Tubuh : 37,3oC, Tinggi Badan : 150 cm, Berat
Badan: 64 kg. Ibu mengatakan makan 3 kali dalam sehari sesuai waktu diet dari
rumah sakit.Ibu mengatakan kadang keluarga membawa makan dari rumah. Ibu
biasanya minum 4-6 gelas sehari dan minum jika haus. Untuk pola eliminasi, ibu
mengatakan selama masa kehamilan ibu BAB 1 kali dalam 2 hari. Tetapi, sejak sehari
sebelum operasi Sectio Caesarea ibu tidak BAB. Klien BAK 5-7 sehari. Saat dikaji
ibu tidur 7 – 8 jam sehari. Ibu mandi 1 kali sehari, menggosok gigi 1 kali sehari
selama di rumah sakit.
2. Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 30 Mei 2016, dari
data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data
objektif dan data subjektif. Secara lengkap terdapat pada tabel berikut :
No Analisa Data Penyebab Masalah
1. Data Subjektif : Post partum SC hari ke-2 Resiko
1) Ibu mengatakan belum konstipasi.
Luka post SC + Penurunan tonus + Asupan rendah serat
BAB sehari sebelum
otot abdomen
operasi Sectio Caesarea
Volume feses padat
dilakukan.
Nyeri
2) Ibu mengatakan merasa
Regangan ususminimal
penuh dan begah pada
Imobilisasi fisik
abdomen. Perangsangan
3) Ibu mengatakan selama defekas menurun
perawatan kurang
makan makanan yang Peristaltik usus menurun
berserat dan minum air
putih. Resiko Konstipasi
Data Objektif :
1) Ibu post Sectio
Caesarea.
2) Skala nyeri ibu :3.
3) Terjadi kelemahan otot
abdomen post partum.
4) Bising usus: 4x / menit.
5) Kurangnya aktivitas
fisik.
Resiko infeksi
3. Rumusan Masalah
a. Resiko konstipasi.
b. Resiko infeksi.
4. DiagnosaKeperawatan(Prioritas)
Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa
keperawatan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang menandai masalah yaitu
data subjektif dan data objektif yang telah dikaji.
Dari hasil perumusan diperoleh dua diagnosa yaitu:
a. Resiko konstipasi berhubungan dengankelemahan otot abdomen,asupan serat
tidak cukup dan kurangnya aktivitas fisikditandai dengan luka post Sectio
Caesarea dan bising usus hipoaktif.
b. Resiko infeksi berhubungan dengantindakan prosedur invasif ditandai dengan
luka post Sectio Caesarea dan peningkatan suhu.
dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. Pada saat itu juga perawat melakukan
perencanaan tindakan keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada ibu.
Perencanaan keperawatan dan rasional dari setiap diagnosa dapat dilihat
ditabel berikut :
6. Implementasi Keperawatan
Perawat telah menyusun tindakan keperawatan yang akan di implementasikan
kepada ibu.
Hari/ No. Dx : 1 Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal Waktu
Selasa/31 09.00 Wib 1. Membina hubungan saling S:
Mei 2016 percaya. a) Ibu mengatakan belum
09.05 Wib 2. Mengkaji kebiasaan defekasi BAB sehari sebelum
ibu. operasi Sectio Caesarea
09.10 Wib 3. Memantau gerakan usus, dilakukan.
frekuensi, bentuk, volume, b) Ibu mengatakan merasa
warna dan konsistensi feses. penuh dan begah pada
09.20 Wib 4. Memantau factor penyebab abdomen.
konstipasi (obat, imobilisasi, c) Ibu mengatakan selama
diet). perawatan kurang
09.30 Wib 5. Menganjurkan ibu makan makanan yang
meningkatkan cairan yang berserat dan minum air
adekuat. putih.
09.35 Wib 6. Menginstruksikan ibu untuk O:
mengkonsumsi diet tinggi serat. a) Ibu post Sectio Caesarea
09.45 Wib 7. Menganjurkan aktivitas optimal dengan luka ±15 cm.
untuk merangsang defekasi ibu. b) Terjadi kelemahan otot
abdomen post partum
c) Bisingusus: 4x / menit.
d) Skal nyeri ibu : 3.
A: Masalah teratasi
sebagian.
P: Intervensidilanjutkan.
7. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukantindakan keperawatan, maka hasil evaluasi untuk diagnosa
keperawatan pertama Resiko konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot
abdomen,asupan serat tidak cukup dan kurangnya aktivitas fisik ditandai dengan ibu
post Sectio Caesarea dan bising usus hipoaktif. Ibu mampu melakukan defekasi, feses
keras dan belum lancar, masih nyeri ringan, ibu dan keluargapaham dan mampu
menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan perawat.
Hasil evaluasi untuk diagnosa keperawatan selama perawatan, untuk diagnosa
kedua, Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan prosedur invasif ditandai dengan
peningkatan suhu,dihari kedua selama perawatan, masalah sebagian teratasi. Ibu
mengatakan bahwa nyeri luka Sectio Caesarea mulai berkurang, luka tampak bersih
dan mulai kering, suhu tubuh 36,8oC.
Oleh karena itu, perawat menganjurkan supaya ibu dapat mempertahankan
dan melakukan kembali setelah pulang untuk setiap intervensi yang telah diajarkan
pada klien dan keluarga pada kedua diagnosa.
29
B. Saran
1). Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang
gangguan eliminasi fekal dan penanganannya. Khususnya, bagi mata kuliah
kebutuhan dasar manusia, sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif terhadap masalah eliminasi fekal.
Mubarak, W. Iqbal & Chayatin, Nurul. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:
Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Asri & Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rasjidi, Imam. 2009. Manual Seksio Sesarea & Laparotomi Kelainan Adneksa.
Jakarta: CV Sabung Seto