Anda di halaman 1dari 16

Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

PERANAN AUDIT LINGKUNGAN DALAM PENCEGAHAN PENCEMARAN


DAN/ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK MEWUJUDKAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Zulfikar Jayakusuma
Dosen FH Universitas Riau
Email : zulfikarjk@gmail.com

ABSTRAK
Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagai instrumen
administrasi lingkungan lebih diutamakan daripada harus menerapkan sanksi ketika telah
terjadi pencemaran dan/atau kerusakan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan, karena tidak
semua lingkungan hidup dapat diperbaiki dan dipulihkan kembali seperti semula ketika telah
tercemar atau rusak yang berakibat pada penurunan kualitas lingkungan itu sendiri.
Pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu perwujudan dari wawasan lingkungan
yang dimaksud dalam UUD 1945. Prinsip pembangunan berkelanjutan juga harus
diterapkan dalam kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Tidak ada
pembangunan berkelanjutan tanpa lingkungan hidup sebagai unsur utamanya, dan tidak ada
wawasan lingkungan tanpa pembangunan berkelanjutan. “ Esensi dari pembangunan
berkelanjutan (the postulate of sustainability) pada dasarnya meliputi tiga aspek, yaitu,
ecology, economy dan social security yang disebut dengan segitiga keberlanjutan/triangel of
sustainability
Peranan audit lingkungan dalam pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yaitu ; Sebagai instrumen
untuk mengevaluasi kepatuhan suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan dan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang operasional suatu usaha dan/atau
kegiatan Mencegah dan mengantisipasi terjadinya konflik antara perusahaan dengan
masyarakat yang tinggal disekitar wilayah operasional suatu usaha dan/atau kegiatan, dan
dalam rangka penerapan prinsip pencegahan dan prinsip kehati-hatian untuk mencapai
pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis pada pembangunan berkelanjutan.

PENDAHULUAN suatu sistem perlindungan dan pengelolaan


Hukum lingkungan merupakan lingkungan hidup yang terdiri atas
suatu sistem, yang terdiri atas subsistem- ketentuan-ketentuan yang saling berkaitan
subsistem yang saling pengaruh dan mengkoordinir semua ketentuan
mempengaruhi dan berkaitan satu sama peraturan perundang-undangan yang
lainnya. setiap instrumen hukum berkaitan dengan perlindungan dan
lingkungan memiliki peranan dalam pengelolaan lingkungan hidup, termasuk
perlindungan dan pengelolaan lingkungan pengelolaan sumber daya alam.
hidup. Demikian pula halnya dengan Pencegahan pencemaran dan/atau
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 kerusakan lingkungan hidup sebagai
tentang Perlindungan dan Pengelolaan instrumen administrasi lingkungan lebih
Lingkungan Hidup (UUPPLH) merupakan diutamakan daripada harus menerapkan

101
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

sanksi ketika telah terjadi pencemaran rangka pengendalian dampak lingkungan


dan/atau kerusakan oleh suatu usaha hidup perlu dilaksanakan dengan
dan/atau kegiatan, karena tidak semua mendayagunakan secara maksimal
lingkungan hidup dapat diperbaiki dan instrumen pengawasan dan perizinan.
dipulihkan kembali seperti semula ketika Dalam hal pencemaran dan kerusakan
telah tercemar atau rusak yang berakibat lingkungan hidup sudah terjadi, perlu
pada penurunan kualitas lingkungan itu dilakukan upaya represif berupa
sendiri. penegakan hukum yang efektif,
UUPPLH merumuskan instrumen konsekuen, dan konsisten terhadap
pencegahan pencemaran dan/atau pencemaran dan kerusakan lingkungan
kerusakan lingkungan hidup yang terdiri hidup yang sudah terjadi”.
atas : KLHS; tata ruang; baku mutu Pemanfaatan sumber daya alam
lingkungan hidup; kriteria baku kerusakan yang tidak bijaksana dapat menurunkan
lingkungan hidup; amdal; UKL-UPL; kualitasnya dan menimbulkan pencemaran
perizinan; instrumen ekonomi lingkungan serta kerusakan. Sehingga mengakibatkan
hidup; peraturan perundang-undangan terganggunya keseimbangan alam dan
berbasis lingkungan hidup; anggaran makhluk hidup. Menurut Otto
berbasis lingkungan hidup; analisis risiko Soemarwoto, 1
lingkungan hidup; audit lingkungan hidup; “Sumber daya mempunyai daya
regenerasi dan asimilasi yang
dan instrumen lain sesuai dengan
terbatas, selama eksploitasi atau
kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu permintaan pelayanan ada di bawah
batas daya regenerasi atau
pengetahuan.
asimilasi, sumber daya terperbarui
Semua instrumen pencegahan dapat digunakan secara lestari.
Akan tetapi apabila batas itu
pencemaran dan/atau kerusakan
dilampaui, sumber daya itu akan
lingkungan hidup tersebut kecuali audit mengalami kerusakan dan fungsi
sumber daya itu sebagai faktor
lingkungan, merupakan instrumen yang
produksi dan konsumsi atau sarana
diterapkan dalam tahap perencanaan suatu pelayanan akan mengalami
gangguan.”
usaha dan/atau kegiatan. Instrumen ini
pada umumnya diterapkan pada proses Selanjutnya Otto Soemarwoto
perizinan atau perencanaan kebijakan menguraikan bahwa :
pembangunan yang disusun oleh “Kecuali dorongan untuk
memaksimalkan keuntungan dari
pemerintah.
1
Di dalam penjelasan UUPPLH Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan
Hidup dan Pembangunan, Jakarat, Djambatan,
disebutkan bahwa, “upaya preventif dalam 2004, hlm 59

102
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

pemanfaatan sumber daya milik Dari persoalan inilah lahirnya


umum, masing-masing unit
konsep “pembangunan berkelanjutan”
produksi dan konsumsi tidak atau
sedikit merasa bertanggungjawab (sustainable development). Konsep ini
atas pemeliharaan sumber daya itu.
diyakini menjawab berbagai masalah dan
Ketidakadaan atau sedikit adanya
perasaan tanggungjawab itu tantangan perkembangan lingkungan dan
mengakibatkan pula pemanfaatan
pembangunan. Sekaligus bagaimana
sumber daya yang tidak rasional.
Untuk menghindari penggunaan meneruskan pembangunan sebagai sarana
yang tidak rasional itu diperlukan
yang dipergunakan oleh umat manusia
campur tangan pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya itu”.2 mencapai kesejahteraan yang lebih baik. 3

Gagasan pembangunan berkelanjutan


Pengaturan tentang perlindungan
sebagai pedoman dalam pengelolaan
dan pengelolaan lingkungan hidup pada
lingkungan hidup secara umum, di
umumnya merujuk Konferensi Stockholm
Indonesia telah di upayakan dalam
sebagai cikal bakal tumbuh dan
program dan strategi pengelolaan
berkembangnya hukum lingkungan
lingkungan sebagaimana tertuang pada
internasional. Konferensi ini juga
dokumen Agenda 21 Indonesia.4
mempengaruhi pembentukan hukum
Menurut Otto Soemarwoto,5 faktor
lingkungan nasional. Konferensi
yang diperlukan untuk mendukung
Stockholm menghasilkan sebuah dokumen
pembangunan berkelanjutan ialah :
yaitu Deklarasi tentang Lingkungan Hidup
1) Terpeliharanya proses ekologi yang
Manusia, yang disebut juga sebagai
esensial
Deklarasi Stockholm. Deklarasi
2) Tersedianya sumber daya yang
Stockholm implementasinya sangat
cukup, dan
tergantung kepada keinginan negara-
3) Lingkungan sosial budaya dan
negara untuk menerapkan dalam sistem
ekonomi yang sesuai.
hukum lingkungannya. Lingkungan hidup
Ketiga faktor itu tidak saja
cenderung rusak dan persediaan sumber
mengalami dampak dari pembangunan,
daya alam semakin menipis, sementara
melainkan juga mempunyai dampak
angka kemiskinan di berbagai negara
masih cukup tinggi sehingga 3
N.H.T. Siahaan, Hutan Lingkungan dan
pembangunan dianggap belum mampu Paradigma Pembangunan, Jakarta, Pancuran
Alam, 2007, hlm 95.
4
mengubah nasib penduduk dari Bruce Mitchel dkk, Pengelolaan
Sumber Daya dan Lingkungan, Yogyakarta,
kemiskinan. Gadjah Mada University Press, 2010, hlm 62.
5
Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan
Hidup dan Pembangunan, Jakarta, Djambatan,
2
Idem, hlm 61 2004, hlm 161.

103
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

terhadap pembangunan. Karena itu untuk konsep sustainable development


atau dalam bahasa Indonesia
melanjutkan pembangunan tidak cukup
disebut pembangunan
untuk melakukan Analisis Mengenai berkelanjutan. Hal ini terkait erat
dengan perkembangan gagasan
Dampak Lingkungan (AMDAL) yang
tentang pentingnya wawasan
hanya berlaku untuk perencanaan proyek pemeliharaan, pelestarian dan
perlindungan lingkungan hidup
pembangunan. Pengelolaan lingkungan
yang sehat di mana dewasa ini
untuk pembangunan harus didasarkan telah menjadi wacana dan
kesadaran umum di seluruh penjuru
pada konsepsi yang lebih luas. Dalam
dunia untuk menerapkannya dalam
pelaksanaan proyek pembangunan, analisis praktek. Oleh karena itu kedua
istilah ini dapat dikatakan berkaitan
dampak yang telah disusun di dalam
erat satu sama lain.”
dokumen AMDAL harus dievaluasi
Selanjutnya menurut Jimly Asshiddiqi,7 :
pelaksanaannya melalui instrumen audit
“pembangunan berkelanjutan
lingkungan, untuk mengatuhi kepatuhan
merupakan salah satu perwujudan
pelaksanaan proyek pembangunan dari wawasan lingkungan yang
dimaksud dalam UUD 1945
terhadap dokumen AMDAL.
tersebut. sebaliknya prinsip
Tulisan ini bertujuan untuk pembangunan berkelanjutan juga
harus diterapkan dalam kebijakan
mengetahui pengaturan audit lingkungan
pembangunan yang berwawasan
di dalam peraturan perundang-undangan di lingkungan. Tidak ada
pembangunan berkelanjutan tanpa
Indonesia, dan peranan audit lingkungan
lingkungan hidup sebagai unsur
dalam pencegahan pencemaran dan/atau utamanya, dan tidak ada wawasan
lingkungan tanpa pembangunan
kerusakan lingkungan hidup untuk
berkelanjutan. “
mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Esensi dari pembangunan
berkelanjutan (the postulate of
PEMBAHASAN
sustainability) pada dasarnya meliputi tiga
Konstitusi Indonesia yaitu UUD
aspek, yaitu, ecology, economy dan social
1945 telah memberi landasan tentang arti
security yang disebut dengan segitiga
penting pembangunan berkelanjutan,
8
keberlanjutan/triangel of sustainability.
menurut Jimly Asshiddiqy, 6 :
Mengacu kepada kepada prinsip-
“...dapat dijelaskan bahwa kata
“berkelanjutan” di dalam UUD prinsip pembangunan berkelanjutan maka
1945 Pasal 33 ayat (4) itu
ada 3 pilar keseimbangan yang dijadikan
sebenarnya berkaitan dengan

6 7
Jimly Asshiddiqi, Green Constitution Ibid
8
Nuansa Hijau Undang-undang Dasar Negara Lilin Budiati, Good Governance Dalam
Republik Indonesia 1945, Jakarta, Rajawali Pers, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bogor, Ghalia
2010, hlm 133. Indonesia, 2014, hlm 52.

104
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

indikator keberlanjutan, yaitu ekologi, dan lingkungan sampai dengan integrasi


ekonomi dan sosial budaya. Menurut aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.10
Meadows9 ketiga dimensi tersebut dapat Dalam perkembangannnya saat ini
diuraikan sebagai berikut : KTT Rio+20 menghasilkan dokumen The
1. Dimensi ekologi merupakan Future We Want. Dokumen ini diharapkan
representasi dari natural capital dan
merupakan penguatan komitmen untuk
built capital yang harus terus
dipertahankan eksistensinya tanpa menuju pembangunan berkelanjutan
menurun kualitasnya dan
(renewing political commitment) dan
diefisienkan penggunaannya.
2. Dimensi ekonomi merupakan memperkuat penerapan Rio Declaration
representasi dari human capital dan
1992 dan Johannesburg Plan of
social capital yang harus dapat
dirasakan oleh semua masyarakat. Implementation 2002.11
3. Dimensi sosial budaya merupakan
Dalam dokumen The Future We
representasi dari human and social
capital juga merupakan Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi
representasi dari well being
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan,
(pencapaian dari ultimate ends)
yang harus bisa dicapai oleh semua yaitu: 12
masyarakat.
(i) Green Economy in the context of
sustainable development and
Tiga pilar pembangunan
poverty eradication,
berkelanjutan sejak Deklarasi Stockholm (ii) pengembangan kerangka
kelembagaan pembangunan
1972 menuju Rio de Janeiro 1992 , sampai
berkelanjutan tingkat global
dengan Rio+10 di Johanesburg 2002, dan (Institutional Framework for
Sustainable Development), serta
hingga saat ini telah pula dilaksanakan
(iii) kerangka aksi dan instrumen
Konferensi Tingkat Tinggi tentang pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan (Framework for
Pembangunan Berkelanjutan (KTT
Action and Means of
Rio+20) 2012 di Rio de Janeiro, Pilar Implementation).
pembangunan berkelanjutan menekankan
Kerangka aksi tersebut termasuk
perlunya koordinasi dan integrasi sumber
penyusunan Sustainable Development
daya alam, sumber daya manusia, dan
10
sumber daya buatan dalam setiap Aca Sugandhy dan Rustam Hakim,
Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan
pembangunan nasional, dengan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan, Jakarta,
Bumi Aksara, 2007, hlm 22.
pendekatan kependudukan, pembangunan, 11
Kementerian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia, Konferensi PBB untuk
Pembangunan Berkelanjutan (Rio+20) “Masa
Depan yang Kita Inginkan”, dikutip dalam <
http://www.menlh.go.id/konferensi-pbb-untuk-
pembangunan-berkelanjutan-rio20-masa-depan-
yang-kita-inginkan/> diakses tanggal (5 Juni 2015)
9 12
Ibid Ibid.

105
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

Goals (SDGs) post-2015 yang mencakup 3 pembedaan ini didasarkan pada orientasi
pilar pembangunan berkelanjutan secara penggunaan hukum lingkungan dalam
inklusif, yang terinspirasi dari penerapan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Millennium Development Goals (MDGs). hidup. Menurut St. Munadjat Danusaputro
Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi :
rujukan dalam pelaksanaan rencana “Menjaga dan memelihara
lingkungan hidup dengan segala isi
pembangunan nasional secara konkrit,
dan kemungkinannya sebagai harta
termasuk dalam Rencana Pembangunan pusaka bersama demi untuk
menjamin kelestariannya secara
Jangka Menengah Nasional 2014-2019,
turun-temurun” adalah salah satu
dan Rencana Pembangunan Jangka prinsip fundamental yang
melandasi sistem pengelolaan
Panjang Nasional (2005-2025).13
lingkungan modern berikut
Hasil pertemuan KTT Rio+20 dan komponen sarana penunjangnya
berupa: Hukum Lingkungan
dokumen yang dilahirkan oleh konferensi
Modern. Berdasarkan pengertian
ini, menurut Achmad Gusman Siswandi 14: tersebut maka hukum lingkungan
modern dikenal sebagai “hukum
“ Rio+20 diharapkan dapat
yang berorientasi pada
menghasilkan komitmen yang lebih
lingkungan”, atau environment-
kuat dari masyarakat internasional
oriented law, sedangkan hukum
untuk mengimplementasikan
lingkungan klasik secara mendasar
prinsip-prinsip berkelanjutan.
lebih berorientasi kepada
Namun sayangnya, harapan ini
penggunaan dari pada lingkungan,
tidak terwujud. Dokumen The
sehingga oleh karenanya disebut
Future We Want tidak lebih hanya
juga sebagai use-oriented law. 15
merupakan dokumen yang tidak
mengikat secara hukum dan hanya
Hukum lingkungan modern
menegaskan kembali apa yang
telah disepakati dalam instrumen menetapkan ketentuan dan norma-norma
terkait pembangunan berkelanjutan
guna mengatur tindak perbuatan manusia
lainnya, khususnya Agenda 21 dan
POI (Plant of Implementation) dengan tujuan untuk melindungi
Johannesburg.”
lingkungan dari kerusakan dan
Munadjat Danusaputro, kemerosotan mutunya untuk menjamin
membedakan hukum lingkungan klasik kelestariannya agar dapat secara langsung
dari hukum lingkungan modern, terus menerus digunakan oleh generasi
sekarang maupun generasi-generasi
13
Ibid.
14
Achmad Gusman Siswandi “Rio+20
Pembangunan Berkelanjutan dan Paradigma
Ekonomi Biru (Blue Economy)” dalam Idris (eds.),
Peran Hukum Dalam Pembangunan di Indonesia
15
Kenyataan, Harapan dan Tantangan, Liber St. Munadjat Danusaputro, Hukum
Amicorum Prof. Dr. Etty R. Agoes, S.H., LL.M, Lingkungan Buku 1 : Umum, Bandung Binacipta,
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2013, hlm 491. 1980, hlm 35.

106
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

mendatang,16 hal ini sesuai dengan konsep sering kali datangnya terlambat
untuk dapat digunakan menjadi
awal dari pembangunan berkelanjutan.
dasar pembuatan kebijakan atau
Seperti halnya Deklarasi pengambilan keputusan. Langkah-
langkah pencegahan tidak boleh
Stockholm, Deklarasi Rio juga memuat
ditunda hanya karena alasan bahwa
prinsip-prinsip yang dipandang sebagai kerugian lingkungan belum pasti
mewujud atau karena adanya
sumber pengembangan hukum lingkungan
perbedaan pandangan di antara
nasional dan internasional. Prinsip-prinsip para ahli. Pengetahuan para ahli
terhadap hubungan sebab akibat
yang berkaitan dengan audit lingkungan
antara industrialisasi dan teknologi
yaitu prinsip tindakan pencegahan dan dengan lingkungan tidak selalu
sempurna dan serba pasti, sehingga
kehati-hatian. Menurut Takdir Rahmadi17
dampak negatif baru dapat
a. Prinsip pencegahan mewajibkan diungkapkan atau diketahui oleh
agar langkah pencegahan dilakukan para ahli setelah bertahun-tahun
pada tahap sedini mungkin. Dalam kemudian. Dampak negatif itu
konteks pengendalian pencemaran, sendiri seringkali bersifat kerugian
perlindungan lingkungan paling yang tidak dapat dipulihkan
baik dilakukan dengan cara kembali (irreversible damage).
pencegahan pencemaran daripada Oleh sebab itu, langkah-langkah
penanggulangan atau pemberian perlindungan lingkungan tetap
ganti kerugian. Dalam deklarasi perlu dilakukan meskipun terdapat
Rio prinsip pencegahan ketidakpastian ilmiah tentang
dirumuskan dalam Prinsip ke 11. dampak negatif suatu rencana
Prinsip ini juga dipandang sangat kegiatan. Prinsip ini juga
berhubungan erat dengan prinsip mengandung makna adanya
keberhati-hatian yang diuraikan perubahan tanggungjawab
pada bagian berikut. Kedua prinsip penyajian bukti ilmiah dari pihak
menekankan pentingnya langkah- yang menentang kegiatan kepada
langkah antisipasi pencegahan pihak pendukung atau pelaksana
terjadinya masalah-masalah kegiatan.
lingkungan.
b. Prinsip keberhati-hatian18 Menurut N.H.T Siahaan, Audit
Prinsip keberhati-hatian
lingkungan dapat diartikan sebagai
dirumuskan dalam Prinsip ke 15.
Prinsip ini mencerminkan penilaian atas suatu kegiatan atau usaha
pengakuan bahwa kepastian ilmiah
mengenai pentaatannya terhadap
16 ketentuan-ketentuan hukum dan kebijakan-
Ibid.
17
Takdir Rahmadi, Penyerapan Asas-Asas kebijakan serta standar-standar yang
Pembangunan Berkelanjutan ke Dalam UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan ditetapkan kepadanya, sehubungan dengan
Lingkungan Hidup, dalam Sinta Dewi dan kawan-
kawan (editor), Perkembangan Hukum di Indonesia pelaksanaan kegiatan atau usahanya
Tinjauan Retrospeksi dan Prospektif, Dalam
Rangka 70 Prof. DR. Mieke Komar, S.H. MCL,
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya bekerjasama
dengan Bagian Hukum Internasional Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran, 2012, hlm 695.
18
Idem, hlm 696.

107
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

tersebut.19 Audit lingkungan hidup


Selanjutnya dijelaskan bahwa, kata audit
berkaitan dengan manajemen suatu
sering diterjemahkan sebagai pemeriksaan
kegiatan yang dilakukan. Manajemen
dalam Bahasa Indonesia, kata auditor
tentunya tidak hanya berkaitan dengan
diterjemahkan sebagai pemeriksa
segala tindakan yang mengarah pada
sedangkan kata auditee diserap menjadi
tingkat produktivitas, tetapi juga pada segi-
auditi atau pihak yang diaudit.22
segi pematuhan hukum dan kebijakan di
M Hadin Muhjad mengemukakan
luar tujuan produktivitas, karena tanpa
perbedaan antara audit lingkungan hidup
dilakukannya pematuhan hukum dan
dengan audit lainnya, menurutnya :
peraturan selama proses produksi akibat
“salah satu perbedaan utama antara
yang terjadi adalah terganggunya dan
audit lingkungan dan tipe audit
terhambatnya proses produksi. Misalnya yang lain adalah eksistensi dan
ketiadaan standar. Terdapat sedikit
pemerintah dapat memberhentikan untuk
standar untuk audit lingkungan.
sementara kegiatan atau bahkan mencabut Audit keuangan mempunyai
standar yang disebarluaskan oleh
perizinan usaha, atau masyarakat akan
badan standar akuntansi yang
melakukan upaya boikot terhadap operasi berwenang. Perbedaan yang lain
adalah jumlah sistem yang ada.
industri, karena mencemari atau merusak
Sistem akuntansi keuangan yang
lingkungan.20 rinci dan terkoordinasi yang
berjalan dapat menjadi sasaran
Istilah audit menurut Johanes Joni
audit keuangan. Namun diluar hal-
Pambelum, hal seperti data pengendalian
polusi, persetujuan dan MOU,
“secara etimologi istilah audit
secara tipikal terdapat sedikit
berasal dari kata “audere” yang
informasi lingkungan relatif yang
berarti mendengar, diambil dari
dapat diaudit.”23
praktek raja-raja pada zaman
dahulu, yang melakukan
Dalam perkembangannya lingkup
pemeriksaan terhadap keuangan
negaranya dengan cara kegiatan audit tidak hanya terbatas pada
mendengarkan laporan yang
pemeriksaan atas laporan keuangan saja,
dibacakan oleh Bendahara/Menteri
Keuangannya. Lama kelamaan kata melainkan meluas menjadi audit kepatuhan
audere yang semula berarti
(compliance audit), audit operasional
mendengar itu berubah menjadi
audit dan diartikan sebagai (operasional audit), audit kecurangan
pemeriksaan.”21
(fraud audit), audit dalam rangka
19
N.H.T. Siahaan , Hukum Lingkungan Tinjauan Umum, Bandung, UNPAD PRESS,
dan Ekologi Pembangunan, Jakarta, Penerbit 2009, hlm 1.
22
Erlangga, 2004, hlm 187. Ibid.
20 23
Ibid. M. Hadin Muhjad, Hukum Lingkungan
21
Yohanes Joni Pambelum, Audit Internal Sebuah Pengantar Untuk Konteks Indonesia,
Pemerintahan Daerah di Indonesia sebuah Yogyakarta, Genta Publishing, 2015, hlm 80.

108
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

membantu penyidikan (forensic audit) dan pemantauan lingkungan hidup, dalam


sebagainya.24 Walaupun masing-masing melaksanakan usaha dan/kegiatannya
jenis audit memiliki tujuan yang berbeda, tersebut harus dievaluasi dan dikontrol
namun pada dasarnya, sasaran awalnya apakah telah sesuai dengan dokumen awal
adalah untuk meyakini keandalan (layak yang mereka buat dalam perencanaan
dipercaya atau tidaknya) informasi yang kegiatannya.
diaudit, sehingga secara umum dapat Demikian pula suatu usaha
diartikan sebagai “aktivitas pengumpulan dan/atau kegiatan yang telah beroperasi
dan pengujian data, yang dilakukan oleh akan tetapi belum memiliki dokumen
yang kompeten dan independen, dalam lingkungan seperti Analisis Mengenai
rangka menentukan kesesuaian informasi Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL),
yang diaudit dengan dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
standar/kriteria yang telah ditetapkan, (UKL)- Upaya Pemantauan Lingkungan
untuk disampaikan kepada para pihak yang Hidup (UPL) dan dokumen lainnya,
membutuhkan atau berkepentingan. diwajibkan oleh peraturan perundang-
Pengaturan audit lingkungan di undang untuk melaksanakan audit
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun lingkungan.
2009 tentang Perlindungan Dan Audit lingkungan hidup merupakan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang salah satu instrumen pencegahan
diatur pula oleh Peraturan Menteri pencemaran dan/atau kerusakan
Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2013 lingkungan hidup. Menurut ketentuan
tentang Audit Lingkungan Hidup, Pasal 1 angka 28 Undang-undang Nomor
merupakan sarana pembangunan dibidang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
hidup. Ketentuan tentang audit lingkungan (UUPPLH), “audit lingkungan hidup
dibuat untuk mengatur agar tidak terjadi merupakan suatu evaluasi yang dilakukan
kesewenang-wenangan dalam pemanfaatan untuk menilai ketaatan penanggung jawab
sumber daya alam. usaha dan/atau kegiatan terhadap
Setiap usaha dan/atau kegiatan persyaratan hukum dan kebijakan yang
yang telah mendapatkan izin serta telah ditetapkan oleh pemerintah.”
memiliki dokumen lingkungan hidup yaitu Audit lingkungan hidup dilakukan
dokumen yang memuat pengelolaan dan setelah usaha dan/atau kegiatan
dilaksanakan atau sedang berjalan. Sebagai
24
Ibid. sebuah instrumen evaluasi seharusnya

109
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

audit lingkungan melekat langsung dengan kecelakaan dan/atau keadaan darurat


usaha dan/atau kegiatan. Dalam Undang- menimbulkan dampak yang besar dan luas
undang No 32 Tahun 2009 tentang terhadap kesehatan manusia dan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan lingkungan hidup seperti petrokimia,
Hidup (UUPPLH) audit lingkungan dibagi kilang minyak dan gas bumi, serta
menjadi dua ; pertama audit lingkungan pembangkit listrik tenaga nuklir.
hidup sukarela sebagaimana diuraikan Peraturan pelaksanaan Undang-
dalam Pasal 48 yang menyatakan bahwa Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
pemerintah mendorong penanggung jawab Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan hidup, berkenaan dengan audit lingkungan
audit lingkungan hidup dalam rangka hidup yaitu Peraturan Menteri Lingkungan
meningkatkan kinerja lingkungan hidup. Hidup Republik Indonesia Nomor 03
Kedua adalah audit lingkungan Tahun 2013 Tentang Audit Lingkungan
hidup wajib, sebagaimana diatur pada Hidup, pada lampiran I menyebutkan
Pasal 49 ayat (1) Undang-undang No 32 bahwa, kriteria penetapan usaha dan/atau
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan kegiatan berisiko tinggi yang diwajibkan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu melakukan audit lingkungan hidup yang
Menteri mewajibkan audit lingkungan diwajibkan secara berkala, yaitu :
hidup kepada usaha dan/atau kegiatan 1. jika terjadi kecelakaan dan/atau
keadaan darurat menimbulkan
tertentu yang berisiko tinggi terhadap
dampak yang besar dan luas
lingkungan hidup, dan/atau penanggung terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan hidup;
jawab usaha dan/atau kegiatan yang
2. hasil audit lingkungan hidup yang
menunjukkan ketidaktaatan terhadap diwajibkan secara berkala harus
dapat dijadikan acuan untuk
peraturan perundang-undangan.
melakukan perbaikan pengelolaan
Pelaksanaan audit lingkungan lingkungan bagi penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan yang
hidup terhadap kegiatan tertentu yang
diberikan perintah audit lingkungan
berisiko tinggi dilakukan secara berkala. hidup yang diwajibkan secara
berkala;
Dalam Penjelasan Pasal 48 Undang-
3. Audit lingkungan hidup yang
undang No 32 Tahun 2009 tentang diwajibkan secara berkala
dikecualikan bagi kegiatan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
infrastruktur kecuali pembangunan
Hidup (UUPPLH) dinyatakan bahwa yang bendungan/waduk.
dimaksud dengan “usaha dan/atau kegiatan
Peraturan Menteri Lingkungan
tertentu yang berisiko tinggi” adalah usaha
Hidup Nomor 3 Tahun 2013 tentang Audit
dan/atau kegiatan yang jika terjadi

110
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

Lingkungan Hidup pada dasarnya ini disebabkan dengan semakin


merupakan penerapan prinsip kehati-hatian meningkatnya upaya-upaya pembangunan
dan prinsip pencegahan dalam pengelolaan khususnya dibidang pengelolaan
lingkungan hidup. Prinsip-prinsip ini dapat lingkungan hidup yang dapat
dilihat pada pengaturan audit lingkungan menimbulkan dampak terhadap
yang diwajibkan secara berkala terhadap lingkungan hidup. Keadaan ini makin
jenis usaha dan/atau kegiatan tertentu. mendorong diperlukannya upaya
Akan tetapi audit lingkungan yang pengendalian dampak lingkungan hidup
diwajibkan terhadap suatu usaha dan/atau agar resiko terhadap kelestarian fungsi
kegiatan yang menunjukkan lingkungan hidup dapat ditekan sekecil
ketidaktaatannya terhadap peraturan mungkin.25
perundang-undangan lingkungan hidup, Mempersiapkan suatu pandangan
merupakan pelaksanaan suatu instrumen atau kebijakan organisasi, baik publik
hukum lingkungan yang merupakan bagian maupun swasta penting sekali
dalam rangkaian penegakan hukum memperhatikan isu-isu lingkungan, Eckel,
lingkungan. Audit lingkungan yang Fisher dan Russell26 menyarankan adanya
diwajibkan karena menunjukkan dua metode utama untuk
ketidaktaatan terhadap peraturan mengidentifikasikan isu-isu tersebut.
perundangan-undangan lingkungan hidup, pertama yaitu konsultasi dengan seluruh
dilaksanakan sesuai dengan kriteria Pasal pihak yang berkepentingan, kedua dengan
19 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup audit lingkungan.
Nomor 3 Tahun 2013, yaitu : Audit lingkungan muncul pertama
a. adanya dugaan pelanggaran kali tahun 1980-an di Canada, dan semakin
terhadap peraturan perundang-
banyak digunakan ketika kantor-kantor
undangan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup ; publik dan swasta berjuang untuk bekerja
b. pelanggaran tersebut telah terjadi
lebih efisien dan efektif. Motivasi lain
paling sedikit 3 (tiga) kali dan
berpotensi tetap terjadi lagi di masa
datang ; dan 25
Mukhlish dan Mustafa Lutfi, Hukum
c. belum diketahui sumber dan/atau Administrasi Lingkungan Kontemporer Diskursus
penyebab ketidaktaatannya. Pengawasan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan
Pengembangan Hukum Administrasi di Indonesia,
Berdasarkan pada elaborasi tentang Malang, Setara Press (Kelompok In-TRANS
Publishing), 2010, hlm 131.
26
audit lingkungan dalam konteks Eckel L, K Fisher dan G Russell,
Environmental Performance Measurement, CMA,
pengelolaan lingkungan hidup, peranan Magazine March, 1992, 16-23. sebagaimana
dikutip dalam, Bruce Mitchell, (et al), Pengelolaan
audit lingkungan sangat fundamental. Hal Sumberdaya dan Lingkungan, Yogyakarta, Gadjah
Mada University Press, 2003, hlm 450.

111
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

yang mendorong penggunaan audit dengan kesadaran sendiri. Hal ini


lingkungan adalah untuk menghindari dilakukan karena penanggungjawab usaha
kekurangan, terutama dengan menyadari bahwa masalah lingkungan bila
menunjukkan cara kerja yang baik. tidak ditangani secara serius akan dapat
Dengan kata lain organisasi dan mengganggu usahanya dikemudian hari,
perusahaan diharapkan mempunyai kemungkinan lainnya adalah kesadaran
kemampuan yang sistematis untuk bahwa audit lingkungan hidup merupakan
mengkaji apakah dampak-dampak negatif suatu kegiatan yang sangat terkait dengan
lingkungan yang muncul dari kegiatan ketaatannya terhadap peraturan perundang-
27
yang mereka lakukan. undangan.29 Kedua, bila pemilik usaha
Menurut Dunn audit lingkungan mengalami permasalahan lingkungan yang
dapat dilakukan untuk mencapai satu atau serius, sehingga mendapat protes dari
beberapa tujuan sebagai berikut : 28 masyarakat atau pihak lainnya.30
1. Mengevaluasi diterapkannya Audit lingkungan hidup dapat
peraturan.
dilaksanakan oleh beberapa pihak yaitu :
2. Mengevaluasi resiko lingkungan
3. Mengevaluasi fasilitas pengelolaan pihak internal perusahaan sebagai bagian
untuk meningkatkan kinerja
dari manajemen perusahaan, audit yang
4. Mengevaluasi peluang
pengurangan limbah diserahkan pada auditor independen yang
5. Mengidentifikasi potensi
telah bersertifikasi, serta audit oleh pihak
penyelamatan dana
6. Menunjukkan cara kerja yang baik, ketiga untuk mendapatkan penilaian
dan
Standar Internasional (ISO) serta di audit
7. Meningkatkan citra terhadap
publik. oleh Badan Pemeriksa Keuangan negara
(BPK). Selanjutnya audit lingkungan
Dalam praktiknya audit lingkungan
hidup ada yang bersifat sukarela dan ada
yang dilaksanakan oleh penanggungjawab
pula yang bersifat diwajibkan. Akan tetapi
usaha dan/atau kegiatan disebabkan oleh
khusus untuk menjalankan tuntutan
dua hal : pertama penanggungjawab usaha
masyarakat internasional atas kritikan
dan/atau kegiatan secara proaktif
terhadap produk perkebunan kelapa sawit
melaksanakan audit lingkungan hidup
dari Indonesia. Pemerintah Indonesia
27
Ibid. melalui Kementerian Pertanian
28
Dunn K, Fundamentals of
mengeluarkan kebijakan untuk membentuk
Environmental auditing, 9th Annual Toronto
Environmental Conference and Trade Show,
29
Toronto, 1995. sebagaimana dikutip di dalam Chafid Fandeli dkk, Audit Lingkungan,
Bruce Mitchell, (et al), Pengelolaan Sumberdaya Yogjakarta, Gadjah Mada University Press, 2006,
dan Lingkungan, Yogyakarta, Gadjah Mada hlm 7.
30
University Press, 2003, hlm 451. Ibid.

112
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

ISPO ( Indonesian Sustainable Palm Oil rendah atau anggota masyarakat yang tidak
System) yaitu sebuah komitmen untuk mampu mengatasinya (helpless people).31
mengurangi efek gas rumah kaca, serta Peranan audit lingkungan dalam
memberi perhatian terhadap masalah pencegahan pencemaran dan/atau
lingkungan. kerusakan lingkungan hidup dapat
Perkembangan ilmu pengetahuan dirumuskan yaitu :
dan teknologi yang diiringi oleh 1. Sebagai instrumen untuk
perkembangan hukum lingkungan sendiri mengevaluasi kepatuhan suatu
telah mengubah peraturan perundang- usaha dan/atau kegiatan terhadap
undangan dan prinsip-prinsip hukum yang persyaratan dan peraturan
dianutnya. Audit lingkungan hidup pada perundang-undangan yang
awalnya adalah tindakan sukarela dari mengatur tentang operasional suatu
suatu usaha atau kegiatan, yang bertujuan usaha dan/atau kegiatan.
untuk memperbaiki citra dan membentuk 2. Mencegah dan mengantisipasi
opini masyarakat umum, khususnya terjadinya konflik antara
konsumen tentang kepeduliannya terhadap perusahaan dengan masyarakat
lingkungan hidup, dengan produksi yang yang tinggal disekitar wilayah
ramah lingkungan. Saat ini telah menjadi operasional suatu usaha dan/atau
suatu instrumen hukum yang bersifat kegiatan.
wajib, khususnya untuk usaha atau 3. Dalam rangka penerapan prinsip
kegiatan tertentu yang berisiko tinggi precautionary principle audit
terhadap lingkungan hidup. lingkungan sangat penting untuk
Pelaksanaan hukum yang tidak mencapai pengelolaan lingkungan
efektif di negara berkembang pada hidup yang berbasis pada
umumnya sebagai akibat kurangnya pembangunan berkelanjutan,
pengetahuan dan kepedulian pemangku khususnya untuk memberikan
kepentingan terhadap berbagai masalah jaminan untuk menghindari
lingkungan yang aspeknya makin luas dan perusakan atau kecenderungan
rumit yang mengakibatkan penurunan kerusakan lingkungan, bahkan
kualitas lingkungan secara signifikan. merupakan bukti keabsahan
Pengaruh negatif dari penurunan kualitas 31
M. Daud Silalahi, “Perkembangan
lingkungan terutama dirasakan oleh Prinsip, Kaidah Dan Teori Hukum Lingkungan”,
makalah disampaikan pada Pelatihan Hukum
kelompok masyarakat yang berpenghasilan Lingkungan, Bagian Hukum dan Pembangunan
Masyarakat, Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran, Bandung 6-8 November 2012.

113
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

prakiraan dampak dan penerapan c. Dalam rangka penerapan prinsip


rekomendasi yang tercantum dalam precautionary principle dan
dokumen AMDAL, yang berguna principle of preventive action
dalam proses penyempurnaan (prinsip pencegahan) audit
AMDAL. Serta sebagai upaya lingkungan sangat penting untuk
perbaikan penggunaan sumber mencapai pengelolaan lingkungan
daya melalui penghematan hidup yang berbasis pada
penggunaan bahan baku, pembangunan berkelanjutan.
meminimalisasi limbah dan
identifikasi kemungkinan proses b. Saran
daur ulang. 32 Melalui tulisan ini disarankan agar jenis
usaha dan/atau kegiatan yang wajib
PENUTUP melaksanakan audit lingkungan secara
a. Kesimpulan berkala lebih diperluas. Karena pemerintah
Peranan audit lingkungan dalam tidak dapat hanya mengharapkan
pencegahan pencemaran dan/atau kesukarelaan perusahaan untuk
kerusakan lingkungan hidup dapat melaksanakan sendiri audit lingkungan di
disimpulkan yaitu : perusahaannya. Hal ini khususnya bagi
a. Sebagai instrumen untuk usaha dan/atau kegiatan pengelola sumber
mengevaluasi kepatuhan suatu daya alam yang memiliki potensi lebih
usaha dan/atau kegiatan terhadap besar untuk mencemari dan merusak
persyaratan dan peraturan lingkungan hidup serta menimbulkan
perundang-undangan yang konflik dengan masyarakat sekitar wilayah
mengatur tentang operasional suatu operasional perusahaan.
usaha dan/atau kegiatan.
b. Mencegah dan mengantisipasi A. DAFTAR PUSTAKA
terjadinya konflik antara
Aca Sugandhy dan Rustam Hakim, Prinsip
perusahaan dengan masyarakat
Dasar Kebijakan Pembangunan
yang tinggal disekitar wilayah Berkelanjutan Berwawasan
operasional suatu usaha dan/atau Lingkungan, Jakarta, Bumi Aksara,
kegiatan. 2007

Achmad Gusman Siswandi “Rio+20


Pembangunan Berkelanjutan dan
32
Lihat Mukhlish dan Mustafa Lutfi, Paradigma Ekonomi Biru (Blue
Op.Cit, hlm 138-139

114
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

Economy)” dalam Idris (eds.), Lilin Budiati, Good Governance Dalam


Peran Hukum Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Pembangunan di Indonesia Bogor, Ghalia Indonesia, 2014.
Kenyataan, Harapan dan
Tantangan, Liber Amicorum Prof. M. Hadin Muhjad, Hukum Lingkungan
Dr. Etty R. Agoes, S.H., LL.M, Sebuah Pengantar Untuk Konteks
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, Indonesia, Yogyakarta, Genta
2013 Publishing, 2015.

Bruce Mitchel dkk, Pengelolaan Sumber M. Daud Silalahi, “Perkembangan


Daya dan Lingkungan, Yogyakarta, Prinsip, Kaidah Dan Teori Hukum
Gadjah Mada University Press, Lingkungan”, makalah
2010. disampaikan pada Pelatihan
Hukum Lingkungan, Bagian
Chafid Fandeli dkk, Audit Lingkungan, Hukum dan Pembangunan
Yogjakarta, Gadjah Mada Masyarakat, Fakultas Hukum
University Press, 2006. Universitas Padjadjaran, Bandung
6-8 November 2012.
Dunn K, Fundamentals of Environmental
auditing, 9th Annual Toronto Mukhlish dan Mustafa Lutfi, Hukum
Environmental Conference and Administrasi Lingkungan
Trade Show, Toronto, 1995. Kontemporer Diskursus
sebagaimana dikutip di dalam Pengawasan Pengelolaan
Bruce Mitchell, (et al), Lingkungan Hidup Dan
Pengelolaan Sumberdaya dan Pengembangan Hukum
Lingkungan, Yogyakarta, Gadjah Administrasi di Indonesia, Malang,
Mada University Press, 2003. Setara Press (Kelompok In-TRANS
Publishing), 2010.
Eckel L, K Fisher dan G Russell,
Environmental Performance N.H.T. Siahaan , Hukum Lingkungan dan
Measurement, CMA, Magazine Ekologi Pembangunan, Jakarta,
March, 1992, 16-23. sebagaimana Penerbit Erlangga, 2004.
dikutip dalam, Bruce Mitchell, (et
al), Pengelolaan Sumberdaya dan N.H.T. Siahaan, Hutan Lingkungan dan
Lingkungan, Yogyakarta, Gadjah Paradigma Pembangunan, Jakarta,
Mada University Press, 2003. Pancuran Alam, 2007.

Jimly Asshiddiqi, Green Constitution Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan


Nuansa Hijau Undang-undang Hidup dan Pembangunan, Jakarat,
Dasar Negara Republik Indonesia Djambatan, 2004.
1945, Jakarta, Rajawali Pers, 2010.
St. Munadjat Danusaputro, Hukum
Lingkungan Buku 1 : Umum,
Bandung Binacipta, 1980, hlm 35.

115
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940

Takdir Rahmadi, Penyerapan Asas-Asas Yohanes Joni Pambelum, Audit Internal


Pembangunan Berkelanjutan ke Pemerintahan Daerah di Indonesia
Dalam UU No. 32 Tahun 2009 sebuah Tinjauan Umum, Bandung,
tentang Perlindungan dan UNPAD PRESS, 2009.
Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dalam Sinta Dewi dan kawan-
kawan (editor), Perkembangan
Hukum di Indonesia Tinjauan Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Retrospeksi dan Prospektif, Dalam Indonesia, Konferensi PBB untuk
Rangka 70 Prof. DR. Mieke Pembangunan Berkelanjutan
Komar, S.H. MCL, Bandung, PT. (Rio+20) “Masa Depan yang Kita
Remaja Rosdakarya bekerjasama Inginkan”, dikutip dalam <
dengan Bagian Hukum http://www.menlh.go.id/konferensi
Internasional Fakultas Hukum -pbb-untuk-pembangunan-
Universitas Padjadjaran, 2012. berkelanjutan-rio20-masa-depan-
yang-kita-inginkan/> diakses
tanggal (5 Juni 2015)

116

Anda mungkin juga menyukai