Garuda 1297810
Garuda 1297810
Zulfikar Jayakusuma
Dosen FH Universitas Riau
Email : zulfikarjk@gmail.com
ABSTRAK
Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagai instrumen
administrasi lingkungan lebih diutamakan daripada harus menerapkan sanksi ketika telah
terjadi pencemaran dan/atau kerusakan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan, karena tidak
semua lingkungan hidup dapat diperbaiki dan dipulihkan kembali seperti semula ketika telah
tercemar atau rusak yang berakibat pada penurunan kualitas lingkungan itu sendiri.
Pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu perwujudan dari wawasan lingkungan
yang dimaksud dalam UUD 1945. Prinsip pembangunan berkelanjutan juga harus
diterapkan dalam kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Tidak ada
pembangunan berkelanjutan tanpa lingkungan hidup sebagai unsur utamanya, dan tidak ada
wawasan lingkungan tanpa pembangunan berkelanjutan. “ Esensi dari pembangunan
berkelanjutan (the postulate of sustainability) pada dasarnya meliputi tiga aspek, yaitu,
ecology, economy dan social security yang disebut dengan segitiga keberlanjutan/triangel of
sustainability
Peranan audit lingkungan dalam pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yaitu ; Sebagai instrumen
untuk mengevaluasi kepatuhan suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan dan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang operasional suatu usaha dan/atau
kegiatan Mencegah dan mengantisipasi terjadinya konflik antara perusahaan dengan
masyarakat yang tinggal disekitar wilayah operasional suatu usaha dan/atau kegiatan, dan
dalam rangka penerapan prinsip pencegahan dan prinsip kehati-hatian untuk mencapai
pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis pada pembangunan berkelanjutan.
101
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
102
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
103
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
6 7
Jimly Asshiddiqi, Green Constitution Ibid
8
Nuansa Hijau Undang-undang Dasar Negara Lilin Budiati, Good Governance Dalam
Republik Indonesia 1945, Jakarta, Rajawali Pers, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bogor, Ghalia
2010, hlm 133. Indonesia, 2014, hlm 52.
104
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
105
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
Goals (SDGs) post-2015 yang mencakup 3 pembedaan ini didasarkan pada orientasi
pilar pembangunan berkelanjutan secara penggunaan hukum lingkungan dalam
inklusif, yang terinspirasi dari penerapan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Millennium Development Goals (MDGs). hidup. Menurut St. Munadjat Danusaputro
Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi :
rujukan dalam pelaksanaan rencana “Menjaga dan memelihara
lingkungan hidup dengan segala isi
pembangunan nasional secara konkrit,
dan kemungkinannya sebagai harta
termasuk dalam Rencana Pembangunan pusaka bersama demi untuk
menjamin kelestariannya secara
Jangka Menengah Nasional 2014-2019,
turun-temurun” adalah salah satu
dan Rencana Pembangunan Jangka prinsip fundamental yang
melandasi sistem pengelolaan
Panjang Nasional (2005-2025).13
lingkungan modern berikut
Hasil pertemuan KTT Rio+20 dan komponen sarana penunjangnya
berupa: Hukum Lingkungan
dokumen yang dilahirkan oleh konferensi
Modern. Berdasarkan pengertian
ini, menurut Achmad Gusman Siswandi 14: tersebut maka hukum lingkungan
modern dikenal sebagai “hukum
“ Rio+20 diharapkan dapat
yang berorientasi pada
menghasilkan komitmen yang lebih
lingkungan”, atau environment-
kuat dari masyarakat internasional
oriented law, sedangkan hukum
untuk mengimplementasikan
lingkungan klasik secara mendasar
prinsip-prinsip berkelanjutan.
lebih berorientasi kepada
Namun sayangnya, harapan ini
penggunaan dari pada lingkungan,
tidak terwujud. Dokumen The
sehingga oleh karenanya disebut
Future We Want tidak lebih hanya
juga sebagai use-oriented law. 15
merupakan dokumen yang tidak
mengikat secara hukum dan hanya
Hukum lingkungan modern
menegaskan kembali apa yang
telah disepakati dalam instrumen menetapkan ketentuan dan norma-norma
terkait pembangunan berkelanjutan
guna mengatur tindak perbuatan manusia
lainnya, khususnya Agenda 21 dan
POI (Plant of Implementation) dengan tujuan untuk melindungi
Johannesburg.”
lingkungan dari kerusakan dan
Munadjat Danusaputro, kemerosotan mutunya untuk menjamin
membedakan hukum lingkungan klasik kelestariannya agar dapat secara langsung
dari hukum lingkungan modern, terus menerus digunakan oleh generasi
sekarang maupun generasi-generasi
13
Ibid.
14
Achmad Gusman Siswandi “Rio+20
Pembangunan Berkelanjutan dan Paradigma
Ekonomi Biru (Blue Economy)” dalam Idris (eds.),
Peran Hukum Dalam Pembangunan di Indonesia
15
Kenyataan, Harapan dan Tantangan, Liber St. Munadjat Danusaputro, Hukum
Amicorum Prof. Dr. Etty R. Agoes, S.H., LL.M, Lingkungan Buku 1 : Umum, Bandung Binacipta,
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2013, hlm 491. 1980, hlm 35.
106
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
mendatang,16 hal ini sesuai dengan konsep sering kali datangnya terlambat
untuk dapat digunakan menjadi
awal dari pembangunan berkelanjutan.
dasar pembuatan kebijakan atau
Seperti halnya Deklarasi pengambilan keputusan. Langkah-
langkah pencegahan tidak boleh
Stockholm, Deklarasi Rio juga memuat
ditunda hanya karena alasan bahwa
prinsip-prinsip yang dipandang sebagai kerugian lingkungan belum pasti
mewujud atau karena adanya
sumber pengembangan hukum lingkungan
perbedaan pandangan di antara
nasional dan internasional. Prinsip-prinsip para ahli. Pengetahuan para ahli
terhadap hubungan sebab akibat
yang berkaitan dengan audit lingkungan
antara industrialisasi dan teknologi
yaitu prinsip tindakan pencegahan dan dengan lingkungan tidak selalu
sempurna dan serba pasti, sehingga
kehati-hatian. Menurut Takdir Rahmadi17
dampak negatif baru dapat
a. Prinsip pencegahan mewajibkan diungkapkan atau diketahui oleh
agar langkah pencegahan dilakukan para ahli setelah bertahun-tahun
pada tahap sedini mungkin. Dalam kemudian. Dampak negatif itu
konteks pengendalian pencemaran, sendiri seringkali bersifat kerugian
perlindungan lingkungan paling yang tidak dapat dipulihkan
baik dilakukan dengan cara kembali (irreversible damage).
pencegahan pencemaran daripada Oleh sebab itu, langkah-langkah
penanggulangan atau pemberian perlindungan lingkungan tetap
ganti kerugian. Dalam deklarasi perlu dilakukan meskipun terdapat
Rio prinsip pencegahan ketidakpastian ilmiah tentang
dirumuskan dalam Prinsip ke 11. dampak negatif suatu rencana
Prinsip ini juga dipandang sangat kegiatan. Prinsip ini juga
berhubungan erat dengan prinsip mengandung makna adanya
keberhati-hatian yang diuraikan perubahan tanggungjawab
pada bagian berikut. Kedua prinsip penyajian bukti ilmiah dari pihak
menekankan pentingnya langkah- yang menentang kegiatan kepada
langkah antisipasi pencegahan pihak pendukung atau pelaksana
terjadinya masalah-masalah kegiatan.
lingkungan.
b. Prinsip keberhati-hatian18 Menurut N.H.T Siahaan, Audit
Prinsip keberhati-hatian
lingkungan dapat diartikan sebagai
dirumuskan dalam Prinsip ke 15.
Prinsip ini mencerminkan penilaian atas suatu kegiatan atau usaha
pengakuan bahwa kepastian ilmiah
mengenai pentaatannya terhadap
16 ketentuan-ketentuan hukum dan kebijakan-
Ibid.
17
Takdir Rahmadi, Penyerapan Asas-Asas kebijakan serta standar-standar yang
Pembangunan Berkelanjutan ke Dalam UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan ditetapkan kepadanya, sehubungan dengan
Lingkungan Hidup, dalam Sinta Dewi dan kawan-
kawan (editor), Perkembangan Hukum di Indonesia pelaksanaan kegiatan atau usahanya
Tinjauan Retrospeksi dan Prospektif, Dalam
Rangka 70 Prof. DR. Mieke Komar, S.H. MCL,
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya bekerjasama
dengan Bagian Hukum Internasional Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran, 2012, hlm 695.
18
Idem, hlm 696.
107
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
108
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
109
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
110
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
111
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
112
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
ISPO ( Indonesian Sustainable Palm Oil rendah atau anggota masyarakat yang tidak
System) yaitu sebuah komitmen untuk mampu mengatasinya (helpless people).31
mengurangi efek gas rumah kaca, serta Peranan audit lingkungan dalam
memberi perhatian terhadap masalah pencegahan pencemaran dan/atau
lingkungan. kerusakan lingkungan hidup dapat
Perkembangan ilmu pengetahuan dirumuskan yaitu :
dan teknologi yang diiringi oleh 1. Sebagai instrumen untuk
perkembangan hukum lingkungan sendiri mengevaluasi kepatuhan suatu
telah mengubah peraturan perundang- usaha dan/atau kegiatan terhadap
undangan dan prinsip-prinsip hukum yang persyaratan dan peraturan
dianutnya. Audit lingkungan hidup pada perundang-undangan yang
awalnya adalah tindakan sukarela dari mengatur tentang operasional suatu
suatu usaha atau kegiatan, yang bertujuan usaha dan/atau kegiatan.
untuk memperbaiki citra dan membentuk 2. Mencegah dan mengantisipasi
opini masyarakat umum, khususnya terjadinya konflik antara
konsumen tentang kepeduliannya terhadap perusahaan dengan masyarakat
lingkungan hidup, dengan produksi yang yang tinggal disekitar wilayah
ramah lingkungan. Saat ini telah menjadi operasional suatu usaha dan/atau
suatu instrumen hukum yang bersifat kegiatan.
wajib, khususnya untuk usaha atau 3. Dalam rangka penerapan prinsip
kegiatan tertentu yang berisiko tinggi precautionary principle audit
terhadap lingkungan hidup. lingkungan sangat penting untuk
Pelaksanaan hukum yang tidak mencapai pengelolaan lingkungan
efektif di negara berkembang pada hidup yang berbasis pada
umumnya sebagai akibat kurangnya pembangunan berkelanjutan,
pengetahuan dan kepedulian pemangku khususnya untuk memberikan
kepentingan terhadap berbagai masalah jaminan untuk menghindari
lingkungan yang aspeknya makin luas dan perusakan atau kecenderungan
rumit yang mengakibatkan penurunan kerusakan lingkungan, bahkan
kualitas lingkungan secara signifikan. merupakan bukti keabsahan
Pengaruh negatif dari penurunan kualitas 31
M. Daud Silalahi, “Perkembangan
lingkungan terutama dirasakan oleh Prinsip, Kaidah Dan Teori Hukum Lingkungan”,
makalah disampaikan pada Pelatihan Hukum
kelompok masyarakat yang berpenghasilan Lingkungan, Bagian Hukum dan Pembangunan
Masyarakat, Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran, Bandung 6-8 November 2012.
113
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
114
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
115
Al’ Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN 1979-4940
116