DI SUSUN OLEH:
2. Folat
Anda dapat menurunkan risiko terkena anemia defisiensi folat dengan diet
seimbang yang mengandung cukup folat. Direkomendasikan, jumlah folat untuk
dikonsumsi setiap hari adalah 200 mikrogram (ug). Umumnya, jika seseorang sudah cukup
mengonsumsi sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan, tidak perlu lagi untuk
mengonsumsi suplemen.
Folat dapat rusak oleh panas, sehingga buah dan sayuran yang dalam keadaan
mentah mengandung lebih tinggi folat ketimbang yang telah dimasak. Roti dan sereal yang
telah diperkaya dengan vitamin juga merupakan sumber folat yang baik. Sumber folat yang
bagus di antaranya beras cokelat, kol brussel, brokoli, asparagus, kacang polong, kacang
arab.
Namun jika Anda memiliki gangguan dalam penyerapan nutrisi tubuh, atau jika
sedang hamil, maka mungkin perlu untuk mengonsumsi suplemen. Mintalah saran dokter
untuk hal ini.
3. Vitamin B12
Vitamin B12 adalah suatu vitamin yang sangat kompleks molekulnya, yang
mengandung sebuah atom kobal yang terikat mirip dengan besi terikat dalam hemoglobin
atau magnesium dalam klorofil. Sumber yang mengandung vitamin B 12 yaitu bisa
ditemukan pada daging, ikan, telur, dan susu. Orang yang hanya makan sayuran
(vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan
menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu
butir telur untuk satu harinya.
Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat
memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan
dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12. Sumber lainnya adalah miso (produk
fermentasi kedelai, semacam tauco) dan tempe (terutama yang dibuat secara tradisional).
Pada tempe buatan pabrik tidak ditemukan kobalamin. Bagi kaum vegetarian yang akan
meningkatkan jumlah vitamin B12, dapat makan sereal ataupun susu kedelai yang diperkaya
dengan vitamin dan mineral.
Vitamin ini bersifat larut dalam air, dan dapat disintetis oleh bakteri dalam usus. Vitamin
B12 ini berbeda dengan vitamin larut air lainnya tidak cepat dikeluarkan dalam urin, tetapi
dikumpulkan dan disimpan dalam hati, ginjal dan beberapa jaringan tubuh.
Kekurangan vitamin B12 tidak saja terjadi karena asupannya yang kurang. Asupan vitamin
lain berlebihan pun dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12. Misalnya, karena
berlebihan mengkonsumsi vitamin C.
Perlu diketahui bahwa kebutuhan vitamin B12 berbeda-beda tergantung dari
usianya. Usia 0 sampai 3 tahun membutuhkan 400-900 nanogram vitamin B12 setiap hari.
Usia 4 sampai 13 tahun membutuhkan 1,2-2,4 mcg vitamin B12 setiap hari. Usia 14 tahun
keatas membutuhkan 2,4-2,8 mcg vitamin B12 setiap hari. Cegah tentu dengan
mengkonsumsi makanan bervitamin B12, banyak daging terutama lebih baik. Daging
hewani yang banyak protein seperti daging ikan bisa Anda konsumsi jika Anda terhalang
dengan daging sapi atau kambing yang berkolesterol tinggi dan menghindari tekanan darah
tinggi. Jika Anda tidak juga dapat juga memenuhi kebutuhan vitamin B12 pada daging-
dagingan, Anda bisa mengkonsumsi sayuran fermentasi seperti tahu, miso atau tempe.
Selain itu, makan makanan olahan rumput laut, ganggang yang berupa agar-agar atau jelly
juga dapat membantu Anda memenuhi kebutuhan vitamin B12. Hindari menjadi
vegetarian. Kekurangan asupan vitamin B12 karena terlalu banyak makan sayuran tanpa
diikuti oleh kebutuhan vitamin B12 dari sumber hewani sama saja Anda mengundang
penyakit akibat kekurangan vitamin B12. Cegah juga kekurangan vitamin B12 dengan
mengkonsumsi suplemen multivitamin. Atau konsultasikan ke dokter untuk dapat
suplemen vitamin yang tepat.
Sumber alami vitamin B12 terdapat pada sumber hewani dan sayuran. Akan dijelaskan
kandungan vitaminnya pada setiap sumber alami vitamin B12 ini. Sarden takaran 3,2 ons
mengandung vitamin B12 8,11 mcg. Salmon takaran 4 ons mengandung 6,58 vitamin B12.
Daging rusa takaran 4 ons mengandung vitamin B12 sebanyak 3,47 mcg. Udang takaran 4
ons mengandung vitamin B12 sebanyak 1,69 mcg. Kerang takaran 4 ons mengandung
vitamin B12 sebanyak 1,47 mcg. Daging domba takaran 4 ons mengandung vitamin B12
sebanyak 2,45 mcg. Susu takaran satu cangkir mengandung vitamin B12 sebanyak 1,29
mcg. Ikan cod takaran 4 ons mengandung vitamin B12 1,18. Ikan halibut takaran 4 ons
mengandung vitamin B12 sebanyak 1,55 mcg. Yogurt takaran satu cangkir mengandung
vitamin B12 sebanyak 1,37 mcg. Daging sapi takaran 4 ons mengandung vitamin B12
sebanyak 1,8 mcg. Telur takaran setiap 1 butirnya mengandung vitamin B12 sebanyak 0,55
mcg.
4. Vitamin C
Sayuran daun hijau merupakan salah satu bahan pangan yang baik sebagai
sumber vitamin dan mineral, terutama vitamin C, provitamin A, zat besi dan kalsium.
Semua zat gizi tersebut mempunyai fungsi penting sebagai pengatur reaksi metabolisme
untuk pemeliharaan dan pertumbuhan jaringan tubuh, dan vitamin C mempunyai peranan
yang cukup besar dalam membantu penyerapan zat besi dari makanan yang dikonsumsi.
Vitamin C adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita, karena vitamin C berfungsi membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
Tanpa vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan mampu melakukan
aktivitas hidup. Selain itu, kurangnya asupan vitamin juga dapat menyebabkan semakin
besarnya peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Vitamin C merupakan salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai jenis penyakit. Vitamin C juga dikenal dengan
nama kimia dari bentuk utamanya, yakni asam askorbat. Vitamin C termasuk
golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas
ekstraselular. Beberapa karakteristik vitamin C antara lain: sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan untuk mengangkut oksigen ke
seluruh tubuh. Ada dua jenis zat besi yang ditemukan dari makanan, yaitu zat besi heme
dan zat besi non-heme. Zat besi heme ditemukan dalam sel darah merah hewan, sedangkan
zat besi non-heme bersumber dari tanaman atau sayuran. Zat Besi non-heme akan diserap
dengan baik oleh tubuh apabila dikombinasikan bersama dengan vitamin C. Pastikan Anda
mendapatkan dosis harian vitamin C yang disarankan, yaitu 250 mg.
5. Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena selain
berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan
pengatur (Almatsier, 2009). Protein berperan penting dalam transportasi zat besi dalam
tubuh. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi terhambat
sehingga akan terjadi defisiensi besi (Almatsier, 2009). Kekurangan zat besi menyebabkan
kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari normalnya, keadaan ini disebut anemia
(Waryana, 2010). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosanti
(2009) pada balita yang mengatakan bahwa rendahnya konsumsi zat besi akan berpengaruh
terhadap status gizi anak balita dan dapat terjadi kekurangan zat besi, sehingga
mengakibatkan kadar hemoglobin (Hb) darah menurun dan menyebabkan anemia.
B. CACINGAN
1. Definisi Cacingan
Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam
infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang
tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan
mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut
bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke dalam
tubuh.Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang
yang berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing
dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot,
paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan. Penyakit cacingan, khususnya pada anak
sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian besar kalangan
masyarakat. Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkat kesehatan anak. Di
antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak bergairah, ngantuk, malas
beraktivitas serta berat badan rendah.cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada
cacing gelang, cacing pita dan cacing pipih.
2. Pencegahan
Cara terbaik dalam mencegah agar anak anda tidak sampai mengalami cacingan,
adalah:
a. Ajari anak-anak untuk selalu menggunakan alas kaki ketika bermain diluar
rumah.
b. Ajari anak-anak untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan
c. Minum obat cacing dosis sekali minum setiap 6 bulan sekali, khususnya di masa
libur sekolah dimana anak-anak cenderung lebih sering bermain di luar rumah
d. Jagalah selalu jari kuku untuk selalu bersih & terawat.
e. Hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus (terutama untuk
infeksi cacing kremi).
f. Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi
cacing kremi).
g. Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing
sensitif terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).
h. Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi
i. Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan
sempurna
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada
defisiensi protein maupun energi (Sediaoetama, 1999).
a. Klasifikasi KKP
Berdasarkan berat dan tidaknya, KKP dibagi menjadi:
1. KKP ringan/sedang disebut juga gizi kurang (undernutrition) ditandai oleh adanya
hambatan pertumbuhan.
2. KKP berat, meliputi:
a) Kwashiorkor (bentuk kekurangan protein yang berat, yang amat sering terjadi pada
anak kecil umur 1 dan 3 tahun) adalah suatu sindroma klinik yang timbul sebagai suatu
akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari
yang dibutuhkan (Behrman dan Vaughan, 1994). Kwashiorkor adalah penyakit
gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan perlemahan hati yang
disebabkan karena kekurangan asupan kalori dan protein dalam waktu yang lama
(Ngastiyah, 1997).
b) Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi (kalori) sedangkan
kebutuhan protein relatif cukup (Ngastiyah, 1997). Marasmus merupakan gambaran
KKP dengan defisiensi energi yang ekstrem (Sediaoetama, 1999).
c) Marasmik-kwashiorkor merupakan kelainan gizi yang menunjukkan gejala klinis
campuran antara marasmus dan kwashiorkor (Markum, 1996). Marasmik-kwashiorkor
merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami kehilangan berat badan lebih
dari 10%, penurunan cadangan lemak dan protein serta kemunduran fungsi fisiologi
(Graham L. Hill, 2000). Marasmik-kwashiorkor merupakan satu kondisi terjadinya
defisiensi, baik kalori, maupun protein. Ciri-cirinya adalah dengan penyusutan jaringan
yang hebat, hilangnya lemak subkutan dan dehidrasi.
b. Tanda-tanda KKP
1. KKP Ringan
Pada lapisan terdalam, sebab langsung dari KKP adalah konsumsi kurang dan
sebab tak langsungnya hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi
berbagai hal, misalnya karena penyakit. KKP sebab primer (langsung) disebut KKP
primer dan yang disebabkan faktor tak langsung disebut KKP sekunder. Penyakit
infeksi dan infestasi cacing dapat memberikan hambatan absorpsi dan hambatan
utilisasi zat gizi yang menjadi dasar timbulnya KKP.
2. Tingkat posyandu
a) Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulan di posyandu
b) Kader memberikan penyuluhan tentang makanan pendukung ASI (MP-ASI)
c) Kader memberikan pemulihan bayi balita yang berada di garis merah (PMT)
contoh : KMS
d) Pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi seperti TBC,
polio dan ada pula beberapa imunisasi dasar, antara lain :
1) BCG
2) DPT
3) Polio
4) Hepatitis B3
5) Campak
Tambahan :
1) HiB (meningitis)
2) PCV / IPD (pnemokokus)
3) MMR
4) Influenza