Anda di halaman 1dari 8

STASE KEPERAWATAN JIWA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ISOLASI SOSIAL


DI POLIKLINIK JIWA RSJD Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI
JAWA TENGAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:
Ni Nyoman Krisdina Danartie, S. Kep
NIM: 24.17.1065
Kelompok: III

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Gangguan Jiwa
Sub topik : Isolasi Sosial
Sasaran : Keluarga Klien yang Mengalami Isolasi Sosial
Tempat : Poli Jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Desember 2017
Waktu : 20 Menit (08.00 - 08.20 WIB)
Pemateri : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan keluarga klien
dapat berinteraksi dengan orang lain secara optimal.

B. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, keluarga klien diharapkan
dapat mampu memahami:
1. Mengetahui pengertian isolasi sosial.
2. Mengetahui penyebab isolasi sosial.
3. Mengetahui tanda dan gejala isolasi sosial.
4. Mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
5. Mengetahui penatalaksanaan isolasi sosial.
C. Materi
(Terlampir)
D. Perencanaan Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Respon Peserta
1. Pre interaksi:
- Memberi salam Menjawab salam
- Memperkenalkan diri
5 menit
- Menjelaskan maksud dan Mendengarkan
tujuan
- Menanyakan kesiapan
pasien
- Memilih media yang sesuai
(telah disiapkan).
Interaksi:
2. - Menjelaskan tentang
pengertian dari isolasi
sosial
10 menit - Menjelasklan tentang apa
saja penyebab dari menarik
diri
- Menjelaskan tentang tanda
dan gejala dari isolasi
sosial
- Menjelaskan tentang
keuntuntungan
berhubungan dengan orang
lain dan kerugian
berhubungan dengan orang
lain
- Peran serta keluarga dalam
merawat klien isolasi 
sosial
- Menjelaskan tentang
penatalaksanaan isolasi
sosial

3. Terminasi:
- Merapikan alat
- Menyimpulkan hasil
5 menit
penyuluhan kesehatan
- Evaluasi keberhasilan - Keluarga klien dapat
penyuluhan kesehatan menjawab pertanyaan
- Memberikan saran yang diberikan oleh
penyuluh.
- Salam penutup - Keluarga klien
menjawab salam

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab/diskusi
F. Setting Tempat

Penyuluh Keluarga klien


G. Media
1. Leaflet

H. Evaluasi
1. Apa pengertian dari isolasi sosial?
2. Apa saja penyebab dari isolasi sosial?
3.  Apa tanda dan gejala dari isolasi sosial?
4. Apa keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
berhubungan dengan orang lain
5. Apa peran serta keluarga dalam merawat klien isolasi sosial?
6. Sebutkan penatalaksanaan isolasi sosial?
I. Daftar Pustaka
Stuart dan Sudden. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
www.erfanhiyadi.blogspot.com/askep isolasi sosial
Townsend, M.C. 2010. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri
Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa
(Terjemahan). Jakarta: EGC
Lampiran Materi:
A. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaaan kesepian yang diekspresikan oleh
individu dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan
sebagai suatu keadaan negatif yang mengancam (Mary C. Townsend, 2010).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan pasien yang mengalami
ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan
lingkungan.
Isolasi sosial adalah Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari
interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab
dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau
kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang
lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan
tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain (Balitbang, dalam Fitria,
2010).
B. Penyebab dari Isolasi Sosial
1. Faktor predisposisi
Kegagalan perkembangan yang dapat mngakibatkan individu tidak
percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap
hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan, dan merasa tertekan.
2. Faktor presipitasi
Dari faktor sosio kultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan
berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan
klien berespon menghindar dengan menarik diri dengan lingkungan.
C. Tanda dan Gejala
1. Apatis, ekspresi sedih.
2. Menghindari orang lain (menyendiri), klien tampak memisahkan diri dari
orang lain, misalnya pada saat makan.
3. Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap
dengan klien lain, misalnya pada saat makan.
4. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5. Berdiam diri dikamar/tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
6. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan
atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan kegiatan
rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
8. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi.

D. Keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak


berhubungan dengan orang lain
1. Keuntungan berhubungan dengan orang lain:
a. Menambah banyak teman.
b. Bisa berbagi dengan sesama.
c. Bisa saling membantu/menolong.
d. Bisa melupakan semua kesedihan.
e. Dihormati dan dihargai oleh orang lain.
2. Kerugian tidak berhubungan dengan orang lain :
a. Tidak mempunyai teman.
b. Tidak bisa mengenal orang lain.
c. Selalu menyendiri.
d. Tidak dihormati dan dihargai oleh orang lain.
e. Tidak bisa berbagi pengalaman/selalu menghadapi masalah sendiri.
E. Penatalaksanaan
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Interaksi sering dan singkat.
3. Dengarkan dengan sikap empati.
4. Beri umpan balik yang positif.
5. Jujur dan menepati semua janji.
6. Bimbing klien untuk meningkatkan hubungan sosial secara bertahap
7. Berikan pujian saat klien mampu berinteraksi dengan orang lain.
8. Diskusikan dengan keluarga untuk mengaktifkan support sistem yang
ada.
9. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat anti depresan.
F. Peran Serta Keluarga dalam Merawat Klien Isolasi Sosial
Keluarga penting artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien.
Keluarga pemberi perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan
mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.
Tujuan Perawatan adalah:
- Meningkatkan kemandirian pasien.
- Pengoptimalan peran dalam masyarakat.
- Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
Perawatan dirumah yang dapat dilakukan oleh keluarga:
- Memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Bantu dan perhatikan pemenuhan kebutuhan makan, minum, kebersihan
diri dan penampilan.
- Latih dan libatkan klien dalam kegiatan sehari-hari (cuci pakaian,               
setrika, menyapu, dll).
- Bantu komunikasi dengan teratur.
- Bicara jelas dan singkat.
- Kontak / bicara secara teratur.
- Pertahankan tatap mata secara teratur.
- Lakukan sentuhan yang akrab.
- Sabar, lembut, tidak terburu-buru.
- Hindari kecemasan pada klien.
- Libatkan dalam kelompok.
- Beri kesempatan untuk menonton TV, mendengarkan musik, membaca
buku, dll.
- Sediakan peralatan pribadi seperti tempat tidur, almari, dll.
- Pertemuan keluarga secara teratur.
- Menyendiri bisa menimbulkan gangguan jiwa lain yaitu halusinasi (merasa
mendengar bisikan, merasa melihat bayangan, merasa ada yang meraba,
merasa mencium bau) yang semua itu sebenarnya tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai