Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY DIRUMAH PADA

DEWASA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pomosi Kesehatan

DISUSUN OLEH :

ANIS HALIMAH

C.0105.20.105

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal promosi kesehatan ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Promosi Kesehatan dengan judul
‘’PERAWATAN TRACHEOSTOMY DIRUMAH PADA DEWASA’’.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari sisi materi dan penulisan nya. Kami dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima
berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi
seluruh pembaca.

Bandung , 8Februari 2021

Penyusun
BABI

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Trakeostomi adalah operasi membuat jalan udara melalui leher langsung ke


trakea untuk mengatasi asfiksi apabila ada gangguan pertukaran udara
pernapasan. Trakeostomi diindikasikan untuk membebaskan obstruksi jalan napas bagian
atas, melindungi trakea sertacabang-cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunny a
discharge bronkus, serta pengobatan terhadap penyakit (keadaan) yang
mengakibatkan insufisiensi respirasi. Perawatan pasca trakeostomi besar pengaruhnya
terhadap kesuksesan tindakan dan tujuan akhir trakeostomi.Perawatan pasca trakeostomi yang
baik meliputi pengisapan discharge.

Pemeriksaan periodik kanul dalam, humidifikasi buatan, perawatan luka


operasi, pencegahan infeksi sekunder dan jika memakai kanul dengan balon (cuff) yang high
volume-low pressure cuff sangat penting agar tidak timbul komplikasi lebih lanjut. Perawatan
kanultrakea di rumah sakit dilakukan oleh paramedis yang terlatih dan mengetahui
komplikasi trakeostomi, yang dapat disebabkan oleh alatnya sendiri maupun akibat
perubahan anatomis d a n f i s i o l o g i s j a l a n n a p a s p a s c a t r a k e o s t o m i . S e l a i n i t u ,
p a s i e n j u g a h a r u s m e n g e t a h u i  bagaimana cara membersihkan dan mengganti kanul
trakheostomi, agar pasien dapat secara mandiri menjaga kesehatan tubuhnya, apabila
pasien pulang dengan kanul trakhea masih terpasang.

Dalam hal ini peran perawat sangat penting sebagai edukator dan role mode
dalam perawatan mandiri pasien trakheostomi. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
dijelaskan berbagai macam hal mengenai trakheostomi.

2. Tujuan
Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan trakheostomi
Tujuan Khusus
Mengetahui definisi trakeostomi
Mengetahui fungsi dari trakeostomi
Mengetahui indikasi dilakukannya prosedur trakheostomi
Mengetahui kontraindikasi dilakukannya prosedur trakheostomi
Mengetahui klasifikasi dan jenis trakheostomi
Mengetahui penatalaksanaan pemasangan dan perawatan trakheostomi
Mengetahui komplikasi yang timbul dari penggunaan trakheostomi

3. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang terpasang trakeostomi dirumah


4. Manfaat

Manfaat disusunnya makalah ini adalah pasien dapat melakukan asuhan


keperawatan pada klien yang terpasang trakeostomi dengan tepat dan benar.

BAB II

PEMBAHASAN

Trakea merupakan tabung berongga yang disokong oleh cincin kartilago.


Panjangtrakea pada orang dewasa #*-#$ cm. Trakea berawal dari kartilago krikoid
yang berbentuk c i n c i n m e l u a s k e a n t e r i o r p a d a e s o f a g u s , t u r u n k e d a l a m
t h o r a k s d i m a n a i a m e m b e l a h menjadi dua bronkus utama pada karina.
Pembuluh darah besar pada leher berjalan sejajar  d e n g a n t r a k e a d i s e b e l a h
l a t e r a l d a n t e r b u n g k u s d a l a m s e l u b u n g k a r o t i s . ' e l e n j a r t i r o i d terletak di atas
trakea di setelah depan dan lateral. +smuth melintas trakea di sebelah anterior, biasanya
setinggi cincin trakea kedua hingga kelima. araf laringeus rekuren terletak padasulkus
trakeoesofagus. !i bawah jaringan subkutan dan menutupi trakea di bagian
depanadalah otot-otot supra sternal yang melekat pada kartilago tiroid dan hioid.Trakea
berfungsi untuk menyediakan tempat bagi udara yang di bawa masuk dan udara yang
dikeluarkan. ebagai jalan masuk udara ke paru paru. &engusir debu-debu halusyang lolos dari
penyaringan di rongga hidung.

2.2 Et$#l#g$

 tiologi masalah pada jalan napas adalah sumbatan. umbatan dapat terjadi baik totalmaupun
parsial. umbatan total terjadi karena benda asing yang menutup jalan napas secaratiba-tiba.
edangkan sumbatan parsial dibedakan menjadi tiga bagian yaitu a. umbatan 'arena airan
etiap pasien trauma beresiko mengalami sumbatan jalan nafas
k a r e n a c a i r a n y a n g disebabkan oleh darah, secret dan lain-lain. umbatan
karena cairan dapat mengakibatkan
Related Papers

Askep Trakeostomi diposting oleh nuzulul-fkp09 pada 12 October 2…

By candra pangestu

ASKEP CA LARING DAN PERAWATAN TRAKEOSTOMI

By Yulinar Syam

DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DIREKT…

By Bambang Sutopo

ASKEP Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

By Clara Oni

Kumpulan sop tindakan keperawatan praktek klinik

By tita eriska

 About
 Press
 Blog
 People
 Papers
 Job Board
 Advertise

  We're Hiring!

  Help Center

 Find new research papers in:


 Physics
 Chemistry
 Biology
 Health Sciences
 Ecology
 Earth Sciences
 Cognitive Science
 Mathematics
 Computer Science

 Terms
 Privacy
 Copyright
 Academia ©2021

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tracheostomy merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuat lubang ke dalam


trakea dan memasukkan selang indwelling kedalam trakea yang dapat bersifat permanen
(Hidayati, dkk, 2014). Komplikasi yang mengancam akan selalu ada, sehingga perawat selalu
mengamati dengan ketat pasien yang dilakukan pemasangan tracheostomy (Nurhidayati,2010).
Pasien saat terpasang tracheostomy mempunyai komplikasi yang mengancam. Komplikasi
tersebut seperti obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi, infeksi, fistula trakeosofagus,
dilatasi trakea dan nekrosis (Novialdi& Azani, 2015). Komplikasi yang terjadi dapat dicegah
dengan melakukan tindakan keperawatan berupa tracheostomy care. Tracheostomy care
merupakan tindakan dengan membersihkan kanul tracheostomy untuk menjaga kepatenan
jalan napas (Hidayati, dkk, 2014). Pasien selalu dihadiri oleh petugas yang terlatihdan
berkompeten dalam melakukan tindakan keperawatan. Penyediaan pelayanan yang efektif
pada pasien, diharapkan dapat meminimalisir angka kematian dan kesakitan(Nurhidayati,
2010).
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting dalam pelayanan
kesehatan. Tantangan yang dihadapi perawat salah satunya yaitu tuntutan dari masyarakat
yang menginginkan pelayanan yang berkualitas. Keberadaan perawat juga memiliki posisi
strategis, karenasebagian besar persoalan pasien berhubungan dengan pelayanan perawat.
Oleh karena itu, perawat dituntut agar memiliki keterampilan yang lebih baik, disertai dengan
kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan pihakyang terkait dalam persoalan kesehatan
pasien di masyarakat (Deden,2013). Kewenangan yang diberikan oleh Departemen Kesehatan
mengandung tuntutan akan kemampuan perawat sebagai tenaga profesional dan mandiri.
Pencapaian kemampuan tersebut diawali dari institusi pendidikan yang berpedoman pada
kompetensi inti perawat dan melalui institusi pelayanan dengan meningkatkan kemampuan
perawat sesuai dengan kebutuhan (Deden, 2013). Kompetensi yang harus dimiliki seorang
perawat yakni mampu memberikan tindakan keperawatan yang bermutu tinggi serta tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama melakukan tindakan keperawatan.Guna mencapai
keterampilan yang profesional dalam memberikan tindakan keperawatan, diperlukan proses
belajar mengajar, sarana dan prasarana yang berkualitas serta metode pembelajaran yang
efektif (Deden, 2013). Metode pembelajaran yang digunakan dalam praktikum yaitu
demonstrasi dan simulasi, sedangkan untuk melengkapi pembelajaran praktikum sebaiknya
menggunakan media berupa videotutorial (Simamora, 2011). Metode dalam rangkaian sistem
pembelajaran berperan penting terhadap keberhasilan strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan metode pembelajaran, karena suatu
strategi pembelajaran hanya dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode
pembelajaran (Sanjaya, 2011).
Mahasiswa belum mempunyai kemampuan yang cukup dalam menerapkan
keterampilan keperawatan yang diperoleh selama pendidikan, sehingga kejadian malpraktek
sering terjadi di Rumah sakit. Malpratek yang sering terjadi menyebabkan institusi pendidikan
membutuhkan strategi pembelajaran yang baik dalam praktikum. Sampai saat ini belum ada
penelitian tentang penggunaan strategi pembelajaran yang efektif untuk praktikum mahasiswa
(Khudhoifah, 2006) dalam (Musiana & Hussein, 2015). Studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 17 Februari 2017 terdapat data
dari jurnal kuliah bahwa demonstrasi merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran
praktikum tracheostomy care pada tahun ajaran 2015/2016. Video tutorial dan simulasi
merupakan metode serta media yang digunakan dalam pembelajaran praktikum tracheostomy
care pada tahun ajaran 2016/2017.Tahun ajaran 2015/2016 merupakan mahasiswaangkatan
2012, sedangkan tahun ajaran 2016/2017 merupakan mahasiswa angkatan 2013. Perubahan
strategi pembelajaran dikarenakan dosen yang mengampu pembelajaran praktikum dari tahun
ke tahun berbeda. Setiapdosen pengampu memiliki cara yang berbeda dalam melakukan
strategi pembelajaran, tujuannya untuk mengasah kemampuan mahasiswa agar berkembang
serta dapat melakukan tindakan keperawatan secara mandiri dan benar.

B. Rumusan Masalah

Tracheostomy care termasuk tindakan dengan membersihkan kanul tracheostomy untuk


menjaga kepatenan jalan napas. Saat pasien melakukan tracheostomy care selalu dihadiri oleh
petugas yang terlatihdan berkompeten dalam melakukan tindakan keperawatan. Kompetensi
yang harus dimiliki seorang perawat yakni mampu memberikan tindakan keperawatan. Guna
mencapai keterampilan yang profesional dalam memberikan tindakan keperawatan, sangat
diperlukan proses belaja rmengajar, sarana dan prasarana berkualitas serta metode
pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: Apakah ada perbedaan metode video tutorial dan simulasi dengan demonstrasi
terhadap kompetensi mahasiswa keperawatan dalam melakukan skills tracheostomy caredi
Universitas Muhammadiyah Surakarta?

C.Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan metode video tutorial dan simulasi dengan demonstrasi
terhadap kompetensi mahasiswa keperawatan dalam melakukan skills tracheostomy caredi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia danjenis kelamin.
b. Untuk mengetahui kompetensi dalam melakukan skills tracheostomy caresetelah
diberikan demonstrasi.
c. Untuk mengetahuikompetensidalam melakukan skills tracheostomy care setelah
diberikan video tutorial dan simulasi.
d. Untuk mengetahui perbedaan metode video tutorial dan simulasi dengan demonstrasi
terhadap kompetensi mahasiswa keperawatan dalam melakukan skills tracheostomy
care.

D.Manfaat Penelitian

1.Bagi Keilmuan dan Teori


Menambah pengetahuan serta referensi mengenai perbedaan metode video tutorial dan
simulasi dengan demonstrasi terhadap kompetensi dalam melakukan skills tracheostomy care.
2.Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu wawasan baru bagi mahasiswa tentang perbedaan metode video
tutorial dan simulasi dengan demonstrasi terhadap kompetensi dalam melakukan skills
tracheostomy care.
3.Bagi Mahasiswa Keperawatan
Menambah ilmu dan pembelajaran serta melakukan banyak pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi dalam melakukan skills tracheostomy care.
4.Bagi Peneliti
Menambah pengalaman bagi peneliti mengenai perbedaan metode video tutorial dan
simulasi dengan demonstrasi terhadap kompetensi dalam melakukan skills tracheostomy care.

E.Keaslian Penelitian

1. Aryanty, dkk(2014) meneliti “Perbandingan Efektivitas Pembelajaran Clinical Skill Lab


(CSL) dengan Menggunakan Video Ajar Keterampilan Klinik Neurologi terhadap
Demonstrasi oleh Instruktur”.Penelitian ini merupakan penelitian true experimental
dengan posttestonly control design. Populasi penelitian adalah mahasiswa PSPDUNJA
semester I tahun ajaran 2014/2015. Sampel secara random kelompok eksperimen
berjumlah 69 mahasiswa dan kelompok kontrolsejumlah 68 mahasiswa. Hasil penelitian
adalah nilai checklist keterampilan pemeriksaan fungsi motorik kelompok eksperimen
memiliki median 78,13 (range 50,00) sedang kelompok control memiliki median
74,25(range 75,76). Persamaan dengan peneliti yang sekarang ini adalah pembelajaran
praktikum menggunakan demonstrasi dan perbedaannya adalah terletak pada sampel
penelitian, metode penelitian, dan pengambilan sampel dengan purposif sampling.
2. Ahmad, & Aqel (2015) meneliti “Comparison Between Clinical Simulation and
Traditional Teaching for Cardiopulmonary Knowledgeand Skills”. Penelitian ini
merupakan metode posttest pretest yang digunakan. Sebuah tes dari pertanyaan pilihan
ganda dan format checklist digunakan dalam tiga fase: fase awal, akuisisi, dan retensi.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa keperawatan diUniversityof Jordan
merupakan universitas pemerintah di Yordania. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pelatihan yang menggunakan
simulator pengetahuan dan keterampilannya lebih baik dalam tindakan resusitasi
cardiopulmonary dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan pelatihan
tradisional. Persamaan dengan peneliti yang sekarang ini adalah pembelajaran
praktikum menggunakan simulasi dan perbedaannya adalah terletak pada sampel
penelitian, metode penelitian, dan pengambilan sampel dengan purposif sampling.
3. Hendarti, dkk (2016) meneliti “Implementasi Proses Pembelajaran Demonstrasi Untuk
Meningkatkan Kompetensi Asuhan PersalinanNormal Pada Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan II”. Penelitian inimenggunakan metode kualitatif dengan menggunakan
rancangan studi kasus dan bersifat deskriptif. Populasi penelitian ini adalah
10mahasiswadi tahun ajaran 2011-2012 di Prodi D-III Kebidanan STIKES Husada
Jombang. Sampel penelitian menggunakan teknikpurposive sampling. Hasil penelitian
ini adalah pencapaian kompetensi siswa dalam perawatan persalinan normal di STIKES
Husada Jombang sebagian besar kompeten, tetapi hanya ada beberapa siswa yang
memiliki prestasi kompetensi kurang, yang disebabkan oleh beberapa faktor termasuk
metode atau strategi pembelajaran, media pembelajaran dan sumber materi
pembelajaran. Persamaan dengan penelitian sekarang ini adalah pembelajaran
praktikum menggunakan demonstrasi sedangkan perbedaannya terletak pada sampel
penelitian, metode penelitian, tempat penelitian, dan pengambilan sampel dengan
purposive sampling.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Trakeostomi
1.Pengertian
Trakeostomi adalah prosedur pembedahan dengan memasang selang melalui
sebuah lubang ke dalam trakea untuk mengatasi obstruksi jalan nafas bagian atas atau
mempertahankan jalan nafas dengan cara menghisap lendir, atau untuk penggunaan
ventilasi mekanik yang kontinu. Trakeostomi dapat digunakan sementara yaitu jangka
pendek untuk masalah akut,atau jangka panjang biasanya permanen dan selang dapat
dilepas (Marelli,2008:228) Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang ke dalam
trakea. Ketika selang indweling dimasukkan ke dalam trakea, maka istilah trakeostomi
digunakan (Smeltzer dan Bare,2013:653). Pada awalnya trakeostomi sering dilakukan
dengan indikasi sumbatan jalan napas atas, namun saat ini sejalan dengan kemajuan
unit perawatan intensif,trakeostomi lebih sering dilakukan atas indikasi intubasi lama
(prolonged intubation) dan penggunaan mesin ventilasi dalam jangka waktu lama.
(Dina,2015) Keputusan untuk melakukan trakeostomi pada umumnya dapat dilakukan
dalam waktu 7 hari dari intubasi. (Charles,2010).

2.Manfaat
Menurut Charles(2010)Trakeostomi memiliki kelebihan apabila dibandingkan
dengan intubasi endotrakeal jangka panjang antara lain:
a. Meningkatkan kenyamanan pasien
b. Kebersihan rongga mulut
c. Kemampuan untuk berkomunikasi
d. Kemungkinan makan secara oral serta perawatan yang lebih mudah dan aman
e. Memiliki potensi untuk menurunkan penggunaan obat sedasi dan analgesic
sehingga dapat menfasilitasi proses penyapihan dan menghidari pneumonia
akibat ventilator mekanik.

3.Indikasi

Menurut novialdi dan surya(2009).Indikasi dasar trakeostomi secara garis besar


adalah :
a. a.Pintas (bypass) Obstruksi jalan nafas atas
b. b.Membantu respirasi untuk periode yang lama
c. c.Membantu bersihan secret dari saluran nafas bawah
d. d.Proteksi traktus trakeobronkhial pada pasien dengan resiko aspirasi
e. e.Trakeostomi elektif, misalnya pada operasi bedah kepala leher sehingga
memudahkan akses dan fasilitas ventilasi.
f. f.Untuk elektif, misalnya pada operasi bedah kepala leher
g. g.Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya stenosis subglotis.
Indikasi trakeostomi di ICU menurut Charles (2010) antara lain:
a. a.Mencegah obstruksi jalan nafas atas karena tumor,pembedahan,trauma,
benda asing, atau infeksi
b. b.Untuk mencegah kerusakan laring dijalan nafas karena intubasi endotrakeal
yang berkepanjangan
c. c.Untuk memudahkan akseske jalan nafas untuk melakukan pengisapan dan
pengangkatan sekresi
d. d.Untuk menjagajalan napas yang stabil pada pasien yang membutuhkan
dukungan ventilasi mekanis atau oksigenasi prolonged.

4. Klasifikasi
Menurut Hadikawarta, Rusmarjono, Soepardi (2004:201-212), trakeostomi dibagi
atas 2 (dua) macam, yaitu berdasarkan letak trakeostomi dan waktu dilakukan tindakan.
Berdasarkan letaktrakeostomi terdiri atas letak rendah dan letak tinggi dan batas letak
ini adalah cincin trakea ketiga. Sedangkan berdasarkan waktu dilakukantindakan maka
trakeostomi dibagi dalam:
a. Trakeostomi darurat (dalam waktu yang segera dan persiapan saranasangat
kurang)
b. Trakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) dan dapatdilakukan secara
baik.
5.Teknik
Menurut Novialdi dan Surya (2009:3), berikut teknik trakeostomi:
a. Trakeostomi emergensi Trakeostomi emergensi relative jarang dilakukan dan
penyebab yang sering adalah obstruksi jalan nafas atas yang tidak bias
diintubasi. Anoksia pada obstruksi jalan nafas akan meyebabkan kematian
dalam waktu4-5 menit dan tindakan trakeostomi harus dilakukan dalam2-
3menit.Teknik insisi yang paling baik pada trakeostomi emergensi adalah insisi
kulit vertical dan insisi vertical pada cincin trakea kedua dan ketiga
b. Trakeostomielektif Saat ini mayoritas tindakan trakeostomi dilakukan secara
elektif atau semi-darurat.Trakeostomi elektif paling baik dilaksanakan diruang
operasi dengan bentuan dan peralatan yang adekuat.
c. Trakeostomi Dilatasi Perkutaneus Trakeostomi dilatasi perkutaneus adalah suatu
teknik trakeostomi minimalinvasif sebagai alternative terhadap teknik
konvensional.Trakeostomi dilatasi perkutaneus(TDP) dilakukan dengan cara
menempatkan kanul trakeostomi dengan bantuan serangkaian dilator dibawah
panduan endoskopi. Prosedur ini dikenalkan oleh Pasquale Ciagalia padatahun
1985.Griggs pada tahun1990 melakukan modifikasi dengan menggunaan kawat
pemandu dan forsep dilatasi(Griggs Guidewire Dilating Forceps/ GWDF) pada
prosedur ini.

6. Komplikasi
Menurut Smeltzer & Bare(2013:654) komplikasi yang terjadi dalam
penatalaksanaan selang trakeostomi dibagi atas:
a.Komplikasi dini
1. Perdarahan
2. Pneumothoraks
3. Embolisme udara
4. Aspirasi
5. emfisema subkutan atau mediastenum
6. kerusakan saraf laring kambuhan atau penetrasi sinding trakeaposterior
b.Komplikasij angka panjang
1. Obstruksi jalan nafas akibat akumulasi sekresi
2. Infeksi
3. Ruptur arteri inominata
4. Disfagia
5. Fistula trakeoesofagus
6. Dilatasi trakea atau iskemia trakea
7. Nekrosis

7 Jenis Kanul

Kanul trakeostomiyang ideal harus cukup kaku untuk dapat mempertahankan


jalan nafas namun cukup fleksibel untuk membatasi kerusakan jaringan dan
memberikan kenyamanan pada pasien. Kanul trakeostomi dibagi menjadi2 bahan yaitu
bahan plastic dan bahan metal Secara umum, kanul trakeostomi yang terbuat dari
bahan plastic lebih disukai dibandingkan bahan-bahan logam. Hal ini disebabkan bahan
plastic lebih fleksibel dan nyaman serta sedikit traumatik ke jaringan sekitarnya. Kanul
trakeostomi tersedia dengan kanul dalam (kanul ganda) dan tanpa kanul dalam.Kanul
ganda memiliki kanul dalam yang dapat menjaga kanul tetap bersih sehingga mencegah
sumbatan total kanul (Dina :2015)Menurut Novialdi danSurya(2009). Berikut beberapa
jenis kanul trakeostomi adalah:
a.Kanul dengan CuffKanul ini diindikasikan suction Tekanan uadara dalam cuffdi
pertahankan 20-25mmHg, jika tekanan cuff lebih tinggi dapat menekan kapiler,
menyebabkan iskemia mukosa dan stenosistrakea. Jika tekanan cuff lebih rendah dapat
menyebabkan mikroaspirasi dan meningkatkan pneuomonia nosokomial. Kanul ini
relative dikontraindikasikan pada anak-anak usia kurang dari 12 tahun karena adanya
resiko kerusakan perkembangan membrane trakea, memiliki cincin trakea yang sempit
terutama sekitar cincin krikoid sehingga kebocoran udaranya minimal. Kanul ini
memberikan jalan nafas yang aman sampai pasien bias dilepaskan dari ventilator dan
sudah dapat mengeluarkan secret nya sendiri. Sebagian besar balon yang digunakan
berbentuk barel dengan volume yang tinggi dan tekanan yang rendah untuk
mendistribusikan tekanan dalam balon sehingga dapat mengurangi ulserasitrakea,
nekrosis dan atau stenosis. Komplikasi dari kanul tipe ini adalah adanya gangguan
menelan karena balon akan menghalangi elevasi laring saat proses menelan sehingga
tidak ada proteksi dari aspirasi sekret.
b.KanultanpacuffTipeini
biasanyadigunakanuntukpasienyangtidakmembutuhkanventilasitekananpositifjangkalam
a,tidakadanyaresikoaspirasisepertipadapasien
yangmengalamikelumpuhanpitasuara,tumorkepaladanleher,gangguanneuromuskular,an
ak-anakdanneonatus.c.Fenestrated tubesKanul
inimempunyailobangtunggalataumultiplepadalengkungankanul.Kanulinitersediadenganat
autanpa
balond.ExtendedtubetracheostomyKanulinilebihpanjang.Biasanyadigunakanpadapasien
dengan pembesarankelenjartyroidataupasien
yangmengalamipenebalanjaringanlunakleher,trakeomalasia, stenosistrakeapadalevel
yangrendah,khypoidosis. Kanulinitersediadenganatautanpaanakkanul.
Tabel 2.1.Ukuran kanul berdasarkan usia dan diameter dalam
kanulAgeTrakea(tranversediameter,mm)Inner diametertrakeostomi tSumber :Novialdi
dan Surya(2009)8.
PerawatanPascaTrakeostomiPerawatanpasienpascatrakeostomidi icu dan ruang rawat
inapsangatlahpenting,karenaperawatanyang
burukdapatmengakibatkankematian.Kematianyangsering terjadibiasanya
disebabkanolehsumbatanpadakanulkarenapenumpukansekret.(Bove dan
Morris:2010).Perawatan pasca trakeostomimenurutDina (2015)antara lain:a.Pemberian
humidifikasi buatan yaitu melembabkan udarapernafasan dengan alat nebulizer
tujuannya adalah untuk mencegahterjadinya kekeringan pada trakea,traketis,atau
terbentuknya krusta.b.Pengisapansekretsecaraberkalauntukmenurunkanrisikosumbatan
pada kanul trakeostomidanpengisapandilakukansecarasteriluntuk mencegah
infeksi.c.Pembersihan canul dalam,dilakukanuntuk mencegah adanya secretyang
menyumbat yaitudengan cara merendam dalam air hangatkemudian disikat kemudian
dibilas dengan air hangat.Selamapembersihan kanul dalam dipasang kanul
pengganti.http://repository.unimus.ac.id
5. 14d.Perawatan stomalubang padatrakeostomikarena seringnyabanyak
sekretdisekitarnya yaitu denganpemberian kassapadastomadilakukan setiap hariuntuk
mencegaheskoriasisdaninfeksiluka operasi.B.Suction1.PengertianSuctioning atau
penghisapan merupakan tindakan untukmempertahankan jalan
nafassehinggamemungkinkan terjadinya prosespertukaran gas yang adekuat dengan
caramengeluarkan sekretpadaklien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri
(Timby,2009).Tindakan suction merupakan suatu prosedur penghisapan lendir,
yangdilakukan denganmemasukkan selang catheter suction melalui selangendotracheal
(Syafni, 2012).Suctioning dapat diterapkan pada oral,nasofaringeal,trakeal
sertaendotrakeal atau trakheostomy tube (Asmadi,2008:44)Dapat disimpulkan
suctionmerupakan tindakan untuk mempertahankankepatenanjalannafasdengan
mengeluarkan sekret pada klien yang tidakmampu mengeluarkannyasendiri dengan
memasukkan catheter suctionke endotracheal tubeatau trakeostomy tube
sehinggamemungkinkanterjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat.2.TujuanMenurut Arif dan Khotijah,(2014:7),tujuanpenghisapan lendirlewat
endotrakeal adalah:a.Untuk menjaga saluran nafas tetap bersih.b.Untuk mengeluarkan
sekret dari pasien yang tidak mampumengeluarkan sendiri.c.Diharapkan suplay oksigen
terpenuhi dengan jalan nafas yangadekuat.http://repository.unimus.ac.id
6. 153.IndikasiMenurut Asmadi (2008:44), indikasi dilakukan
suctionpadatrakeostomiadalah:a.Bila sekretdapat terlihat atau suara sekretyang
terdengar denganatau tanpa menngunakan stetoskopb.Setelah prosedur fisioterapi
dadac.Setelah prosedur pengobatan bronkodilatord.Peningkatan ataupopping offdari
puncak tekanan jalan nafasterhadap klien yang sedang menggunakan ventilator
mekanik.Kontraindikasi menurut Arif dan khotijah,(2014:7) adalah:a.Pasien dengan
stridorb.Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinalc.Post
pneumonectomy,ophagotomy yang baru.Tekanan suction(wall suction)menurut Arif dan
khotijah,(2014)adalah:Dewasa: 110-150 mmHgAnak anak: 95-110 mmHgBayi: 50-95
mmHgUkuran canul suction untuk trakeostomi menurutKozier dan
Erb”s(2015)adalah:Dewasa:12-18 FrAnak anak: 10 FrBayi: 6-8 Fr4.ProsedurProsedur
tetap (SPO) adalah naskah dinas yang memuatserangkaian petunjuk tentang cara dan
urutan kegiatan tertentu.Proseduradalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan
instruksi yangmenerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
mengerjakannya,kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya(Pedoman
TataLaksana Naskah Dinas Kementrian Kesehatan, 2012)http://repository.unimus.ac.id
7. 16Prosedur hisap lendir ini dalam pelaksanaannya diharapkan sesuaidengan
standarprosedur yangtelahditetapkan untuk mencegah infeksiparu dan sistemik yang
membahayakandengan selalumenjagakesterilan dankebersihan.Standar alat yang harus
disiapkan untuk hisab lendir menurut SPOStandar Keperawatan Buku 1RS dr
Kariadi(2015) adalah:a.Bak instrument berisi :pinset anatomi 2,kassa,kombb.Nacl
0,9%c.Kanul suctiond.Perlak dan pengalase.Mesin suctionf.Tissueg.Sampiranh.Oksigen
dan kanuli.Sarung tangan sterilj.AquadesProsedur hisap lendir menurutSPO Standar
Keperawatan Buku 1RS drKariadi(2016) adalah:a.Lakukan kebersihan tangan sesuai
SPOb.Sampaikan salam dan perkenalan diric.Lakukanidentifikasi pasien sesuai
SPOd.Jelaskan maksud dan tujuane.Jelaskan lamgkah dan prosedur
tindakanf.Tanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukang.Tempatkan alat
didekat pasien dengan benarpasang sampiranuntukmenjaga privasih.Lakukan
kebersihan tangan sesuai spoi.Berikan posisi yang nyaman pada pasien/kepala sedikit
extensij.Berikan oksigen kanul 3 liter dalamwaktu 2-5 menitk.Berikan hiperoksigenasi
pasien dengan pemasangan fraksi 02 100%atau set suction preparation pada pasien
yang terpasang ventilatorhttp://repository.unimus.ac.id
8. 17l.Letakkan pengalas dibawah dagu pasienm.Pakai sarung tangann.Hidupkan
mesino.Cek tekanan dan botol penampungp.Masukan kanul suction dengan hati hati
(hidung 5 cm,mulut 10 cm)sampaikan kavitas orofaringq.Jika klien terpasang
trakeostomy /endo trakeal ,kanul suctionmasukan sampai ke karina,tanpa memberikan
isapam untukmenstimulasi reflex batukr.Beri isapan sambil menarik kanul,memutar
kanul secara perlahan360’ tanpa menyentuh lapisan mucus saluran nafass.Lakukan
penghisapan maksimal 10-15 detik karena klien berpotensihipoksiat.Reoksigenasikan
dan inflasikan paru pasien selama beberapa kalinafasu.Bilas kanul suctiondengan Nacl
0,9 % antara tindakan penghisapanv.Matikan mesin suctionw.Lepas kanul suction dan
sarung tangan dan buang ke sampahinfeksiusx.Lakuakan evaluasi tindakany.Rapikan
pasien dan lingkunganz.Pamitan dengan klienaa.Bereskan alat alat dan kembalikan alat
ketempat semulabb.Ucapkan pasa pasien “Terima kasih atas
kerjasamanya,semogalekas sembuh”cc.Lakukan kebersihan tangan sesuai spodd.Catat
kegiatan dalam lembar terintegrasiMenurutSmeltzer dan Bare(2013:655)pedoman
suctionataupenghisapantrakeostomi.Peralatan:a.Kateterhttp://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai