Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hormon adalah  zat kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu dari
kelenjar endokrin yang berguna memacu fungsi organ tubuh tertentu. Istilah
hormon berasal dari bahasa yunani yaitu hormein, yang berarti
memacu, atau hormao berarti menggairahkan atau membangkitkan. Semua
organisme yang bersifat multiseluler termasuk manusia, hewan dan tumbuhan
memproduksi hormon. Hormon memiliki peranan dalam mengendalikan
proses pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, kekebalan, dan pola dari
hidup manusia. 
Peredaran zat-zat gizi dari karbohidrat, lemak, dan protein dalam
proses metabolisme dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk hormon
insulin, glukagon, ephineprin, kortisol, dan hormon pertumbuhan. Pada
berbagai kondisi insulin dan glukagon secara normal merupakan hormon
pengatur yang paling dominan mengubah jalur metabolik dari anabolisme
netto menjadi katabolisme netto bolak-balik dan penghematan glukosa, yang
masing-masing bergantung pada apakah tubuh berada dalam keadaan
kenyang atau puasa.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans (Islets of
Langeerhans)yang terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha (α) menghasilkan
glukagon, sel beta (β) menghasilkan insulin dan merupakan jenis sel pankreas
paling banyak, sel deltha (D) menghasilkan somatostatin namun fungsinya
belum jelas diketahui, dan sel PP menghasilkan polipeptida pancreas.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Hormon Insulin ?
2. Apa fungsi Hormon Insulin?
3. Bagaimana proses kerja Hormon Insulin ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Hormon Kortisol?
5. Apa fungsi Hormon Kortisol ?
6. Bagaimana proses kerja Hormon Kortisol ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian Hormon Insulin.
2. Untuk mengetahui fungsi Hormon Insulin.
3. Untuk mengetahui proses kerja Hormon Insulin.
4. Untuk mengetahui pengertian Hormon Kortisol.
5. Untuk mengetahui fungsi Hormon Kortisol.
6. Untuk mengetahui proses kerja Hormon Kortisol.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini sebagai suatu media informasi
bagi mahasiswa dan masyarakat umum terutama penderita diabetes mellitus untuk
mengetahui pengertian dan fungsi Hormon Insulin dan Kortisol.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HORMON INSULIN


Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah
ke dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel
system saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurang pekaan
reseptor-reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes
mellitus.
Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu
beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang merupakan
karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh
sebagai bahan bakar. Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (β-sel)
yang berada di pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah,
biasanya setelah makan. Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel
tubuh yang menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai
bahan bakar, untuk konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau untuk
penyimpanan.
Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari
glukosa ke glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot.
Tingkatan insulin yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur
metabolisme untuk membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti
proses pertumbuhan sel dan duplikasi, sintesa protein, lemak dan
penyimpanan. Insulin adalah sinyal utama dalam mengkonversi banyak
bidirectional proses metabolisme dari catabolic (rangkaian jalur metabolisme
untuk membongkar molekul-molekul ke dalam bentuk unit yang lebih kecil
dan melepaskan energi) ke anabolic, dan sebaliknya. Secara khusus, tingkatan
insulin yang lebih rendah berguna sebagai pemicu masuk keluarnya ketosis
(fase metabolik pembakaran lemak).

3
2.2 FUNGSI HORMON INSULIN
Fungsi hormon insulin yang utama adalah untuk melawan beberapa
fungsi hormon yang menyebabkan hiperglikemia dan sekaligus bersamaan
dalam mempertahankan jumlah glukosa dalam darah tetap normal. Disamping
fungsinya yang mengatur dalam metabolisme glukosa, insulin juga berfungsi
untuk:

1. Merangsang terjadinya sintesis asam lemak (fatty acids), yang mana asetil
ko-enzim A dikonversi menjadi asam lemak. Inilah yang dinamakan
lipogenesis.
2. Meningkatkan pengangkutan asam amino ke dalam sel.
3. Mengurangi terjadinya pemecahan lipid (lemak) yang disebut
lipolisis.
4. Memodulasi transkripsi dan merangsang pemindahan protein, sintesis
DNA, pertumbuhan sel, dan penggandaan sel, yang semuanya terkait
dengan fungsi pertumbuhan.
5. Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan.
6. Menyeimbangkan paras glukosa di dalam darah dan mencegah kencing
manis.
7. Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa di dalam hati.
8. Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak
didalam hati. Bila glukosa terlalu banyak dalam darah, insulin mendorong
penyimpanan glukosa (glikogen) di hati (lever) dan sel otot.

2.3 PROSES KERJA HORMON INSULIN


Insulin berperan dalam pengaturan kadar glukosa yang berlawanan
dengan glukagon. Insulin aka menurunkan kadar glukosa darah, sedangkan
glukagon berperan dalam meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Kadar
glukosa dalam darah berkisar antara 90mg dalam 100mL darah

4
(90mg/100mL), jika jumlahnya berlebih ataupun berkurang maka kedua
hormon ini akan mengatur agar jumlahnya kembali normal.
Insulin dilepas ke dalam pembuluh darah dan akan terbawa oleh aliran
pembuluh darah sampai ke hati, yang merupakan pos kerja insulin. Hati
merupakan portal pertama asupan makanan dan senyawa yang masuk melalui
saluran pencernaan. Hati ibarat pos pengecekan barang-barang yang masuk
sebelum diedarkan ke dalam tubuh. Glukosa salah satunya, hasil perombakan
karbohidrat kompleks dari sistem pencernaan. Ketika glukosa ini masuk di
dalam hati, akan disesuaikan dengan kadar glukosa di dalam darah. Jika kadar
glukosa di dalam darah dalam kondisi yang seimbang (dideteksi oleh
hipotalamus), maka pembebasan insulin akan semakin banyak ke dalam hati
untuk mengubah glukosa ( karbohidrat sederhana) menjadi glikogen (polimer
glukosa, karbohidrat kompleks) yang akan disimpan di dalam hati atau sel –
sel otot menjadi cadangan glukosa, atau dapat juga insulin merangsang sel –
sel tubuh mengambil lebih banyak glukosa. Dengan demikian, kadar glukosa
darah menurun, kembali ke keadaan yang  seimbang. Sampai pada titik ini,
pankreas akan dirangsang untuk mengurangi sekresi insulin.  Cadangan
glukosa yang tersimpan (glikogen) sewaktu –waktu akan dirombak kembali
menjadi glukosa ketika tubuh mengalami kekurangan asupan glukosa yang
mana dapat metabolisme ini dirangsang oleh hormon glukagon.

2.4 PENGERTIAN HORMON KORTISOL


Kortisol atau dikenal juga dengan glukokortikortropik hormon adalah
kelompok hormone steroid yang disekresikan oleh kelenjar adrenal bagian
korteks ginjal yang juga dipengaruhi oleh master gland “Hipotalamus”.
Hipotalamus mensekresikan hormon pembebas kortikortropik yang akan
merangsang melalui kelenjar hipofisis (pituitary). Selanjutnya pituitary
merespon perintah dari hipotalamus dengan mensekresikan hormone ACTH
yang akan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan hormon-hormon
salah satunya kortisol. Pelepasan hormone adrenal ini masih berkaitan dengan

5
kondisi yang mencekam, “stress” sesuatu yang dapat meningkatkan pelepasan
hormon-hormon adrenal.

2.5 FUNGSI HORMON KORTISOL


1. Meningkatkan kadar glukosa darah dengan membantu mobilisasi glukagon
dari pankreas, serta meningkatkan metabolisme pembentukan glukosa dari
bahan non-karbohidrat (lemak dan protein). Dalam kondisi yang
mencekam (stress), tubuh cenderung memiliki laju metabolisme yang
tinggi, oleh karena itu dibutukan begitu banyak glukosa sebagai bahan
bakar pembentuk energi. Kortisol membantu penyediaan akan kebutuhan
glukosa yang meningkat. 
2. Mempertahankan tekanan pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah,
kortisol sangat penting guna membantu mempertahankan keseimbangan
tekanan darah dengan memelihara kepekaan pembuluh darah dari
pengaruh hormon adrenalin lainnya.
3. Mempercepat impuls saraf. Kortisol juga berperan dalam meningkatkan
rangsang pada sel –sel saraf serta memicu terjadinya apoptosis (kematian
jaringan yang tidak dibutuhkan).
4. Merangsang pembentukan sistem saraf dan indera pada janin. Kortisol
sangat penting dalam perkembangan sistem saraf, indera, saluran
pernafasan serta pencernaan pada janin. Kortisol dapat juga digunakan
untuk mengatasi peradangan yang terjadi pada tubuh seperti radang sendi
(arthritis).

2.6 PROSES KERJA HORMON KORTISOL

Regulasi sekresi kortisol sama seperti hormon lainnya yang mekanisme


kerja tiga komando hierarki. Hormon corticotropin-releasing hormone (CRH)
yang berasal dari hipotalamus akan merangsang
pengeluaran adenocorticotropic-releasing hormone (ACTH) dari hipofisis
anterior. ACTH kemudian akan merangsang pengeluaran kortisol dari bagian

6
korteks adrenal tepatnya pada zona fasikulata dan retikularis. Dikarenakan
hormon ACTH hipofisis anterior  bersifat tropik, maka pengaruh dari hormon
tersebut juga merangsang pertumbuhan zona fasikulata dan retikularis. Jika
terjadi kekurangan ACTH, maka zona-zona ini akan menciut dan terjadi
penurunan sekresi ACTH secara drastis. Sistem umpan balik negatif dilakukan
oleh kortisol dengan tujuan ke bagian hipofisis anterior untuk menghambat
pelepasan ACTH dan ke bagian hipotalamus untuk menghambat pelepasan
CRH. Regulasi ini dipengaruhi oleh sistem diurnal (kadar tertinggi saat pagi
hari saat mulai beraktivitas dan terendah saat malam hari atau saat istirahat)
dan stres.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hormon adalah  zat kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu
dari kelenjar endokrin yang berguna memacu fungsi organ tubuh tertentu.
Hormon memiliki peranan dalam mengendalikan proses pertumbuhan,
reproduksi, metabolisme, kekebalan, dan pola dari hidup manusia. Peredaran
zat-zat gizi dari karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses metabolisme
dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk hormon insulin dan kortisol.
Hormon Insulin merupakan hormon utama yang mengendalikan glukosa dari
darah ke dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak
pada sel system saraf pusat). Adapun fungsi hormon insulin yang utama
adalah untuk melawan beberapa fungsi hormon yang menyebabkan
hiperglikemia dan sekaligus bersamaan dalam mempertahankan jumlah
glukosa dalam darah tetap normal. Sedangkan Kortisol atau dikenal juga
dengan glukokortikortropik hormon adalah kelompok hormone steroid yang
disekresikan oleh kelenjar adrenal bagian korteks ginjal yang juga
dipengaruhi oleh master gland “Hipotalamus”.

3.2 SARAN
Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh
karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang
hormon. Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah
ilmu pengetahuan dalam memahami hormone, terutama hormon Insulin dan
Kortisol.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fausto, Mitchell Kumar Abbas. 2008. DASAR PATOLOGIS PENYAKIT


(EDISI 7). Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Mekanisme Kerja Dan Regulasi Hormon,


http://www.drmeu.com/2016/09/mekanisme-kerja-dan-
regulasi-hormon.html di akses pada tanggal 23 November 2017

Pengertian Dan Fungsi Hormon Kortisol


http://www.kelasipa.com/2015/03/pengertian-dan-fungsi-
hormon-kortisol-lengkap.html di akses pada taggal 23
November 2017

Anda mungkin juga menyukai