Anda di halaman 1dari 8

Kitab Lum’atul I’tiqad

 Pertemuan 9

‫ذكر بعض اآلية األحاديث الواردة في الصفات‬


Penyebutan sebagian ayat dan hadist yang datang didalam masalah sifat. Penulis tidak
akan menyebutkan seluruhnya, karena sangat banyak ayat yang menjelaskan masalah sifat dan
hampir disetiap halaman Al-quran terdapat penyebutan sifat Allah. Begitu juga dengan hadist.
Karena sesuai dengan judul kitab Lum’atul I’tiqad, dan ada yang mengatakan bahwa Lum’ah
yaitu sebagian kecil (ringkasan aqidah ahlussunnah) dan ada yang mengatakan bahwa Lum’ah
yaitu cahaya.

‫فمما جاء في آيات الصفات قول هللا‬


Diantara yang datang berupa ayat-ayat sifat (ayat Al-quran yang berisi sifat Allah ‫ )ﷻ‬karena
sumber kita menentukan sifat Allah yaitu Al-quran dan Hadist. Yaitu firman Allah ‫ ﷻ‬:

٢٧ - َ‫َّويَب ْٰقى َوجْ هُ َربِّك‬


“Tetapi wajah Tuhanmu.”(Ar-Rahman : 27)
Hanya wajah Allah yang akan kekal dan janganlah kita terlalu berlebihan dalam mencintai dunia
Karena semua yang ada dibumi ini akan hancur seperti orang-orang terdahulu sebelum kita
sebagaimana Allah ‫ ﷻ‬jelaskan dalam ayat sebelumnya :

٢٦ -‫ُكلُّ َم ْن َعلَ ْيهَا فَا ۖ ٍن‬


“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.”(Ar-Rahman : 26)
Ahlussunnah waljamaah berdasarkan ayat ini dan hadist menetapkan sifat wajah bagi Allah ‫ﷻ‬.
Dan didalam ayat Allah ‫ ﷻ‬menjelaskan tentang mencari wajah Allah (Ingin melihat wajah Allah
di syurga). Dan didalam sebuah hadist Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ْ‫إالَّ أ ُ ِجر‬  ‫لَنْ ُت ْنف َِق َن َف َق ًة َت ْب َتغِي ِب َها َوج َه هَّللا‬ ‫ك‬


‫ ِب َها‬ ‫ت‬ َ ‫َوإِ َّن‬
“Sesungguhnya engkau tidak menginfakkan sebuah nafkah kecuali dengan mencari wajah Allah
‫ ﷻ‬melainkan engkau akan diberikan pahala dengan nafkah tersebut.”(Muttafaqun ‘Alaihi).
Dan merupakan kesepakatan para salaf menetapkan sifat wajah bagi Allah ‫ ﷻ‬dan mereka
tidak ada yang menolak , dengan mengatakan Allah ‫ ﷻ‬tidak punya wajah, atau menta’wil
sifat wajah dengan Dzat Allah. Dan kita para salaf meyakini bahwa Dzat Allah ‫ ﷻ‬kekal
karena diantara nama Allah ‫ ﷻ‬adalah Al-Aakhir. Dan tidak boleh kita mengingkari sifat
wajah bagi Allah.
Ada diantara Ahlu ta’wil yang menta’wil sifat wajah Allah ‫ ﷻ‬menjadi pahala (wajah Allah
yaitu pahala dari Allah ‫)ﷻ‬. Kita katakan bahwa memang benar jika seseorang beramal
tujuannya tidak lain ingin mencari pahala Allah ‫ ﷻ‬akan tetapi tidak boleh kita mengingkari
sifat wajah yang telah dikhabarkan Rasulullah ‫ﷺ‬. Dan termasuk pahala yaitu
melihat wajah Allah ‫ ﷻ‬didalam syurga. Didalam sebuah hadist Rasulullah ‫ ﷻ‬ketika
membaca firman Allah dalam surah Al-An’am :
َ ‫قُ ْل ه َُو ْال َقا ِد ُر َع ٰ ٓلى اَنْ َّي ْب َع‬
٦٥ - ‫ث َعلَ ْي ُك ْم َع َذابًا مِّنْ َف ْوقِ ُك ْ)م‬
Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas.
Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :

‫أعوذ بوجهك‬
Aku berlindung dengan wajah-Mu
Kemudian beliau ‫ ﷺ‬melanjutkan membaca ayat :

‫ت اَرْ ُجلِ ُك ْم‬


ِ ْ‫اَ ْو مِنْ َتح‬
dari bawah kakimu
Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :

‫أعوذ بوجهك‬
Aku berlindung dengan wajah-Mu
Kemudian beliau ‫ ﷺ‬melanjutkan membaca ayat :

ِ ‫صرِّ فُ ااْل ٰ ٰي‬


‫ت لَ َعلَّ ُه ْم َي ْف َقه ُْو َن‬ َ ‫ْف ُن‬ ُ ‫ض ا ُ ْن‬
َ ‫ظرْ َكي‬ َ ْ‫ض ُك ْ)م َبأ‬
ۗ ٍ ْ‫س َبع‬ َ ْ‫اَ ْو َي ْل ِب َس ُك ْم شِ َيعًا َّو ُي ِذي َ)ْق َبع‬
Atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan
merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.
Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :
ُ‫ه ِذ ِه أَهْ َون‬
Ini lebih ringan . (H.R.Ahmad)
Didalam surah Al-Qashas Allah ‫ ﷻ‬mengatakan :

٨٨ - ‫ك ِااَّل َوجْ َه ٗه‬


ٌ ِ‫ُك ُّل َشيْ ٍء َهال‬
“Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (Al-Qashas : 88)
Sesuai dengan ayat ini hendaklah kita menetapkan wajah Allah dan tidak menyamakan dengan
makhluk. Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

١١ - ‫ْس َكم ِْثلِهٖ َشيْ ٌء َۚوه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْالبَصِ ْي ُر‬


َ ‫لَي‬
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha
Melihat.”(Asy-Syura : 11).
Sifat wajah Allah termasuk sifat Dzatiyah. Perlu kita ketahui bahwa sifat Allah ‫ ﷻ‬terbagi
menjadi 2 yaitu :

 Tsubutiyyah (sifat yang ditetapkan oleh Allah ‫ ﷻ‬atau ditetapkan oleh Rasulullah
‫)ﷺ‬. Contohnya yaitu : Sifat Rahmah, Ilmu, Hidup, Maghfirah, Istiwa,
Memiliki 2 mata
 Salbiyyah (sifat yang Allah nafikan dari Allah ). Contohnya : Ngantuk, Tidur, Zalim
sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬:

‫اَل َتأْ ُخ ُذهٗ سِ َن ٌة وَّ اَل َن ْو ۗ ٌم‬


“tidak mengantuk dan tidak tidur.”(Al-Baqarah : 25)

٤٦ - ‫ك ِب َظاَّل ٍم لِّ ْل َع ِب ْي ِد ۔‬
َ ‫َو َما َر ُّب‬
“Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).”(Fusshilat : 46)
Sifat Tsubutiyyah terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Sifat Dzatiyyah (Senantiasa zat Allah bersifat dengannya dan terus menerus).
Contohnya : sifat ilmu
Sifat Dzatiyyah terbagi menjadi 2 :

 Sifat khabariyyah (sifat yang tidak mungkin kita ketahui kecuali melalui khabar dari Allah
dan Rasul ‫)ﷺ‬. Contohnya : sifat wajah sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬:

٨٨ - ٗ‫ك اِاَّل َوجْ هَه‬


ٌ ِ‫ُكلُّ َش ْي ٍء هَال‬
“Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (Al-Qashas : 88)

 Sifat ‘Aqliyyah (sifat yang ditetapkan dengan dalil dan bisa juga ditetapkan dengan akal).
Contohnya : sifat ilmu sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬:

١١ - ‫َوهّٰللا ُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬


“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(At-Taghabun : 11)
Allah ‫ ﷻ‬juga berfirman :

َ َ‫َو َما تَحْ ِم ُل ِم ْن اُ ْن ٰثى َواَل ت‬


٤٧ - ‫ض ُع اِاَّل بِ ِع ْل ِم ٖه‬
“Dan tidak seorang perempuan pun yang mengandung dan yang melahirkan, melainkan
semuanya dengan sepengetahuan-Nya.” (Fusshilat : 47)
Allah ‫ ﷻ‬juag berfirman :

٧ - ‫ي ٍء رَّحْ َمةً َّو ِع ْل ًما‬


ْ ‫َربَّنَا َو ِسعْتَ ُك َّل َش‬
“Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu.”(Ghafir : 7)
Ditetapkan dengan akal yaitu ketika kita melihat ciptaan Allah ‫ ﷻ‬berupa jasad kita dengan
keteraturan sistem dalam tubuh kita dan kelengkapan anggota badan kita beserta fungsinya,
hal ini merupakan kesempurnaan ilmu Allah ‫ﷻ‬. Ketika Allah menciptakan kita dengan
begitu sempurnanya menunjukkan bahwa Allah memiliki Iradah (kehendak). Dan yang memilki
sifat ‘Ilmu dan Iradah adalah Dzat yang maha hidup (zat yang memiliki sifat hidup). Dan sifat
hidup bisa juga kita tetapkan dengan akal adapun dengan dalil Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

٢٥٥ - ‫اهّٰلل ُ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل ه ۚ َُو اَ ْل َح ُّي ْالقَيُّوْ ُم‬


“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup.”(Al-Baqarah : 255)
2. Sifat fi’liyyah (sifat yang berkaitan dengan perbuatan Allah dan berkaitan dengan
kehendak Allah). Contohnya : mencipta, memberi rezeki, marah, mencintai, ridha.
Sifat Fi’liyyah terbagi menjadi 2 :

 Sifat khabariyyah (sifat yang tidak mungkin kita ketahui kecuali melalui khabar dari Allah
dan Rasul ‫)ﷺ‬. Contohnya : sifat Istawa, sifat turun.
 Sifat ‘Aqliyyah (sifat yang ditetapkan dengan dalil dan bisa juga ditetapkan dengan akal).
Contohnya : sifat menciptakan, memberikan rezeki.

‫ وقوله سبحانه وتعالى‬:


٦٤ -‫بَلْ يَ ٰدهُ َم ْبسُوْ طَ ٰت ۙ ِن‬
“Padahal kedua tangan Allah terbuka.”(Al-Maidah : 64)
Ahlusunnah waljamaah berdasarkan ayat ini menetapkan sifat tangan bagi Allah ‫ ﷻ‬dan Allah ‫ﷻ‬
memiliki 2 tangan sesuai dengan keagungan-Nya. Dan didalam ayat yang lain Allah ‫ ﷻ‬berkata
kepada iblis yang menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam :

٧٥ - َ‫ي ۗ اَ ْستَ ْكبَرْ تَ اَ ْم ُك ْنتَ ِمنَ ْال َعالِ ْين‬ َ ‫ال ٰيٓاِ ْبلِيْسُ َما َمنَ َع‬
ُ ‫ك اَ ْن تَ ْس ُج َد لِ َما خَ لَ ْق‬
َّ ‫ت بِيَ َد‬ َ َ‫ق‬
(Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku
ciptakan dengan tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk
golongan yang (lebih) tinggi?”.(Shad : 75)
Dan merupakan keistimewaan bagi nabi Adam yaitu Allah menciptakannya dengan kedua
tangan Allah. Sedangkan makhluk Allah yang lain Allah ciptakan dengan Kun, sebagaimana
firman Allah ‫ ﷻ‬:

٨٢ - ُ‫ اَ ْن يَّقُوْ َل لَهٗ ُك ْن فَيَ ُكوْ ن‬pً‫اِنَّ َمٓا اَ ْمر ٗ ُٓه اِ َذٓا اَ َرا َد َش ْي ۖٔـًٔا‬
“Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya,
“Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.”(Yasin : 82)
Adapun dari hadist Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ ‫ اَل يَ ِغي‬،‫يَ ِمينَ هَّللا ِ َمأْل َى‬


pَ َ‫ َسحَّا ُء اللَّ ْي َل َوالنَّه‬،ٌ‫ضهَا نَفَقَة‬
‫ار‬
“Sesungguhnya Tangan kanan Allah Maha penuh dengan kebaikan-kebaikan. Tidak akan
berkurang dari-Nya karena pemberian-pemberian kepada makhluk-Nya. Allah selalu memberi
di malam dan siang hari.”(H.R.Bukhari & Muslim).
Tidak ada diantara salaf yang Menta’thil sifat tangan dengan Qudrah dan tidak ada juga yang
Mentafwidh dengan mengatakan saya tidak mengetahui makna tangan, yang mengetahui
hanya Allah ‫ ﷻ‬saja, dan tidak ada diantara mereka yang Mentasybih dengan mengatakan
tangan Allah sama dengan tangan kita ataupun Mentakyif dengan mengatakan tangan Allah ‫ﷻ‬
demikian. Dan yang dilakukan para salaf yaitu sebagaimana ucapan Imam Malik :

‫أمرها كما جاءت بال تفسير‬


“Biarkan saja sebagaimana datangnya jangan tafsirkan”
Surah Al-Maidah ayat 64 menceritakan bahwa orang-orang yahudi yang Allah tidak memberi
kepada mereka sehingga mengatakan Allah ‫ ﷻ‬bakhil sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬:

٦٤ - ٌ‫ت ْاليَهُوْ ُد يَ ُد هّٰللا ِ َم ْغلُوْ لَة‬


ِ َ‫َوقَال‬
“Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” (Al-Maidah : 64)
Didalam Bahasa arab yang dimaksut tangan terbelenggu yaitu bakhil sebagaimana firman Allah
‫ﷻ‬:
ْ ‫َواَل تَجْ َعلْ يَدَكَ َم ْغلُوْ لَةً اِ ٰلى ُعنُقِكَ َواَل تَ ْبس‬
ِ ‫ُطهَا ُك َّل ْالبَس‬
٢٩–- p‫ْط فَتَ ْق ُع َد َملُوْ ًما َّمحْ سُوْ ًرا‬
"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau
terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal. (Al-Isra' :
29).
Dan sifat hamba-hamba Allah yaitu ketika mereka berinfaq mereka tidak berlebihan
sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬:

٦٧ - p‫ َولَ ْم يَ ْقتُرُوْ ا َو َكانَ بَ ْينَ ٰذلِكَ قَ َوا ًما‬p‫ْرفُوْ ا‬


ِ ‫َوالَّ ِذ ْينَ اِ َذٓا اَ ْنفَقُوْ ا لَ ْم يُس‬
Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila
menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya
secara wajar.(Furqan : 67).
Dan kalimat yang digunakan oleh orang arab “ Jangan engkau jadikan tanganmu terbelenggu
(jangan engkau bakhil), kalimat ini tidak dipakai kecuali kepada orang yang punya tangan
seperti manusia. Dan ketika orang yahudi mengatakan perkataan demikian kepada Allah ‫ﷻ‬
maka Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

ْ َّ‫ُغل‬
٦٤ - َ ‫ت اَ ْي ِد ْي ِه ْم َولُ ِعنُوْ ا بِ َما قَالُوْ ا‬

” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa
yang telah mereka katakan itu.”(Al-Maidah : 64)

Yaitu merekalah yang bakhil dan orang-orang yahudi sangat tamak terhadap dunia dan apapun
mereka halalkan, dan Riba didunia ini yang memegang adalah orang yahudi. Dan ketika mereka
memiliki harta mereka pun susah untuk menginfakkannya. Dan banyak perkara yang menjadi
sebab dilaknatnya orang yahudi seperti tidak Beramar ma’ruf Nahi Munkar sebagaimana firman
Allah ‫ ﷻ‬:

٧٨ - َ‫َصوْ ا َّو َكانُوْ ا يَ ْعتَ ُدوْ ن‬ َ ِ‫لُ ِعنَ الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا ِم ۢ ْن بَنِ ْٓي اِ ْس َر ۤا ِء ْي َل ع َٰلى لِ َسا ِن د َٗاو َد َو ِع ْي َسى اب ِْن َمرْ يَ َم ٰۗذل‬
َ ‫ك بِ َما ع‬
“Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan) Dawud dan Isa putra
Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.”(Al-Maidah :
78)

َ ‫َكانُوْ ا اَل يَتَنَاهَوْ نَ ع َْن ُّم ْن َك ٍر فَ َعلُوْ ۗهُ لَبِ ْئ‬


٧٩ - َ‫س َما َكانُوْ ا يَ ْف َعلُوْ ن‬
“Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh,
sangat buruk apa yang mereka perbuat.”(Al-Maidah 79)
Dan ketika orang yahudi mengatakan tangan Allah terbelenggu, menunjukkan bahwa
mereka meyakini Allah mempunyai tangan. Dan pada asalnya mereka mengikuti kitab yang
diturunkan kepada mereka dan apabila ada perkara yang sam dengan kita berarti menunjukkan
hal tersebut merupakan wahyu yang masih mereka yakini. Ketika mereka mengatakan “Tangan
Allah terbelenggu” (Allah punya tangan ) maka Allah ‫ ﷻ‬tidak mengingkari hal itu akan tetapi
Allah mengingkari kalimat “Terbelenggunya Tangan Allah ‫ ”ﷻ‬sehingga Allah menetapkan
“Padahal kedua tangan Allah terbuka”.
Ada juga yang Menta’wil bahwa tangan Allah yaitu Qudrah (Kekuasaan/kemampuan). Dan
Ta’wil ini menyimpang dari Zhahir karena Allah telah menurunkan Al-quran dengan bahasa arab
dan kita dapat memahami makna tersebut. Jikalau kita Ta’wil tangan menjadi Qudrah Allah
maka makna ayat akan menyimpang contohnya dalam ayat “ Dan Kedua Tangan Allah
Terbentang” kemudian kita Ta’wil menjadi “Kedua kekuasaan Allah terbentang” maka tidak
benar karena kekuasaan Allah tidak hanya dua saja, padahal Allah mampu melakukan segala
sesuatu sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬:

٢٨٤ - ‫ر‬pٌ ‫َوهّٰللا ُ ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي‬


“Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”(Al-Baqarah : 284)
Kemudian jika kita Ta’wil firman Allah “Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang
telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku” menjadi “Dengan kedua kemampuan-Ku” maka kita
katakan apa yang dimaksud dengan 2 Kemampuan tadi ?? karena Allah ‫ ﷻ‬adalah Dzat yang
mampu melakukan segala sesuatu. Dan tafsir ayat ini yaitu Allah berbicara kepada Iblis ingin
menyebutkan kelebihan yang dimiliki Nabi Adam sehingga Allah ‫ ﷻ‬memerintahkan iblis sujud
penghormatan kepada nabi Adam. Yang mana kelebihan nabi Adam yaitu Allah ciptakan
dengan kedua Tangan Allah ‫ﷻ‬. Dan ketika di ta’wil Allah menciptakan dengan kedua Qudrah-
Nya maka tidak ada perbedaan antara penciptaan Nabi Adam dan Iblis. Maka akan merusak
makna.

Syuhat mereka : kenapa disebagian Ayat disebutkan satu sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬:
ُ ۖ ‫ك الَّ ِذيْ بِيَ ِد ِه ْال ُم ْل‬
١ - ‫ ٌر‬pۙ ‫ك َوه َُو ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي‬ َ ‫ت َٰب َر‬
Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Dan Didalam ayat yang lain Allah menyebutkan Jama’ sebagimana firman Allah ‫ ﷻ‬:

٧١ - َ‫ت اَ ْي ِد ْينَٓا اَ ْن َعا ًما فَهُ ْم لَهَا َمالِ ُكوْ ن‬


ْ َ‫ِّم َّما َع ِمل‬
“sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan tangan-tangan Kami.”(Yasin : 71)

Bantahan : Kesimpulannya yaitu tangan Allah ‫ ﷻ‬ada 2 sebagaimana ayat 64 Surah Al-
Maidah. Adapun penyebutan 1 tangan tidak menunjukkan batasan satu saja, sebagaimana
dalam bahasa arab bahwa penyandaran Mufrad tidak menunjukkan batasan hanya 1.
Sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬:

٣٤ - ‫َواِ ْن تَ ُع ُّدوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ اَل تُحْ صُوْ ه َۗا‬


Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu
menghitungnya.”(Ibrahim : 34)
Kalimat nikmat dalam ayat ini maksutnya yaitu jenis nikmat Allah (seluruh nikmat Allah) dan
bukan 1 nikmat Allah. Dan ketika Allah menggunakan Jama’ maka didalam bahasa arab
menunjukkan pengagungan. Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah adalah Satu akan tetapi
Allah menggunakan kata Kami didalam Al-Quran menunjukkan Pengagungan sebagaimana
firman Allah ‫ ﷻ‬:
٩ - َ‫اِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َواِنَّا لَهٗ لَ ٰحفِظُوْ ن‬
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya.”(Al-Hijr : 9)

Anda mungkin juga menyukai