PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Sebab, perkembangan
dan pertumbuhan anak, sangat memerlukan asupan gizi yang cukup. Akan
tetapi, gizi kurang menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup banyak
Permasalahan gizi dimulai dari pola makan. Pentingnya pola konsumsi gizi
seimbang agar terhindar dari masalah gizi perlu ditekankan. Masalah gizi
tersebut tidak boleh diabaikan yang mana usia – usia pertumbuhan anak sangat
Banyak faktor yang bisa mengakibatkan gangguan nitrisi pada anak seperti
pola makan anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis
makanan yang seimbang, bisa juga karena adanya penyakit atau kondisi
1
2
mampu. Diet yang tidak memadai, dan penyakit infeksi terkait erat dengan
Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang sebesar 17,7 %. Proporsi spesifik
status gizi kurang pada anak tahun 2007 hingga 2018, pada tahun 2007
sejumlah 13,0%, tahun 2013 sebesar 13,9%, dan tahun 2018 sebesar 13,8%.
Angka peningkatan dan penurunan dari data riskesdas tersebut tidak terlalu
signifikan, yang berarti kasus gizi kurang masih belum dapat terlihat
menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti: gizi kurang dan gizi buruk,
kekurangan vitamin A, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium dan
gizi lebih (obesitas) masih banyak tersebar di kota dan desa di seluruh tanah
ketersediaan air bersih dan fasilitas sanitasi dasar, serta ketersediaan dan
3
Sumber daya manusia yang berkualitas tentunya didapatkan dari anak yang
dengan status ekonomi kurang saja namun juga terjadi pada keluarga/
kecenderungan lebih sedikit. Salah satu faktor kejadian gizi buruk adalah
atau penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Pengetahuan
dan sikap positif kader akan berdampak pada kehendak kader untuk selalu
Kasus gizi buruk di Indonesia sulit untuk dapat diturunkan jika tingkat
Menurut Kusuma (2015) salah satu faktor kejadian gizi adalah rendahnya
Kusuma, 2015).
5
B. Rumusan Masalah
Kasus gizi buruk di Indonesia sulit untuk dapat diturunkan jika tingkat
Gizi kurang yang terjadi di Indonesia biasanya hanya dikaitkan pada faktor
ketersediaan air bersih dan fasilitas sanitasi dasar, serta ketersediaan dan
tersebut bisa teratasi. Untuk mengatasi masalah gangguan gizi pada balita,
untuk meneliti dengan judul: pengaruh pelatihan kader tentang gizi kurang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kader
2. Bagi Puskesmas
F. Keaslian Penelitian
pre experiment bukan potong lintang. Analisis bivariate dan sampel yang
berbeda.
sebagai prokes. Fokus penelitian adalah masalah balita gizi kurang bukan