Bab II Muhammad Noor Ridho Aji
Bab II Muhammad Noor Ridho Aji
b. elektroda pelat.
Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegi panjang yang terbuat dari
tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam di dalam tanah. Cara penanaman
biasanya secara vertikal, sebab dengan menanam secara horizontal hasilnya tidak
berbeda jauh dengan vertikal. Penanaman secara vertical adalah lebih praktis dan
ekonomis. Jenis elektroda pelat seperti terlihat pada Gambar 2.6.
Sumber : (Andi Syofian, 2013)
Gambar 2. 6Elektroda plat
c. elektroda pita.
Elektroda jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat
BBC yang di tanam di dalam tanah secara horisontal sedalam ±2 feet. Elektroda pita
ini bisa dipasang p ada struktur tanah yang mempunyai hambatan jenis rendah pada
permukaan dan pada daerah yang tidak mengalami kekeringan. Hal ini cocok untuk
daerah-daerah pegunungan dimana harga hambatanjenis tanah makin tinggi dengan
kedalaman. Jenis elektroda pita seperti terlihat pada Gambar 2.7:
Keterangan :
ρ = hambatan jenis tanah (ohm-cm);
l = panjang elektroda pentanahan (m);
a = diameter elektroda (m);
R = hambatan pentanahan untuk elektroda ke tanah (ohm);
Q = konstanta (1).
2. Pentanahan dua batang elektroda
Jika dua batang elektroda batang ditanam sejajar didalam tanah dengan jarak
antar elektroda S, maka hambatan pentanahan denga dua batang elektroda dapat
dihitung melalui persamaan 2.2 dibawah ini.
𝜌 4𝐿 𝑆 𝑆 2 +4𝐿2
𝑅= 𝐼𝑛 − 1 + 𝐼𝑛(2𝐿 + 𝑆 2 +4𝐿2 ) +2𝐿 − .................... (2.3)
4𝜋𝐿 𝑎 2𝐿
Keterangan :
S = jarak ke dua elektroda
Dibawah ini adalah Gambar 2.9 yang menjelaskan tentang konstruksi dari
bagian dalam 2 batang elektroda yang ditanam didalam tanah.
Gambar 2. 9Dua batang elektroda ditanam sejajar dalam tanah
Keterangan :
n = jumlah elektroda batang;
F = faktor perkalian (tabel 2.2).
Gambar 2.10 dibawah ini menggambarkan bentuk dari penanaman beberapa
elektroda batang.
Tabel 2.2 dibawah ini menunjukan faktor perkalian (F) jumlah batang
elektroda pentanahan menurut IEEE Std 142-2007, (IEEE Recommended Practice for
Grounding of Industrial and Commercial Power Systems).
Tabel 2. 2Faktor perkalian elektroda batang
2 1,16
3 1,29
4 1,36
8 1,68
12 1,80
16 1,92
20 2,00
24 2,16
Keterangan :
Rterukur = nilai hambatan pentanahan terukur (ohm);
n = jumlah elektoda pentanahan;
F = faktor perkalian.
Metode-metode yang digunakan dalam mereduksi nilai R (resistansi) untuk
elektroda batang pentanahan, telah direkomendasikan menurutIEEE Std. 142-1982,
yaitu :
1. penambahan jumlah batang pentanahan;
2. memperpanjang ukuran/diameter batang pentanahan;
3. membuat perlakuan terhadap tanah (soil treatment) terbagi atas :
metode bak ukur (container method)
metode parit (trench method)
4. menggunakan batang pentanahan khusus;
5. metode kombinasi.
Tabel 2.3 dibawah ini menunjukan ukuran minimum elektroda pentanahan sesuai
dengan PUIL 2000 :
Tabel 2. 3Ukuran minimum elektroda pentanahan
1 2 3
Bahan jenis Baja digalvanisasi
No Baja berlapis
elektroda dengan proses Tembaga
tembaga
pemanasan
- Pita baja 100 mm2 Pita tembaga 50
setebal minimum 3 50 mm2 mm2 tebal
mm minimum 2 mm
1 Elektroda pita
- Penghantar pilin Penghantar pilin
2
95 mm (bukan 35 mm2 (bukan
kawat halus) kawat halus)
- Pipa baja 25 mm
- Baja profit (mm) Baja berdiameter
L 65 x 65 x 7, U 15 mm dilapisi
2 Elektroda batang
6,5, T 6 x 50 x 3 tembaga setebal
- Batang profil lain 250 μm
yang setaraf
Pelat besi tebal 3 Pelat tembaga
2
3 Elektroda pelat mm luas 0,5 m tebal 2 mm luas
sampai 1 m2 0,5 m2 sampai 1m
Sumber : (PUIL 2000)
Sedangkan Tabel 2.4 dibawah ini menjelaskan tentang hambatan pentanahan
pada hambatan jenis tanah ρ1= 100 ohm-meter sesuai dengan PUIL 2000.
Tabel 2. 4Hambatan pentanahan pada resistans p1 = 100 ohm-meter
Plat vertikal
dengan sisi
atas ± 1 m
Jenis Pita penghantar pilin Batang atau pipa
dibawah
elektroda
permukaan
tanah
Resistans
pembumian 20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
(Ω)
Sumber :(PUIL 2000)