Anda di halaman 1dari 4

Mengapa Kita Harus Berpuasa?

Berikut Alasannya Meski

di Tengah Pandemi Corona Sekalipun

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah

menetapkan 1 Ramadhan 1441 Hijriah jatuh pada Jumat

(24/4/2020). Hal itu berdasarkan sidang isbat yang dilakukan

pada Kamis (24/4/2020) sore. Artinya, mulai hari ini umat

muslin di Indonesia mulai menjalankan ibadah puasa.

Berpuasa adalah kegiatan menahan makan dan minum dari

fajar hingga terbenamnya matahari. Baca juga: Shalat Tarawih

di Rumah, Pilih 11 atau 23 Rakaat? Simak Penjelasan

Lengkapnya Lantas, mengapa kita harus tetap berpuasa walau

saat pandemi virus corona sekalipun? Penceramah Miftah

Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah

mengatakan, puasa adalah salah satu rukun Islam yang

hukumnya wajib. Hal itu sebagaimana firman Allah yang

tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 183, yang artinya: "Hai

orang-orang yang beriman diwajibkan bagimu ibadah puasa,

sebagaimana diwajibkan bagi orang-orang sebelum kalian,


agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa." "Puasa atau

dalam bahasa Al Quran syiam atau saum itu adalah maknanya

al imsak atau menahan diri dari hal yang membatalkan puasa

dan menahan diri dari hal yang bisa mengurangi pahala

puasa," kata Gus Miftah kepada Kompas.com, Kamis

(23/4/2020). Baca juga: Ramadhan di Rumah, Kapan Waktu

Terbaik untuk Melaksanakan Shalat Tarawih? Banyak hikmah

dan manfat Lihat Foto Para pekerja PT Freeport Indonesia

berbuka puasa di Masjid Baabul Munawwar yang terletak

1.700 meter dari permukaan bumi pada bulan Ramadhan 2019

.(Dok. Humas Inalum) Menurut Gus Miftah, begitu banyak

hikmah dan manfaat yang bisa dirasakan oleh manusia dari

ibadah puasa tersebut. Maka, kata Gus Miftah, disinilah

pentingnya puasa yang harus kita jalankan. "Pertanyaannya

kemudian adalah apa di tengah wabah seperti corona ini, kita

ada dispensasi dalam menjalankan ibadah puasa?" kata dia

setengah bertanya. Menurut dia, Rasulullah SAW pernah

bersabda, "Shumu Tashihhu", artinya adalah "puasalah,

niscaya kamu akan sehat". "Artinya apa? bagi pihak-pihak


yang kemudian menghendaki supaya puasa tahun ini ditunda

saja di tengah pandemi virus corona dan diganti dengan

membayar fidiah, itu menurut saya bukan suatu pendapat atau

usulan yang rasional," jelas Gus Miftah. Pasalnya, hal itu

belum terbukti ada data dan fakta yang menunjukkan orang

yang berpuasa ketika pandemi virus corona, akan

membahayakan kesehatannya. Ia pun mencontohkan dirinya

sendiri yang selalu menjalankan puasa daud, atau sehari

puasa, sehari tidak saat awal kemunculan virus corona hingga

sekarang. "Dan hasilnya tidak ada masalah," kata dia. Gus

Miftah menjelaskan, dirinya justru merasakan fungsi imun atau

antibodi dalam tubuhnya sama sekali tidak terpengaruh. Baca

juga: Mengenal Hisab dan Rukyat, Dua Metode Penentuan

Awal Ramadhan... Puasa itu menyehatkan Lihat Foto Ilustrasi

sehat dan bugar(RyanKing999) Oleh sebab itu, ia meyakini

apa yang dikatakan Rasulullah SAW, berpuasa itu akan

menyehatkan. Lalu, apa lagi bukti orang berpuasa itu

menyehatkan? "Contohnya setiap ada orang yang akan

melakukan operasi, itu pasti diwajibkan untuk melakukan


puasa. mengapa demikian, karena puasa itu menyehatkan,"

pungkas dia. Hal senada juga diungkapkan oleh Dosen Aqidah

dan Filsafat Islam sekaligus Wakil Rektor Bidang

Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta, Dr H

Syamsul Bakri. Puasa Ramadhan, imbuhnya hukumnya adalah

wajib, namun bagi orang-orang yang berhalangan dapat tidak

melakukan puasa. "Dispensasi untuk tidak berpuasa

diperuntukkan orang sakit, musafir, ibu hamil, menyusui. Di era

pandemi Covid-19, tentu bagi yang sakit boleh tidak berpuasa,

apalagi imunitas pasien harus kuat," kata Syamsul. "Ada

kaidah fikih, menolak mafsadat (kerusakan) harus didahulukan

daripada mendapatkan manfaat," imbuh dia. Lebih lanjut

Syamsul mengatakan bahwa dasar hukum kewajiban puasa

Ramadhan ada di dalam surat Al Baqarah ayat 183.

Anda mungkin juga menyukai