Anda di halaman 1dari 7

Nama : Titis Sukma Yunika

NIM : 20120015
Prodi : D4 Teknologi Laboratorium Medis/1 Semester 2

ASAM AMINO DAN PROTEIN

1. Asam Amino
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein adalah suatu
senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil.
Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom
karbon (C) yang sama Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung menjadi asam
pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam
amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling
banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu
sebagai penyusun protein.
Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan
gugus karboksil (C-α) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan gugus karboksil
dalam asam amino terikat pada atom karbon yang sama.

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom
hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga
gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino
Oleh karena gugus dengan asamterikat
amina juga amino lainnya. AtomCα
pada atom C pusat tersebut dinamai
ini, senyawa tersebutatom Cα (“C-
merupakan
asam α-amino. Asam alfa”) sesuaibiasanya
amino dengan penamaan senyawaberdasarkan
diklasifikasikan bergugus karboksil, yaitu atom
sifat kimia rantaiC
yang berikatan langsung dengan gugus karboksil.
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino
bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

Klasifikasi Asam amino


Asam amino yang terdapat dalam protein dapat dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan
relatif gugus R-nya.
a. Asam amino dengan gugus R non polar (tak mengutup)
Gugus non polar adalah gugus yang mempunyai sedikit atau tidak mempunyai
selisih muatan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Golongan ini terdiri dari lima
asam amino yang mengandung gugus alifatik (Alanin, leusin, isoleusin, valin,dan
prolin) dua dengan R aromatic (fenilalanin dan triptopan) dan satu mengandung atom
sulfur (metionin).

b. Asam amino dengan gugus R mengutub tak bermuatan


Golongan ini lebih mudah larut dalam air dari golongan yang tak mengutub karena
gugus R mengutup dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Selain
treoinin dan tirosin yang kekutubannya disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (-OH)
merupakan asam amino yang termasuk golongan ini. Selain itu yang termasuk dalam
golongan ini juga adalah asparagin dan glutamine yang kekutubannya disebabkan oleh
gugus amida (-CONH2) serta sistein oleh gugus sulfidril (-SH).
Asparagin dan glutamine, masing masing merupakan bentuk senyawa amida dari
asam aspartat dan asam glutamat dan mudah terhidrolisis oleh asam atau basa. Sistein
yang mengandung gugus tiol dan tirosin yang mengandung gugus hidroksil fenol
bersifat paling mengutub dalam golongan asam amino ini.
c. Asam amino dengan gugus R bermuatan negative (Asam amino asam)
Golongan asam amino ini bermuatan negative pada pH 6.0-7.0 dan terdiri dari
asam aspartat dan asam glutamat yang masing-masing mempunyai dua gugus karboksil
(COOH).
d. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (Asam amino basa)
 Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7.0 terdiri dari lisin, histidin
dan arginin.
 Lisin mengandung satu lagi gugus amino pada posisis e dari rantai R alifatik.
 Histidin mengandunga gugus lemah imidazolium pada pH 6.0 lebih dari 50 %
molekul histidin bermuatan positif sedangkan pada pH 7.0 kurang dari 10
%bermuatan positif.
 Arginin mempunyai gugus guanido pada gugus R-nya.

Klasifikasi asam amino berdasarkan biosintesis


a. Asam amino esensial, adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh,
sehingga harus didapat dari konsumsi makanan. Jenis-jenis Asam amino esensial yaitu :
Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triftofan, Valin.
b. Asam amino non-esensial adalah asam amino yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh,
sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam
amino esensial.
c. Asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non-esensial, namun pada
saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras, produksi dalam tubuh tidak
secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan sehingga harus didapat dari makanan
maupun suplemen protein.

Sintesis Asam Amino


a. Pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet
serta sintesis asam amino di hati.
b. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino.
c. Ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus
urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat
adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
Asam amino juga mengalami katabolisme, ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam
amino, yaitu: Transaminasi dan Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion
ammonium.
Jenis Asam Amino
Jenis Asam Amino Esensial
• Leusin : untuk kecerdasan, perkembangan otak dan tubuh anak, jenis asam amino ini
juga mampu mengatur kadar gula dan keseimbangan nitrogen dalam tubuh.
• Lisin : berfungsi dalam mengatur dan menyebarkan vitamin B3 serta membantu
melawan virus dan racun yang masuk ke dalam tubuh.
• Isoleusin : untuk pembentukan otot dan sumber energi tubuh, jenis asam amino ini juga
berfungsi mencegah kelainan dan kerusakan sel jaringan tubuh.
• Valin : berfungsi dalam pengendalian kekuatan otot tubuh, mengatur jaringan dan
pembuluh darah.
• Treonin : mengatur dan mengolah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
• Histidin : jenis asam amino yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan otak
bayi, mengatasi alergi, menjaga kesehatan syaraf, membantu mengeluarkan racun dan
kesehatan reproduksi.
• Fenilalanin : mengatur mood dengan cara mengelola protein dan zat kimia yang masuk
ke dalam tubuh.
• Triptofan : mengatur mood dengan cara mengelola protein dan zat kimia yang masuk
ke dalam tubuh.
• Metionin : mengatur zat kolin dan kreatin.

Jenis Asam Amino Non Esensial


• Alanin : digambarkan sebagai pembentuk otot dan penghasil energi tubuh, alanin juga
berfungsi dalam pembentukan kekebalan tubuh.
• Arginin : fungsinya untuk meregenerasi sel dan jaringan tubuh, jadi asam amino jenis
ini sangat diperlukan dalam penyembuhan luka, juga berfungsi dalam produksi hormon
pertumbuhan badan dan sistem imunitas tubuh.
• Asparagin : jenis asam amino yang berfungsi dalam keseimbangan syaraf, mengurangi
kelelahan tubuh, sistem imun dan berperan dalam sintesis DNA.
• Asam Aspartat : asam amino yang berfungsi dalam meningkatkan stamina tubuh,
pembentukan antibodi, peningkatan aktivitas enzim dan melindungi organ hati.
• Sistein : berfungsi sebagai antioksidan, pelindung tubuh dari radikal bebas, senyawa
penyehat rambut, untuk pertumbuhan dan regenarasi kulit. Jenis asam amino ini
termasuk yang mengandung sulfur.
• Asam Glutamat : jenis asam amino sangat berperan penting dalam mengangkut
glutamat dan asam amino dalam darah. Asam glutamat juga membantu dalam proses
penyembuhan luka dan mengurangi resiko kerusakan sel otak.
• Glutamin : berfungsi untuk kekebalan tubuh, anti depresi, berperan dalam sistem
pencernaan dan terlibat pada proses sintesis DNA.
• Glisin : membentuk sel darah merah, merupakan bagian dari enzim yang menghasilkan
energi dan terlibat pada proses metabolisme glikogen.
• Prolin : berperan penting dalam mempengaruhi tingkat gizi seseorang, prolin ialah
komponen dalam penyusunan tulang rawan dan sendi, prolin juga berfungsi dalam
menjaga otot jantung.
• Serin : berperan penting dalam metabolisme lemak, pembentukan jaringan tubuh dan
pembentukan imunitas.
• Tirosin : berfungsi mengurangi lemak dan mengendalikan nafsu makan.

Peran Asam Amino


Selain berperan menghasilkan energi, Asam amino dalam pembentukan protein yang
dibutuhkan, pembentuk glukosa, molekul nonprotein (derivat asam amino), badan-badan
keton, dll

Manfaat Asam Amino Secara Umum


 Untuk pertumbuhan tubuh
 Kecerdasan otak
 Penyembuhan luka
 Pembentukan enzim dan hormon
 Membentuk otot tubuh
 Mengontrol gula darah
 Mengontrol metabolisme tubuh

2. Protein
Protein berasal dari kata protos (bahasa Yunani) yang berarti “yang paling utama”.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala
sulfur serta fosfor. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat
keringnya dan berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy,
penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke
generasi. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang
dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan
juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).

Struktur Protein
a. Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan
alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari
Bank Data Protein.
b. Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat
satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat).
 Struktur primer protein. Merupakan urutan asam amino penyusun protein yang
dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Struktur primer protein bisa ditentukan
dengan beberapa metode:
• Hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi
asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer,
• Analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman,
• Kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan
• Penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
 Struktur sekunder protein. Adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Struktur
sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism
(CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa
menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta
menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm.
 Struktur tersier. Merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder.
Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat
berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil
(misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
 Struktur kuartener. Contoh dari struktur ini yang terkenal adalah enzim Rubisco dan
insulin. Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri
dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain.
Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya.

Proses Pembentukan Protein


Proses pembentukan protein terjadi melalui 2 proses utama, yaitu Transkripsi dan
Translasi. Transkripsi (proses sintesa RNA dari DNA menghasilkan mRNA). Translasi
(proses pembentukan polipeptida dari mRNA hasil Transkripsi).
a. Transkripsi
Tahap transkripsi ini mengalami proses utama: Inisiasi, Elongasi, Terminasi.
 Inisiasi. RNA polymerase melekat pada promoter. RNA polymerase membuka
strand DNA. RNA nukleotida menempel pada DNA
Template. RNA polymerase menghubungkan RNA nukleotida.
 Elongasi. RNA polymerase bergerak di sepanjang DNA, Nukleotida melekat pada
DNA template, Strand RNA mengelupas dari DNA, DNA kembali menyatu.
 Terminasi. RNA polymerase megenai terminator, RNA polymerase melepaskan
RNA, RNA polymerase meninggalkan DNA.
b. Translasi
Tahap translasi mengalami proses, yaitu : Inisiasi, Elongasi, Terminasi.
 Inisiasi. Sub unit Ribosom Kecil melekat pada mRNA. Anti kodon tRNA melekat
pada Start Kodon. Sub unit Ribosom besar melekat pada sub unit Ribosom kecil.
 Elongasi. Kodon pada sisi A Ribosom, berpasangan dengan anti kodon dari tRNA
yang sesuai. Ikatan peptida antara Asam Amino. tRNA melekat pada tRNA
selanjutnya seiring bergeraknya Ribosom
 Terminasi. Ribosom sampai pada stop kodonà tRNA tanpa Asam Amino melekat
pada stop kodonàpolipeptida lepas à komponen Ribosom lepas.

Klasifikasi Protein
Klasifikasi protein pada biokimia didasarkan atas fungsi biologinya terdiri atas:
 Enzim, merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Berfungsi
sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. Contoh enzim: ribonuklease,
sitokrom, tripsin.
 Protein Pembangun, berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur. Beberapa contoh
misalnya: protein pembukus virus, glikoprotein, struktur membrane, α-Keratin,
sklerotin, fibroin, kolagen, elastin, mukroprotein.
 Protein Kontraktil, merupakan golongan protein yang berperan dalam proses gerak.
Sebagai contoh misalnya; miosin, dinei, terdapat dalam rambut getar dan flagel (bulu
cambuk).
 Protein Pengangkut, mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan
melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai contoh
misalnya: hemoglobin, hemosianin, mioglobin, serum albumin, β-lipoprotein,
seruloplasmin.
 Protein Hormon, termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh misalnya: insulin,
hormon adrenokortikotrop, hormon pertumbuhan.
 Protein Bersifat Racun, beberapa protein yang bersifat racun terhadap hewan kelas
tinggi yaitu misalnya: racun dari Clostridium botulimum, racun ular, risin.
 Protein Pelindung, umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai contoh
misalnya: antibodi, fibrinogen, trombin,
 Protein Cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai
contoh, misalnya: ovalbumin dan kasein,

Berdasarkan bentuknya, protein dikelompokkan sebagai berikut :


 Protein bentuk serabut (fibrous)
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu sama
lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut
adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan
terhadap enzim pencernaan.
 Protein Globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan
garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan
mudah denaturasi. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-
tumbuhan.
 Protein Konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino.
Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA.
Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar.
Peran Protein
 Sebagai enzim
 Alat pengangkut dan penyimpan
 Penunjang mekanis
 Media perambatan impuls saraf
 Pengendalian pertumbuhan

Analisis Protein secara Kualitatif


a. Uji Biuret
Uji ini menggunakan reagen biuret yang mengandung NaOH dan CuSO 4 encer.
Reagen biuret akan bereaksi dengan ikatan peptida protein pada sampel. Adanya
protein sampel ditunjukkan perubahan sampel menjadi warna ungu. Pembentukan
warna disebabkan karena adanya kompleks ion Cu + dengan ikatan peptida protein.
Kasein sebanyak 1 gram dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambah 5 mL
etanol kemudian diaduk menggunakan vortex. Setelah itu, ditambah 1 mL NaOH 40%
dan diaduk kembali. Campuran tersebut ditambah 2 tetes CuSO 4 0,5% dan kocok.
Amati perubahan yang terjadi.
b. Uji Ninhidrin
Prinsip dari uji ini adalah interaksi antara ninhidrin dengan asam amino bebas.
Asam amino bebas memliki gugus -NH 2 yang tidak digunakan untuk membentuk
ikatan peptida dengan asam amino lain. Adanya asam amino bebas pada uji ninhidrin
ditunjukkan dengan pembentukan warna biru sampel. Pengukuran protein secara
kuantitatif dapat juga dilakukan dengan menggunakan metode biuret.
Prinsipnya sama dengan pengujian secara kualitatif yaitu memanfaatkan interaksi
Cu 2+ dengan ikatan peptida sehingga dihasilkan warna ungu. Warna yang terbentuk
akan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm.
Penentuan kadar protein memerlukan suatu standar (kurva standar) yang memberikan
range tertentu.
Kasein sebanyak 1 gram dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambah 5 mL
etanol kemudian diaduk menggunakan vortex. Selanjutnya, tambahkan 5 tetes ninhidrin
0,1% dan panaskan hingga mendidih. Amati perubahan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai