Email : wafasyarifatul@gmail.com
RINGKASAN
Setiap rangkaian kata yang menjadi sebuah kalimat bisa menciptakan dan
merubah persepsi seseorang terhadap suatu hal, salah satu hal yang terpenting dalam
dunia kepenulisan adalah sastra. Sastra merupakan sebuah tulisan hasil ciptaan atau
kreasi seseorang yang memiliki tujuan dengan berlandaskan pada suatu fakta namun
dilapisi oleh imajinasi serangkaian kata sehingga memiliki estetika tersendiri dalam
tulisannya. Sastra yang telah hadir sejak dahulu melakukan penyebaran secara luas
dari abad ke abad sehingga sastra bisa sampai di Indonesia. Sastra Indonesia sudah
dikenal dengan salah satu jenis sastranya yakni hikayat, syair, dan lain sebagainya.
Karya sastra pada waktu itu bermodalkan tulisan yang tidak diketahui pengarangnya
namun masih dapat diketahui bahwa karya sastra berbentuk hikayat tersebut termasuk
ke dalam sastra lama. Adapun sastra baru dimulai pada angkatan pujangga lama,
dengan mengangkat tema karya sastra yang kontroversial yakni mengenai kondisi
peperangan.
Sastra Indonesia sebagai salah satu ilmu dengan memiliki materi-materi yang
saling keterkaitan, menjadikan materi-materi tentang kesusatraan khususnya sastra
Indonesia menjadi sumber atau landasan bagi seseorang untuk mendalami sastra
Indonesia dengan baik. Sehingga pemahaman yang ditimbulkan mengenai
kesusastraan tidak semata-mata hanya mengetahui ataupun menikmati karya nya saja,
namun bisa menganalis suatu karya sastra yang berlandaskan teori, kritik, kajian, dan
hal lainnya yang berkaitan dengan sastra.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Karya sastra yang diketahui dan bisa dinikmati oleh masyarakat
merupakan sebagian kecil dari yang kita ketahui mengenai sastra. Pada
kenyataannya, dibalik karya sastra yang sangat memukau pembacanya ada banyak
teori serta materi-materi yang perlu dipahami. Sehingga nantinya bukan hanya
menghasilkan tulisan yang bisa dibaca saja, namun memiliki manfaat serta peran
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pembahasan
1. Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi sastra di Indonesia memunculkan berbagai versi sejarawan yang
berbeda-beda, namun terdapat kesamaan dalam setiap angkatan sastra juga
tema yang terkait. Setelah meninjau dari berbagai versi menurut para ahli,
maka Rachmat Djoko Pradopo menyebutkan mengenai periodisasi sejarah
yakni1,
a. Periode Balai Pustaka (1920-1940)
1
Yudiono K.S. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 48
Roman Azab dan Sengsara, Buah Tangan Merari Siregar merupakan
kritik tak langsung kepada berbagai adat dan kebiasaan buruk yang tidak lagi
sesuai dengan zaman modern. Roman ini ialah roman pertama tentang kawin
paksa yang kemudian untuk kurang lebih dua puluh tahun lamanya menjadi
tema yang paling digemari dan paling banyak dikemukakan dalam roman-
roman Indonesia.
g. Angkatan 2000
Salah satu sastrawan yang terkenal pada angkatan 2000 yakni Acep
Zamzam Noor dengan karya sastra nya yakni Tamparlah Mukaku!, Aku Kini
Doa, Kasidah Sunyi, The Poets Chant, dan Aseano.
5. Kajian Sastra
Kajian sastra memiliki maknanya yang beriringan dengan apresiasi. Adapun
kajian sastra merupakan proses atau cara mengkaji suatu karya sastra dengan
mempelajari unsur-unsurr serta hubungannya yang berdasarkan pada teori
serta faktor tertentu, sedangkan apresiasi sastra yakni penghargaan seseorang
terhadap karya sastra dengan menikmati tulisannya tanpa menganalisis lebih
dalam mengenai hubungan antar unsur-unsur yang berkaitan dalam karya
sastra. Dalam kajian sastra ada beberapa metode pendekatan, diantaranya
a. Pendekatan Objektif
Pendekatan obejktif merupakan pendekatan yang berkaitan dengan teori-teori
serta hubungan antar unsur satu sama lain. Adapun teori-teori sastra yang
dapat digunakan dalam menganalisis menggunakan pendekatan objektif yakni
teori struktural, semiotik, neokritisme, dan dekontruksi.
b. Pendekatan Mimetik
Pendekatan mimetik menempatkan karya sastra sebagai produk peniruan
kenyataan yang diwujudkan secara dinamis, representasi kenyataan semesta
secara fiksional, produk dinamis yang kenyataan didalamnya tidak dapat
dihadirkan dalam cakupan yang iideal, serta produk imajinasi yang utama
dengan kesadaran tertinggi atas kenyataan. Pendekatan mimetik tentu terdapat
teori yang digunakan dalam analisis menggunakan pendekatan mimetik,
diantaranya teori feminisme, sosiologi sastra, teori poskolonial, dan marxisme.
c. Pendekatan Ekspresif
Pada pendekatan ini menempatkan karya sastra sebagai curahan, ungkapan,
atau proyeksi pikiran pengarang. Pada pendekatan ini membutuhkan biografi
serta pendekatan terkait dengan sastrawan yang membuat karya tersebut.
Karena pendekatan ekspresif bisa merupakan sebagai produk pandangan dunia
pengarang terhadap suatu hal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan ketika
menggunakan pendekatan ekspresif yakni memerikan sejumlah kata,
memetakan sejumlah pemikiran, menunjukkan data yang diperoleh pada tahap
satu dan dua untuk dikaitkan dengan fakta yang menyangkut pengarang,
kemudian membicarakan secara menyuluruh sesuai tujuan dengan
mempertimbangkan hubungan antar teks denan data biografisnya.
d. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik mempertimbangkan indikator karya sastra dan pembaca
dengan melalui pendekatan ini dalam diketahui tanggapan masyarakat sebagai
pembaca karya sastra terkait dengan tema karya sastra yang terkandung
didalamnya.
Selain kajian terhadap suatu karya satra, terdapat kajian terhadap sastra
bandingan. Sastra bandingan merupakan relasi antara dua buah karya yang
berbeda bahasa atau budaya namun memiliki kesamaan dalam bentuk atapun
isi. Adapun pendekatan yang digunakan ntuk mengkaji sastra bandingan yakni
penelitian bersifat komparatif, bersifat historis, bersifat teoritis, dan bersifat
antar disiplin.
6. Sastra Anak
Sastra anak dan sastra yang biasanya pada umumnya diketahui oleh
orang dewasa memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Namun,
penggunaan bahasa dalam sastra anak yang lebih mudah dipahami dan dengan
tema yang yang berkisaran pada permasalahan anak kecil diantaranya
bullying, keluarga, teman, sekolah, bermain, dan lain sebagainya. Dalam
sastra anak banyak menumbuhkan nilai postif diantaranya memberi
kesenangan dengan mengetahui informasi serta menemukan minat anak-anak
sedari kecil, mengembangkan imajinasi anak-anak yang dapat membuka
pemikiran mereka mengenai alam serta makhluk hidup, memberikan
pengalaman aneh yang seolah-olah dialami oleh setiap anak yang membaca,
serta menumbuhkan rasa keingintahuan yang besar mengenai alam semesta
sehingga anak-anak ketika tumbuh dewasa akan tetap membaca karena rasa
tidak puasa atas keingintahuan suatu hal. Adapun dalam sastra anak terdapat
genre yang terbagi kedalam enam macam yakni realisme, fiksi formula,
fantasi, sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi.
7. Sastra Digital