digantung pada tali ringan (massa tali dapat diabaikan) dengan panjang L.
Apabila beban ditarik ke satu sisi dengan sudut simpangan θ dan simpangan y
kemudian dilepaskan, maka beban akan berayun melalui titik keseimbangan
menuju sisi yang lain. Ingat kembali bahwa yang dimaksud satu getaran penuh
adalah ketika beban yang diayunkan kembali lagi ke posisi awal melalui titik
keseimbangan. Getaran yang Terjadi pada
Sistem Bandul Sederhana
Sumber : Dhea Crestella
Ketika beban berayun, terdapat gaya yang arahnya selalu menuju titik keseimbangan yang disebut gaya
pemulih yang besarnya
Fpemulih = − mg sin θ
y
dengan g adalah percepatan gravitasi. Karena sin θ = , maka besar gaya pemulihnya dapat ditulis
L
ulang menjadi
y
Fpemulih = − mg sin .
L
Patut diketahui bahwa getaran harmonis adalah proyeksi gerak melingkar beraturan pada salah satu sumbu
utamanya. Pada gerak harmonis sederhana, besar gaya pemulihnya adalah sama dengan besar gaya
sentripetal. Sehingga
Fsp = Fpemulih
y
−mω 2 y = − mg .
L
2π
Eliminasi m dari persamaan dan ingat bahwa pada gerak melingkar beraturan, ω = , maka
T
(2π)2 g
=
T2 L
L
T 2 = 4π 2 .
g
L
T = 2π .
g
Sistem Pegas
Pada sistem pegas, ketika suatu beban bermassa m digantung pada sistem pegas
dengan tetapan gaya pegas k kemudian ditarik, pegas akan bergerak naik-turun
melalui titik keseimbangan. Pada sistem ini terdapat gaya pemulih yang menyebabkan
pegas bergerak selalu menuju titik keseimbangan. Berdasarkan Hukum Hooke, besar
gaya pemulih pada sistem pegas adalah
Fpemulih = − k x
Dengan x adalah perubahan panjang pegas. Seperti sebelumnya, getaran harmonis Getaran yang Terjadi
Pada Sistem Pegas
Sumber : quipper.com
adalah proyeksi gerak melingkar beraturan pada salah satu sumbunya, sehingga
Fsp = Fpemulih
−mω 2 x = − k x .
2π
Pada gerak melingkar beraturan, ω = , maka persamaannya menjadi
T
(2π)2 k
=
T2 m
m
T 2 = 4π 2 .
k
Maka, besar periode T pada sistem pegas adalah
m
T = 2π .
k
sudut dalam fungsi sinus dalam grafik getaran harmonik sederhana. Secara matematis sudut fase θp adalah
jumlah dari sudut simpangan θ dan sudut fase awal ϕ, sehingga persamaan simpangan juga dapat ditulis
y = A sin (θ + ϕ) .
Ingat bahwa pada gerak melingkar beraturan, θ = ωt , sehingga persamaan simpangan juga dapat ditulis
sebagai
2π
y = A sin (θ + ϕ) = A sin (ωt + ϕ) = A sin (2π f t + ϕ) = A sin ( t + ϕ)
T
dengan ω adalah frekuensi anguler, f adalah frekuensi getaran, T adalah periode getaran, dan t adalah
waktu.
1 2 1 1
Ek = k A − k A 2 sin 2(ωt + ϕ) = k[A 2 − A 2 sin 2(ωt + ϕ)] .
2 2 2
Perhatikan bahwa y = A sin(ωt), maka kita dapat menyederhanakan persamannya menjadi
1
Ek = k(A 2 − y 2)
2
Rasio Energi Kinetik dengan Energi Potensial GHS
Dengan membagi besar energi kinetik dengan energi potensial, kita akan mendapatkan rasio perbandingan
energi kinetik dengan energi potensial yaitu
Ek 1 1
= = .
Ep tan 2 (θ + ϕ) tan 2(ωt + ϕ)
Ketahuilah bahwa yang disebut dengan konstanta gaya k besarnya sama dengan mω 2, sehingga
Ek Ek
= cos 2(ωt + ϕ) atau cos(ωt + ϕ) = .
EM EM
Apabila kita mensubstitusikan persamaan di atas ke dalam persamaan kecepatan GHS, maka akan diperoleh
persamaan yang memuat hubungan kecepatan getar dengan energi kinetik yaitu
Ek
v = Aω cos(ωt + ϕ) = Aω .
EM
Karena k = mω 2, maka
Ep Ep
= sin 2(ωt + ϕ) atau sin(ωt + ϕ) = .
EM EM
Dengan mensubstitusikan persamaan di atas ke dalam persamaan simpangan, maka persamaan yang
memuat hubungan simpangan dengan energi potensial yaitu
Ep
y = A sin(ωt + ϕ) = A .
EM