Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang bertujuan untuk saling tukar


menukar informasi. Bahasa meiliki ragam, yang biasa disebut ragam bahasa. Ragam
bahasa adalah varian dari bahasa menurut pemakaiannya. Dalam berbahasa terdapat
tata cara dan aturan. Namun, tidak semua orang menggunakan tata cara dan aturan
yang benar. Salah satunya penggunaan bahasa antara penjual dan pembeli di Pasar
Tradisional Jati.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui penggunaan bahasa antara penjual dan pembeli di Pasar


Tradisional Jati.
2 Mempelajari kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia antara pedagang dan
pembeli di Pasar Tradisional Jati.
3 Mengetahui penggunaan kalimat yang benar.
4 Mengetahui penggunaan kalimat baku dan tidak baku.
5 Mengetahui penggunaaan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
6 Mengetahui penggunaan kalimat efektif.

1.3 Rumusan masalah

1. Bagaimana penggunaan bahasa antara penjual dan pembeli di Pasar Tradisional


Jati?
2. Bagaimana penggunaan kalimat yang benar menurut EYD Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana penggunaan kalimat baku dan tidak baku menurut EYD Bahasa
Indonesia?
4. Bagaimana penggunaaan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.?
5. Bagaimana penggunaan kalimat efektif menurut EYD Bahasa Indonesia?

1.4 Metodologi

Metodologi adalah suatu proses untuk mendapatkan data yang digunakan untuk
sebuah penelitian ilmiah. Langkah metodologi dilakukan dengan cara studi lapangan.
Studi lapangan adalah pengumpulan data secara langsung ke lapangan. Sumber data
yang didapatkan penulis dapat diperoleh dengan cara :

1. Wawancara
Wawancara merupakan langkah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab dengan pihak yang terkait. Dalam hal ini, orang yang
diwawancarai yaitu pedagang sayur di Pasar Tradisional Jati.

2. Observasi

1
Observasi merupakan langkah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara merekam dan mencatat.

1.5 Sitematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dibahas,
penulisan makalah ini disusun dalam lima bab yang saling berkesinambungan. Untuk
mendapatkan pembaca dalam memahami isinya, garis besar sistematika penulisan ini
disusun sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berisi hal-hal yang menelata belakangi makalah penggunaan bahasa antara
penjual dan pembeli.
1.2 Tujuan
Menjelaskan maksud atau tujuan dibuatnya makalah penggunaan bahasa antara
penjual dan pembeli.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi tentang persoalan yang akan dibahas lebih dalam pada
makalah.
1.4 Metodologi
Metodologi berisi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi di lapangan.
1.5 Sistematika Penulisan
Menjelaskan gambaran makalah.
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori berisi teori tentang ejaan, pilihan kata, kalimat efektif dan
paragraf.
BAB III METODOLOGI RISET
Metodologi berisi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi dari
lapangan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan mengungkapkan hasil wawancara dan observasi lapangan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari makalah.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Ejaan
Ejaan adalah aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca. Ejaan Bahasa Indonesia sudah beberapa kali
mengalami penyempurnaan. Salah satunya adalah ejaan yang disempurnakan
(EYD). Ejaan yang disempurnakan (EYD) merupakan ejaan bahasa Indonesia
yang berlaku tahun 1972 sampai 2015. Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta oenyempurnaan dari Ejaan
Suwardi. Selanjutnya EYD digantikan oeleh Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) sejak
tahun 2015. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI) memiliki perbedaan, yaitu :
1. Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD, huruf dingtong hanya
tiga yaitu ai, au, oi sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu
yaitu ei.
2. Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu
menuliskan judul buku dan bab, mengkhususkan huruf serta menulis
lema dalam kamus. Dalam EBI, fungsi kitga dihapus.
2.2 Pilihan Kata
Pilihan kata atau diksi merupakan pemilihan kata-kata yang hendak kita
sampaikan. Fungsi dari pemilihan kata yaitu :

1. Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi
lebbih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
2. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif
3. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal.
4. Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat
menyenangkan pendengar atau pun pembacanya.

2.3 Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah tata bahasa, baik itu
ejaan maupun tanda bacanya. Kalimat efektif juga dapat diartikan sebagai kalimat
yang singkat, padat, jelas, lengkap dan dapat menyampaikan informasi secara
tepat.
Kesalahan yang sering membuat kalimat tidak efektif adalah penggunaan kata-
kata yang keterangan atau penjelasannya bermakna ganda. Kata-kata yang
bermakna ganda membuat pembaca atau pendengar menjadi kebingungan. Syarat
suatu kalimat dikatakan efektif apabila :
1. Sesuai dengan kaidah EYD
Kalimat efektif harus menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat dengan
kaidah Bahasa Indonesia. Penggunaan kata baku juga diperhatikan dalam
sebuah kalima.
2. Sistematis

3
Sebuah kalimat sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat,
kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap hingga keterangan. Untuk
membuat kalimat efektif, kalimat disusun dengan runtut sehingga tidak
memusingkan.
3. Tidak bertele-tele
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu dan
berlebihan. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan menggamburkan
maksud kalimat dan membuat pembaca atau pendengar bingung.
4. Tidak ambigu
Maksud dari ambigu adalah kalimat yang menimbulkan makna atau tafsir
ganda. Hal ini dikeranekan kalimat tersebut tidak bisa menyampaikan gagasan
yang sebenarnya kepada pembaca atau pendengarnya.

Suatu kalimat dapat dikatakan kalimat efektif apabila meimiliki ciri-ciri berikut :

1. Kesepadanan struktur
Kesepadanan struktur adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Ciri-
ciri kesepadanan struktur dilihat dari :
a. Mengandung unsur klausa lengkap, yakni subjek dan predikat.
b. Jangan tempatkan kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan
mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.
c. Tidak bersubjek ganda.
2. Kehematan kata
Salah satu syarat kalimat efektif adalah tidak bertele-tele, sehingga tidak
boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama dalam sebuah kalimat. Hal
yang sering membuat kalimat boros sehingga tidak efektif adalah penggunaan
kata jamak dan kata-kata yang bersinonim.
3. Kesejajaran bentuk
Kesejajaran bentuk adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat tersebut. Jika bentuk pertama memakai verba, yang
kedua juga harus memakai verba.
4. Ketegasan makna
Ketegasan merupakan penegasan tentang gagasan utama dari kalimat tersebut.
5. Kelogisan kalimat
Kelogisan kalimat berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada
kalimat. Karena itu, dalam membuat kelimat hendaknya dibuat dengan ide
yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca mudah memahami
maksud dari kalimat tersebut.

4
2.4 Paragraf

Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berangkai dan padu sehingga
membentuk suatu gagasan utama yang ingin disampaikan oleh pembacanya. suatu
paragraf dikatan baik apabila :

1. Kelengkapan
Paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur paragraf yang lengkap,
diantaranya adalah :
a. Gagasan utama
Gagasan utama adalah topik yang dibahas dalam suatu paragraf.
b. Kalimat utama
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama. Letak
kalimat utama di dalam suatu paragraf bervariasi, ada yang di awal
(paragraf deduktif), di akhir (paragraf induktif), maupun di awal dan di
akhir (paragraf campuran).
c. Kalimat penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi alasan-alasan yang kuat
untuk mendukung kalimat utama. Kalimat ini harus mengandng data
berupa fakta.

2. Kesatuan
Yang dimaksud kesatuan adalah suatu paragraf harus memiliki satu kesatuan
gagasan utama beserta gagasan-gagasan penjelas. Gagasan tersebut
dikembangkan dengan saling menghubungkan satu sama lain dengan kesatuan
yang utuh sehingga tidak menyebabkan kalimat yang sumban di dalam
paragraf.

3. Kepaduan
Yang dimaksud kepaduan adalah kalimat-kalimat di dalam paragraf terjalin
atau terangkai dengan logis dan serasi. Syarat kepaduan di dalam suatu
paragraf terpenuhi dengan menggunakan konjungsi sehingga kalimat-kalimat
tersebut menjadi saling berkaitan.

5
BAB III
METODOLOGI RISET

Makalah ini disusun dengan berdasarkan studi literatur. Yang dimaksud studi literatur
adalah salah satu teknik yang digunakan dalam melaksanakan sebuah penelitian.
Data yang dianalisis adalah kalimat yang mengandung ejaan yang tidak sesuai
dengan EYD Bahasa Indonesia. Untuk menjadikan sebuah kalimat yang baik, hendaknya
menggunakan Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Data yang dianalisis adalah kalimat yang mengandung pilihan kata yang tidak sesuai.
Penggunaan kata yang salah mengakibatkan pembaca atau pendengar menjadi bingung.
Sehingga penggunaan kata yang tepat sangat penting.
Data yang dianalisis menggunakan kalimat yang tidak lengkap. Kalimat yang lengkap
mengandung unsur subjek dan predikat. Sedangkan kalimat yang tidak lengkap adalah
kalimat yang tidak lengkap pola kalimatnya (S-P-O), hanya terdiri atas satu pola kalimat
seperti subjek, predikat dan objek saja.
Data yang dianalisis menganalisis adalah kalimat yang mengandung kata tidak baku.
Kata dibagi menjadi dua, yaitu kata baku dan kata tidak baku. Kata baku adalah kata yang
sesuai EYD dan tercantum pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak
baku adalah kata yang tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang ditentukan.
Ketidakbakuan suatu kata bukan hanya ditimbulkan oleh salah penulisan saja, akan tetapi
bisa juga disebabkan oleh pengucapan yang salah dan penyusunan suatu kalimat yang
tidak benar. Biasanya kata tidak baku muncul dalam percakapan sehari-hari.
Data yang dianalisis menggunakan kalimat yang tidak efektif. Kesalahan yang sering
membuat kalimat tidak efektif adalah penggunaan kata-kata yang keterangan atau
penjelasannya bermakna ganda. Kata-kata yang bermakna ganda membuat pembaca atau
pendengar menjadi kebingungan.
Sumber data dari makalah ini didapat dari wawancara dan observasi lapangan yang
dilakukan di Pasar Tradisional Jati.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penulisan Unsur Serapan


Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain yang kemudian ejaan,
ucapan dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk
memperkaya kosakata.
4.2 Kalimat yang tidak sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia
Pedoman bahasa Indonesia adalah Ejaan Bahasa Indonesia (EIB) yang telah
disempurnakan sejak tahun 2015. Dalam menggunakan bahasa, sering terjadi
kesalahan. Kesalahan yang sering dilakukan adalah :
1. Kalimat yang tidak efektif
2. Ejaan kata yang tidak sesuai EYD
3. Kalimat yang tidak baku
4. Kalimay yang tidak lengkap

7
BAB V
DATA DAN ANALISIS

5.1 Percakapan Pedagang Sayur I

Pembeli : “Wortelnya sekilo berapa?”


Penjual : “Sepuluh ribu.”
Pembeli : “Beli sop-sopan lima ribu.”
Penjual : “Ya.”
Pembeli : “Ada tempe yang gandokan?”
Penjual : “Ada.”
Pembeli :”Beli delapan. Satu isinya dua to?”
Penjual :”Setangkep isinya dua. Seribu. Delapan aja?”
Pembeli :”Iya. Sama sop-sopannya lima ribu.”
Pembeli 2 : “Mbk Tomatmu kok koyok ngene to mbk”
Penjual :”Ngoten wae pun ayu Bu. Biasane cilik cilik, pecah-pecah”
Pembeli 2 ; “Lomboke merah”
Pembeli : “Aku sop sopannya lima ribu”
Penjual : “Pake kol engga?”
Pembeli : “Pake.”
Penjual : “Apa lagi mbke?”
Pembeli : “Sama itu tadi tempe.”
Penjual : “Sama apa lagi?”
Pembeli : “Sama kacang kaprinya kasih dua ribu aja.”
Penjual : “Kosong. Lima sama delapan. Tiga belas”

5.2 Percakapan Pedagang Sayur II


Pembeli : ”Buk ada kacang kapri?”
Penjual : “Ada”
Pembeli : “Kacang kaprinya kasih empat ribu”
Penjual : “Ya”

8
Pembeli : “Buk, ini setengah berapa?”(menunjuk sayur wortel)
Penjual : “ Setengah lima ribu. Ini belum ganti harga ini. Besok ganti harga”
Pembeli : “Buk beli empat ribu aja boleh?”
Penjual : “Boleh”
Penjual : “Ini empat ribu ya dek?”
Pembeli : “Iya empat ribu.”
Penjual : “Apa lagi dek?”
Pembeli : “Dah. Ini sama wortelnya empat ribu”
Penjual : “Empat sama empat delapan”
(Memberikan uang)
Pembeli : “Kembali seribu”
Penjual : “Iya. Ini kembalinya. Makasih.”
5.3 Analisis percakapan Penjual Sayur I

1. “Wortel sekilo berapa?”


 Kalimat tersebut tidak lengkap karena tidak terdapat subjek.
 Kata sekilo diganti dengan satu kilo.
2. “Ada tempe yang gandokan?”
 Tempe gandok adalah tempe yang berisi dua kemudian dijadikan satu. Tempe
gandok biasanya di bungkus dengan daun pisang. Nama tempe gandok berasal
dari semarang.
 Kalimat tersebut merupakan kalimat tidak lengkap karena tidak terdapat subjek
dan predikat. Hanya ada objek saja.
3. ”Beli delapan. Satu isinya dua to?”
 Maksud dari kalimat tersebut adalah pembeli ingin membeli tempe sebanyak
delapan bungkus. Kemudian ia bertanya, apakah satu bungkus tempe berisi
dua.
 Kalimat tersebut merupakan kalimat tidak lengkap.
 Kata “to” merupakan kata imbuhan yang biasa diucapkan orang daerah
semarang.
4. ”Setangkep isinya dua. Seribu. Delapan aja?”
 Maksud dari kalimat tersebut adalah penjual menjelaskan bahwa satu bungkus
tempe berisi dua seharga seribu rupiah.
5. “Mbk Tomatmu kok koyok ngene to mbk”
 Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat dua subjek.
 Kalimat tersebut merupakan kalimat yang diucapkan oleh pembeli yang
menggunakan Bahasa Jawa Ngoko.
 Maksud dari kalimat tersebut adalah pembeli mengkritik tomat yang dijual
tidak baik.
6. ”Ngoten wae pun ayu Bu. Biasane cilik cilik, pecah-pecah”

9
 Penjual menjawab pembeli dengan Bahasa Jawa Krama karena pembeli satu
tingkat diatas penjual.
 Maksud kata “ayu” dalam kalimat tersebut adalah tomat yang dijual dalam
keadaan baik.
7. “Lomboke merah”
 Pembeli menggunakan bahasa campuran yaitu bahasa jawa dan bahasa
indonesia.
8. “Pake kol engga?”
 Kata “pakai” adalah kata yang tidak baku. Kata yang sesuai dengan EYD
Bahasa Indonesia adalah “pakai”.
 Kata “engga” adalah kata yang tidak baku. Kata yang sesuai dengan EYD
Bahasa Indonesia adalah “tidak”.
 Kalimat tersebut tidak lengkap karena tidak adanya subjek.
9. ”Pake”
 Kata tersebut adalah kata yang tidak baku. Kata yang sesuai dengan EYD
Bahasa Indonesia adalah “pakai”.
10. “Apa lagi mbke?”
 Penjual menggunakan Bahasa Indonesia kemudian diakhir pembicaraan penjual
mengimbuhi huruf e.
11. “Sama itu tadi tempe.”
 Kalimat tersebut tidak lengkap karena tidak adanya subjek dan predikat.
12. “Sama apa lagi?”
 Kalimat tersebut tidak lengkap karena tidak adanya subjek dan predikat.
13. “Sama kacang kaprinya kasih dua ribu aja.”
 Maksud kalimat tersebut adalah pembeli ingin membeli kacang kapri dua ribu
rupiah
 Kata “aja” adalah kata yang tidak baku. Kata yang sesuai dengan EYD Bahasa
Indonesia adalah “saja”.
 Kalimat tersebut tidak lengkap karena tidak adanya subjek.
14. “Kosong. Lima sama delapan. Tiga belas”
 Maksud kata kosong dalam kalimat tersebut adalah penjual tidak menjual
kacang kapri.
 Maksud kalimat lima sama delapan tiga belas yaitu total harga yang harus
dibayar pembeli adalah lima ribu rupiah ditambah delapan ribu rupiah sama
dengan tiga belas ribu rupiah.

10
5.4 Analisis Percakapan Penjual Sayur II

1. “Kacang kaprinya kasih empat ribu”


 Maksud kalimat tersebut adalah pembeli ingin membeli kacang kapri empat
ribu rupiah
 Kalimat tersebut tidak lengkap karena tidak adanya subjek.
2. “Buk, ini setengah berapa?”(menunjuk sayur wortel)
 Maksud kalimat tersebut adalah pembeli bertanya kepada penjual harga
setengah kilo gram wortel.
 Kalimat tersebut tidak lengkap karena tidak adanya objek.
3. “ Setengah lima ribu. Ini belum ganti harga ini. Besok ganti harga”
 Maksud kalimat tersebut adalah harga setengah kilo gram wortel lima ribu
rupiah.
 Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat kalimat yang bertele-tele. Yaitu
pada kalimat “Ini belum ganti harga ini. Besok ganti harga”. Kalimat tersebut
dapat dipersingkat “besok wortel akan ganti harga”.
4. “Buk beli empat ribu aja boleh?”
 Kata “aja” adalah kata yang tidak baku. Kata yang sesuai dengan EYD Bahasa
Indonesia adalah “saja”.
5. “Ini empat ribu ya dek?”
 Penjual memanggil pembeli dengan kata sapaan “dek” karena pembeli masih
terlihat remaja.
6. “Dah. Ini sama wortelnya empat ribu”
 Kata “dah” adalah kata yang tidak baku. Kata yang sesuai dengan EYD Bahasa
Indonesia adalah “sudah”.
7. “Empat sama empat delapan”
 Maksud kalimat “empat sama empat delapan” yaitu total harga yang harus
dibayar pembeli adalah empat ribu rupiah ditambah empat ribu rupiah sama
dengan delapan ribu rupiah.
8. “Iya. Ini kembalinya. Makasih.”
 Kata “makasih” adalah kata yang tidak baku. Kata yang sesuai dengan EYD
Bahasa Indonesia adalah “terima kasih”.

11
BAB VI
PENUTUP

5.5 Kesimpulan

1. Di pasar Tradisional Jati, antara penjual dan pembeli menggunakan Bahasa


Indonesia dan Bahasa Jawa sebagai alat komunikasi.
2. Di Pasar Tradisional Jati, Penjual dalam melayani pembeli menggunakan Bahasa
Jawa Krama dan pembeli menggunakan Bahasa Jawa Ngoko. Penjual
menggunakan Bahasa Jawa Krama karena pembeli satu tingkat diatas penjual.
3. Kalimat yang sesuai dengan EYD Indonesia adalah kalimat yang mengandung
unsur S-P-O-K. Dalam percakapan antara penjual dan pembeli di Pasar
Tradisional Jati sering terjadi penggunakan kalimat tidak lengkap atau kalimat
yang tidak sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia.
4. Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah tata bahasa, baik itu
ejaan maupun tanda bacanya. Di Pasar Tradisional Jati, penjual dan pembeli
masih menggunakan kalimat tidak efektif.
5. Kata baku adalah kata yang sesuai EYD dan tercantum pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai
dengan pedoman atau kaidah bahasa yang ditentukan. Dalam percakapan antara
penjual dan pembeli di Pasar Tradisional Jati sering terjadi penggunakan kata
tidak baku.

5.2 Saran

Untuk observasi selanjutnya diharapkan mampu mengembangankan lebih lengkap


lagi mengenai penggunaan bahasa.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Prakata
a. Rijal.2017.”Contoh Kata Pengantar / Prakata Pada Skripsi Yang Baik Dan
Benar”. (http://www.rijal09.com/2017/01/contoh-kata-pengantar-prakata-pada-
Skripsi-yang-baik-dan-benar.html) di akses pada tanggal 9 Desember 2017
b. Habibulloh.Rijal..2015.” Contoh Penulisan Prakata / Kata Pengantar Dalam
Skripsi Yang Baik Dan Benar” (http://www.rijalhabibulloh.com/2014/08/contoh-
prakata-dalam-skripsi.html) di akses pada tanggal 9 Desember 2017
c. Habibullah.Rijal.2015. ” Contoh Penulisan Prakata / Kata Pengantar Dalam
Skripsi Yang Baik Dan Benar”.( http://www.skipnesia.com/2014/10/contoh-kata-
pengantar-makalah-yang-baik.html)
2. Metodologi
a. Bara.2011.”Observasi, Wawancara, Kuisioner, Teknik Sample”.(
http://babylucuna.blogspot.co.id/2011/03/observasi-wawancara-kuisioner-
teknik.html) diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
b. Rohmah.Aminatur.2015.”Observasi dan Wawancara : Pengumpulan Data
Kuantitatif Dengan Metode Yang Pertama”.
(https://www.kompasiana.com/ina.rohmah/observasi-dan-wawancara-
pengumpulan-data-kualitatif-dengan-metode-yang-
pertama_555b6e2db67e61ed0b23fdd9) diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
3. Landasan Teori
a. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.2016.”Ejaan Bahsa Indonesia (EBI).”
(https://pbsiikipgunungsitoli.blogspot.co.id/2016/12/ejaan-bahasa-indonesia-
ebi.html) diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
b. Admin I. 2017.”Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, Lengkap Penjelasan”(
http://www.markijar.com/2017/05/pedoman-ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html)
diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
c. Samjar.2013.”Diksi (Pilihan Kata)”.
(http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/diksi-pilihan-kata.html)
d. Admin Padamu.2017.”Pengertian Diksi (Pilihan Kata)”
(https://www.padamu.net/pengertian-diksi) diakses pada tanggal 12 Desember
2017.
e. “Kalimat Efektif”.(http://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/) diakses pada
tanggal 12 Desember 2017.
f. Kakak Pinter.2015.”7 Syarat Kalimat Efektif Yang Harus Kamu Ketahui”
(http://kakakpintar.com/7-syarat-kalimat-efektif-yang-harus-kamu-ketahui/)
diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
g. “Syarat-Syarat Paragraf yang Baik dan Contohnya”
(http://www.kelasindonesia.com/2015/05/syarat-syarat-paragraf-yang-baik-dan-
contohnya.html)
h. “Pengertian, Syarat, Ciri, Fungsi, Jenis dan Contoh Paragraf Yang Baik”
(https://kakaongoh.wordpress.com/2016/10/04/pengertian-syarat-ciri-fungsi-jenis-
dan-contoh-paragraf-yang-baik/)

13

Anda mungkin juga menyukai