Anda di halaman 1dari 12

PEMANFAATAN TEKNOLOGI APLIKASI D-WAVE (DEWATA

HEALTH TRAVEL) GUNA MENGOPTIMALISASI KEAMANAN DAN


KENYAMANAN WISATAWAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
(Oleh: Putu Ratih Andina Agustina, Ni Made Laksmi Devi Jayanti. P, dan Ratu
Agung Istri Mahalinni Sukma Agung)
“Bina hidup sehat diri dan keluarga”
Kutipan di atas merupakan salah satu lirik dari “Mars Hidup Sehat” yang
diciptakan oleh Sartono. Lagu ini mengingatkan kita untuk tetap menjaga
kesehatan sebagai hal utama dalam hidup, terlebih lagi pada masa pandemi
COVID-19 yang mendorong seluruh masyarakat agar memperhatikan kesehatan
mereka dengan langkah kecil seperti mematuhi protokol kesehatan.
Istilah kesehatan tentunya bukan kata baru dalam kamus keseharian
masyarakat terutama pentingnya frasa yang diambil dari kata sehat ini. Kesehatan
merupakan impian semua orang dalam menghindari berbagai penyakit agar
menjalankan kegiatan sehari-hari secara lancar tanpa gangguan penyakit apapun.
Pada tahun 1948, WHO (World Health Organization) mendefinisikan kesehatan
sebagai kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit
serta kelemahan. Kesehatan di masa pandemi seperti ini harus lebih diperhatikan
oleh semua orang. Apalagi sekarang ini kasus positif COVID-19 semakin
bertambah seiring berjalannya waktu. Bila pandemi COVID-19 ini
berkepanjangan, disinyalir semua sektor akan terus terdampak, antara lain di
sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi bahkan pariwisata. Seperti yang kita
ketahui bahwa di Bali sendiri sektor pariwisata menjadi salah satu sumber
penghasilan terbesar bagi masyarakatnya. Dengan situasi seperti ini dimana angka
pasien akibat virus COVID-19 kian bertambah akan sangat sulit dalam membuka
sektor pariwisata kembali. Untungnya saat ini sektor pariwisata di Indonesia
mulai berputar setelah merugi triliunan rupiah akibat adanya pandemi COVID-19.
Sudah ada beberapa tempat wisata yang telah dibuka kembali dan banyak
wisatawan sudah mulai melakukan perjalanan, baik di luar maupun dalam kota.
Namun, berwisata di tengah pandemi tentu berbeda dari biasanya, terdapat
protokol kesehatan yang wajib dipatuhi guna mencegah penularan virus COVID-
19 ini.

1
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah mengadakan Rapat
Koordinasi Nasional yang dilaksanakan pada tanggal 26-28 November 2020 di
Bali yang membahas amplifikasi kebijakan, program serta langkah rekativasi dan
ekonomi kreatif dan pemulihan pariwisata yang berdampak akibat adanya
pandemi COVID-19. Dalam kesempatan tersebut Menteri Kesehatan RI Dr.
Terawan Agus Putranto menekankan kepada seluruh pihak dalam sektor
pariwisata agar tetap mengutamakan serta menerapkan protokol kesehatan. Hal
tersebut berkaitan pada Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 mengenai Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di
Tempat Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Berdasarkan data dari BPS Provinsi Bali melaporkan, bahwa jumlah kedatangan
wisatawan mancanegara yang datang ke pulau Bali tepatnya pada bulan Maret
2020 sebanyak 156.876 kunjungan. Jumlah kunjungan selama bulan Maret 2020
tersebut turun sebanyak 56,89% dibandingkan dengan jumlah kedatangan
wisatawan selama bulan Februari 2020 yang tercatat sebanyak 363.937 kunjungan.
Penurunan jumlah kedatangan wisatawan pada sektor pariwisata diyakini
berdampak domino terhadap lapangan usaha lainnya yang juga mengalami
penurunan. Tekanan terhadap ekonomi Bali pada triwulan I (Januari-Maret) 2020
digambarkan paling keras dan paling dalam, dibandingkan selama empat tahun
terakhir sejak 2017. Dengan banyaknya penurunan kunjungan wisatawan ke Bali
pada masa pandemi COVID-19 mendorong penulis dalam membuat aplikasi D-
WAVE (Dewata Health Travel) sebagai solusi guna mengoptimalkan
kenyamanan dan keamanan wisatawan yang berkunjung ke Bali pada masa
pandemi COVID-19 serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Bali yang
“anjlok”. Dimana aplikasi D-WAVE (Dewata Health Travel) ini memberikan
pelayanan berupa beberapa paket perjalanan wisata yang ada di Bali, dimana
masing-masing paket terdapat destinasi wisata yang berbeda. Wisatawan dapat
memilih paket destinasi dan kegiatan yang mereka inginkan dengan harga yang
berbeda. Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata serta tour guide harus
menerapkan protokol kesehatan dan memperhatikan wisata kunjungan tersebut
steril dari virus COVID-19.
Menilik Lebih Dalam Health Tourism di Daerah Bali
Health Tourism merupakan perjalanan pariwisata kesehatan untuk
pemeliharaan atau pemulihan kesehatan pada hakikatnya dilakukan oleh orang
sehat, tidak menderita suatu penyakit, atau orang yang baru sembuh dari penyakit.
Health Tourism ini lebih bersifat rehabilitatif dan preventif atau pencegahan.
Menurut “Discover Medical Tourism” (2000), health tourism lebih banyak
dihubungkan dengan konsep sebuah resort yang dirancang dimana bertujuan
untuk mencari ketenangan, relaksasi serta peningkatan kebugaran tubuh. Tren
Health tourism belakangan ini semakin meningkat baik pada tingkat regional dan
global yang memberikan pelayanan medical service, medical surgical clinic,
medical wellness centers and spa, leisure and recreation spa. Layanan ini
tersebar hampir merata di beberapa kawasan seperti Amerika, Eropa, Australia
serta Asia dan Selandia Baru.
Menurut Rogayah (2007), hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat
ditemukan pariwisata kesehatan yang dapat dikembangkan, hal tersebut dapat
terjadi karena mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan
sumber daya alam yang melimpah baik di lima pulau terbesar di Indonesia
maupun di beribu pulau kecil salah satunya Bali. Pariwisata kesehatan digunakan
sebagai perjalanan berwisata untuk mencari perbaikan kesehatan tubuh dan
kesejahteraan melalui kegiatan spiritual dan fisik. Salah satu tujuan spesifiknya
adalah memperbaiki kesehatan diri dengan melihat keindahan alam ataupun
merileksasi diri. Contoh program pariwisata kesehatan yang ada di Bali yaitu
Ayurverdic Programme, program tersebut menggunakan ilmu pengobatan berasal
dari India yang sudah berusia ratusan tahun untuk badan dan pikiran. Treatment
Ayurverdic Programme sendiri dapat dilakukan melalui ayuverda dengan
rekomendasi dokter. Biasanya terapi yang dilakukan dalam program ini seperti
detox, spesial diet dan meditasi. Selain itu, cepatnya perkembangan spa dan
wellness di Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir khususnya di
Bali, industri ini menghasilkan pendapatan yang tinggi.
Studi dari Dinas Pariwisata Bali (2012), mencatat ada sekitar 454.047
wisatawan mancanegara (15,7%) melakukan perjalanan pariwisata yang
berhubungan dengan kesehatan dan pembugaran. Jika dilihat dari angka
banyaknya kunjungan wisatawan tersebut maka Indonesia sejatinya memiliki
potensi pendapatan dari sektor health tourism. Di sisi lain, Indonesia perlu
memanfaatkan potensi dari health tourism, ditambah lagi saat pandemi COVID-
19 ini dapat dijadikan kesempatan emas untuk mempromosikan potensi health
tourism yang ada di Indonesia khususnya di Bali. Di Bali jumlah spa telah
berkembang melebihi 160% pada tahun 2003. Tingginya perkembangan tersebut
memberikan peluang bagi bisnis health tourism di Bali, bisnis health tourism ini
merupakan kesempatan nyata untuk mengambil keuntungan serta meningkatkan
kembali prospek pertumbuhan ekonomi yang telah “anjlok” di masa pandemi. Hal
ini akan menjadi peluang besar bagi Bali sebagai destinasi health tourism di masa
pandemi COVID-19 saat ini.
Dengan menjalankan program health tourism ada beberapa hal yang harus
menjadi pertimbangan dalam memilih health tourism, yaitu standar yang dipakai
dalam memberikan pelayanan kesehatannya, bagaimana kualitas dan reputasi
tempat tujuan selama ini, keahlian dan spesialisasi serta pekerja pendukung,
berapa biaya transportasi dan akomodasi tempat yang akan dikunjungi, fasilitas
seperti apa yang akan di berikan kepada wisatawan di sana, berapa jauh jarak
tempat tinggal dengan lokasi tujuan, dan apakah ada masalah hukum dalam
tindakan yang akan dilakukan nantinya. Selain ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih health tourism, ada beberapa kesalahan yang
sering terjadi oleh wisatawan dalam melakukan perjalanan health tourism, yaitu
berpergian sendiri, adanya hambatan bahasa, memiliki harapan atau ekspektasi
yang terlalu tinggi terhadap tempat tujuan, tidak membaca secara baik kontrak
atau inform consent, tidak mempertimbangkan semua biaya yang akan
dikeluarkan, dan tidak melakukan research yang cukup sebelum berangkat.

Mengoptimalkan Kenyamanan dan Keamanan Wisatawan Health Tourism


dengan D-WAVE (Dewata Health Travel)
Nama D-WAVE merupakan singkatan dari Dewata Health Travel karena
aplikasi ini berbasis di Bali yang sering disebut Pulau Dewata dan menekankan
pada wisata yang mengutamakan wisatawan yang melakukan pemeliharaan
kesehatan. Aplikasi D-WAVE (Dewata Health Travel) ini menargetkan
wisatawan dari mancanegara maupun domestik yang akan berwisata ke Bali.
Aplikasi ini bertujuan memfokuskan pelayanan kepada wisatawan untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan dalam berwisata di tengah pandemi
COVID-19 serta meningkatkan kesehatan jasmani maupun rohani dari wisatawan
tersebut. Semenjak mewabahnya pandemi COVID-19 angka wisatawan yang
berkunjung ke Bali semakin menurun hingga menyebabkan lumpuhnya pariwisata
di Bali. Hal itu dikarenakan masyarakat merasa khawatir ketika berwisata mereka
akan tertular virus COVID-19, maka dari itu D-WAVE (Dewata Health Travel)
akan membantu pulihnya pariwisata di Bali dengan membentuk suatu program
dan pelayanan pariwisata berbasis health tourism dengan menerapkan protokol
kesehatan yang ketat di Bali dan memanfaatkan teknologi aplikasi yang mudah
diakses oleh para wisatawan. Tim dari D-WAVE akan bekerja sama dengan
pemerintah Bali khususnya Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali agar
memudahkan D-WAVE untuk mencapai tujuannya serta meningkatkan rasa
kepercayaan dari masyarakat khususnya para wisatawan terhadap aplikasi ini.
Selain itu, D-WAVE juga akan bekerja sama dengan para travel agent di Bali.
Aplikasi D-WAVE (Dewata Health Travel) akan menjadi wadah para travel
agent yang sudah memenuhi syarat untuk bekerja sama dengan D-WAVE dalam
menawarkan dan mempromosikan travel mereka kepada para wisatawan.
D-WAVE merupakan aplikasi yang akan membantu para wisatawan
memilih travel agent yang bisa membuat mereka merasa nyaman dan aman
selama berwisata di Bali karena D-WAVE menampung berbagai travel agent
yang telah memenuhi syarat dari tim D-WAVE sendiri beserta Dinas Pariwisata
Provinsi Bali dengan paket wisata yang masing-masing travel agent tersebut
tawarkan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para travel agent untuk dapat
bekerja sama dengan D-WAVE, yaitu diterapkannya protokol kesehatan secara
ketat seperti ketersediaan handsanitizer, masker, dan faceshield selama berwisata
bagi wisatawan maupun karyawan travel agent tersebut di dalam transportasi,
hotel, maupun tempat wisata. Kemudian, adanya kegiatan wisata yang ditawarkan
akan bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani maupun
rohani para wisatawan seperti kegiatan pilates, yoga, meditasi, jogging bersama
yang dilakukan pada pagi hari serta spa dan massage untuk merileksasi diri dan
melemaskan otot-otot. Lalu, travel agent harus memastikan dan menjaga
transportasi, tempat menginap, serta objek wisata yang nantinya akan dikunjungi
oleh para wisatawan steril khususnya dari virus COVID-19. Para travel agent juga
harus terus memantau kesehatan para pegawainya terutama guide dan driver yang
akan mememani para wisatawan tersebut. Ketika semua hal itu mampu dipenuhi
oleh travel agent yang bersangkutan, maka mereka bisa bergabung secara resmi
dengan D-WAVE. Tim dari D-WAVE sendiri beserta beberapa pegawai Dinas
Pariwisata akan langsung memeriksa hal-hal tersebut dan terdapat dokumentasi
yang akan diupload beserta foto dan video promosi mereka pada laman travel
agent tersebut di dalam aplikasi D-WAVE. Travel agent juga harus memberikan
laporan menyeluruh tentang aktivitas wisata mereka secara berkala. Tim D-
WAVE dan pegawai Dinas Pariwisata juga akan memeriksa setiap 1 bulan sekali.
Karena bekerja sama dengan pemerintah, aplikasi ini nantinya dapat
diunduh pada laman situs resmi Dinas Pariwisata Provinsi Bali yang dapat
dijangkau oleh wisatawan mancanegara. Saat membuka aplikasi, wisatawan akan
disuguhkan halaman awal berisi tulisan “D-WAVE” dan setelah beberapa detik
halaman akan berganti menjadi halaman sign-in, pada halaman ini wisatawan
dapat memasukan username/e-mail address dan password, kemudian menekan
bagian sign in pada layar atau menekan bagian sign up apabila belum memiliki
akun. Pada bagaian sign up wisatawan akan mengisi Name, e-mail address, phone
number, dan password kemudian menekan bagian sign up apabila telah selesai
dan wisatawan akan menemukan halaman menu. Halaman menu memperlihatkan
fitur yang dapat digunakan oleh wisatawan seperti profile, chat history yang telah
dilakukan sebelumnya dengan travel agent, beserta travel list. Apabila wisatawan
menekan bagian travel list akan diberikan halaman yang berisi daftar travel
rekomendasi D-WAVE dan travel lainnya yang bisa dipilih secara bebas oleh
wisatawan. Travel list tersebut berisi kotak profil yang berisi gambar, nama dan
rating dari travel tersebut. Apabila menekan kotak profil salah satu travel akan
menunjukan gambar profil, deskripsi, serta paket wisata yang ditawarkan oleh
travel itu. Dalam deskripsi memuat sejarah travel, alamat travel, foto serta video
promosi dan bukti pemenuhan syarat yang telah mereka lakukan. Lalu, pada
pilihan paket wisata, wisatawan bisa memilih beragam paket wisata dengan
destinasi, kegiatan, serta harga yang berbeda. Pada laman ini wisatawan juga bisa
menghubungi pihak travel untuk bertanya, membuat janji, maupun menyelesaikan
administrasi dengan menggunakan fitur chat yang sudah disediakan. Selanjutnya,
setelah mereka yakin untuk memilih travel agent tersebut, mereka bisa melakukan
pembayaran di muka dengan cara transfer atau secara langsung ketika selesai
menjalani kegiatan yang travel agent tersebut tawarkan. Para wisatawan bisa
menyesuaikan tanggal dan waktu yang mereka inginkan ketika berwisata ke Bali.
Setelah mereka selesai berwisata mereka dapat memberikan poin kepada travel
agent tersebut dan memberikan kritik dan saran. Tim dari D-WAVE akan melihat
travel agent mana yang memiliki poin tinggi dan respon yang positif dari para
wisatawan untuk semakin sering direkomendasikan kepada wisatawan dan poin
beserta saran dan kritik yang diberikan bisa dilihat oleh wisatawan lain. Hal ini
menyebabkan para travel agent tersebut berlomba-lomba untuk memberikan
pelayanan yang menarik dan optimal dibarengi dengan menjalankan protokol
kesehatan yang ketat.

Merealisasikan D-Wave (Dewata Health Travel) Sebagai Teknologi Aplikasi


Health Travel
Health tourism merupakan perjalanan pariwisata kesehatan untuk
pemeliharaan atau pemulihan kesehatan pada hakikatnya dilakukan oleh orang
yang sehat, tidak menderita suatu penyakit, atau orang yang baru sembuh dari
penyakit. D-WAVE adalah inovasi yang penulis tawarkan untuk mengoptimalkan
keamanan dan kenyamanan wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah Bali
dengan tujuan untuk melakukan pemeliharaan kesehatan. D-WAVE memiliki
beberapa keunggulan, yang pertama wisatawan tidak perlu ragu untuk
menggunakan aplikasi ini karena D-WAVE nantinya akan bekerja sama dengan
pemerintah sehingga aplikasi ini aman untuk digunakan. D-WAVE akan
memudahkan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata karena hanya
memerlukan satu aplikasi, wisatawan juga dapat melakukan pemesanan di rumah
masing-masing karena aplikasi ini berbasis online. Selain itu wisatawan tidak
perlu risau untuk bepergian karena pada aplikasi D-WAVE sudah disediakan
beberapa paket wisata yang dapat dipilih oleh wisatawan sesuai kebutuhan dan
kondisi.
Paket wisata yang beragam akan memberikan wisatawan pilihan sehingga
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kondisi wisatawan serta tidak terpaku
kepada satu paket perjalanan saja. Wisatawan juga akan diberikan informasi
mengenai tempat wisata yang akan dikunjungi. Tempat wisata yang disediakan
adalah tempat wisata dengan protokol kesehatan yang baik dan benar juga aman
untuk dikunjungi sehingga wisatawan akan merasa aman. Tidak luput pada
pekerja, guide, driver juga pekerja lainnya akan mematuhi protokol kesehatan
yang berlaku dan dipastikan terbebas dari virus COVID-19. D-WAVE juga
sebagai wadah yang akan membantu para travel agent yang terkena dampak
negatif pandemi COVID-19 untuk meningkatkan pendapatan mereka kembali.
Namun, ada beberapa kekurangan pada aplikasi D-WAVE, yaitu fitur-fitur pada
aplikasi yang dirasa kurang lengkap yang akan di upgrade sepanjang waktu untuk
meningkatkan kualitas aplikasi ini. Daerah tujuan wisata aplikasi ini hanya pada
satu wilayah yaitu daerah Bali sehingga untuk wisatawan yang ingin melakukan
perjalanan wisata dalam meningkatkan kesehatan pada daerah selain daerah Bali
tidak dapat menggunakan aplikasi ini.
Untuk memperkenalkan D-WAVE kepada khalayak luas akan dilakukan
iklan secara online di beberapa platform sosial media yang banyak digunakan oleh
masyarakat seperti Instagram, Twitter, dan YouTube. Selain itu, kami akan
mempromosikan kegiatan kami dengan memanfaatkan akun sosial media resmi
dari D-WAVE pada beberapa platform. Dalam mencari dana yang akan digunakan
dalam membangun D-WAVE melibatkan anggota yang memprakarsai
terbentuknya D-WAVE dengan bantuan modal dari setiap anggota. Untuk
pencarian anggota yang menjalankan D-WAVE dilakukan seperti penyebaran
brosur lowongan anggota D-WAVE dan promosi iklan pada surat kabar, media
sosial, serta saluran TV lokal. Kemudian, mereka yang mendaftar akan diseleksi
sesuai standar yang diberikan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Diharapkan
dengan adanya D-WAVE dapat menjadi inovasi dalam bidang teknologi dengan
tujuan mengoptimalkan keamanan dan kenyamanan wisatawan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus. 2011. Health and Wellness Tourism: Jenis dan Potensi Pengembangannya
di Bali. Tersedia Pada:
https://www.researchgate.net/publication/273694787_Health_and_Wellnes
s
_Tourism_Jenis_dan_Potensi_Pengembangannya_di_Bali. Diakses pada
tanggal 11 Maret 2021 pukul 21.17 WITA.
Edwin. 2014. Medical & Health Tourism. Tersedia pada:
https://www.indramuhtadi.com/blog-articles-2014/topik-ke-177-medical-
health-tourism. Diakses pada tanggal 11 Maret pukul 11.48 WITA.
Widyawati, MKM. 2021. Perbaiki Sektor Pariwisata di Masa Pandemi COVID-19,
Menkes Tekankan Protokol Kesehatan. Tersedia pada:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20201126/5735810/perbaiki-sektor-pariwisata-masa-pandemi-covid-
19-menkes-tekankan-protokol-kesehatan/. Diakses pada pada tanggal 11
Maret 2021 pukul 09.51 WITA

iii
LAMPIRAN

Gambar 1. Halaman Awal Gambar 2. Halaman Sign in

Gambar 3. Halaman Sign up Gambar 4. Halaman Menu


Gambar 5. Halaman Profil Pengguna Gambar 6. Halaman Chat History

Gambar 7. Halaman Travel List Gambar 8. Halaman Profil Travel


Gambar 9. Halaman Paket Wisata Gambar 10. Halaman Chat

Anda mungkin juga menyukai