Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Hilmah Noviandry R, S.Kep., M.Kes
DISUSUN OLEH :
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakn dengan sesungguhnya bahwa laporan pendahuluan praktikum dengan
tema judul “MENGUKUR TEKANAN DARAH, NADI, SUHU, RR, DAN MENGATUR POSISI
PASIEN” yang dibuat untuk melaksanakan praktik Ilmu Keperawatan Dasar (IKD). Sejauh
yang saya ketahui isi dari laporan yang bertema seperti yang disebutkan diatas adalah hasil
dari karya saya sendiri dan bukan menjiplak atau memplagiat karya laporan oran lain.
Penulis
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..........................................................................................................i
Halaman Pengesahan....................................................................................................ii
Surat Pernyataan...........................................................................................................iii
Kata Pengantar..............................................................................................................iv
Daftar Isi.......................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..........................................................................................................1
3. Tujuan.......................................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN
4. Menghitung RR.......................................................................................................16
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan...............................................................................................................26
2. Saran.........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................27
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tanda-tanda vital adalah suatu standar nilai yang digunakan untuk mengukur fungsi dasar
tubuh. Pengukuran TTV dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan kondisi kesehatan
seseorang secara umum. Pengukuran tanda-tanda vital juga dapat memberikan petunjuk
mengenai penyakit yang sedang diderita seseorang, serta menggambarkan tingkat efektivitas
perawatan yang dijalani. Nilai TTV normal dapat berbeda, tergantung dari usia, jenis
kelamin, berat badan, hingga kondisi kesehatan seseorang. Ada empat tanda vital yang paling
utama di tubuh, yaitu: Denyut nadi ,Tekanan darah ,Laju pernapasan ,Suhu tubuh
Nilai TTV normal untuk denyut nadi
Pengukuran denyut nadi termasuk salah satu prosedut pemeriksaan TTV normal
Pengukuran denyut nadi dilakukan untuk mengetahui jumlah detak jantung per menit. Selain
itu, pengukuran ini juga dapat mengetahui ritme detak jantung dan kekuatan detak
jantung.Nilai denyut nadi yang normal untuk orang dewasa adalah 60-100 kali per menit.
Namun, denyut dapat lebih rendah atau tinggi dari rentang normal sehabis berolahraga,
sedang sakit, cedera, atau ketika mengalami kondisi psikologis yang tidak stabil.Perempuan
berusia 12 tahun ke atas, umumnya memiliki denyut nadi yang lebih cepat dibandingkan laki-
laki. Selain itu orang yang berprofesi sebagai atlet, seperti pelari, mempunyai nilai denyut
nadi yang cenderung lebih lambat dari normal, yaitu sekitar 40 kali per menit. Kondisi ini
disebabkan oleh latihan kardio yang sering mereka lakukan.
Nilai TTV normal tekanan darah
1
di antara detakan.Angka 120/80 mmHg merupakan ukuran tekanan darah normal. Berikut ini
rentang nilai tekanan darah yang menandakan adanya gangguan kesehatan.
• Tekanan darah rendah
Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah rendah apabila tensinya teraba pada angka
90/60 mmHg atau kurang. Bagi beberapa orang, tekanan darah tersebut memang tidak
menimbulkan masalah.Namun, jika pada tekanan darah tersebut Anda merasakan gejala lain
seperti pusing, mual, keringat dingin, hingga pingsan, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
• Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi dibagi ke dalam beberapa tingkat, yaitu pra-hipertensi, tingkat 1, dan
tingkat 2. Pra-hipertensi. Seseorang dikatakan berada pada tingkat pra-hipertensi apabila hasil
pengukuran tekanan darahnya menunjukkan angka sistole sebesar 120-129, sedangkan
diastolenya kurang dari 80. Tingkat 1. Kondisi ini terjadi jika tekanan sistole tercatat pada
angka 130-139 dan diastole pada angka 80-89.
Tingkat 2. Jika tekanan sistole tercatat pada angka 140 atau lebih dan diastole 90 atau lebih,
tekanan darah tinggi masuk pada tingkat 2.
Nilai TTV normal untuk pernapasan
Mengukur pernapasan perlu dilakukan untuk melihat status kesehatan
Saat mengukur tanda-tanda vital, perawat atau dokter akan mengukur intensitas Anda
bernapas dalam satu menit. Untuk orang dewasa, nilai TTV normal untuk jumlah napas
adalah 12-16 kali per menit.Untuk menghitung jumlah pernapasan dalam satu menit, tenaga
kesehatan akan mengukur intensitas dada Anda terlihat naik atau sedang mengambil napas.
Mengukur pernapasan juga dapat dilakukan dengan memegang bahu, dan menghitung
intensitas bahu terasa naik saat sedang bernapas.Jumlah pernapasan dapat meningkat saat
seseorang sedang mengalami demam atau gangguan kesehatan lainnya.
Suhu tubuh yang normal adalah 36,5 hingga 37,2 derajat celcius
Ukuran suhu tubuh seseorang dapat berbeda, tergantung dari Jenis kelamin, Aktivitas yang
dilakukan Makanan dan minuman yang dikonsumsi, Cuaca, Siklus menstruasi pada wanita
Untuk orang dewasa yang sehat, temperatur tubuh yang normal dapat berkisar antara 36,5
derajat Celcius hingga 37,2 derajat Celcius. Pengukuran temperatur tubuh dapat dilakukan
dengan bermacam cara, seperti:Secara oral atau melalui mulut ,Melalui rektal atau anus
Dengan menjepit termometer di ketiak, Melalui telinga, Dengan menempelkan termometer
pada kulit dahi, Secara internal, melalui pengukuran suhu di organ dalam seperti
kerongkongan, jantung, atau kandung kemih.Seseorang dikatakan demam apabila suhu
2
tubuhnya meningkat sekitar satu derajat dari rentang suhu tubuh yang normal. Sementara itu,
seseorang dikatakan hipotermia apabila suhu tubuhnya kurang dari 35 derajat
Celcius.Mengenali tanda-tanda vital di tubuh dapat membantu Anda cepat menyadari apabila
ada nilai TTV yang tidak normal. Meski tidak selalu menandakan gangguan, namun tidak ada
salahnya untuk segera saat merasa nilai TTV Anda tidak normal, sebagai langkah
pencegahan.
Pengaturan posisi pasien melibatkan pemeliharaan dengan benar keselarasan tubuh
netral pasien dengan mencegah hiperekstensi dan rotasi lateral yang ekstrim untuk mencegah
komplikasi imobilitas dan cedera. Memposisikan pasien adalah aspek penting dari praktik
dan tanggung jawab seorang perawat.
Dalam pembedahan, pengumpulan spesimen, atau perawatan lain, pemosisian pasien
yang tepat dapat memberikan eksposur yang optimal dari tempat pembedahan / perawatan
dan pemeliharaan martabat pasien dengan mengendalikan eksposur yang tidak perlu.
2. RUMUSAN MASALAH
a). Apa macam macam TTV
b). Apa indikasi dan kontraindikasi dari pemeriksaan TTV
c). Apa macam macam Posisi pada pasien
d). Bagaimana Prosedur kerja dari TTV dan Pemberian posisi pada pasien
3. TUJUAN
a). Melakukan pengukuran tekanan darah
b). Melakukan pengukuran nadi
c). Melakukan pengukuran temperatur/suhu tubuh
d). Melakukan pengukuran pernafasan (respiration rate)
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengukuran tekanan jantung untuk melawan tahanan dinding pembuluh darah saat systole
dan diastole. Yang diukur dalam satuan mmHg dengan alat yang disebut tensimeter
( sfigmomanometer atau Aneroid manometer).
Tekanan Darah (TD) normalnya 100-120/60-80 mmHg Tekanan darah memiliki 2
komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu ventrikel berkonstraksi, darah akan
dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaaan ini disebut sistolik, dan tekanan aliran darah pada
saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel sedang rileks, darah dari atrium
masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan
darah diastolik.
B. Tujuan Mengukur Tekanan Darah
1. Pada saat pertama kali mencatat riwayat kx, sebagai data dasar
2. Pada setiap pemeriksaan antenatal
3. Pada kondisi klinis yang telah ditetapkan, misalnya syok dan perdarahan, gejala –
gejala seperti sakit kepala, penglihatan kabur, proteinuria.
4. Hipertensi akibat kehamilan.
5. Bayi preterm atau bayi sakit
6. Tranfusi darah
7. Selama dan setelah pembedahan.
.
Pada dasarnya pemeriksaan tekanan darah dengan teknik ambulatori ini tidak
memiliki kontraindikasi mutlak. Namun pada beberapa keadaan pemeriksaan ini tidak
disarankan, yaitu pada pasien dengan hipertensi maligna dengan tekanan darah sistol
lebih dari 180 mmHg atau tekanan darah diastol lebih dari 110 mmHg, serta pada
4
kasus hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan darah sistolik di atas 160 mmHg
dan diastolik di bawah 70 mmHg.
Prosedur ini tidak disarankan pada kedua keadaan tersebut karena pengukuran yang
berlangsung selama 24 jam dapat menimbulkan keterlambatan pengobatan pasien.
Pada pasien dengan nadi yang tidak teratur dan aritmia, pemeriksaan tekanan darah
dengan teknik ambulatori ini dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat sehingga
tidak rutin dikerjakan.
E. Tahap kerja
5
Jika manset tidak bisa dipasang pada kedua ekstremitas atas, pengukuran
tekanan darah bisa dilakukan di kaki. Letakkan manset 2-3 cm diatas lutut.
Prosedur pemasangan sama sepeerti pemasangan di tangan, hanya saja
stetoskop diletakkan di atas arteri popliteal.
5. Anjurkan px untk merilekskan lengannya. Raba denyut arteri brakhialis dengan
ketiga jari tengah.
6
E. Evaluasi
7
2. PEMERIKSAAN NADI
Pengukuran getaran / denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi
ventrikel kiri ke jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan
menggunkaan ujung jari tangan di sepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada
tempat2 tonjolan tulag dengan sedikit menekan di atas pembuluh darah arteri.
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100 x/menit
Takikardi jika > 100 x/menit dan Bradikardi jika < 60 x/menit
Lokasi pemeriksaan denyut nadi diantaranya :
a. Arteri radialis
b. Arteri ulnaris
c. Arteri brachialis
d. Arteri karotis
e. Arteri temporalis superfisial
f. Arteri maksiliaris eksterna
g. Arteri femoralis
h. Arteri dorsalis pedis
i. Arteri tibialis posterior
8
D. Kontra Indikasi Pemeriksaan Nadi
Jika pengukuran denyut nadi yang dilakukan oleh pelayan kesehatan dibawah normal.
E. Tahap kerja
A. Persiapan Alat
1. Arloji
2. stetoskop
3. sarung tangan bersih
4. buku catatan
B. Persiapan Pasien
C. Persiapan Lingkungan
D. Pelaksanaan Tindakan
9
5. Hitung frekuensi denyut nadi selama 1 menit penuh atau selama 30 detik lalu
dikalikan dua.
6. Evaluasi ritme nadi.
7. Rapikan px dan beritahukan hasil pemeriksaan.
8. Alat – alat dirapikan dan disimpan di temaptnya
9. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
10. Catat hasil pengukuran ke lembar pemeriksaan atau buku catatan.
E. Evaluasi
10
3. MENGUKUR SUHU TUBUH
1. Pada saat pertama kali mencatat riwayat kx, sebagai data dasar
2. Pada setiap pemeriksaan antenatal
3. Pada kondisi klinis yang telah ditetapkan, misalnya syok dan perdarahan, gejala –
gejala seperti sakit kepala, penglihatan kabur, proteinuria.
4. Hipertensi akibat kehamilan.
5. Bayi preterm atau bayi sakit
6. Tranfusi darah
7. Selama dan setelah pembedahan.
8. Luka Bakar
9. Luka Terbuka
10. Infeksi
.
1. Bayi
2. Anak Kecil
3. Klien Dengan Bedah oral
11
4. Nyeri atau trauma pada mulut
5. Klien tidak sadar
6. Pernapasan Mulut
E. Tahap kerja
Termometer Aksila.
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Buka dua kancing baju pasien pada bagian atas, atau jika pasien memakai kaos
gulung lengan kaos hingga bahu.
3. Berikan tisu pada px, minta px untuk membersihkan ketiak dengan tisu. Jika px
tidak sadar atau tidak memungkinkan menekuk tangannya, perawat membantu
px membersihkan ketiak
4. Jika menggunakan termometer raksa, periksa terlebih dahulu apakah raksa
sudah menunjukkan angka di bawah 35°C; turunkan raksa hingga di bawah
35°C sebelum mengukur suhu tubuh. Jika menggunakan thermometer digital,
periksa terlebih dahulu baterainya.
5. Letakkan bagian logam thermometer tepat di tengah ketiak. Perhatikan jangan
sampai berdesakan dengan baju pasien.
12
6. Setelah thermometer terpasang dengan tepat, minta pasien untuk mengempit
thermometer. Thermometer tetap di ketiak selama ± 5 menit ( thermometer
raksa) atau hingga alarm thermometer berbunyi ( thermometer digital ).
7. Ambil thermometer dari ketiak px lalu baca hasil pengukuran suhunya. Masukkan
ke dalam cairan desinfektan selama 15 menit, lalu cuci dengan air sabun, dan
bilas dengan air bersih. Jika menggunakan thermometer digital, bersihkan ujung
thermometer dengan kapas alcohol. Segera keringkan setelah termometer
dibersihkan.
8. Turunkan air raksa hingga di bawah 35°C lalu kembalikan pada tempatnya.
9. Rapikan pasien dan beritahukan hasilnya pada pasien
10.Kembalikan alat yang digunakan pada tempatnya
11.Lepas sarung tangan dan cuci tangan
12.Dokumentasikan dalam lembar pemeriksaan atau buku catatan px.
Termometer Rektal :
1. Cuci tangan
2. Buka tutup jelly, oleskan sedikit pada ujung thermometer rectal
3. Buka celana pasien atau singkapkan baju pasien ke atas lalu bersihkan
permukaan luar rectum pasien.
4. Gunakan tangan tidak dominan untuk mengangkat pantat bagian atas pasien
hingga perawat bisa melihat rectum pasien.
13
12. Dokumentasikan dalam lembar pemeriksaan atau buku catatan pasien.
Termometer Oral
E. Evaluasi
15
4. MENGHITUNG RR
A. Definisi Menghitung RR
Suatu kegiatan yang dilakukan nuntuk mengetahui fungsi sistem pernapasan yang
terdiri dari mempertahankan perukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan
pengaturan keseimbangan asam basa
Dewasa (>18 tahun) 60-100 12-20 100-140
Remaja (12-18 tahun) 60-100 12-16 90-110
Anak-anak (5-12 tahun) 70-120 18-30 80-110
Pra sekolah (4-5 tahun) 80-140 22-34 80-100
Bawah 3 tahun/Toddler (1-3 tahun) 90-150 24-40 80-100
Bayi (1 bulan – 1 tahun) 100-160 30-60 70-95
Baru lahir/infant (0-1 bulan) 120-160 40-60 50-70
B. Tujuan Menghitung RR
C. Indikasi Menghitung RR
1. Maternal
a. Masuk RS dengan keluhan pernafasan, misalnya asma, nyeri dada,
tuberkolosis dll. Nyeri dada, sesak nafas, sianosis, kecelakaan lalu lintas atau
gannguan serius lainnya, seperti perdarahan hebat atau pre eklamsi
b. Selama dan setelah pembedahan
16
c. Adanya tanda2 perubahan pola nafas yang berkaitan dengan kesedihan
psikologis
2. Bayi
a. Pada saat lahir, sebagai bagian dari skor APGAR
b. Adanya tanda2 sianosis, retraksi strernum, pernafasan cuping hidung, bunyi
nafas sing, misalnya mendengkur atau pernafasan yang berat / sulit, saat bayi
menggunakan energy yang besar untuk bernafas.
E. Tahap kerja
1. Arloji
2. Jam tangan
3. sarung tangan bersih
4. buku catatan
1. lakukan prosedur ini setelah menghitung frekuensi nadi pasien, dengan tangan perawat
tetap memegang arteri radialis. Alternatif lainnya, lakukan prosedur ini saat px tidur,
sebelum melakukan pengukuran TTV lainnya. Jika px tampak menahan nafas, tepuk
perlahan bahu atau kakinya untuk merangsang pernafasan kembali normal.
2. Observasi pergerakan dinding dada, atau rasakan gerakan dinding dada px. Observasi juga
adanya kesulitan bernafas atau penggunaan otot bantu pernafasan.
17
3. Hitung frekuensi pernafasan px ( satu kali respirasi adalah satu inspirasi dan satu
ekspirasi) selama satu menit penuh jika pernafasan tampak ireguler atau sangat lembut.
Jika pernafasan tampak teratur, bisa dihitung selama 30 detik lalu dikalikan 2.
4. Catat ritme, kedalaman dan pola pernafasan ke dalam lembar pencatatan.
5. Rapikan px dan beritahukan hasil pemeriksaan.
6. Alat – alat dirapikan dan disimpan di temaptnya
7. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
8. Catat hasil pengukuran ke lembar pemeriksaan atau buku catatan.
E. Evaluasi
18
5. MENGATUR POSISI PASIEN
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepalatempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan
pasien.
Tujuan
19
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh
akibat posisi yang menetap.
Indikasi
2. Selimut
3. Bantal
Cara kerja :
2. Dudukkan pasien
Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk
15-60 derajat.
20
Tujuan
1. Mobilisasi
Cara / prosedur
Definisi :
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri,
posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat melalui anus (supositoria).
Tujuan :
21
mencegah aspirasi
4. Mencegah decubitus
Indikasi :
2. Selimut
Cara kerja :
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi
22
ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke
otak.
2. Selimut
Indikasi :
1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi.
2. Selimut
Cara kerja :
23
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang
punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan
kedua lutut flexi (ditarik atau direnggangkan) diatas
tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.
Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan
ketegangan punggung belakang.
Indikasi :
2. Untuk persalinan
1. Tempat tidur
2. Selimut
Cara kerja :
24
dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
Definisi :
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua
kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini
dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Indikasi :
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
Cara kerja:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian
angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap
paha
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus
untuk posisi lithotomic
4. Pasang selimut
25
BAB 3
PENUTUP
A.. KESIMPULAN
Setelah memahami tentang tanda-tanda vital. Dan kesimpulannya adalahkesehatan
pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vitalseperti denyut nadi,
tekanan darah, pernapasan, suhu badan, dan berat badan.Bagaimana prosedur pelaksanaan
yang berperan penting kepada masyarakatatau pun pasien dan bertujuan untuk menambah
pengetahuan. Seperti padatekanan darah, seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka
tekanandarah akan meningkat. Dan emosi ataupun rasa nyeri yang di alami olehseseorang itu
juga berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah.Dengan demikian Suhu tubuh dapat
menunjukkan keadaan metabolisme dalamtubuh, denyut nadi dapat menunjukkan perubahan
pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan, dan
tekanan darah dapat menilaikemampuansistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan
denyut nadi.
Dan juga sama halnya dengan mengatur posisi pada pasien merupakan tindakan yang
penting karena juga dapat mempengaruhi keberhasilan proses asuhan keperawatan terhadap
pasien
B. SARAN
26
Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda tanda vital.
Karena kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda tanda vital lmaka kita tidak bisa
memberikan evaluasi respon klien terhadap intravena yang diberikan karena pemeriksaan
tandatanda vital merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien
DAFTAR PUSTAKA
27