Anda di halaman 1dari 17

Nama : Fitria Try Handayani

NIM : 2008036016
Kelas : Kimia 2A
TUGAS RESUME
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

A. Sejarah Perkembangan Pancasila


Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang berada,
tumbuh dan berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Oleh
karena keluhuran sifat nilai-nilai pancasila tersebut, dia merupakan sesuatu yang akan
dicapai dalam hidup masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Indonesia. Dengan
begitu, kedudukan nilai-nilai pancasila merupakan ukuran bagi baik-buruknya atau benar
– salahnya sikap warga negara secara nasional. Dengan kata lain, nilai pancasila
merupakan tolok ukur, penyaring, atau alat penimbang, bagi semua nilai yang ada, baik
dari dalam maupun luar negeri.

Adapun tata urutan dan rumusan pancasila yang termuat di dalam pembukaan
UUD 1945 adalah:

1. Ketuhanan yang maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Perkembangan Pancasila Pada Masa Orde Lama

Masa – masa awal orde lama adalah ketika Indonesia baru saja menjadi negara
merdeka, lepas dari penjajahan Belanda dan Jepang. Istilah Orde Lama muncul ketika
pemerintahan di era Presiden Soeharto mendapatkan sebutan sebagai Orde Baru. Pada
periode orde lama Presiden Soekarno menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan. Sebagai negara yang baru saja merdeka, tidak aneh jika terjadi beberapa
peralihan sistem pemerintahan di masa orde lama ini. Sistem – sistem pemerintahan
demokrasi pada masa orde lama yang berbeda terjadi dalam tiga tahap pada era
kepemimpinan Presiden Soekarno.

1. Pasca Kemerdekaan (1945 – 1950)


Selama kurun waktu dalam pengertian orde lama terjadi perubahan sistem
pemerintahan dari presidensial menjadi sistem parlementer. Dalam sistem
pemerintahan presidensial terdapat fungsi ganda Presiden yaitu sebagai badan
eksekutif sekaligus juga badan eksekutif. Penyimpangan pada masa orde lama
juga telah terjadi di kurun waktu ini seperti perubahan fungsi Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP). KNIP tadinya berfungsi sebagai pembantu presiden
namun berubah menjadi badan yang diberi kekuasaan legislatif dan turut diberi
wewenang untuk menetapkan GBHN yang tadinya adalah wewenang MPR.
Kabinet presidensial juga berubah bentuk menjadi kabinet parlementer pada masa
ini. Ciri – ciri dari sistem pemerintahan parlementer yaitu:
a. Kekuasaan legislatif lebih memiliki kekuatan daripada kekuasaan
eksekutif
b. Menteri – menteri yang ada di kabinet harus
mempertanggungjawabkan tindakannya kepada DPR
c. Program kebijaksanaan kabinet harus sesuai dengan tujuan politik
yang dimiliki sebagian anggota parlemen tersebut.
2. Demokrasi Liberal (1950 – 1959)
Periode dalam pengertian orde lama ini disebut masa demokrasi liberal
karena menggunakan prinsip – prinsip liberal dalam politik dan sistem
ekonominya. Beberapa ciri – ciri dari sistem pemerintahan demokrasi liberal
yaitu:
a. Presiden hanya bertindak selaku kepala negara dan hanya berhak
mengatur pembentukan kabinet.
b. Presiden dan wakilnya tidak dapat diganggu gugat
c. Kebijakan pemerintahan dipertanggung jawabkan oleh kepala
pemerintahan yaitu Perdana Menter
d. Presiden memiliki hak untuk membubarkan DPR
3. Demokrasi Terpimpin (1959 – 1968)
Di masa ini terjadi berbagai penyimpangan yang mengakibatkan beberapa
peristiwa besar dalam sejarah Indonesia, yaitu:
a. Mengidentikkan Pancasila dengan paham Nasakom (Nasionalisme,
Agama dan Komunis)
b. Menetapkan produk hukum yang setingkat UU dalam bentuk
penetapan presiden dan bukan persetujuan legislatif.
c. MPRS mengangkat Soekarno sebagai Presiden seumur hidupnya
dalam sejarah MPR dan sejarah DPR yang menyimpang.
d. Pembubaran DPR hasil pemilu pada masa orde lama tahun 1955 oleh
Presiden..

C. Perkembangan Pancasila Pada Masa Orde Baru

Masa pemerintahan orde baru dimulai pada tahun 1967. Presiden Soekarno secara
resmi menyerahkan mandatnya kepada jenderal Soeharto melalui Supersemar (Surat
Perintah Sebelas Maret). Latar belakang dikeluarkannya Supersemar adalah akibat
peristiwa Gerakan 30 September 1965 (Gestapu, Gestok, atau G30S / PKI), yaitu aksi
kudeta PKI (Partai Komunis Indonesia) yang menculik dan membunuh beberapa perwira
TNI AD dan beberapa orang penting lainnya.

Kejadian ini memicu kekacauan negara. Pembantaian anggota PKI terjadi di


mana-mana, dan keamanan negara menjadi tidak terkendali. Rakyat Indonesia melakukan
demo besar-besaran yang menuntut pembubaran PKI dan pengadilan bagi tokoh-tokoh
PKI. Melalui bantuan Angkatan ‟66, masyarakat Indonesia mengajukan Tritura atau Tiga
Tuntutan Rakyat, yaitu:

1. Menuntut pemerintah untuk membubarkan PKI beserta organisasi-organisasi


pendukungnya, seperti Gerwani, Lekra, BTI, Pemuda Rakyat, dan sebagainya.
2. Menuntut pemerintah untuk melakukan pembersihan kabinet Dwikora (Dwi
Komando Rakyat) dari unsur-unsur PKI, seperti wakil Perdana Menteri I, Drs.
Soebandrio.
3. Menuntut pemerintah untuk menurunkan harga bahan pokok dan memperbaiki
ekonomi. Kondisi ekonomi Indonesia tidak stabil sejak era kemerdekaan, dan
makin memburuk pada pertengahan tahun 60-an.

Tujuan utama pemerintahan orde baru adalah menciptakan stabilitas ekonomi dan
politik. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah meluncurkan berbagai
macam kebijakan, yaitu:

1. Kebijakan Ekonomi Membuat program yang disebut dengan Rencana


Pembangunan Lima Tahun (Repelita), yaitu :
a. Repelita I (1969-1974), menekankan pada pertanian dan infrastruktur
dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
b. Repelita II (1974-1979), menekankan pada pemerataan pembangunan
di luar Jawa, Bali, dan Madura salah satunya melalui transmigrasi.
c. Repelita III (1979-1984), menekankan pada industri padat karya dalam
rangka meningkatkan ekspor.
d. Repelita IV (1984-1989), menekankan pada penciptaan lapangan kerja
baru terutama dalam bidang industri.
e. Repelita V (1989-1994), menekankan pada pembangunan sector
transportasi, komunikasi, dan pendidikan.
Isi Trilogi Pembangunan, yaitu :
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
c. Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis.
2. Kebijakan Politik
a. Pembentukan Kabinet Pembangunan
b. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya Suharto
c. Pemilihan Umum
d. Pendirian ASEAN

3. Kebijakan Sosial
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah mengeluarkan
berbagai kebijakan, seperti: Program Keluarga Berencana, Transmigrasi,
Gerakan Wajib Belajar, dan Gerakan Orang Tua Asuh.

D. Perkembangan Pancasila Pada Masa Orde Reformasi


a. Pada Masa B.J Habibie (1998–1999)
Masa pemerintahan Habibie dianggap sebagai masa transisi, karena pada masa
pemerintahannya adalah masa yang rawan. Tekanan-tekanan yang ia hadapi membuat
ia sulit untuk menemukan sumber daya material dan manusia pada masa
pemerintahannya. Selama 17 bulan menjabat sebagai presiden ia menjamin adanya
masyarakat yang lebih demokratis, terbuka dan adil.
b. Pada Masa Abdurrahman Wahid (1999–2001)
Pemerintahannya dianggap cukup kontroversial namun membawa nilai persatuan
di dalam kemajemukan suku dan agama. Dilansir dari Sejarah Indonesia Modern
(2005) karya MC Ricklefs, pemerintahan Gus Dur mengalami banyak kemajuan yang
berarti di Indonesia, di antaranya adalah Gus Dur mendukung pluralisme dan
toleransi. Hal tersebut dilihat dari :
1. Umat Tionghoa konfusius yang boleh merayakan Tahun Baru Imlek
2. Memberikan nama Irian Jaya menjadi Papua
3. Membatalkan ketetapan MPRS pada tahun 1966 yang menyatakan tentang
pelarangan marxisme dan komunisme
c. Pada Masa Megawati (2001–2004)
Dalam bidang politik, pemerintahan Megawati masih tidak lepas dari praktik
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Stabilitas nasional masih goyang sehingga ia
menjual beberapa aset negara kepada asing untuk melakukan stabilitas nasional.
Kebijakan pada masa Megawati ini adalah :
a. Turunnya garis kemiskinan dari 28% menjadi 18%
b. Keamanan Negara, pada masa pemerintahannya ia berhasil menciptakan
Perpu tentang anti terorisme, yang disahkan menjadi UU Anti Terorisme.

d. Pada Masa Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2014)


Masa pemerintahan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimulai dari tahun
2004-2014. Di masa pemerintahannya, ada 2 wakil presiden yakni Jusuf Kalla dan
Boediono. Kebijakan politik yang dibuat adalah Kabinet Indonesia Bersatu yang
berada di dalam 2 periode, Kabinet Indonesia Bersatu I dan Kabinet Indonesia
Bersatu II. Pada zaman SBY, KPK direvitalisasikan dan memiliki posisi politik yang
sangat kuat. KPK telah membongkar berbagai kasus salah satunya kasus suap
Kemenpora Wafid Muharram atau kasus korupsi Wisma Atlet yang dilakukan oleh
Nazaruddin.
e. Pada Masa Joko Widodo (2014 – Sekarang)
Kebijakan pada masa Jokowi dan Jusuf Kalla, yaitu :
1. Bidang Politik
Pemerintah disebutkan telah memastikan perlindungan dan rasa aman,
pemerintahan yang bersih, kemajuan desa dan daerah-daerah pinggiran
serta tegaknya sistem hukum..
2. Bidang Ekonomi
Naiknya skor Ease of Doing Business (kemudahan berusaha) sebagai
wujud komitmen pemerintah melakukan perbaikan struktural
berkesinambungan. Selain itu, rasio elektrifikasi yang telah mencapai
98,8% sebagai bagian dari program 35 ribu MW yang ditargetkan
pemerintah juga disebut sebagai sebuah keberhasilan.
3. Bidang Sosial
Pemerintah disebutkan telah memastikan hak rakyat atas tanah melalui
program redistribusi dengan realisasi hingga Juni 2019 mencapai 558.700
bidang dan 418.748 hektar. Sementara yang paling popular, pemerintah
sukses membagikan Kartu Indonesia Pintar kepada 18,9 juta siswa,
Program Keluarga harapan sebanyak 10 juta keluarga dan 96,7 juta orang
peserta Kartu Indonesia Sehat.
E. Pancasila dengan Piagam Jakarta

Sejarah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan isi
Piagam Jakarta. Dalam Piagam Jakarta juga tercantum 5 rumusan dasar negara yang
nantinya mengalami sedikit perubahan sebelum dinamakan Pancasila. Isi Piagam Jakarta
:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Setelah terbitnya Piagam
Jakarta ini, ada banyak tokoh – tokoh non Muslim yang merasa keberatan
dengan bunyi sila pertama.

Setelah diadakannya diskusi, pada tanggal 18 Agustus 1945, sila pertama pun
resmi diganti dan terbentuklah dasar negara yang sah dan benar yang berbunyi :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

F. Kontribusi Islam dengan Pancasila


1. Sila Ke – 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Sila ini merupakan sila pertama dalam urutan sila Pancasila. 6 Konsep
ideologi Ketuhanan yang Maha Esa tidak kita temukan dalam pemahaman sifat
Tuhan pra-Islam. Nilai Ke-tuhanan Yang Maha Esa jelas mengadopsi konsep
bertuhan Islam, hal ini begitu jelas dan tegas Tuhan berfirman dalam Quran ayat
22 surat an-Nahl :

Artinya : “Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa”.


2. Sila Ke – 2 (Kemanusian Yang Adil dan Beradab)
Dalam konteks kemanusiaan yang adil juga beradab, maka Islam juga
turut memasukkan nilai-nilai dasarnyanya yaitu sifat adil yang merupakan sifat
utama Allah Swt yang wajib diteladani oleh manusia. Sifat beradab merupakan
lawan dari sifat zalim, dan sifat adil serta beradab terdapat secara tegas didalam
Quran ayat 90 Surah an-Nahl :

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari berbuat keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu
dapat mengambil pengajaran”.
3. Sila Ke- 3 (Persatuan Indonesia)
Persatuan Indonesia mengandung makna sebuah persatuan berbagai ragam
bahasa, budaya, suku, dan beragam kehidupan manusia Indonesia. Inilah
semangat nasionalisme Indonesia yang beragam. Penghargaan atas keberagaman
dalam persatuan dalam Islam tergambar jelas dalam firman Allah Swt Quran surat
al-Hujurat ayat 13 :
Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki
dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal”.
4. Sila Ke – 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan)
Quran surat Ali Imran ayat 159 :

Artinya : “Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan
itu.”
5. Sila Ke – 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Keadilan sosial berkait dengan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat yang Indonesia, dan Islam telah mencanangkan bentuk masyarakat yang
berkeadilan. Allah Swt berfirman dalam Quran Surat adh-Dhariyat ayat 19 :

Artinya : “Dan pada harta-harta mereka, ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.
[ Materi ]

(Gambar tersebut adalah salah satu contoh keberagaman budaya terutama dalam
keagaaman di Indonesia)

Indonesia memiliki beragam kebudayaan, terutama dalam keagamaan. Indonesia


memiliki enam aga yang diakui yaitu Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Buddha dan KongHu
Chu. Seperti dalam surat Al-Kafirun ayat 6 "Lakuum dinukum waliyadin" yang artinya untukmu
agamamu dan untukku agamaku. Hal tersebut menandakan bahwa kita sembagai manusia dapat
memilih agam yang dipercayainya. Seperti pada gambar di atas, gambar tersebut terdiri dari
orang orang yang berbeda agama yaitu Islam, Hindu dan Katholik. Walaupun berbeda agama,
gambar tersebut bisa menunjukkan bahwa mereka dapat bersatu walaupun adanya perbedaan.
Perbedaan tidak menjadikan mereka sebuah rintangan melainkan menjadikan sebuah tantangan
untuk saling mengerti dan menghormati.
[ Tanggapan Kelompok]

1. Rizky Amelia Cahyanti (kelompok 9)

Saya setuju dengan pendapat presenter. Indonesia terdiri atas berbagai macam budaya, adat-
istiadat, maupun agama. Perbedaan yang ada memang bukanlah suatu alasan yang menjadikan
kita terpecah belah. Karena perbedaan itulah yang menghasilkan keragaman yang ada. Sikap
toleransi ini sangat perlu diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan
beragama, kita harus saling menghargai. Kita dilarang untuk saling mencaci, menghina, atau ikut
campur urusan ibadah penganut agama lain. Seperti contoh di lingkungan saya, mayoritas warga
di RT tempat tinggal saya adalah muslim, namun hanya ada beberapa warga yg beragama non
muslim. Kami saling menghargai, apabila umat non muslim sedang melakukan ibadah atau hari
perayaan, kami tidak mengganggu. Begitupun sebaliknya. Kami saling membantu, bergotong
royong tanpa melihat status agama apa yg dianut. Nah, Kita sebagai generasi muda sangat wajib
menjunjung tinggi toleransi untuk mewujudkan Indonesia yang damai dan tentram.

2. Asyifa Fitrah Awalia (kelompok 8)

Indonesia memiliki beragam perbedaan seperti ras,suku,budaya dan agama. Contohnya pada
perbedaan agama yaitu dengan adanya perbedaan tersebut warga Indonesia tidak boleh
menjadikan hal tersebut alasan agar terpecah belah. Justru dengan adanya perbedaan tersebut
dapat menjadikan persatuan bagi Indonesia. Dengan perbedaan agama tersebut kita dapat lebih
memiliki sikap memahami, menghormati, menghargai dan sikap bertoleransi satu sama lain agar
terciptanya kehidupan yang harmonis. Di kota-kota Indonesia pun banyak yang letak ibadahnya
justru bersebelahan seperti di Kota Cirebon letak masjid dan gereja yang bersebelahan tetapi
masyarakat tidak memiliki rasa terganggu, justru membuat mereka saling mengerti akan
perbedaan.

3. Nadaa Haniyyah AM (Kelompok 3)

Saya setuju dengan pendapat presenter, keberagaman adalah sebuah hal yang lumrah di
Indonesia. Lingkungan sekitar saya tinggal adalah lingkungan yang heterogen. Ada yang berasal
dari timur Indonesia bahkan sampai ras Tionghoa. Kami rukun dalam bertetangga karena
mengedepankan rasa saling menghormati dan menjunjung tinggi toleransi. Tetangga yang
beragama katolik tidak menggangu ketika kami yang beragama Islam beribadah di mushola
terdekat, ia juga tidak dengan sembarangan melepaskan anjing peliharaannya begitu saja,
mengingat banyak anak-anak dan anjing sendiri memiliki najis bagi kami yang beragama Islam.
Bahkan dalam Islam sendiri terdapat banyak kebiasaan yang mungkin berbeda satu dengan
lainnya. Ada yang mengadakan tahlil, ada pula yang tidak. Kami saling menghormati tiap
kebiasaan yang dipegang. Ketika ada tahlil, para tetangga turut serta hadir dan mendoakan. Pun
ketika tidak mengadakan tahlil, ya tidak apa-apa. Dan kebiasaan lain yang sejenis. Kami
berusaha sebisa mungkin membangun lingkungan yang supportif dan aman bagi siapapun.
Karena perbedaan bukan sebuah alasan untuk perpecahan, melainkan sebuah ujian agar kita
semakin kuat dipersatukan.

4. Shafa Zidni Rizkia Mufida (kelompok 10)

Perbedaan-perbedaan di masyarakat Indonesia ini menyebabkan adanya perbedaan


pandangan, tata cara, dan tingkah laku dalam melakukan kehidupan kesehariannya.

Toleransi adalah cara menghargai dan menerima perbedaan atas berbagai perilaku, budaya,
agama, dan ras yang ada di dunia ini. Toleransi adalah keniscayaan bagi bangsa majemuk dengan
berbagai latar belakang suku, agama dan ras seperti Indonesia.

Toleransi tumbuh dengan kesadaran bahwa keanekaragaman suku, agama, ras dan bahasa
terjadi karena sejarah dengan semua faktor yang mempengaruhinya, juga dengan kondisi ruang
dan waktunya yang berbeda termasuk prasangka, keinginan dan kepentingannya.

Kesadaran individu akan masing-masing keyakinan yang dipeluk yang memiliki makna dan
kepentingan yang berbeda sehingga diperlukan sikap toleransi.

5. Neysha Hermaya 2008036005 (kelompok 4)

Apabila dianalisis secara cermat, nilai-nilai yang terkandung di dalam kelima sila Pancasila
sebagai dasar negara sudah sangat akurat dan up to date untuk diterapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, yang diketahui bahwa Kebhinekaan Indonesia dapat dipersatukan
melalui Pancasila yang sudah merupakan harga mati dalam kehidupan ini.

Setiap anak bangsa wajib hukumnya dan harus memahami Pancasila secara utuh dan
rasional dalam kehidupan sehari-hari . Seperti contoh studi kasus yang diberikan oleh presenter,
bahwa dalam berkehidupan, berbangsa dan bernegara pastinya memiliki beragam perbedaan. Hal
inilah yang melatar belakangi dijadikannya Pancasila sebagai dasar negara sebagai penengah
adanya perbedaan yang terjadi.

Salah satu perbedaan yang terjadi adalah perbedaan agama yang paling dekat dengan
kehidupan kita.

Dengan adanya perbedaan agama yang cukup banyak, karena mayoritas penduduk Indonesia
adalah Muslim, tak lantas membuat kita semua menjadi terpecah belah. Setiap adanya perbedaan
pendapat maupun sedikit perselisihan yang terjadi, Pancasila selalu digunakan sebagai contoh
sekaligus pandangan masyarakat Indonesia dalam menyelesaikan masalah perbedaan yang
terjadi. Diketahui bahwa di dalam Pancasila mengandung berbagai nilai-nilai yang dapat
memperkuat tali persaudaraan antar umat beragama yang dapat diaplikasikan dalam bentuk
toleransi antar umat beragama. Sebagai contoh ketika ada seorang teman memeluk agama nonis,
maka kita harus menghargai agama yang mereka anut tanpa mempengaruhi dalam hal pikiran,
perkataan, ataupun perbuatan untuk mengikuti agama yang kita anut. Kecuali jika mereka
melakukan kegiatan yang melanggar norma dan tidak ada sangkut pautnya denga agama yang
dianut, maka kita dapat memberikan pengertian kepadanya.

6. Nikmatul Fitriyah (kelompok 11)

Saya setuju dengan pendapat pemateri. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang
benar dan sah. Setiap sila di dalam Pancasila memiliki makna- makna yang sangat penting bagi
negara Indonesia. Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" memiliki makna
atau mengandung pengakuan bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang beriman dan mengakui
keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan beserta segala isinya. Di Indonesia sendiri
memiliki 6 Agama yang telah diakui dan agama tersebut dijadikan sebagai sebagai dasar atau
pedoman kepercayaan dan keimanan kepada Tuhannya sesuai dengan agama yang dianut. Sikap
toleransi sangat dibutuhkan di Indonesia yang memiliki lebih dari satu agama, yaitu Dengan cara
cara tidak menggangu ketika seseorang sedang menjalankan ibadah sesuai kepercayaan yang
dianut dan tidak memaksa seseorang untuk menganut agama seperti kita agar tercipta kerukunan
antar umat beragama ataupun umat seagama yang berbeda mahdzab dan jangan pernah merasa
agama yang kita anut adalah agama paling benar, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki
kepercayaan dan keimanan sendiri-sendiri. Dan setiap agama mengajarkan kita untuk bersikap
toleransi dan menjaga kedamaian.
7. Nur Rahayu Igfirliyana (kelompok 1)

Kami setuju dengan pendapat pemateri. Dengan adanya hubungan antara Agama dan
Pancasila yakni hubungan yang saling memperkuat, bukan saling bertentangan. Pancasila
sebagai dasar negara merupakan harga mati yang tidak boleh di tawar lagi karena dengan
Pancasila maka perbedaan suku agama dan budaya bangsa Indonesia di persatukan. Maka dari
itu, Pancasila sebagai penengah dari perbedaan tersebut. Perbedaan agama yang terjadi diantara
manusia merupakan konsekuensi dari kebebasan. Maka perbedaan agama itu tidak menjadi
penghalang bagi manusia untuk saling berinteraksi sosial dan saling membantu, sepanjang masih
dalam kawasan kemanusiaan.

Sikap toleransi wajib ada bagi kehidupan kita yang memiliki perbedaan agama. Cara kita
dalam menghormati, memahami serta toleransi dalam bermasyarakat itu seperti membebaskan
mereka dalam memeluk agamanya, contoh lainnya, pada saat bulan puasa, teman-teman yang
beragama non muslim menghindari atau sebisa mungkin tidak makan dan minum ketika bersama
teman yang sedang berpuasa. Intinya saling memberikan spesi tentang beragama dalam
bermasyarakat, tidak perlu memaksa seseorang untuk mengikuti agama ini itu.

8. Yahya Latif Maulana (kelompok 2)

Saya setuju dengan pendapat materi, jika kita amati kita ini hidup dalam negara yang
penduduknya heterogen. artinya memiliki bermacam-macam agama, suku, adat, ras, dan
keyakinan. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan kita akan menjalin hubungan dengan
seseorang ataupun kelompok yang berbeda dengan keyakinan kita. Sehingga sudah sepatutnya
kita menyadari pentingnya bersikap toleransi antar agama. Toleransi adalah sebuah bentuk sikap
dari adanya persinggungan hak-hak individu dalam masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam
negara. Istilah toleransi sendiri ini janganlah didramatisir, dibuat konsep sedemikian rupa lalu
mencampur-aduknya. Jadi sudah ada petunjuk jelas di dalam agama, mana yang boleh, dan mana
yang tidak boleh.

9. Sri Purwanti (kelompok 5)

Setiap individu memiliki hak untuk mengikuti salah satu agama tanpa adanya paksaan dan
diberi kebebasan untuk memilih agama serta kepercayaan yang ingin dianutnya ssesuai
penerapan Pancasila sila pertama yang berbunyi "ketuhanan yang maha esa". hal tersebut
mengacu kepada masyarakat yang heterogen dalam beragama. Dalam kehidupan bermasyarakat,
kerap sekali terdapat faktor perbedaan, sama halnya perbedaan agama. perbedaa agama seperti
menjadi dua sisi yang jika kita tidak mentoleransi maka akan terjadi perpecahan. Sebagai
masyarakat yang baik, alangkah baiknya untuk menjaga persatuan tersebut agar tidak berubah
menjadi perpecahan maka toleransi harus dilakukan. toleransi dapat dengan berbagai cara,
kepada umat agama yang berbeda kita hendaknya menghargai dan menghormati jika umat agama
lain sedang beribadah. Tak hanya itu perbedaan agama bukan menjadi alasan untuk saling tidak
menghormati antar umat beragama. Agama bukan menjadi pembatas untuk berteman, berkawan
dan bersaudara. Setiap manusia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas kehidupan
bermasyarakat dengan menjauhkan diri dari permusuhan dan menjaga perdamaian. Seperti bunyi
sila ke 3 Pancasila "persatuan Indonesia" Dengan terwujudnya perdamaian maka akan tercipta
keamanan dalam masyarakat dan membawa kebaikan kepada semuanya. Agama memiliki peran
dan kekuatan yang sangat penting bagi persatuan bangsa Indonesia. perbedaan agama Agama
berperan untuk mempersatukan bangsa yaitu dengan merangkul seluruh perbedaan yang ada,
merangkul seluruh agama untuk menjadikan bangsa lebih maju dan sejahtera.

10. Maria Ulfa (kelompok 9)

Setuju dengan pemateri & cara pandang masyarakat sekitar terhadap tolenrasi sebagai
berikut:

Toleransi kebangsaan Di tengah kegelisahan bangsa saat ini, seyogianya semangat toleransi
kebangsaan diaktualkan kembali. Toleransi tak selalu berarti kompromi atau sikap setuju, tetapi
upaya berkonfrontasi terhadap pendapat orang lain melalui cara yang tepat. Konfrontasi dalam
toleransi bukanlah „sikap tidak suka‟, melainkan menyuarakan „sikap tidak setuju‟ secara elegan
dan bermartabat. Sikap tidak suka kerap dilatari argumentasi primordial dan rasial. Sikap ini
cenderung berbuah prasangka dan asumsi negatif terhadap pihak lain dengan keunikannya.
Barangkali, faktor inilah yang berulang kali menjerumuskan masyarakat kita ke dalam konflik
sosial dan intoleransi.Toleransi kebangsaan dalam Pancasila mengandung elemen-elemen
fundamental yang perlu diaktualkan sebagai „mercusuar‟ kehidupan berbangsa.
[ Kesimpulan ]

1. Pancasila

Pancasila adalah lima peraturan tentang tingkah laku. Ada tiga tokok yang merumuskan
Pancasila yaitu Moh. Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno

2. Sejarah Perkembangan Pancasila


a. Masa Orde Lama
Masa Orde lama merujuk pada masa pemerintahan Seokarno (1945-1968)
b. Masa Orde Baru
Masa Orde Baru merujuk pada masa pemerintahan Seoharto (1967-1998)
c. Masa Orde Reformasi
Pada masa orde reformasi, Indonesia dipimpin oleh presiden B.J. Habibie (1999-1998),
Abdurrachman Wahid (1999-2001), Megawati (2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono
(2004-2014), Joko Widodo (2014-Sekarang)
3. Konstribusi Umat Islam terhadap Pancasila

Konstribusi umat islam terhadap Pancasila dapat dilihat dari perumusan Pancasila, umat
Islam yang menginginkan Islam sebagai dasar negara, namun karena adanya keragaman
agama, maka menjadi Tuhan Yang Maha Esa.
PETA KONSEP

1 Maret 1945
Dibentuk BPUPKI

Sidang I Sidang II
(29 mei-1 juni 1945) (10 juni-17 Juli 1945)

1 Juni 1945 dibentuk


panitia sembilan

22 Juni 1945 piagam


Jakarta/Jakarta Charter

1 Agustus 1945 BPUPKI 9 Agustus 1945 PPKI


dibubarkan dibentuk

PPKI sidang I pada 18


Agustus 1945

Bunyi sila 1 "ketuhanan dengan


Pancasila diambil dari alinea 4
kewajiban menjalankan syariat Islam
piagam Jakarta yang diganti sila
bagi pemeluknya" diganti menjadi
pertamanya
"ketuhanan yang maha esa"

Anda mungkin juga menyukai