Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS
(GEA)

OLEH:

MUHAMMAD ALJUM S.KEP

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GEA

A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah istilah umum untuk berbagai macam keadaan yang
biasanya disebabkan oleh infeksi dan menimbulkan gejala-gejala berupa hilangnya
nafsu makan, mual, muntah, diare ringan sampai berat dan rasa tidak enak di perut.
(muttakin,2011)

B. PENYEBAB
Gastroenteritis dapat terjadi / disebabkan oleh adanya virus dan kuman pathogen
(salmonela, chigella, colera, & E.Coli) kuman dan pathogen (stapilococus,
streptococcus, pseudomonas, proteus, kallariela). Arief menejoer dkk (1999).
Bakteri gastroenteritis yang lain
1.      Higiene dan sanitasi yang tidak baik
2.      Perilaku masyarakat
3.      Lingkungan hidup, curah dan iklim yang tidak menguntungkan
4.      Pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah
5.      Kasus infeksi yang tinggi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,
Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat
pada dinding usus Gastroenteritis akut.
C. TANDA dan GEJALA
a.Diare.
b.Muntah.
c.Demam.
d.Nyeri Abdomen
e.Membran mukosa mulut dan bibir kering
f.Fontanel Cekung
g.Kehilangan berat badan
h.Tidak nafsu makan
i.Lemah
D. KOMPLIKASI
a.Dehidrasi
b.Renjatan hipovolemik
c.Kejang
d.Bakterimia
e.Mal nutrisi
f.Hipoglikemia
g.Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a.Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
b.Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
c.Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-
tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,
otot-otot kaku sampai sianosis.
E. PATOFISIOLOGI
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi
akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian
terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan
hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.     
F. KLASIFIKASI
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1.    Berdasarkan lama waktu :
a.    Akut : berlangsung < 5 hari
b.    Persisten : berlangsung 15-30 hari
c.    Kronik : berlangsung > 30 hari
2.    Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a.    Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b.    Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3.    Berdasarkan derajatnya
a.    Diare tanpa dihindrasi
b.    Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c.    Diare dengan dehidrasi berat
4.    Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a.    Infektif
b.    Non infeksif
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.  Pemeriksaan Feses : Darah samar mungkin positif (erosi mukosa); steatorea dan
garam empedu dapat ditemukan.
2.  Pemeriksaan Sigmoideskopi : dapat menunjukkan edema hiperemik mukosa
kolon, celah transversal, atau ulkus longitudinal.
3.  Darah lengkap: Anemia (hipokromik, kadang-kadang makrositik) dapat terjadi
karena malnutrisi atau malabsorbsi atau tekanan fungsi tulang (proses inflamasi
kronis); peningkatan sel darah putih (SDP)
4. ESR : Peningkatan menunjukkan inflamasi
5. Albumin/protein total : menurun
6. Kolesterol : (meningkat dapat mengalami batu empedu)
7. Pemeriksaan Pembekuan : gangguan dapat terjadi sehubungan dengan absorpsi
vitamin B12 buruk
8. Elektrolit : penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dengan peningkatan
natrium
9 Urine : Hiperoksalaria (dapat menyebabkan batu ginjal)
10.Kultur Urine : bila ada organisme Escherichia colli, diduga pembentukan fistula
pada kandung kemih
H.PATHWAY

Infeksi

Bakteri,virus,parasit

Masuk kelambung
hipermotilitas
Lolos dari asam lambung

Mengiritasi mukosa usus Sekresi elektrolit

gastroenteritis Motilitas usus terganggu Tubuh kehilangan cairan &


elektrolit

hipomotilitas
Devisit volume cairan
Bakteri tumbuh berlebih

Waktu absorbi nutrient


Metabolism KH oleh bakteri

Untake nutrient <


Gas toksi

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
Kembung anoreksia,mual
muntah
I. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Menurut Muttaqin, (2008) anamnesa pada GEA meliputi identitas klien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,

dan pengkajian psikososial.

1. Identitas Klien: Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis

kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,

nomor register, dan diagnosis medis.

2. Keluhan utama: BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer.

3. Riwayat penyakit sekarang: BAB warna kuning kehijauan, hitam, bercampur lendir,

dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali sehari.

4. Riwayat penyakit dahulu: pernah mengalami diare / gastroenteristis sebelumnya,

pemakaian antibiotik, atau kostikosteroid jangka panjang (perubahan candida

albicans dari saprofit menjadi parasit) alergi makanan, ISPA, ISK, OMA.

5. Riwayat penyakit keluarga: apakah ada salah seorang di antara keluarga yang

mengalami diare/ gastroenteritis.

6. Riwayat kesehatan lingkungan: penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang

menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal kurang bersih.

7. Pemeriksaan Fisik: Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-

keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari

pengkajian anamnesis.

a. Keadaan umum: klien lemah, gelisah, lesu, kesadaran menurun.

b. Mata : cekung
c. Sistem pencernaan: mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltik

meningkat >35x / menit, nafsu makan menurun, mual, muntah, kelihatan haus.

d. Sistem pernafasan: pernapasan cepat bisa >40x permenit bila terjadi asidosis

metabolik.

e. Sistem kardiovaskuler: nadi cepat, >120 menit dan lemah, tekanan darah

menurun pada diare sedang.

f. Sistem integumen: warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhu meningkat

>37 o

g. Sistem perkemihan : urine produksi rendah, frekuensi berkurang.

Menurut Doenges (2012) data dasar pengkajian pada pasien NHS yaitu:

1. Aktivitas/ istirahat

Gejala: kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalaman

karena diare, merasa gelisah dan ansietas, pembatsana aktivitas/ kerja sehubungan

dengan efek proses penyakit.

2. Sirkulasi

Tanda: takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri)

Kemerahan, area ekimosis ( kekurangan vitamin K)

TD: hipotensi, termasuk postural

Kulit/ membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi)

3. Integritas ego

Gejala: ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis., perasaan tak berdaya/ tak ada harapan

Faktor stress akut/kronis, mis., hubungan dengan keluarga/ pekerjaan, pengobatan

yang mahal.

Tanda: menolak, perhatian menyempit, depresi.


4. Eliminasi

Gejala: tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair.episode

diare berdarah tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering, tak dapat dikontrol,

perasaan kram, defekasi dengan darah/ lendir.

Tanda: bising usus, peristaltik meningkat.

5. Makanan/ cairan

Gejala: Anoreksia, mual/ muntah, penurunan berat badan, tidak tolerir terhadap diet/

sensitif, mis., buah / sayur, produk susu, makanan berlemak.

Tanda: penurunan lemak subkutan/ massa otot.

Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk.

Membran mukosa pucat, inflamasi rongga mulut.

6. Hygiene

Tanda: ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, bau badan.

7. Nyeri/ kenyamanan

Gejala: nyeri/ nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan

defekasi)

Tanda: nyeri tekan abdomen/ distensi.

8. Kemanan

Gejala: peningkatan suhu tubuh, alergi terhadap makanan/ prodk susu

Tanda: nyeri tekan pada abdomen, kemerahan.

9. Seksualitas

Gejala: frekuensi menurun/ tidak ada keinginan aktivitas seksual.

10. Interaksi sosial

Tanda: masalah hubungan, ketidakmampuan aktif dalam sosial.


B. Diagnosa

Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Doengoes (2012)

adalah :

1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus, adanya toksin,

atau penyempitan segmental lumen; ditandai dengan : peningkatan bunyi usus/

peristaltik, defekasi sering dan berair, perubahan warna feces, dan nyeri abdomen

tiba- tiba saat defekasi.

2. Resiko tinggi kekukarangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak

melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik, dan pemasukan

terbatas (mual).

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi

nutrien, status hipermetabolik; ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan

lemak subkutan/ massa otot: tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva

dan membran mukosa pucat, menolak untuk makan.

4. Anisetas ringan berhubungan dengan faktor psikologis/ rangsang simpatis dari

proses inflamasi, ancaman konsep diri, perubahan status kesehatan, status sosio

ekonomi, fungsi peran, pola interaksi; ditandai dengan peningkatan tegangan,

distress, ketakutan, menunjukkan masalah tentang perubahan hidup.

5. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit/jaringan,

ekskoriasi fisura, fisura, periektal; fistula ditandai dengan laporan nyeri abdomen,

distraksi, gelisah
C. Intervensi

Adapun intervensi keperawatn yang diterapkan pada pasien NHS menurut

Doengoes (2012), yaitu:

1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus, adanya toksin,

atau penyempitan segmental lumen; ditandai dengan : peningkatan bunyi usus/

peristaltik, defekasi sering dan berair, perubahan warna feces, dan nyeri abdomen

tiba- tiba saat defekasi.

Kriteria evaluasi:

a. Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal.

b. Mengidentifikasi/ menghindari faktor pemberat.

Intervensi:

a. Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, dan faktor pencetus.

Rasional: membantu membedakan penyakit dan mengkaji beratnya episode.

b. Tingkatkan tirah baring, berikan alat- alat di samping tempat tidur.

Rasional: istirahat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju

metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi.

c. Identifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare, misalnya sayuran,

buah , sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu.

Rasional: menghindarkan iritan, meningkatkan istirahat usus.

d. Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman jernih

tiap jam, hindari minuman dingin.

Rasional: memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan dan menurunkan

rangsang makanan/ cairan.


e. Observasi demam, takikardia, ansietas dan kelesuan.

Rasional: tanda bahwa toksik pada kolon atau perforasi usus telah terjadi

memerlukan penanganan medik segera.

f. Kolaborasi:

Berikan obat sesuai dengan indikasi:

- Antikolinergik

Rasional: menurunkan motilitas/ peristaltik GI dan menurunkan sekresi

digestif untuk menghilangkan kram ketika diare.

- Antibiotik

Rasional: mengobati infeksi supuratif lokal.

2. Resiko tinggi terhadap kekukarangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

banyak melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik, dan

pemasukan terbatas (mual).

Kriteria hasil:

a. Mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh mebran mukosa

lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler baik

b. TTV stabil.

Intervensi:

a. Awasi masukan dan haluaran, karakter feces, perkirakan kehilangan yang tidak

terlihat misalnya berkeringat, ukur BJ urine, observasi oliguria.

Rasional: memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal,

dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.

b. Kaji tanda- tanda vital (TD, Nadi, Suhu)


Rasional: hipotensi, takikardi, demam, dapat menunjukkan respons terhadap

efek kehilangan cairan.

c. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit,

pengisian kapiler lambat.

Rasional: menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/ dehidrasi.

d. Timbang berat badan tiap hari

Rasional: penurunan menunjukkan kekurangan nutrisi/ cairan.

e. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring, hindari kerja.

Rasional: kolon diistirahatkan untuk pnyembuhan dan menurunkan kehilangan

cairan usus.

f. Catat kelemahan otot umum/ disaritmia jantung

Rasional: kehilangan cairan berlebihan dapat menimbulkan ketidakseimbangan

elektrolit, misalnya kalium yang perlu untuk fungsi tulang dan jantung.

g. Kolaborasi:

- Berikan cairan parnteral

Rasional: mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara adekuat dan

cepat.

- Pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit dan GDA

Rasional: menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi.

- Berikan obat sesuai terapi (anti diare, antipiretik, vit.K)

Rasional: antidiare menurunkan kehilangan cairan dari usus, antipiretik

mengontrol demam, antiemetik mengontrol mual/ muntah, vitamin K

merangsang pembentukan protrombin hepatik. Menstabilitasi koagulasi.


3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi

nutrien, status hipermetabolik; ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan

lemak subkutan/ massa otot: tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva

dan membran mukosa pucat, menolak untuk makan.

Kriteria hasil:

a. Menunjukkan berat badan stabil, atau peningkatan berat badan dengan nilai

laboratorium normal

b. Tidak ada malnutrisi.

Intervensi:

a. Timbang Berat Badan tiap hari.

Rasional: meberikan informasi tentang kebutuhan diet/ keefektifan terapi.

b. Tirah baring/ pembatasan aktivitas selama fase sakit.

Rasional: menurunkan kebutuhan metabolik, mencegah penurunan kalori.

c. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus.

Rasional: mencegah serangan akut.

d. Catat masukan dan prubahan simptomatologi

Rasional: memberikan kontrol pada pasien dan kesempatan untuk meningkatkan

masukan.

4. Anisetas ringan berhubungan dengan faktor psikologis/ rangsang simpatis dari

proses inflamasi, ancaman konsep diri, perubahan status kesehatan, status sosio

ekonomi, fungsi peran, pola interaksi; ditandai dengan peningkatan tegangan,

distress, ketakutan, menunjukkan masalah tentang perubahan hidup.

Kriteria hasil:

a. Menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas.


b. Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan menerimanya.

Intervensi:

a. Catat petunjuk misalnya: gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak mata.

Rasional: merupakan indikator derajat ansietas/ stress.

b. Berikan lingkungan nyaman untuk istirahat.

Rasional: meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietas.

c. Kolaborasi:

- Berikan obat (sedatif) sesuai indikasi

Rasional: dapat menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat.

- Rujuk pada perawat spesialis pskiatrik

Rasional: membantu menurunkan tingkat ansietas.

5. Defisit Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi

kulit/jaringan, ekskoriasi fisura, fisura, periektal; fistula ditandai dengan laporan

nyeri abdomen, distraksi, gelisah.

Kriteria Hasil:

a. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol.

b. Tampak rileks dan mampu tidur/ istirahat dengan tepat.

Intervensi:

a. Dorong pasin untuk melaporkan nyeri.

Rasional: mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta analgesik.

b. Kaji laporan nyeri, lokasi, lama.

Rasional: perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan penyebaran

penyakit.
c. Berikan tindakan nyaman.

Rasional: meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping.

d. Observasi distensi abdomen, peningkatan suhu tubuh.

Rasional: menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi, oedema.

e. Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (analgesik)

Rasional: mengurangi nyeri.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juan.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 10.Jakarta :


EGC.Crain,

William.2007.Teori Perkembangan:Konsep dan Aplikasi ed.3.Yogyakarta.Pustaka


pelajar.

Muttaqin, Arif. 2011.Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi asuhan keperawatan Medikal


Bedah.Jakata : Salemba Medika.

Mansjoer, Arif. 2007.Kapita Selekta Kedokteran.FKUI : Media Aesculapius.Nanda


Internasional.2011.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai