Anda di halaman 1dari 10

D-3

KUAT TEKAN BETON

I. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN


Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan kekuatan tekan
beton berbentuk silinder yang dibuat dan dirawat (cured) di Labolatorium.
Kekuatan tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton
hancur.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai kuat tekan
beton yang telah melewati masa perawatan.

II. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


Alat :
1. Timbangan dengan ketelitian 200 gram.
2. Mesin Tekan AUTOCON 2000.
Bahan :
1. 3 sampel bahan berbentuk silinder yang telah dirawat 29 hari.
III. PEMBAHASAN TEORI
Beton adalah bahan bangunan yang terdiri dari campuran agregat
kasar, agregat halus, semen, air dan bahan tambahan lainnya. Bahan-bahan
dasar pembentuk beton tersedia dan mudah diperoleh. Keuntungan
pemakaian beton sebagai bahan bangunan antara lain: bahan ini dapat
dibentuk sesuai dengan keinginan perencana di lokasi pekerjaan, bahan-
bahan pembentuk relatif tersedia dan pembuatan beton dapat dilakukan oleh
para pekerja. Hal-hal inilah yang menyebabkan beton sebagai bahan.
Pengertian kuat tekan beton sendiri adalah besarnya beban per satuan
luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan
tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan(SNI 031974-1990). Kuat tekan
beton merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton dibanding dengan
sifat-sifat lain. Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari
perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air. Perbandingan dari air
semen, semakin tinggi kekuatan tekannya. Suatu julah tertentu air
diperlukan untuk memberikan aksi kimiawi dalam pengerasan beton,
kelebihan air meningkatkan kemampuan pekerjaan akan tetapi menurunkan
kekuatan (Wang dan Salmon, 1990).
Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan berbentuk silinder dengan
tinggi 30 cm dan diameter 15 cm dapat dilihat pada Gambar 3.1 1

30 cm

15 cm
Gambar 3.1 Benda Uji Kuat Tekan Beton

(Sumber :

1
Ahmad Syarief,Chandra Setyawan,Ida Farida. Analisa Uji Kuat Tekan Beton Dengan Bahan
Tambahan Batu Bata Merah.Garut.Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 2016
Cara menentukan nilai kuat tekan beton:

Keterangan :

f’c = Kuat tekan beton ( MPa )

A = luas penampang benda uji ( mm2 )

P = beban tekan ( N )
Pada umumnya jika berhubungan dengan syarat, tuntutan mutu
dan keawetan beton yang tinggi, selain kualitas agregat kasar dan halus
sebagai material penyusun beton, ada beberapa faktor lain yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan, salah satu diantaranya adalah
kandungan air dalam campuran beton. Dalam menentukan jumlah air
dalam suatu campuran beton dikenal suatu nilai yang disebut nilai Faktor
Air Semen (FAS). Faktor air semen atau water to cementious ratio, adalah
rasio total berat air (termasuk air yang terkandung dalam agregat dan pasir)
terhadap berat total semen pada campuran beton. Semakin kecil nilai FAS
yang dipakai maka akan menghasilkan kekuatan beton yang semakin baik
pula. Campuran beton yang menggunakan FAS yang besar, akan lebih
sedikit membutuhkan pasta semen, sebaliknya campuran beton yang
menggunakan FAS kecil, akan lebih banyak membutuhkan pasta semen.
Dengan demikian jelas, bahwa nilai FAS dalam suatu campuran beton erat
sekali kaitannya dengan jumlah semen yang diperlukan dalam campuran
beton tersebut, dan selanjutnya akan mempengaruhi kuat tekan beton itu
sendiri.2

2
Rosie Arizki, Steenie E, Reky S. 2015. Pengaruh Jumlah Semen dan Fas Terhadap Kuat Tekan
Beton Dengan Agregat Yang Berasal Dari Sungai. Manado. Universitas Sam Ratulangi.
Menurut SKSNI 03-2834-2000, Beton normal ialah beton yang
mempunyai berat isi 2200 – 2500 kg/m³ dengan menggunakan agregat
alam yang dipecah atau tanpa dipecah. Beton normal dengan kualitas yang
baik yaitu beton yang mampu menahan kuat tekan atau hancur yang diberi
beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-bahan pembentuk,
kemudahan pengerjaan (workability), Faktor Air Semen (FAS) dan zat
tambahan (admixture) bila diperlukan. Mutu beton ditentukan oleh nilai
kuat tekannya. Air diperlukan untuk memicu proses kimiawi beton yaitu
bersenyawa dengan semen. Air juga berfungsi untuk membasahi agregat
sampai keadaan jenuh. Dengan peningkatan faktor air semen, maka jumlah
air yang tersisa lebih banyak. Air akan mengisi ruang antar partikel
sehingga adukan lebih encer. Hal ini dapat meningkatkan kemudahan
pengerjaan dan pemadatan. Semakin halus semen, akan menurunkan
workabilitas beton segar, semen membutuhkan lebih banyak air karena luas
permukaannya makin bertambah dan reaksi hidrasi akan berjalan lebih
cepat. Beton yang mempunyai faktor air semen minimal dan cukup untuk
memberikan workabilitas tertentu yang dibutuhkan untuk pemadatan yang
sempurna tanpa pekerjaan pemadatan yang berlebihan, merupakan beton
yang terbaik.33

Gambar 3.1 Mesin kuat tekan


(Sumber :

33
Rosie Arizki, Steenie E, Reky S. Pengaruh Jumlah Semen dan Fas Terhadap Kuat Tekan Beton
Dengan Agregat Yang Berasal Dari Sungai. Manado. Universitas Sam Ratulangi.2015
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan benda uji yang telah didamkan dan dirawat.
2. Siapkan mesin uji tekan.
3. Untuk benda uji berbentuk silinder,keluarkan pijakan pada mesin tekan
sehingga ruang untuk memasukkan benda uji ke dalam mesin tekan
sesuai.
4. Masukkan benda uji ke mesin tekan.
5. Nyalakan mesin tekan dengan memutar tombol ON.
6. Masukkan data pada mesin tekan berupa :
a. Bentuk benda uji.
b. Dimensi benda uji.
c. Berat benda uji.
7. Mulailah proses penekanan dengan terlebih dahulu membuka tuas
hidrolis.
8. Tunggu sampai proses penekanan berhenti,dan benda uji retak.
9. Setelah proses penekanan berhenti catatlah hasilnya yang berupa
tegangan dan luas penampang benda uji.
10. Matikan mesin uji tekan.
11. Keluarkan benda uji dari mesin tekan.
12. Lakukan pengujian pada setiap benda uji baik yang
didiamkan,dibungkus plastik,dan direndam.
13. Bandingkan hasil pengujian setiap benda uji.
VI. URAIAN PERHITUNGAN
p
Kekuatan Tekan Beton = kg/cm2
A
Dimana;
P = Beban Maksimum (kg)
A = Luas Penampang Benda Uji (cm2)
1. Benda uji yang direndam
 Umur benda uji = 28 hari
 Bentuk benda uji = Silinder
 Luas penampang = 17662,5 mm2
 Tinggi benda uji = 30 cm
 Berat benda uji = 11,4 kg
 Beban maksimum = 330 kN
 Tegangan = 18.6 Mpa

2. Benda uji yang dilapisi plastik


 Umur benda uji = 28 hari
 Bentuk benda uji = Silinder
 Luas penampang = 17662,5 mm2
 Tinggi benda uji = 30 cm
 Berat benda uji = 11,2 kg
 Beban maksimum = 310 kN
 Tegangan = 17.5 Mpa

3. Benda uji yang dibiarkan


 Umur benda uji = 28 hari
 Bentuk benda uji = Silinder
 Luas penampang = 17662,5 mm2
 Tinggi benda uji = 30 cm
 Berat benda uji = 11,2 kg
 Beban maksimum = 220 kN
 Tegangan = 12.4 Mpa
VII. KESIMPULAN
1. Dari percobaan uji tekan beton didapat data sebagai berikut:
a. Untuk benda uji yang direndam didapatkan tegangan sebesar 330
KN dan 18.6 MPa.
b. Untuk benda uji yang dibungkus plastik didapatkan tegangan
sebesar 310 KN dan 17.5 MPa.
c. Untuk benda uji yang didiamkan didapatkan tegangan sebesar 220
dan 12.4 MPa.
2. Saat benda uji retak,tegangan yang didapat merupakan tegangan
maksimal dari benda uji.
3. Dari percobaan tersebut didapatkan tegangan paling tinggi dihasilkan
dari benda uji yang didiamkan.
4. Tegangan beton pada umur 9 hari yang didapat belum sesuai dengan
ketentuan tegangan yang direncanakan.
5. Dan dapat disimpulkan pula bahwa proporsi dan perawatan benda uji
sangat berpengaruh pada hasil tegangan benda uji.
VIII. DOKUMENTASI PERCOBAAN

Gambar 8.1 Gambar 8.2


Mesin Unit Test. Mesin kuat tekan.

(Sumber: Dokumentasi Kelompok 16) (Sumber: Dokumentasi Kelompok 16)

Gambar 8.3 Gambar 8.4


Tombol mengatur kecepatan. Proses pelepasan plat beton.

(Sumber: Dokumentasi Kelompok 16) (Sumber: Dokumentasi Kelompok 16)


Gambar 8.5
Proses kuat tekan

(Sumber: Dokumentasi Kelompok 16)

Anda mungkin juga menyukai