ABSTRAK
Salah satu jenis tanaman yang banyak dikembangkan pada HTI adalah Acacia crassicarpa A. Cunn
Ex. Benth yang merupakan jenis yang cepat tumbuh (fast growing species). Untuk mendukung
pembangunan HTI tersebut maka informasi mengenai pendugaan volume pohon Acacia crassicarpa A.
Cunn Ex. Benth dalam bentuk model persamaan taper sangatlah diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk
menyusun model taper dan model penduga volume batang serta menentukan angka bentuk tanaman A
Crassicarpa berumur 36 bulan, 48 bulan, dan 60 bulan di PT. Bumi Mekar Hijau, Tulung Selapan, Sumatera
Selatan. Penelitian dilaksanakan di areal PT. Bumi Mekar Hijau Unit I Kecamatan Tulung Selapan-Air
Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Data yang dikumpulkan adalah data
data primer dan sekunder. Data primer berupa data dimensi pohon meliputi : diameter pangkal, diameter
setinggi dada, diameter sortimen, tinggi total, tinggi bebas cabang, serta tinggi tajuk setiap pohon contoh.
Data sekunder yang diambil berupa keadaan umum lokasi pengambilan data yaitu di PT. Bumi Mekar Hijau,
Tulung Selapan, Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil peneltian, untuk menentukan bentuk batang pohon
2
Acacia crassicara umur 36 bulan dapat digunakan persamaan taper (d/D) = 1.2335 - 1.66815(h/H) +
2 3, 2 3
1.0265(h/H) - 0.3068(h/H) umur 48 bulan d/D = 1.1663 - 0.3263(h/H) + 1.5217(h/H) - 0.9622(h/H) , dan
2 3
umur 60 bulan d/D = 1.1829 - 1.3516(h/H) + 1.6355(h/H) - 1.1155(h/H) , sedangkan untuk menentukan
1.91 0.87
volume pohon umur 36 bulan dapat menggunakan rumus V = 0.000061 x D xH , umur 48 bulan V =
1.89 0.864 1.89 0.864
0.000072 x D xH , dan umur 60 bulan V = 0.000072 x D xH . Adanya persamaan rumus antara
umur 48 bulan dan 60 bulan karena diameter dan tinggi dari tanaman tersebut tidak terlalu signifikan.
22
SYLVA VII – 1 : 22 – 29, Mei 2018 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828
yang tidak lama dan tersedia sepanjang tahun PT. Bumi Mekar Hijau, Tulung Selapan,
dalam jumlah yang diinginkan. Salah satu upaya Sumatera Selatan
pengelolaan hasil tersebut ialah dengan 2. Menyusun model penduga volume batang
pendugaan potensi massa tegakan. Acacia crassicarpa A. Cunn. Ex Benth yang
Pendugaan potensi massa tegakan pada akurat berdasarkan integrasi persamaan taper.
umumnya dilaksanakan melalui kegiatan 3. Menentukan angka bentuk Acacia crassicarpa
inventarisasi hutan yang menuntut tersedianya A. Cunn. Ex Benth pada areal gambut.
model pendugaan volume pohon. Pada masa Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah
sekarang, model pendugaan volume pohon yang sebagai berikut :
disusun terbatas pada hubungan volume dengan 1. Adanya perbedaan persamaan taper pada
diameter, atau diameter dan tinggi pohon, sudah tanaman yang berumur 36 bulan, 48 bulan,
dirasakan kurang menunjang perencanaan dan 60 bulan.
kebutuhan industri karena tidak memasukkan 2. Persamaan volume Acacia crassicarpa A.
faktor sortimen kayu. Sejalan dengan Cunn. Ex Benth pada areal gambut dapat
perkembangan teknologi industri perkayuan, ditentukan dengan menggunakan persamaan
informasi volume kayu sampai limit diameter dan fungsi taper.
atau limit panjang batang tertentu merupakan 3. Angka bentuk Acacia crassicarpa A. Cunn. Ex
informasi yang sangat diperlukan oleh industri Benth pada areal gambut dapat ditentukan
yang bersangkutan. dengan menggunakan persamaan taper.
Demaerschalk (1972) dalam Harbagung
(2009), Goulding dan Murray (1975) dalam METODOLOGI PENELITIAN
Harbagung (2009), Clutter (1980) dalam
Penelitian ini dilaksanakan di areal PT.
Harbagung (2009), Kozak (1988) dalam
Bumi Mekar Hijau Unit I Kecamatan Tulung
Harbagung (2009) dan Newnham (1992) dalam
Selapan-Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering
Harbagung (2009) telah memperkenalkan
Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Waktu
alternatif menduga volume batang pohon
pelaksanaan pada bulan Februari 2016 sampai
berdasar model bentuk batang, yang lazim
dengan bulan April 2016.
disebut dengan model taper. Model taper
Bahan yang digunakan dalam penelitian
sebaiknya disusun pada masing-masing jenis di
ini adalah tegakan akasia krasikarpa yang dibagi
setiap lokasi. Dalam suatu jenis pohon yang
per sortimen. Peralatan yang digunakan dalam
sama bentuk tapernya akan bervariasi
penelitian ini adalah : komputer, GPS (Global
berdasarkan umurnya (Gray,1956 dalam
Positioning System) Garmin type 60 CSx, Sunto
Harbagung, 2009) sedangkan pada kerapatan
Tandem yang dilengkapi dengan Clino dan
dan tingkat kesuburan tanah yang berbeda akan
Kompas, meteran roll panjang 50 meter, peta
menghasilkan bentuk taper yang berbeda pula
lokasi PT. Bumi Mekar Hijau, Diameter Tape atau
(Anuchin, 1970 dalam Harbagung, 2009)
Phi Band, Hecter Gun dan Staples (isi), Plagging
Salah satu jenis tanaman yang banyak
Tape, Parang Tebas, Tongkat dbh (diameter at
dikembangkan pada HTI adalah Acacia
breast height), Kamera (untuk dokumentasi), Tally
crassicarpa A. Cunn Ex. Benth yang merupakan
Sheet dan Alat Tulis, Kalkulator, Chainsaw.
jenis yang cepat tumbuh (fast growing species).
Penelitian ini menggunakan metode
Untuk mendukung HTI maka informasi mengenai
purposive sampling yaitu pemilihan dengan
pendugaan volume pohon Acacia crassicarpa A.
mempertimbangkan sebaran diameter dan kondisi
Cunn Ex. Benth dalam bentuk model persamaan
pohon sehingga keterwakilan data dapat
taper sangatlah diperlukan.
terpenuhi. Pohon yang dipilih sebagai pohon
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
contoh adalah pohon-pohon akasia krasikarpa
ini adalah :
yang memiliki bentuk batang baik, tidak memiliki
1. Menyusun model taper tanaman A Crassicarpa
cacat, tidak miring atau bengkok. Pohon contoh
berumur 36 bulan, 48 bulan, dan 60 bulan di
diambil sebanyak 96 pohon.
Jumlah pohon contoh diambil 2 % dari tahun 2012. Pemupukan dilakukan sebanyak 2
jumlah tanaman perpetak, dengan perhitungan kali (pupuk NPK dan Urea) dengan menggunakan
1600 x 2 % = 32 pohon. Petak SPA1520 memiliki perawatan sebanyak 5 kali secara mekanis. Petak
luasan 22,8 Ha. Penanaman dilakukan pada PSA1010 memiliki luasan 25,4 Ha. Penanaman
23
SYLVA VII – 1 : 22 – 29, Mei 2018 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828
24
SYLVA VII – 1 : 22 – 29, Mei 2018 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828
20-22.5 5 15.62
>22.5 6 18.76
Jumlah
96 100
Diameter merupakan salah satu paling kecil < 7.5 cm sebanyak 7 batang dan yang
parameter pohon yang memiliki peran penting paling besar yaitu > 15 cm sebanyak 8 batang.
dalam pengumpulan data potensi hutan untuk Untuk umur 48 bulan, kelas diameter terkecil yang
keperluan pengelolaan hutan. Dalam pengukuran diambil yaitu < 10 cm sebanyak 5 pohon dan yang
diameter ini yang lazim dilakukan adalah terbesar yaitu > 20 cm sebanyak 7 pohon.
pengukuran terhadap diameter setinggi dada, Sedangkan untuk tanaman yang berumur 60
dengan alasan paling mudah dilakukan dan bulan, kelas diameter terkecil yang diambil yaitu <
memiliki korelasi yang kuat dengan volume 12.5 cm sebanyak 5 pohon dan kelas diameter
pohon. Pada umumnya diameter setinggi dada terbesar yaitu >22.5 cm sebanyak 6 pohon.
diukur pada ketinggian 1.3 meter di atas Pemilihan diameter tersebut
permukaan tanah (Planning Management mempertimbangkan sebaran diameter dan kondisi
Department, SOP PT. BMH, 2008). Pada tabel 6 pohon, sehingga keterwakilan data dapat
di atas, dapat dilihat bahwa ukuran kelas diameter terpenuhi
yang diambil untuk umur 36 bulan yaitu yang
.
Tinggi Pohon
Tinggi pohon yang diambil yaitu pohon dominan atau yang mewakili dan sehat sehingga pucuknya
dapat terlihat dengan jelas. Adapun sebaran tinggi pohon akasia krasikarpa yang menjadi contoh dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sebaran tinggi pohon
Species Kelas Umur ( Tinggi (meter) Jumlah Stand id Keterangan
tahun) pohon(batang)
3 <10 14 SPA1520 36 bulan
>10 18
4 <10 8 PSA1010 48 bulan
Krasikarpa >10 24
5 <10 7 SBD3260 60 bulan
>10 25
Pada Tabel 3, dapat dilihat dalam satu meter sebanyak 18 batang. Tanaman yang
kelas umur terdapat jumlah pohon yang berbeda, berumur 48 bulan, jumlah tinggi pohon < 10 meter
ini merupakan hal yang wajar karena pohon- sebanyak 8 batang , tinggi pohon > 10 meter
pohon contoh diambil secara sengaja agar sebanyak 24 batang. Untuk pohon yang berumur
mempunyai nilai rentang yang seluas mungkin. 60 bulan, tinggi batang yang < 10 meter sebanyak
Di lapangan, faktor-faktor yang 7 batang dan tinggi > 10 meter sebanyak 25
mempengaruhi tinggi pohon tersebut yaitu jarak batang. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
tanam, kesuburan tanah, serangan hama dan semakin tinggi umur suatu pohon, semakin sulit
penyakit, dan banyaknya sinar matahari yang untuk menemukan pohon yang memiliki tinggi
menyinari tanaman tersebut. Semakin rapat jarak kurang dari 10 meter. Sebaliknya semakin tinggi
tanam suatu pohon, akan menyebabkan pohon umur suatu pohon, maka semakin mudah untuk
yang rendah akan lambat mengalami menemukan tinggi pohon lebih dari 10 meter.
pertumbuhan tinggi, hal ini disebabkan kurangnya
cahaya sinar matahari yang masuk di sekitar Volume Pohon
pohon, serangan hama dan penyakit dapat Volume sortimen adalah volume pohon
pempengaruhi tinggi suatu pohon karena pucuk perseksi sedangkan volume aktual adalah volume
dari pohon tersebut terhambat mengalami yang diperoleh dari penjumlahan volume perseksi
pertumbuhan dikarenakan serangan dari hama yang diukur dengan menggunakan dimensi
dan penyakit tersebut. diameter dan tinggi pohon. Dimensi pohon lain
Menurut Simon (1993), tinggi pohon yang dianalisis hubungan liniernya dengan
merupakan parameter lain setelah diameter yang volume aktual meliputi diameter pangkal, diameter
memiliki arti penting dalam penaksiran hasil setinggi dada, dan tinggi total. Analisis tersebut
hutan. Pada tabel 7 di atas, kelas tinggi yang digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan
diambil yaitu < 10 meter dan >10 meter. Pada linier antar peubah. Tingkat keeratan ini dapat
tanaman yang berumur 36 bulan, jumlah tinggi dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasi (r).
pohon < 10 meter sebanyak 14 batang dan > 10
25
SYLVA VII – 1 : 22 – 29, Mei 2018 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828
Rata-rata rasio antara volume aktual dan untuk bentuk-bentuk persamaan yang telah
volume silinder dengan tinggi dan diameter sama ditentukan dapat di lihat pada Tabel 5, 6, dan 7
dengan tinggi bebas cabang dan diameter untuk regresi taper, persamaan taper, dan regresi
setinggi dada dari seluruh pohon contoh yang volume.
digunakan disebut angka bentuk. Angka bentuk Untuk memilih model yang dianggap layak dan
dapat dicari dengan cara membagi antara volume dapat diandalkan sebagai bentuk umum fungsi
aktual dan volume silinder. taper, maka dapat dilakukan pengujuian dengan
menggunakan besaran-besaran : koefisien
Model Taper 2
determinasi (R ), Koefisien determinasi terkoreksi
Hasil perhitungan intersep, koefisien 2
(R adj), simpangan baku (Se), dan nilai p untuk
regresi, dan koefisien determinasi model taper setiap peubah bebasnya
Tabel 5. Rumus regresi taper
Model 1 d/D = (h/H)
2
Model 2 d/D = (h/H) + (h/H)
2 3
Model 3 d/D = (h/H) + (h/H) - (h/H)
2
Model 4 (d/D) = (h/H)
2 2
Model 5 (d/D) = (h/H) + (h/H)
2 2 3
Model 6 (d/D) = (h/H) + (h/H) - (h/H)
26
SYLVA VII – 1 : 22 – 29, Mei 2018 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828
Persamaan taper terbaik pada petak SPA1520 (36 bulan) dari beberapa model di atas yaitu
persamaan taper model 6 dengan nilai koefisien determinasi terbesar yaitu 75,69 %. Persamaan taper
terbaik pada petak PSA1010 (48 bulan) dari beberapa model di atas yaitu persamaan taper model 3 dengan
nilai koefisien determinasi 85,58 %. Persamaan taper terbaik pada petak SBD3260 (60 bulan) dari beberapa
model di atas yaitu persamaan taper model 3 dengan nilai koefisien determinasi 80,48 %.
Persamaan Volume
b
Model 1 V=axD
b c
Model 2 V = a x D xH
Diameter
27
SYLVA VII – 1 : 22 – 29, Mei 2018 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828
Tinggi
Diameter
Diameter
Gambar 3. Kurva persamaan volume dan persamaan volume fungsi taper SBD3260 (60 bulan)
2
Keakuratan Model Penduga a. umur 36 bulan (d/D) = 1.2335 -
2
Keakuratan model-model penduga 1.66815(h/H) + 1.0265(h/H) -
3
volume batang yang telah dibentuk dapat dilihat 0.3068(h/H)
dari besarnya Simpangan Rata-rata (SR) dan b. umur 48 bulan d/D = 1.1663 - 0.3263(h/H)
2 3
Simpangan Agregat (SA) volume dugaan dari + 1.5217(h/H) - 0.9622(h/H)
volume sebenarnya. Berdasarkan kriteria c. umur 60 bulan d/D = 1.1829 - 1.3516(h/H)
2 3
Spurr(1952) suatu model dikatakan akurat apabila + 1.6355(h/H) - 1.1155(h/H)
nilai simpangan rata-rata dan simpangan
2. Persamaan volume dengan mengguna-kan
agregatnya berturut-turut tidak lebih dari 10 % dan
fungsi taper pada akasia krasikarpa di areal
1 %. Itu brarti model penduga yang akurat untuk
gambut dapat ditentukan dengan rumus :
umur 36 bulan, 48 bulan dan 60 bulan yaitu V = a 1.91 0.87
b c a. umur 36 bulan V = 0.000061 x D xH
DH. 1.89
b. umur 48 bulan V = 0.000072 x D
0.864
xH
KESIMPULAN 1.89
c. umur 60 bulan V = 0.000072 x D
0.864
1. Secara umum bentuk batang pohon akasia xH
krasikarpa dapat ditentukan dengan Adanya persamaan rumus antara umur 48
menggunakan bentuk persamaan taper : bulan dan 60 bulan karena diameter dan
28
SYLVA VII – 1 : 22 – 29, Mei 2018 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828
tinggi dari tanaman tersebut tidak terlalu Laasasenaho, J. 1982. Taper Curve and Volume
signifikan. Functiona For Pine, Spruce and Birch.
Communications Institute Forestalis
3. Angka bentuk pohon rata-rata pada umur 36
Fenniae No. 108. Helsinki.
bulan, 48 bulan dan 60 bulan yaitu:
Patricia, V. 2006. Kurva Bonita Tegakan Hutan
a. umur 36 bulan = 0.50
Tanaman Akasia (Acacia crassicarpa A.
b. umur 48 bulan = 0.49
Cunn. Ex Benth) Studi Kasus di Areal
c. umur 60 bulan = 0.47
Rawa Gambut Hutan Tanaman PT.
DAFTAR PUSTAKA
Wirakarya Sakti Jambi. Skripsi Program
Chapman, H. H. dan W. H. Meyer. 1949. Forest Sarjana Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Mensuration. Mc Graw Hill Book Tidak Dipublikasikan.
Company, Inc. New York. Planning Management Departement. 2008.
Harbagung. 2009. Model Taper Batang Tanaman Standard Operating Procedure Tahun
Khalaya anthoteca C.DC. Di Hutan 2008 di PT. Bumi Mekar Hijau. Sinarmas
Penelitian Pasir Hantap, Sukabumi, Jawa Forestry, Palembang, Sumatera Selatan.
Barat. (Tidak Dipublikasikan)
Husch, B. 1963. Forest Mensuration and Planning Management Department. 2009. RKU
Statistics. The Ronald Press Company. PT. Bumi Mekar Hijau 2009-2018.
New York. Sinarmas Forestry, Palembang, Sumatera
Laar, V. A. and Akca. 1997. Forest Selatan. (Tidak Dipublikasikan).
Mensurations. Cuvillier Verlag. Gottingen.
29