2. Akhlak
a. Ajaran mengenai bagaimana seseorang berperilaku baik menurut Tuhan
b. Akhlak menjadi baik untuk manusia apabila manusia sudah membudayakan
c. Sumber dari aturan adalah wahyu yang tertua dalam al-quran (disampaikan oleh
malaikat jibril ke nabi Muhammad) hadis (wahyu tapi diwujudkan dengan bahasa
nabi Muhammad/perkataan nabi)
3. Syariah berisi hukum melalui dalil, semua perintah-perintah dan larang yang sifatnya
lahiriah disebut dengan hukum (syariah)
Syariah kadang sulit untuk dilaksanakan secara langsung, sehingga perlu diperinci dg
tindakan
a. bagaimana cara menikah
b. bagaimana cara membagi waris
Aturan-aturan/ syariah-syariah/perintah-perintah tersebut diperinci dengan ilmu fikih dan
disebut fiqih
misal
a. perintah sholat (syariah)
b. tata cara sholat → gerakan sholat (fiqih)
4. Fiqih
a. Fiqih disesuaikan dengan adat dan aturan masyarakat dan disebut muamalah
b. Fikih yang menyesuaikan dengan kondisi masyarakat disebut muamalah (fiqih
mengenai hubungan antar manusia) contoh: perdagangan → karena sekarang ada jual
beli online, maka aturan mengalami penyesuaian dan perubahan
c. Fikih terbuka semuanya boleh, kecuali hal-hal extreme spt perdagangan narkoba,
perdagangan manusia dsb
Muamalah ini berkembang – Fiqih muamalah yang berkembang akhirnya menjadi
hukum negara, yaitu berkaitan dengan hukum perdata
Fikih tetap adalah fiqih yang tidak bisa mengalamu perkembangan, aturannya strict
contohnya fiqih mengenai ibadah, tidak dapat disesuaikan maupun menyesuaikan, tidak akan
berubah. Fiqih tetap jika mendapat perubahan dsb justru akan menjadi bid’ah atau aturan
yang diada-adakan.
Download di pstore
Kompilasi hukum islam
Hukum ekonomi syariah
UU mengenai zakat, wakaf
Pertemuan II – 18 February 2021
Fiqih merupakan syariah yang diperinci. Ketika syariah diperinci, jumlahnya lebih
banyak tetapi aturannya fokusnya lebih sedikit, fiqih akan lebih focus pada aturan
tertentu. Contoh: fiqih sholat, fiqih pidana (jinazad), syiar, fiqih-fiqih merupakan UU
yang sifatnya universal, dan keberlakuan disuatu tempat berdasarkan pemberlakuan
hukum islamnya, missal jinazad hanya berlaku di Aceh.
Al-Hadist
Hadist adalah perkataan, perbuatan, dan penyaksian, yang diberitakan. dari Nabi
Muhammad. Ada yang ditanggapi secara positif (diperbolehkan) dan ada yang negatif
(dilarang).
Hadist ada 2 macam:
a. Hadist mutawatil adalah hadist yang disaksikan oleh banyak orang, pada saat Nabi
melakukan suatu perkataan atau perbuatan, banyak orang yang menjadi saksi atau
sanad (sumber yang menyaksikan kebenaran itu dan menjaga kebenarannya).
Semakin banyak yang menjadi sanad, maka kebenarannya juga semakin mutlak
(soheh).
b. Hadist ahad adalah hadist yang diriwayatkan oleh satu orang periwayat (perawi) yang
sanadnya hanya ada 1 orang aja. Tapi, 1 orang tersebut tingkatannya juga berbeda-
beda, ada yang tidak mungkin berbohong seperti Aisyah dan Fatimah, ada juga yang
diragukan. Maka, apabila orang tersebut ada pada tingkatan tertinggi (disoheh) maka
akan semakin dipercayai kebenarannya. Ada juga tingkatan dibawahnya yaitu orang
biasa (hasan), bawah (dhaif) yang semakin lemah atau kurang dipercayai. Sanad harus
diurut sesuai pada tingkatannya, sanad harus benar-benar pantas.
Hadist Ahad– Hadist yang diriwayatkan oleh satu sannat tetapi tingkatan sannat ini berbeda-
beda, ada yang tidak mungkin berbohong spt Aisyah r.a. istri Nabi Muhammad S.A.W atau
ada juga yang lemah dari orang yang kurang terpercaya.
1. Sejarah pembentukan hukum Islam dari sejak masa Nabi sampai terkini.
2. Teori-teori berlakunya hukum Islam
Sejarah pembentukan hukum Islam dari sejak masa Nabi sampai terkini
1. Perkembangan hukum islam sejalan dengan perkembangan agama islam. Ketika zaman
nabi belum mendapatkan wahyu maka hukum islam juga belum ada. Hal ini karena
hukum islam lahir dari ajaran tauhid/hukum Allah, bukan hukum buatan manusia.
2. Seiring berjalannya waktu, setelah ajaran tauhid, muncul aqidah, syariah, dan akhlak
untuk menuntun.pedoman manusia. Kunci utama dari ajaran tauhid adalah untuk
menyembah kepada Allah yang menciptakan kita dan orang-orang sebelum kita (dari
sebelumnya menyembah berhala).
3. Hukum Islam dihadirkan Allah saat manusia membutuhkan, contoh hukum waris yang
diturunkan pada surah An-Nisaa ayat 7 yang dijelaskan lebih rinci pada ayat 11-12. Pada
masa itu, wanita tidak mendapatkan hak waris tetapi kemudian dikeluarkan hukum islam
yang menjelaskan perkara pembagian warisan yaitu bagi laki-laki ada peninggalannya,
bagi wanita juga ada.
Di hukum adat zaman dulu, wanita tidak punya hak waris sampai munculnya hukum
Islam mengenai wanita (dalam status sbg anak atau saudara) juga mendapatkan waris di
dalam surah An-Nisaa’.
4. Sumber ajaran hukum islam tersebut disempurnakan oleh Allah melalui surah Al-Maidah.
Sempurna bukan dalam hal ayat Al-Quran dan wahyunya, tetapi bersesuaian dengan
hadist juga termasuk sempurna,
Contoh, orang membunuh dan mencuri itu juga ditetapkan oleh Nabi. Semua melalui
proses yang disebut pengadilan juga. Orang gabisa dihukum kalau belum diadili. Dulu,
Nabi yang menjadi hakimnya karena masyarakat hanya percaya kepada Nabi. Kalau
sekarang bahkan pengadilan gaboleh satu orang kecuali hal-hal khusus, haris ganjil, tidak
boleh genap.
5. Hukum Islam setelah Rasulullah wafat
Setelah Rasulullah wafat, maka dilanjutkan oleh sahabat Nabi Muhammad yang disebut
Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar As Sidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan
Ali bin Abi Thalib,
Hukum setelah rasulullah wafat mengalami perluasan tetapi tidak tergantikan. Perluasan
merupakan metode untuk menetapkan hukum tetapi tidak menyimpang dari sebelumnya,
Zaman Khalifah Umar juga ada dan mulai muncul Ijtihad yang berbeda dari hukum yang
ada (berbeda dalam arti perluasan dan tidak menyimpang dari awalnya). Maka hal ini
disebut dengan fiqih khusus.
6. Fiqih itu yang nanti berkembang dan menyesuaikan dengan keadaan tetapi tidak boleh
menyimpang dari Al-Quran dan Hadist.
Misalnya, sudah ditetapkan hukum waris dalam ahli fiqih yaitu menetapkan garis
keturunan mengunakan nazar (garis keturunan laki-laki), di Indonesia muncul namanya
warisan bilateral (garis keturunan tidak hanya dari laki-laki) karena menyesuaikan.
7. Hukum islam sebenarnya sudah sangat jelas, tetapi ia mengalami perkembangan dan
penyesuaia dengan kondisi masyarakat setempat (menggunakan metode ijtihad atau
fiqih). Inilah yang disebut perkembangan hukum islam.
Contoh, di masyarakat Kutub Utara kan malam dan siangnya lama banget, bisa jadi siang
itu berbulan-bulan, dst. Para ulama menetapkan ijtihad yang sesuai dengan fiqih dan
sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.
Ekonomi syariah bisa bergerak jika ada hukumnya, karena jika tidak ada hukumnya tidak
akan berlaku mengikat jika terjadi suatu pelanggaran.
Setelah bank Indonesia menggunakan sistem bagi hasil sebagai implementasi hukum syariah,
sektor perbankan mulai muncul sistem wakaf, zakat, dsb serta muncul perundang-undangan
UU No. 1 tahun 2004.
Pertemuan IX
Hukum Islam 9
1. Macam-macam akad syariah:
- Wadiah: Akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai
barang atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk
menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang atau uang.
Akad yang dilandaskan kepada tabungan, akad penitipan uang.
- Mudharabah: Akad kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (malik,
shahibul mal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak
kedua ('amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana
dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali jika pihak kedua
melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.
Akad yang dilandaskan kepada kerjasama.
- Musyarakah: Akad kerjasama diantara dua pihak atau lebih untuk usaha
tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana masing-masing.
Gaboleh ada penyimpangan.
- Murabahah: Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga
belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih
sebagai keuntungan yang disepakati.
- Salam: Akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang
disepakati.
- Istisna': Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli (mustashni') dan penjual
atau pembuat (shani').
- Ijarah: Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau
manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikian barang itu sendiri.
- Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik: Akad penyediaan dana dalam rangka
memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan
transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
- Qardh: Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah
wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah
disepakati.
- Kapalah: berlandaskan jaminan satu pihak kepada pihak lain.
- Hapi: pembiayaan kepada nasabah untuk dana talangan segera dalam waktu
yang relatif pendek.
2. Akad berdasarkan jenis ada 3 macam:
- Berdasarkan dipenuhi atau tidak dipenuhinya suatu rukun dan syaratnya
perbuatan hukum (sah atau tidaknya suatu perbuatan hukum). Bisa
menimbulkan akad-akad baru dalam perbankan, misalnya pembiayaan syariah.
Dasar utamanya adalah bagaimana para pihak memenuhi syarat dan rukunnya.
- Berdasarkan prinsip syariah yang sudah ada namanya. Bai, hibah, gadai,
dsb.
Murobahah, salam, istisna
- Disandarkan pada barang yang diserahkan atau tidak itu berupa barang yang
berwujud atau tidak berwujud.
3. Penjelasan poin 1 dan 2:
- Bertujuan untuk menghimpun dana
Wadiah atau titipan. Titipan itu bisa berarti tabungan, pinjaman.
Tapi, titipan dalam bentuk wadiah artinya orang menitipkan barang
kepada orang lain tanpa ada upah (wadiah murni). Jadi, ketika orang
menaruh uangnya di bank, ga ada bunganya (dan sebaliknya). Wadiah
bisa menjadi ijaroh apabila bank mensyaratkan adanya upah/ujroh
(imbalan dalam sifat administrative, hanya berlaku sekali, dan tidak
berkelanjutan), beda sama bunga (diperjanjikan berdasarkan jumlah
pinjamannya yang secara dinamis akan mengikuti waktu, masuknya ke
riba).
o Jadi, bakal ada pilihan wadiah/ijaroh. Kalau wadiah ya ga ada
bunganya sama sekali, bener-bener cuma titip aja. Kalau ijaroh,
kita dapat bagian lagi karena ijaroh ada ujroh/imbalan.
Yang didasarkan pada tabungan juga ada Mudharabah atau akad
kerjasama. Mudharobah adalah Kerjasama antara 2 pihak, yang mana
yang satu adalah sebagai penyandang dana dan satunya adalah
pengusaha. Kalau penyandang dana, baisanya adalah bank yang bebagi
modal. Atau, jika sohibulmal/penyandang dana adalah nasabah dan
muthorib/pengusahanya adalah bank dan nanti keuntungannya akan
dibagi 2 sesuai dengan nisbah (pembagian keuntungan dengan
persentase). Tabungan dengan cara ini harus disepakati kedua belah
pihak.
Kekurangannya adalah kerugian finansial harus ditanggung bersama-
sama (antara penyandang dana dan pemberi modal). Kita harus siap
kalau banknya bangkrut dan kita mengalami kerugian bahkan.
Kalau bank yang menjadi pengusahanya, itu masuk ke dalam
deposito. Deposito ini berdasarkan dari prinsip mudharobah.
Kalau bank yang menjadi penyandang dana, maka Akad
Mudharabah juga pada dasarnya digunakan untuk pembiayaan modal
kerja. Bisa juga tabungan. Akad mudharabah bisa menjadi asas modal
kerja. Ada penetapan sesuai dengan isbah, jadi ga riba.
Contohnya: namanya “KUR” kredit usaha rakyat, tapi akadnya adalah
syar’I, yaitu akad mudharabah. Ada kerjasama antara 2 pihak, yaitu
bank (sohibulmal atau pemilik harta yang menjadi
penyandang/penyedia dana) dan pihak lain (muthorib/nasabah yang
memiliki keahlian yang bisa mengelola suatu usaha yang produktif
dan halal). Dana keuntungan akan dibagi berdasarkan kesepakatan
pada perjanjian di awal akad.
KUR (kredit usaha rakyat) adalah adaptasi dari mudharabah.
- Akad yang berbasis kepada jual beli atau al-bay. Ada 3 akad yang sering
digunakan:
Murobahah: akad jual beli barang (bai, dibaca bek) pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dinyatakan terlebih
dahulu, keuntungannya berapa. Misal, kredit perumahan rakyat (KPR),
dalam pembiayaan KPR tersebut sudah dihitung berapa harga
rumahnya dan bank beli dari pengembang. Kemudian, bank
menjualnya lagi kepada nasabah dan harga jual yang diberikan bank itu
sudah disepakati (harga beli + keuntungan) sejak awal. Pembayarannya
bisa dilakukan dengan cara dicicil/diangsur, tapi angsurannya itu udah
ga ada bunganya lagi.
o Sebenarnya bank kan bisa pakai kredit multi bunga yang ada
bunganya. Tapi, ada perbedaannya yaitu ketika terjadi
sengketa (penyelesaian sengketa) dan sifat bunganya adalah
riba karena tidak disepakati diawal dan dalam wujud
persentase. Sedangkan, riba bukan riba kalau udah
disepakati di awal (murobahah).
Salam: pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sementara
pembayarannya dilakukan dimuka. Tapi, spesifikasi barangnya udah
dijelaskan terlebih dahulu.
o Jual beli dengan cara pemesanan, dimana pembeli memberikan
uang lebih dahulu terhadap barang yang sudah disebutkan,
kemudian barang itu dikirim.
o Lembaga keuangan/bank ini bertindak sebagai pembeli produk
dan memberikan uangnya lebih dahulu sedangkan nasabah
menggunakannya sebagai modal untuk mengelola pertaniannya
(pembiayaan pertanian).
o Pada prinsipnya, pembelian jual beli online (yang bukan COD)
adalah adaptasi dari prinsip Salam ini.
Istisna: jual beli barang dalam bentuk pemesanan, pembuatan barang
yang didasarkan pada persyaratan serta kriteria tertentu. Pola
pembayaran dapat dilakukan dengan kesepakatan, baik di depan
maupun di belakang.
4. Ketika misalnya di dalam KUR orang tidak bisa menjual sapinya atau sapinya mati di
tengah jalan, maka yang menjadi masalah perbedaan dengan pinjaman di bank
konvensional adalah penyelesaian sengketanya. Kan ketika peminjaman mudarobah
dan ada jaminannya. Jaminan pada bank konvensional umumnya selalu akan dijual
atau disita oleh bank dalam penyelesaian sengketanya. Misal, sertifikat tanah yang
dijadikan jaminan maka rumah tsb dijual atau dilelang. Kalau mudharobah dan terjadi
wanprestasi, yang menyelesaikan sengketanya adalah pihak nasabah akan menjual
sendiri dan bayar utangnya kepada bank. Jadi, yang ini lebih memanusiakan orang
karena memang tujuannya adalah untuk akhlak.
5. Sebelum kita melihat jenis-jenisnya, kita lihat logikanya dulu bahwa asas kebebasan
berkontrak (pertemuan sebelumnya). Dimana, asas kebebasan berkontrak didasarkan
pada kebebasan untuk memilih (hak-hak) sistem atau prinsip-prinsip hubungan bisnis
dalam syariah, yaitu bisa menggunakan prinsip bay (dibaca baih atau bek) dan tidak
boleh menyimpang dan hakim bisa mengadili dengan prinsip tsb.
6. Prinsip/asas musyarokah (berasal dari kata sirkah), yaitu hubungan serikat antara 2
orang (ada 2 pemodal yang keuntungannya kemudian disepakati terlebih dahulu.
Misal, bank melakukan pembiayaan property pada pengembang dan membiayai
pengembang, maka pengembangnya punya modal berapa dulu dan disetor kebank.
Kemudian, bank menunjuk pihak pengembang tersebut untuk membangun rumah.
Pada prinsip syariah, gaboleh ada penyimpangan dalam hal ini, misalnya
penyimpangan ketika pengembang ga setor uang dulu kepada bank (misal modal
pengembangan property 10M, maka pengembang harus bayar 30%) maka ga ada
serikat dan ga bisa disebut musyarokah.
7. Yang disebut akad/prinsip syariah:
- Gaboleh ada riba,
- Gaboleh ada meisir (judi atau untung-untungan),
- Gaboleh ada goror (penipuan).
-
Pertemuan X – 22 Maret 2021
25 Maret 2021
Jika ada sebuah konflik terutama perdata (sengketa) di Indonesia, penyelesaiannya akan
dilakukan melalui jalur pengadilan (litigasi) dan jalur luar pengadilan (non litigasi). Dalam
penyelesaian sengketa ada tiga macam:
1. Ajudikatif : ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah/ win-lose proses
peradilan melalui pengadilan seperti ini
2. Konsensualis : win-win solutions
3. Tuasi : di tengah-tengah win-win solutions dan win-lose solutions, sebenanya
win-win solutions tetapi terkadang juga ada yang dirugikan
Tiga macam penyelesaian sengketa ini yang membedakan litigasi dan non litigasi. Dalam
kasus sengketa syariah, peradilannya dapat dilakukan melalui litigasi di Pengadilan Agama
→ pasti akana ada yang menang dan kalah. Namun, sebelum memasuki pengadilan, dapat
dilakukan upaya non litigasi, diatur dalam UU No. 30 Tahun 2008 tentang ADR (Alternative
Dispute Resolutions).
Kewenangan BASARNAS adalah mengadili perkara ekonomi syariah. BASARNAS bisa
mengabitrase (menyelesaikan dg cara non litigasi) dan keputusannya wajib dipakai (dulu
harus disahkan di pengadilan, sekarang menjadi keputusan yang final). BASARNAS akan
membuat proses peradilan menjadi lebih cepat.
MA pernah memutuskan untuk mengadakan peradilan sederhana oleh peradilan umum
berbasis litigasi untuk menyelesaikan perkara perdata ringan.
Negara sekuler selalu memisahkan urusan negara dengan urusan agama. Oleh karena hal
itu akan muncul pemahaman bahwa akan sah secara acara atau sah secara negara.
Padahal, dijelaskan pada Pasal 2 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974bahwa “pernikahan adalah
sah jika dilakukan menurut agama masing-masing.”
Negara Indonesia menganut supremasi of law, sehingga saat dikatakan bahwa pernikahan
menurut agama adalah sah, maka negara juga harus mengakui ke-sah-an nya.
Tidaklah pencatatan perkawinan menajdi syarat sah pernikahan tetapi yang bisa
dicatatkan adalah perkawinan yang sah.
Jika perkawinan
Isbat nikah adalah pengesahan atas perkawinan yang telah dilangsungkan menurut
syariat agama Islam, akan tetapi tidak dicatat oleh Kantor Urusan Agama atau Pegawai
Pencatat nikah yang berwenang.
Yang perlu dicatatkan tidak hanya perkawinan islam tetapi perkawinan semua agama,
berdasarkan agamanya masing-masing.
Pencatatan nikah agama islam ada pada UU No. 22 tahun 1948 tentang pencatatan nikah.
Agama non islam dicatatkan di kantor catatan sipil dan orang beragama islam dicatatkan
di kantor urusan agama (KUA).
Pengadilan agama menggunakan kompilasi hukum islam sebagai dasar hukum materiil.
Sahnya perkawinan menurut hukum perkawinan islam (Pasal 14 Kompilasi Hukum
Islam):
a. Calon Suami;
b. Calon Istri;
c. Wali nikah;
d. Dua orang saksi dan;
e. Ijab dan Kabul.
Jika salah satu unsur tidak dilengkapi maka pernikahan dihitung tidak ada perkawinan.
Jika semua unsur-unsur dipenuhi tetapi tidak sesuai persyaratan maka pernikahan tidak
sah
Putusnya perkawinan terjadi karena (Pasal 113 KHI):
a. Perceraian
b. Kematian
c. Gugatan pengadilan
Pasal 114 KHI: menyatakan putusnya perkawinan karena perceraian bisa karena gugat
cerai atau karena talak (HARUS disertai alasan perceraian yang dicantumkan dalam surat
gugatan yang menunjuk pada pasal 116).
Pasal 114 KHI menyatakan “putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian
dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian.” (HARUS disertai alasan
perceraian yang dicantumkan dalam surat gugatan yang menunjuk pada pasal 116).
Perceraian harus disertai alasan yang kuat, alasan sersebut ada di Pasal 116 KHI:
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan,
b. Salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa
izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya,
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih
berat setelah perkawinan berlangsung,
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan
pihak lain,
e. Salah satu pihak mendapat cacat badab atau penyakit dengan akibat tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri,
f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak
ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga,
g. Suami menlanggar taklik talak,
h. Peralihan agama tau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam
rumah tangga.
Perceraian yang tidak dilaksanakan di dalam pengadilan maka adalah sebuah perceraian
yang belum terjadi karena sebetulnya diperlukan sebuah sidang di Pengadilan. Di
pengadilan akan diputuskan perkawinannya putus atau tidak. Karena saat zaman nabi,
perceraian pun harus mendapat keputusan dari nabi sebagai hakim.
Pasal 7 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam: Untuk pernikahan siri jika ingin melakukan
perceraian dengan memenuhi KHI, perkawinannya harus dicatatkan terlebih dahulu
(dilakukan isbat nikah) baru mengajukkan perceraian tetapi proses bisa dilakukan dengan
mudah.
KHI merupakan kumpulan dari 14 kitab fiqih.
1 April 2021
Perkawinan adalah perjanjian/perikatan yang sangat kuat, bedanya dengan perikatan biasa
adalah adanya kebebasan berkontrak, perjanjian perkawinan sudah ada perjanjian yang diatur
dalam hukum perkawinan sedangkan perjanjian biasa. Jika terjadi penyimpangan dari
perjanjian yang sudah diatur maka akan ada perubahan hukum di dalam perkawinan,
misal perwakinan kontrak → sah tetapi haram hukumnya. Perkawinan kontrak secara
secara hukum materiil sah (karena memenuhi syarat) tetapi secara hukum taklifi adalah
haram karena terdapat penyimpangan.
Karena tujuan dari membangun pernikahan adalah untuk selamanya mencapai sakinah,
mawadah, dan warohmah, tidak boleh terikat kontrak. Jikalaupun bercerai itu karena
mungkin tidak bisa memenuhi hak dan kewajiban bukan karena sebuah kesepakatan di depan.
Karena makna sakinah, mawadah, warohmah adalah
Hak dan Kewajiban Suami/Isteri menurut Pasal 77 KHI:
(1) Suami isteri memikul kewjiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang
sakinah, mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan masyarakat
(2) Suami isteri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi
bantuan lahir bathin yang satui kepada yang lain;
Jika sudah sanggup menikah → berarti harus siap untuk mencintai pasangannya.
(3) Suami isteri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka,
baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan
agamanya;
(4) suami isteri wajib memelihara kehormatannya;
(5) jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan
kepada Pengadilan Agama
Kewajiban Suami-Pasal 80
(1) Suami adalah pembimbing, terhadap isteri dan rumah tangganya, akan tetap mengenai
hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh sumai isteri bersama.
(2) Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan memberi kesempatan
belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
(4) sesuai dengan penghasislannya suami menanggung:
a. nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri;
b. biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan anak;
c. biaya pendididkan bagi anak.
(5) Kewajiban suami terhadap isterinya seperti tersebut pada ayat (4) huruf a dan b di atas
mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari isterinya.
(6) Isteri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana
tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.
(7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila isteri nusyuz.
Kewajiban Isteri
(1) Kewajibn utama bagi seoarang isteri ialah berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam
yang dibenarkan oleh hukum islam.
(2) Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan
sebaikbaiknya.
Dalam berumah tangga, suami istri memiliki hak dan kewajiban yang sama. Ketika di luar
rumah istri adalah wanita yang memiliki kesamaan hak dalam sistem social, tetapi ketika
berumah tangga harus mengikuti sistem hukum perkawinan, keadilannya merupakan
keseimbangan hak dan kewajiban dari suami-istri. Suami/istri harus memenuhi kewajibannya
terlebih dahulu baru hak mengikuti, jika salah satu tidak bisa memenuhi kewajibannya maka
harus berlapang hati jangan menuntut hak untuk dipenuhi, contoh suami tidak bisa
memberikan nafkah, option istri ada dua bercerai atau memaafkan.
Kenapa Ada Perceraian? Peceraian merupakan pintu darurat apabila ada hak/kewajiban dari
suami/istri yang tidak dipenuhi, halal tetapi dibenci oleh Allah.
Putusnya pernikahan terjadi jika: (Pasal 113)
1. Meninggal
2. Bercerai
3. Keputusan Pengadilan
Sebab terjadinya perceraian: (Pasal 114): Putusnya perkawinan yang disebabkan karena
perceraian dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian.
Pasal 118 - Talak Raj`I adalah talak kesatu atau kedua, dimana suami berhak rujujk
selamaisteri dalam masa iddah.