Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN
O L E H : Ir, Syahrir
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur pada Yang Maha Kuasa atas limpahan dan rahmatNya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pemasangan Alat Pengukur Dan
Pembatas Pada Jaringan Tegangan Rendah”
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1
1.2.Rumusan masalah
a. Bagaimana merancang dan membuat APP dengan baik?
b. Bagaimana memasang instalasi APP dengan baik?
c. Bagaimana memilih MCB yang memiliki persyaratan selektifitas
pengamannya?
1.3.Tujuan masalah
a. Untuk dapat merancang dan membuat APP dengan baik
b. Untuk dapat memasang instalasi APP dengan baik
c. Untuk dapat memilih MCB yang memiliki persyaratan selektifitas
pengamannya
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1.SISTEM DISTRIBUSI
Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat – pusat pembangkit
listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan
tegangan yang biasanya merupakan tegangan menengah 20 kV. Setiap GI
sesungguhnya merupakan Pusat Beban untuk suatu daerah pelanggan
tertentu, bebannya berubah-rubah sepanjang waktu sehingga daya yang
dibangkitkan dalam pusat-pusat Listrik harus selalu berubah. Perubahan
daya yang dilakukan di pusat pembangkit ini bertujuan untuk
mempertahankan tenaga listrik tetap pada frekuensi 50 Hz. Proses
perubahan ini dikoordinasikan dengan Pusat Pengaturan Beban (P3B).
Tegangan menengah dari GI ini melalui saluran distribusi primer,
untuk disalurkan ke gardu - gardu distribusi(GD) atau pemakai TM. Dari
saluran distribusi primer, tegangan menengah (TM) diturunkan menjadi
tegangan rendah (TR) 220/380 V melalui gardu distribusi (GD). Tegangan
rendah dari gardu distribusi disalurkan melalui saluran tegangan rendah ke
konsumen tegangan.
3
perbedaan sudut antara tegangan dan arus yang ditimbulkan oleh
beban yang diukur.
6. Putaran dihitung oleh banyaknya alat hitung (register) yang digerakan
oleh roda gigi yang diputar oleh poros.
7. Sejumlah putaran sesuai dengan konstanta nya di kalibrasikan dalam
satuan kilo watt jam disingkat dengan KWH atau Kilo Volt Ampere
reaktif jam disingkat KVARH.
3.3.Peranan Tenaga Listrik
Di pusat pembangkit tenaga listrik, generator digerakkan oleh
turbin dari bentuk energi lainnya antara lain: dari Air - PLTA; Gas -
PLTG; Uap - PLTU; Diesel - PLTD; Panas Bumi - PLTP; Nuklir - PLTN.
Energi listrik dari pusat pembangkitnya disalurkan melalui jaringan
transmisi yang jaraknya relatif jauh ke pemakai listrik/konsumen.
4
3. Konsumen Pabrik
Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-
masing pabrik dayanya dalam orde ratusan kVA. Penggunaannya untuk
pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah
(220V/380V), untuk pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa
dan saluran masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20 kV.
4. Konsumen Komersial
Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal,
KRL (Kereta Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar,
kampus, stadion olahraga, mall, supermarket, dan apartemen. Rata-rata
menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya kecil dengan
tegangan rendah, sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan
menengah 20KV.
4. Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab
pengusaha ketenagalistrikan (PLN). Terdiri dari alat ukur kwh meter dan
pembatas arus:
- 450 VA sampai dengan 4.400 VA untuk sistem satu fasa
- 4,9 kVA sampai dengan 630 kVA untuk sistem tiga fasa
Gambar : APP Sistem satu fasa
5
3.4.Komponen Komponen APP
1. Panel Hubung Bagi (PHB)
Panel Hubung Bagi (PHB) adalah panel berbentuk almari (cubicle),
yang dapat dibedakan sebagai: - Panel Utama/MDP : Main Distribution
Panel - Panel Cabang/SDP : Sub-Distribution Panel - Panel Beban/SSDP :
Subsub-Distribution Panel Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran
utamanya merupakan kabel feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY.
Di dalam panel biasanya busbar/rel dibagi menjadi dua segmen yang
saling berhubungan dengan sakelar pemisah, yang satu mendapat saluran
masuk dari APP (pengusaha ketenagalistrikan) dan satunya lagi dari
sumber listrik sendiri (genset). Dari kedua busbar didistribusikan ke beban
secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi
menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati akibat
gangguan ataupun karena pemeliharaan, maka suplai ke beban tidak akan
terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri (genset) sebagai cadangan.
Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri
dari: • CB (Circuit Breaker) • MCB (Miniatur Circuit Breaker) • MCCB
(Mold Case Circuit Breaker) • NFB (No Fuse Circuit Breaker) • ACB (Air
Circuit Breaker) • OCB (Oil Circuit Breaker) • VCB (Vacuum Circuit
Breaker) • SF6CB (Sulfur Circuit Breaker) • Sekering dan pemisah •
Switch dan DS (Disconnecting Switch) Peralatan tambahan dalam PHB
antara lain: • Reley proteksi • Trafo tegangan, Trafo arus • Alat-alat listrik:
Amperemeter, Voltmeter, Frekuensi meter, Cos meter, LampuIndikator,
2. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB adalah pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan
pengaman thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga
dilengkapi relai elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB
banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu phasa dan tiga phasa.
Keuntungan menggunakan MCB sebagai berikut.
1. Dapat memutuskan rangkaian tiga phasa walaupun terjadi hubung
singkat pada salah satu phasanya.
6
2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung
singkat atau beban lebih.
3. Mempunyai tanggapan yang baik apabila terjadi hubung singkat atau
beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus
beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk
mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB
memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan
dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis
memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus
diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah
kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB dibuat
hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa, sedangkan untuk
pengaman tiga phasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang
disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka
kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
7
3. MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai
dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika dilihat dari segi
pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung
singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu, pengaman ini mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.
Gambar : Molded Case Circuit Breaker
Keterangan:
1. BMC material for base and cover
2. Arc chute
3. Mounting for ST or UVT connection block
4. Trip-free mechanism
5. Moving contacts
6. Clear and IEC-complaint maekings
7. Magnetic trip unit
8. Compact size
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Lokasi Pemasangan
C. Metode Pelaksanaan
Adapun metode pelaksanaan dalam pemasangan app ialah sebagai berikut:
PERSIAPAN : 1. Perintah kerja (PK/SPK)
2. APP yang akan dipasang
3. Peralatan kerja pemasangan APP
4. Bahan material pemasangan APP
5. Gambar Pengawatan APP
6. Perlengkapan K3 (P3K)
9
Adapun Langkah Pemasangan App Tipe I A & I B ialah sebagai berikut :
• Lubangi kotak dan tutup APP sesuai kebutuhan
• Pasang blok terminal di dalam kotak APP
• Pasang KWh & Pemutus mini pada tutup APP
• Pasang Pengawatan APP
• Pastikan Teg./Arus sesuai pengenal & Daya kontrak
• Pastikan kabel sambungan pelayanan tanpa sambungan
• Pastikan penghantar fasa & netral masuk blok terminal
• Lubungkan kawat netral ke kotak APP dan pembum
• Lakukan Uji pembebanan APP sesuai prosedur
• Buat berita acara Pemasangan APP
Adapun Pemeriksaan App Ialah Sebagai Berikut :
D. Evaulasi Pelaksanaan
Bedasarkan hasil pemasangan yang dilakukan pada desa pannara di jeneponto
sudah sesuai denagan SOP dan peraturan PUIL 2011 selama pemasangan APP dapat
dilakun dengan baik tanpa ada ganguan dengan K3 pemasangan, Berikut ini ialah
pemasangan APP
10
Gambar 3.1 pemasangan APP
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
a. Bedasarkan hasil pemasangan yang dilakukan pada kecematan pannara di
jeneponto sudah sesuai denagan SOP dan peraturan PLN
b. Dari hasil pemasangan yang sudah dilakukan dapat berjalan dengan baik tanpa
kendala apapun
4.2.Saran
a. Perlu ditingkatkannya sarana dan prasarana pendukung yang lebih memadai
dalam perencanaan pemasangan APP pedesaan sehingga tahap survei dapat
berjalan dengan lancar.
b. Perlu adanya kerjasama yang baik antara semua instansi yang terkait,baik dalam
perencanaan maupun dalam realisasi pembangunan nantinya agar pembangunan
dapat terlaksana dengan baik karena listrik sudah menjadi kebutuhan bagi
masyarakat, termasuk masyarakat di RT1 desa pannara jeneponto
11
DAFTAR PUSTAKA
12