Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGERTIAN
Kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosional
yang menyenangkan yang dihasilkan dari penilaian
pekerjaan atau pengalaman kerja.
Robbins (2001) mengemukakan bahwa kepuasan
kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya.
Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja
sebagai “ the way an employee feels about his or her
job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara
pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya.
TEORI (WEXLEY AND YUKL)
Discrepancy Theory
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan
menghitung selisih antara apa yang seharusnya
dengan kenyataan yang dirasakan.
Equity Theory
Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan
merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas
suatu situasi. Perasaan equity dan inequity atas suatu
situasi.
Two Factor Theory
Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001) teori
kepuasan kerja yang ia namakan teori dua faktor
terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Menurut Greenberg & Baron (1995) ada 2 faktor yaitu:
Faktor-faktor Organisasional
1. Sistem penggajian
2. Kualitas dari supervisi
3. Desentralisasi kekuasaan
4. Tingkat kerja dan dorongan sosial
5. Kondisi kerja yang menyenangkan
Faktor Personal
1. Variabel kepribadian
2. Status dan senioritas
3. Pekerjaan yang sesuai dengan minat
4. Kepuasan hidup
KOMPONEN UTAMA
Sikap terhadap kelompok kerja
Kondisi umum pekerjaan
Sikap terhadap perusahaan
Keuntungan secara ekonomi
Sikap terhadap manajemen
DIMENSI
Nelson and quick (2006) mengungkapkan bahwa
kepuasan kerja dipengaruhi 5 dimensi spesifik, yaitu:
Gaji
Sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal
ini bisa diangap sebagai hal yang pantas
dibandingkan dengan orang lain di dalam organisasi.
Pekerjaan Itu Sendiri
Pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memilki
elemen yang memuaskan.
Promosi
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada atau
tidaknya kesempatan memperoleh peningkatan karier
selama bekerja.
Supervise
Merupakan kemampuan atasan untuk memberikan
bantuan teknis dan dukungan prilaku kepada bawahan
yang mengalami permasalahan dalam pekerjaan.
Rekan kerja
Merupakan tingakatan dimana rekan kerja yang pandai
dan mendukung secara sosial merupakan faktor yang
berhubungan dengan hubungan antara pegawai dan
atsannya dan dengan pegawai lainnya baik yang sama
maupun yang berbeda jenis pekerjaan.
ASPEK-ASPEK
Aspek Psikologis
Berhubungan dengan kejiwaan dan minat, ketentraman kerja
dan sikap kerja, bakat dan ketrampilan dari karyawan.
Aspek Sosial
Berhubungan dengan interaksi sosial baik antar sesama
karyawan maupun antar karyawan yang berbeda jenis kerja
serta hubungan dengan anggota keluarga.
Aspek Fisik
Berhubungan dengan kondisi tubuhnya meliputi juga jenis
pekerjaanya pengaturan kerja, pengaturan waktu istirahat dan
keadaan ruangan, kondisi kesehatan dan umur.
Aspek Finasial
Berhubungan dengan jaminan dan kesejahteraan yang melipti
system besaran gaji, jaminan social, tunjangan fasilitas dan
promosi.
PENENTUAN KEPUASAN KERJA
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan harus benar-
benar memperhatikan kepuasan kerja, menurut Veithzal
Rivai (2004:480) yang dapat dikategorikan sesuai dengan
fokus pegawai atau perusahaan, yaitu :
Manusia berhak diperlakukan dengan adil dan hormat,
pandangan ini merujuk terhadap perspektif kemanusiaan.
Kepuasan kerja merupakan perluasan refleksi perlakuan
yang baik. Penting juga dirasakan untuk memperhatikan
indikator emosional atau kesehatan psikologis.
Kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku yang
mempengaruhi fungsi-fungsi perusahaan. Perbedaan
kepuasan kerja antara unit-unit organisasi dapat
mendiagnosis potensi persoalan.
STRESS DI TEMPAT KERJA
Menurut John Suprihanto, Prakoso Hadi (2003:62),
bahwa stres adalah konsekuensi setiap tindakan dan situasi
lingkungan yang menimbulkan tuntunan psikologis dan
fisik yang berlebih pada seseorang.
Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo,
2001:63) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-
tuntutan eksternal yang mengenai seseorang,
misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu
stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.
Jenis-Jenis Stres
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999)
mengkaji ulang beberapa kasus stres pekerjaan dan
menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:
1) Gejala psikologis
1. Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan
mudah tersinggung
2. Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam
(kebencian)
3. Sensitif dan hyperreactivity
4. Memendam perasaan, penarikan diri, dan
depresi
Gejala-Gejala Stres
2) Gejala fisiologis
• v Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan
kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular
• v Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh:
adrenalin dan noradrenalin)
• v Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan
lambung)
3) Gejala perilaku
• v Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari
pekerjaan
• v Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
• v Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-
obatan
Faktor Lingkungan Kerja dan Faktor Personal
Secara umum dikelompokkan menajdi:
1. Tingkat individual
Stressor tingkat ini berkaitan secara langsung dengan tugas
kerja seseorang
2. Tingkat kelompok
Disebabkan oleh dinamika kelompok dan perilaku
manajerial
3. Tingkat organisasi
Mempengaruhi sebagian besar karyawan
4. Ekstraorganisasional
Disebabkan oleh faktor diluar organisasi
Penyebab Stres
Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta
dengan menggunakan 76 sampel manager dan mandor di
perusahaan swasta menunjukkan bahwa efek stres yang
mereka rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah:
• v Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup
kencang, denyut jantung meningkat, bibir kering,
berkeringat, mual.
• v Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa
tegang, cemas, tidak bisa berkonsentrasi, ingin pergi ke
kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stres.
Dampak Stres
Diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola
stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan
pendekatan organisasi.
Dalam pendekatan individual seorang karyawan
dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya.
Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu:
pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan
dukungan sosial.
Dari pendekatan organisasional yang mungkin
digunakan oleh manajemen untuk mengatasi stres
karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan,
penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan
keputusan partisipatif, komunikasi organisasional dan
program kesejahteraan.