Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan
pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah)
ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masingmasing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-
hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang
tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social
lainnya. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan
keperawatan keluarga pemula”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian keluarga baru menikah ?
2. Bagaimana tugas perkembangan dan masalah – masalah yang terjadi pada
keluarga baru menikah ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru menikah).
b. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada
keluarga pemula (baru menikah).
c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga pemula
(baru menikah).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-indidu yang
didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ). Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawa satu atap dalam keadaaan saling
ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang
tergantung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan. ( SalvicionG. Bailon dan
Aracelis
Maglaya,1989 ). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta empertahankan kebudayaan. ( SalvicionG. Bailon dan Aracelis
Maglaya,1989 ). Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat
oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus
keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu. (Burgess dan Locke (1992).
B. Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif,
peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial.
Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga
belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya
individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumberdaya manusia.
4. Fungsi Ekonomi.
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan,
pakaian, perumahan dan lain-lain.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian
perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang
mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu. ( Zaidin Ali,1999 ).
C. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
1. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan dan tinggal
alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
dan saling menunjang satu sama lainnya.
3. Single Parent Family.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-
anak yang masih bergantung padanya.
4. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah
yang sama.
5. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing membawa
anak dari hasil perkawinan terdahulu.
6. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu, anak dalam
satu rumah.
7. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.
D. Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan
Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981 adalah :
1. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga
Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitasfasilitas Kesehatan
yang ada.
E. Tahap – Tahap Pasangan Baru Menikah
1. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masingmasing.
2. Mempersiapkan keluarga yang baru.
3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
5. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-
masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
6. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan
F. Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah
1. Tidak menghadapi masalah utang Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah
keuangan adalah masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika
sudah menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua
masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-
tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan
keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
2. Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri
dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya
sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan
seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan
berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
3. Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan
bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyakn ialah kesibukan. Coba
untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau
perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda
akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya
juga.
4. Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan
terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi.
Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk
berlelah-lelahan pada malam hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih semangat
untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda
mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama pasangan.
5. Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah dengan
mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda akan
datang berkunjung bersama pada akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.
6. Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal bisa
jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah.
Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa
Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda
dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat
emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang tak Anda
maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
7. Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah menikah.
Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya
segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan
mereka. Jadi, mengapa terburuburu? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur
bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan
bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks, kemungkinan untuk
hadirnya momongan justru lebih besar.
G. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga keluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan Yang perlu diputuskan :
kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan Tugas
perkembangan keluarga baru menikah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
a. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
b. Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
c. Peran berubah.
d. Fungsi baru diterima.
e. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
f. Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan
saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan
hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama
harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat
dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah
membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan
sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh
pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada
membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan
metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut
terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi
fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut
maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat,
sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan
suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat
memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan
rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien. Selain
pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn), pengkajian
khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam
pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
a. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi Pengkajian ini
dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki
anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai
oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan
alasan penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan
mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi
yang digunakannya.
b. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi Dalam melaksanakan
perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan tingkat pengetahuan
klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang
bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida
dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil
KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila
ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak
efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya
kehamilan yang tidak direncanakan.
c. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai. Dalam
mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek
samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien
tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik
hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari.
Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan
klien dalam menggunakan metoda tersebut.
d. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat Jika klien berencana untuk
mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok
untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode
terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi
dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta
keinginan untuk mencegah kehamilan. Adapun kontraindikasi penggunaan
metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:
1) Kontrasepsi oral
a) Pil keluarga berencana terpadu Riwayat TBC, kejang, kanker payudara,
benjolan payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis,
penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari
35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan
menggunakan pil keluarga berencana.
b)Mini Pil Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus
menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan
kejang
2) Kontrasepsi Hormonal
c) Hormone Implant Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan
keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
d) Hormone Injeksi Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam
masa menyusui.
3) Kontrasepsi Mekanik
a) Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada
wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
b) IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang
menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi
sesudah persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea,
anemia dan belum pernah hamil, mola.
4) Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen.
Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak
memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa Data Kurang pengetahuan
tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik,
psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak
direncanakan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan
sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara
sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan
dianalisa (Friendman, 1998: 56).
1. Pengumpulan data
a. Identitas
keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini perkembangan keluarga ditentukan dengan
anak tertua dari keluarga inti. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
e. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
2)Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
a)Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
b)Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
c)Sistem pendukung keluarga Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
dari masyarakat setempat.
f. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
1)Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .
2)Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor
yang penting dalam penggelolaan penyakit.
3)Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
g. Status Sosial Ekonomi
1)Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu
penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.
2)Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga .
h. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang
unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang
belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
i. Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
j. Data Lingkungan
1)Karakteristik rumah Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti
lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor
penyebab terjadinya suatu penyakit.
2)Karakteristik Lingkungan Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan
dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi
derajat kesehatan.
k. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal,
empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
2) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan
yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
3) Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap
peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak
ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan
tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatka ketegangan dalam
keluarga .
l. Fungsi keluarga
1)Fungsi afektif Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar
tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.
2)Fungsi sosialisasi. Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga
dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi
sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
3)Fungsi kesehatan Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
m. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
1)Berapa jumlah anak
2)Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
3)Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
o. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
1)Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
2)Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
p. Stress dan Koping keluarga
1)Stressor jangka pendek dan panjang
a)Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b)Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
c)Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Hal yang perlu dikaji
adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
d)Strategi koping yang digunakan Strategi koping yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
e)Strategi adaptasi disfungsional yang digunakankeluarga bila menghadapi
permasalahan
q. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik.
r. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
B. DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah
a. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
b. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
c. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan
d. ketidakmampuan Koping keluarga b.d gangguan kemampuan untuk memenuhi
tanggung jawab pran skunder.
e. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman
seksual
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang Pengetahuan
Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
a. Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
1)Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang
dipilih dan pemecahan masalahnya.
2)Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi
yang dipilih.
3)Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
4)Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari
metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metode kontrasepsi.
b. Intervensi
1)Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat
terhadap masalah.
2)Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan
cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi
sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi
tiap tindakan.
a)Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas
yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
2. Koping keluarga ketidakmampuan b.d gangguan kemampuan untuk memenuhi
tanggung jawab pran skunder.
a. Tujuan :individu menyusun tujuan jangka panjang dan pendek untuk perubahan.
b. Criteria hasil
1)Menyebutkan harapan untuk diri sendiri dan keluarga
2)Menyebutkan sumber daya komunitas yang tersedia
c. Intervensi
1)Beri kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk menddiskusikan penilaian
mereka terhadap situasi.
2)Hindari saling menyalahkan tetapi fasilitasi ventilasi amarahnya
3)Krarifikasi perasaan anggota keluarga
4)Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk mempertimbangkan masalah dari
perspektif anggota keluarga yang lain
5)Jika ada anggota keluarga yang sakit, bantu keluarga untuk mempunyai harapan
yang lebih realistis.
3. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman seksual
a. Tujuan
Individu melakukan kembali aktivitas seksual sebelumnya atau menjalankan
aktivitas seksual pengganti yang lebih memuaskan
b. Criteria hasil
1)Mengubah prilaku untuk mengurangi stressor
2)Melakukan aktivitas seksual yang memuaskan
c. Intervensi
1)Gali hubungan pasien dengan pasangannya
2)Dorong untuk bertanya tentang seksualitas atau fungsi seksual yang mungkin
mengganggu pasien.
3)Lakukan latihan teratur untuk reduksi stress
4)Anjurkan individu melakukan aktivitas seksual sedemikian rupa yang
mendekati pola sebelumnya
4. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan
a. Tujuan
Individu akan membuat pilihan berdasarkan informasi
b. Criteria hasil
1)Menyatakan keuntungan dan kerugian dari pilihan berkeluarga
2)Menceritakan mengenai ketakutan dan keprihatinan mengenai pilihan
pasangannya.
c. Intervensi
1)Tetapkan hubungan saling percaya yang berarti meningkatkan saling pengertian
dan perhatian
2)Gali apa yang timbul bila tidak mengambil keputusan
3)Benahi kesalahan informasi
4)Beri dorongan pada pasangan untuk terlibat dalam mengambil keputusan
5)Kolaborasi denag keluarga untuk mengklarifikasi proses pengambilan keputusan
D. Intervensi secara umum yang bias dilakukan pera
1. Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah
penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
2. Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan
keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.
3. Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.
4. Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan keluarga.
5. Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan
dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang
optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
6. Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.
7. Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang beda dalam
kehidupan keluarga.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain
sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung
jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg,
interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah. Tugas perkembangan kelaurga pada tahap
keluarga pemula yaitu:
membangun perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis,
membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta
merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),
mendiskusikan rencana punya anak.
B. SARAN
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin hubungan
keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice
Nursing. Philadelpia: Lippincott.
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept and
Practice. Lippincott: California.
Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.
Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4th Edition.
Connecticu : Aplenton
Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

Anda mungkin juga menyukai