Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DOSEN PENGAMPU
MARTHA PASTARI, S.Kep, Ners, M.Kes

DISUSUN OLEH
WITA VERA MIDA (PO7120119094)

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021
A. Proses Terjadinya
1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya
jika tidak dapat melakukan keperawatan diri (Depkes, 2000)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan
diri antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara
mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)
2. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes
(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.

4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri


berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik
yang sering terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku
2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)
3. Jenis
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas sendiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri.

4. Rentang respon
Adatif maladaptif

1) Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor


dan mampu ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri
2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien
mendapatan stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan
perawatan dirinya
3) Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak
perduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade,
2011)
5. Proses terjadinya masalah
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes
(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik
yang sering terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku
2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)
6. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012)
sebagai berikut:
a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau
aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan
tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapat makanan,
membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanandari wadah lalu memasukan ke mulut,
melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang
diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian toileting, membersihkan diri setelah
BAK/BAB dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Social
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d) Cara makan tidak teratur
e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.
7. Akibat
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
tidak terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik, gangguan
fisik yang seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga
dan gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)
8. Mekanisme koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan
belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa
memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri
(Damaiyanti, 2012)
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
10. Pohon masalah
Effect Resiko perilaku kekerasan
Core Problem Defiist perawatan diri

Cause Harga diri rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif


11. Diagnosa keperawatan
1. Hygine diri,
2. berhias,
3. makan dan
4. bab/bak
12. Rencana asuhan keperawatan
Tuju Interve
an nsi
Tujuan umum : 1. Bina hubungan saling
Pasien tidak mengalami percaya dgn menggunakan
defisit perawatan diri. prinsip komunikasi
terapeutik :
TUK 1 : a. Sapa pasiendengan
Pasien bisa membina hubungan ramah, baik verbal
saling percaya dengan perawat maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan
sopan
c. Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan
yang di sukai pasien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati
dan menerima pasien
apa adanya
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar pasien
TUK 2 : 1. Melatih pasien cara-cara
Pasien mampu perawatan kebersihan
melakukan diri :
kebersihan diri secara mandiri a. Menjelasan pentingnya
menjaga kebersihan diri.
b. Menjelaskan alat-alat
untuk menjaga
kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara
melakukan kebersihan
diri
d. Melatih pasien
mempraktekkan cara
menjaga kebersihan
diri
TUK 3 : 1. Melatih pasien
Pasien mampu berdandan/berhia
melakukan berhias/ s:
berdandan secara baik a. Untuk pasien laki-
laki latihan
meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
b. Untuk pasien
wanita, latihannya
meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
TUK 4 : 1. Melatih pasien makan
Pasien mampu melakukan secara mandiri :
makan dengan baik a. Menjelaskan cara
mempersiapkan
makan
b. Menjelaskan cara
makan yang tertib
c. Menjelaskan cara
merapihkan
peralatan makan
setelah makan
d. Praktek makan sesuai
dengan tahapan makan
yang baik

TUK 5 : 1. Mengajarkan pasien


Pasien mampu melakukan BAB/BAK
melakukan secara mandiri :
BAB/BAK secara mandiri a. Menjelaskan tempat
BAB/BAK yang
sesuai
b. Menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara
membersihkan
tempat BAB dan
BAK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Tn. A mengalami defisit perawatan diri, klien selalu BAB dan BAK di
sembarang tepat dan tidak mau di ajak ke WC atau ke kamar mandi.
Klien juga tidak membersihkan diri/cebok setelah BAB dan BAK.
1) Data Subjektif
● Klien mengatakan tidak mau BAB dan BAK di kamar mandi
● Kien mengatakan tidak mengerti cara BAB dan BAK di kamar
mandi.
2) Data Objektif
● Klien tidak mau diajak BAB dan BAK di kamar mandi.
● Klien tidak mebersihkan diri setalah BAB dan BAK
b. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
c. Tujuan Khusus
1) Makukan kebersihan diri sendiri secara mandiri
2) Makukan berhias atau berdandan secara baik.
3) Makukna akan dengan baik.
d. Tindakan keperawatan
1) Melatih pasien secara perawatan kebersihan dengan cara
● Mnjeaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
● Menjeaskan aat-aat untuk enjaga kebersihan
● Menjeaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
● Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.
2) Membantu pasien atihan berhias
Latihan berhias pada pria berhias harus dibedakan dengan wanita.
Pada pasien laki-laki, latihan meiputi latihan berpakaian, menyisiir
rambut dan bercukur sedangkan pada pasien perepuan latihan
meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut dan berdandan
3) Melatih pasien akan secara andiri dengan cara
● Menjeaskan cara mempersiapkan makan
● Menjeaskan cara akan yang tertib
● Menjeaskan cara merapikan peraatan akan seteah akan
● Mempraktikkan cara akan yang baik.
4) mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara andiri
● Menjeaskan tepat BAB/BAK yang sesuai
● Menjeaskan cara mebersihkan diri setaah BAB/BAK
● Menjeaskan cara mebersihkan tepat BAB/BAK
2. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan
SP 1 pasien : mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara
merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan
diri.
a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya Wita, saya mahasiswa
yang dinas di ruangan ini “
“Boleh tau, nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?”
“Saya dinas pagi di ruangan ini dari jam 7 pagi sampai jam 2
siang, selama di rumah sakit ini saya yang akan merawat
bapak B. “
2) Evaluasi
“Dari tadi, saya lihat menggaruk-garuk badannya, gatal ya”?
3) Kontrak
“Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?”
“Berapa lama kita bicara ? 20 menit ya… ? mau dimana.. ? disini
saja ya?”
b. Kerja
“Berapa kali B mandi dalam sehari ?” “
Apakah B sudah mandi hari ini ?”
“menurut B apa kegunaan mandi ?”
“Apa alasan B sehingga tidak biasa merawat diri ?
“ Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ? badan gatal, mulut bau, apa agi.. ? kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut B yang bisa
muncul ? betul ada kudis, kutu.
Bagaimana kalau kita sekarang ke kamar mandi, saya akan
membimbing bapak A melakukannya. Bagus sekali, sekarang buka
pakaian dan gantung. Sekarang bapak B siram seluruh tubuh bapak
B termasuk rambut lalu ambil sampo gosokkan pada kepala bapak
B sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali.
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata
lalu siram dengan air bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
gosok seluruh gigi bapak B mulai dari depan sampai belakang, atas
dan bawah. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih.. terakhir siram
lagi seluruh tubuh bapak B sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. Bagus sekali melakukannya. Selanjutnya bapak B pakai
baju yang bersih, bagus sekali, mari kita ke kaca dan sisir
rambutnya, nah bapak B rapi dan bersih.
c. Terminasi
1) Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan B setelah mandi dan mengganti pakaian ?
2) Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan lagi, apa saja cara mandi yang baik yang sudah B
ketahui ?
3) Kontrak
a) Topik
Baik pak sekarang bincang bincangnya sudah selesai, bagai
mana kalau besok jam 8 saya kembali lagi untuk latihan berias
b) Tempat
Kita akan melakukan di kamar , bagaimana menurut bapak ?
Apakah bapak setuju ? atau ganti di tempat lain ?
c) Waktu
Waktunya berapa lama pak ? baiklah 5 menit saja.
4) Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan ini kita memasukkan dalam jadwal
kegiatan sehari-hari?
Untuk selanjutnya saya berharap bpak dapat melakukan cara-cara
pasien berhias.

SP 2 Pasien : melatih pasien berhias

a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“selamat pagi,
2) Evaluasi
bagaimana perasaan B hari ini..? , apakah bapak B sudah mandi..? ,
sudah di tandai jadwal harian..?”
3) Kontrak
Hari ini kita akan membicarakan tentang berhias diri supaya B tampak
ganteng dan rapi. Mari kita mendekat ke cermin dab bawa alat alatnya
(sisir, parfum,dan pencukur kumis).
a) Topik
Melakukan berhias diri supaya tampak ganteng dan rapi.
b) Tempat
“Kita akan melakukan di kamar bapak apakah bapak setuju.?”
c) Waktu
“Sesuai dengan kesepakatan kemaren kita akan melakukan selama
5 menit”

b. Kerja
Apa yang bapak B laukuan setelah mandi ? apakah sudah ganti baju ?
bagus sekali. Nah sekarang bersisir mari ke cermin, bagaimana cara
bersisir? Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, baguss.. sekali
Apakah bapak sudah bercukur ? berapa hari sekali bercukur ? betul 2x
perminggu.
Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari pak dirapikan,
ya, bagus...
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan B setelah berdandan .?”
2) Evaluasi objektif
Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi..
3) Kontrak
a) Topik
Baik pak sekarang bincang bincangnya sudah selesai, bagaimana
kalau besok jam 8 saya kembali lagi untuk latihan makan dengan
baik.
b) Tempat
Kita akan melakukan di ruang makan , bagaiana menurut bapak ?
Apakah bapak setuju ? atau ganti di tempat lain ?
c) Waktu
Waktunya berapa lama pak ? baiklah 5 menit saja.
4) Rencana tindak lanjut
Mari masukan ke dalam jadwal kegiatan nnti siang kita latihan makan
yang baik di ruang makan.

SP 3 pasien : melatih pasien makan sendiri secara mandiri ( menjelaskan cara


mempersiapkan makan, menjelaskan cara makan yang tertib, menjelaskan cara
merapikan makan setelah makan, praktik makan sesuai dengan tahap yang
baik).

a. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat siang bapak B
2) Evaluasi
tampak rapi hari ini, bagaimana jadwal mandi dan dandannya?
Coba saya lihat jadwal hariannya, wah banyak ya, bagus..
pagi ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik.
“kita latihan langsung di rumah makan ya!”
Mari... itu sudah datang makananya”
3) Kontrak
Hari ini kita akan membicarakan tentang tahapan bagaimana cara
makan yang baik, makanya tertib, cara merapikan peralatan makan
setelah makan, praktik makan sesuai tentang makan yang baik.
a) Topik
Melakukan makan yang baik, makan yang tertib, cara
merapikan makanan setelah makan, tahapan makan yang baik.
b) Tempat
Kita latihan langsung di ruang makan ya.
“mari itu sudah datang makananya”
c) Waktu
Sesuai dengan kesepakatan kemaren kita melakukanya selama
5 menit.
b. Kerja
“bagaimana kebiasaan makan bapak B selama ini?
“sebelum makan kita harus mencuci tangan pakai sabun. Ya mari kita
praktekkan!”
“bagus setelah kita duduk dan ambil makan, sebelum di santap kita
berdoa dahulu. Silakan tuan yang memimpin”
“mari kita makan, saat kita makan harus menyuap makanan satu
persatu dan pelan pelan, ya ayo sayurnya di makan”
“Setelah kita makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor”
“ya kita akhiri dengan cuci tangan”
“ya bagus!,
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak B setelah latihan makan yang baik ?
2) Evaluasi objektif
“apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan (cuci tangan,
duduk yang baik, ambil makanan, brdoa, makan yang baik, lalu
cuci tangan yang baik)
3) Kontrak
a) Topik
Baik pak sekarang bincang bincangnya sudah selesai, bagaimana
kalau besok jam 8 saya kembali lagi untuk latihan kebersihan
bak/bab?
d) Tempat
Kita akan melakukan di teras depan , bagaimana menurut bapak ?
Apakah bapak setuju ? atau ganti di tempat lain ?
e) Waktu
Waktunya berapa lama pak ? baiklah 10 menit saja.
4) Rencana tindak lanjut
“Mari masukkan ke jadwal kegiatan harian”

SP 4 cara bak dan bab dengan baik

a. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi bapak B
2) Evaluasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini ? sudah dijalankan jadwal
kegiatannya ?
3) Kontrak
a) Topik
Hari ini kita akan membicarakan tentang tahapan
bagaimana cara bab atau bak dengan baik
b) Tempat
Mari kita duduk di depan teras ?
c) Waktu
Sesuai dengan kesepakatan kemaren kita melakukanya
selama 10 menit.
b. Kerja
Dimana biasanya bapak B berak dan kencing ? benr bapak, berak
dan kencing yang baik di wc, kamar mandi atau tempat lain yang
tertutup dan saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak
berak atau kencing di sembarang tempat yaa, nah sehabis
kencing apa yang kita lakukan ? betul sekali, wc disiram cebok
dan cuci tangan. Setelah membersihkan tinja atau air kencing
bapak perlu merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari wc
atau kamar mandi, pastikan resleting celana tertutup rapi lalu
cuci tangan dengan menggunakan sabu.
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak B setelah latihan cara bab dan
bak yang baik ?
2) Evaluasi objektif
Coba bapak jelaskan ulang tentan cara bab dan bak yang baik?
3) Kontrak
a) Topik
Nah, besok ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauh
mana bapak dapat melakukan jadwal kegiatannya.
b) Tempat
Tempatnya di mana pak ? baiklah di sini saja
c) Waktu
Waktunya berapa lama pak ? baiklah 10 menit saja.
d) Rencana tindak lanjut
“Mari masukkan ke jadwal kegiatan harian”
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN R DENGAN DEFISIT
PERAWATAN DIRI DI RUANG AHMAD DAHLAN RSJ BOGOR
TANGGAL 14 JANUARI 2020

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Januari 2020 pukul 10.00 WIB dengan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi
Nama klien : Ny. R
Umur : 69 tahun
RM : 010245
Alamat : jln. KH. Mansyur Azhari, Bogor

A. ALASAN MASUK
1. Keluhan utama
2. Saat Mrs : Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan
berdandan, merasa lebih nyaman dengan kondisi seperti ini ( tidak mau
mandi) klien mengatakan bila mandi rasanya dingin dan badan kaku semua.
Klien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu, kuku panjang dan
hitam, kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan ganti
pakaian, harus disuruh petugas.
3. Saat pengkajian : klien nampak kotor, rambut kusut dan acak-acakan,
badan kotor, kuku panjang.
4. Riwayat penyakit :
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan
berdandan, merasa lebih nyaman dengan kondisi seperti ini
(tidak mau mandi). Klien mengatakan bila mandi rasanya dingin
dan badan kaku semua. Klien tampak rambut acak-acakan dan
banyak kutu, kuku panjang dan hitam. Kulit kotor, tampak
malas untuk menyisir rambut dan tidak pernah mau ganti
pakaian.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan klien tidak mau mandi dan
mengurus diri sejak3 bulan yang lalu, semenjak terjadi peristiwa
perselingkuhan antara  suaminya dan rekan kerja suaminya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang mengalami gangguan kesehatan jiwa seperti ini.

B. DATA FOKUS:
Subyektif :
 Pasien mengatakan malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih
nyaman dengan kondisi seperti ini ( tidak mau mandi).
 Pasien mengatakan bila mandi rasanya dingin dan badan kaku semua.
 Pasien mengatakan malas mandi dan berdandan sebab pasangan saya
selingkuh dengan orang lain, buat apa saya mandi dan cantik.

Obyektif :
 Bila diminta mandi klien marah – marah.
 Keadaan pasien tampak bau, kebutuhan mandi pasien selalu
dimandikan oleh petugas dengan dimotivasi bahkan sambil dipaksa.
 Pasien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu, kuku panjang dan
hitam.
 Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dang anti pakaian
harus disuruh petugas.

C. MASALAH KEPERAWATAN
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
4. Defisti perawatan dri : mandi, berdandan

D. POHON MASALAH

Defisit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah

Isolasi Sosial

Penurunan Kemampuan dan Motivasi Merawat diri

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisti perawatan dri : mandi, berdandan
2. Harga diri rendah
3. Isolasi sosial
4. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
III. PERENCANAAN
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN
DIRI
Perencanaan
Tgl Dx. Kep Tujuan Kriteria hasil Intervensi
19/11/10 Defisit TUM :
Perawatan Klien
Diri 1. Setelah 1 x interaksi selama 15 menit klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan :
mampu menunjukkan tanda – tanda percaya pada  Beri salam setiap berinteraksi
melakukan perawat :  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat
perawatan  Wajah cerah, tersenyum berinteraksi.
diri : higiene.  Mau berkenalan  Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
 Ada kontak mata  Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali
TUK 1 :
 Bersedia menceritakan perasaan berinteraksi.
Klien dapat
membina  Bersedia mengungkapkan masalahnya  Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
hubungan  Buat kontrak interaksi yang jelas
saling percaya  Dengarkan dengan empati
 Penuhi kebutuhan dasar klien

TUK 2 : 2. Dalam 1x interaksi selama 30 menit klien 2. diskusikan dengan klien ttg:
Klien mampu menyebutkan :  Penyebab klien tidak merawat diri
mengetahui  Penyebab tidak merawat diri  Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik, mental dan
pentingnya  Manfaat menjaga perawatan diri sosial
perawatan diri  Tanda-tanda bersih dan rapi  Tanda-tanda perawatan diri yang baik
 Gangguan yang dialami jika perawatan  Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh klien
diri tidak diperhatikan bila perawatan diri tidak adekuat
TUK 3 : Dalam 1 x interaksi selama 15 menit klien diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama ini
Klien menyebutkan frekuensi menjaga  Mandi
mengetahu perawatan diri :  Gosok gigi
i cara-cara  Frekuensi mandi  Keramas
melakukan  Frekuensi gosok gigi  Berpakain
perawatan diri  Frekuensi keramas  Berhias
 Frekuensi ganti pakaian  Gunting kuku
 Frekuensi berhias
 Frekuensi gunting kuku
Dalam 1 x interaksi klien menjelaskan cara
menjaga perawatan diri : diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik dan benar
 Cara mandi  Mandi
 Cara gosok gigi  Gosok gigi
 Cara keramas  Keramas
 Cara berpakaian  Berpakain
 Cara berhias  Berhias
 Cara gunting kuku  Gunting kuku
berikan pujian untuk setiap respon kliken yang positif

TUK 4 : Dalam 1 x interaksi selama 30 menit klien 4.1 Bantu klien saat perawatan diri :
Klien dapat mempraktekan perawatan diri dengan  Mandi
melaksanakan dibantu oleh perawat :  Gosok gigi
perawatan diri  Mandi  Keramas
dengan  Gosok gigi  Berpakain
bantuan  Keramas  Berhias
perawat  Berpakain  Gunting kuku
 Berhias 4.2 Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri
 Gunting kuku
TUK 5 : 5. 1Dalam 1 x interaksi klien melaksanakan 5.1 Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri :
Klien praktek perawatan diri secara mandiri :  Mandi
dapat  Mandi 2x sehari  Gosok gigi
melaksanakan  Gosok gigi sehabis makan  Keramas
perawatan  Keramas 2x seminggu  Berpakain
secara  Ganti pakaian 1x sehari  Berhias
mandiri
 Berhias sehabis mandi  Gunting
 Gunting kuku setelah mulai panjang
5.2 Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan diri secara
Mandiri

I. PELAKSANAAN

INTERVENSI TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN “R” DENGAN DEFISIT


PERAWATAN DIRI DI RUANG AHMAD DAHLAN RSJ BOGOR
TANGGAL 14 JANUARI 2020

No Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi / SOAP


1. Defisit perawatan diri SP 1
Jum’at, 15/01/2019 1. Menjelaskan S : saat ditanya, klien
Pukul 13.00 wib     pentingnya kebersihan      mengatakan tidak pernah mau
    diri.      mandi.
2. Membantu pasien O : - penampilan klien tidak
    mempraktekkan cara          rapi
    menjaga kebersihan.       - rambut acak-acakan
3. Menjelaskan cara       - wajah kusam
    menjaga kebersihan.       - tercium bau badan
4. Menganjurkan klien  A : - klien belum mampu
    memasukkan dalam           merawat diri
    jadwal kegiatan harian.        - klien belum terlalu
         mengerti tentang
         pentingnya merawat diri
P:
PK : menganjurkan klien untuk
        menjaga kebersihan dirinya
PP : membantu klien cara     
       membersihkan dirinya
 
2. Pukul 13.45 wib 1. Mengevaluasi jadwal S : keluarga mengatakan
    kegiatan harian klien.      sebelum dan sesudah makan
2. Membantu klien      klien tidak mau cuci tangan
    mempraktekkan cara O : - tampak klien makan
   makan yang baik.         berserakan
3. Menganjurkan klien       - klien tidak mencuci tangan
    memasukkan dalam         setelah makan
    jadwal kegiatan harian.  A : - SP I belum sepenuhnya
       - klien belum mampu
         melakukan SP II
P:
PK : praktekkan cara makan
        yang baik
PP : membantu klien
       mempraktekkan evaluasi

  
3. Sabtu, 16/01/2019 SP III S : saat ditanya seputar
Pukul 10.15 wib 1. Mengevaluasi jadwal      BAB/BAK, klien
    kegiatan harian pasien      mengatakan melakukan pada
2. Menjelaskan cara      tempatnya
    eliminasi yang baik O : - klien sudah sedikit tampak
3. Membantu klien         rapi
    mempraktekkan cara       - gigi klien masih kuning
    eliminasi yang baik       - BAB/BAK tertib, bersih
A : SP I, II, III, sudah mulai  
      mampu dilakukan
P : menganjurkan klien untuk
     tetap melakukan SP I tanpa
     mengabaikan SP II dan SP III

4. Defisit perawatan diri SP IV S : klien mengatakan tidak mau


Rabu, 20/03/2012 1. Mengevaluasi jadwal      mandi dan sikat gigi
Pukul 12. 30 wib     kegiatan harian klien O : - klien tampak lusuh
2. Menjelaskan cara  - rambut terlihat acak
    berdandan    acakan
3. Membantu klien A : klien sudah mulai mampu
    mempraktekkan cara       melakukan SP I, II, III, IV
    berdandan       tetapi belum sepenuhnya
4. Menganjurkan klien P : - menganjurkan klien untuk
    memasukkan dalam         memasukkan dalam jadwal
    jadwal kegiatan harian         harian
     - berikan reinforment atas
       usaha yang klien lakukan
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.


Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan
Jiwa.
Jakarta: Depkes RI.

Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa. yogyakarta: nuha
medika.

Anda mungkin juga menyukai