Anda di halaman 1dari 14

Lex Administratum, Vol. VIII/No.

2/Apr-Jun/2020

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA upaya paksa, melakukan penyadapan


KORUPSI OLEH PENYIDIK KEPOLISIAN apabila diperlukan, pemberkasan perkara
NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM tahap I, menyikapi petunjuk Jaksa
PENGADAAN BARANG MESIN SAW MILL Penuntut Umum dan pemberkasan tahap
TAHUN ANGGARAN 2010 II. Setelah berkas perkara dinyatakan
DI KOTA BITUNG1 lengkap (P21) penyidik menyerahkan
Oleh : Noveydi Rumagit 2 tanggung jawab tersangka dan barang
Ralfie Pinasang3 bukti kepada Jaksa Penuntut Umum untuk
Wempie Jh. Kumendong4 dilakukan penuntutan dan dilimpahkan ke
pengadilan untuk diperiksa di sidang
ABSTRAK pengadilan.
Dari jenisnya, penelitian ini adalah Kata Kunci: Penyidikan, Korupsi,
penelitian hukum normatif. Pada Pengadaan, Barang, Kota Bitung
penelitian hukum normatif, bahan pustaka
merupakan dat dasar yang dalam ilmu PENDAHULUAN
penelitian digolongkan sebagai data A. Latar Belakang Masalah
sekunder. Beberapa pendekatan dilakukan Penyidikan terhadap tindak pidana
pada penelitian ini yang meliputi korupsi, dilakukan berdasarkan hukum
pendekatan peraturan perundang- acara pidana yang berlaku yakni Undang-
undangan, pendekatan konseptual, dan undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
pendekatan perbandingan. Sumber data Undnag-undang Hukum Acara Pidana
penelitian ini diperoleh dari berbagai (KUHAP). Pasal 1 angka 2 KUHAP
bahan hukum, yang meliputi bahan hukum menentukan penyidikan adalah
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan serangkaian tindakan penyidik dalam hal
hukum tersier atau penunjang. Penyidikan dan menurut cara yang diatur dalam
tindak pidana korupsi oleh penyidik undang-undang ini untuk mencari serta
Kepolisian Negara Republik Indonesia mengumpulkan bukti yang dengan bukti
dilakukan dalam upaya mengumpulkan itu membuat terang tentang tindak pidana
bukti untuk membaut terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
korupsi yang terjadi dan menemukan tersangkanya. Sedangkan penyidik adalah
tersangkanya melalui persiapan penyidikan pejabat Polisi Negara Republik Indonesia
berdasarkan laporan terjadinya tindak atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
pidana korupsi, laporan hasil audit BPK dan yang diberi wewenang khusus oleh
BPKP, pembentukan tim Penyidik dan undang-undang untuk melakukan
5
penerbitan Surat Perintah Penyidikan serta penyidikan.
membuat Surat Pemberitahuan Penyidik karena kewajibannya
Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada memunyai wewenang sebagaimana diatur
Jaksa Penuntut Umum, administrasi dalam Pasal 7 KUHAP, yaitu : a) menerima
penyidikan, menyusun rencana penyidikan laporan atau pengaduan dari seseorang
(Ren-dik), rencana konfrontasi, rencana tentang adanya tindak pidana; b)
pemeriksaan lintas yuridiksi, pelaksanaan melakukan tindakan pertama pada saat di
kegiatan penyidikan dengan tempat kejadian; c) menyuruh berhenti
mengumpulkan alat bukti dan melakukan seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal dari tersangka; d) melakukan
1
Artikel Tesis.
2
Mahasiswa pada Pascasarjana Unsrat, Manado.
5
NIM. 17202108036 Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun
3
Fakultas Hukum Unrat, Doktor Ilmu Hukum 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara
4
Fakultas Hukum Unrat, Doktor Ilmu Hukum Pidana (KUHAP).

52
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

penangkapan, penahanan, penggeledahan juta dua ratus empat belas ribu tiga ratus
dan penyitaan; e) melakukan pemeriksaan delapan puluh satu rupiah), Penyidik
dan penyitaan surat; f) mengambil sidik Kepolisian Negara Republik Indonesia telah
jadi dan memotret seseorang; g) melakukan penyidikan dengan memeriksa
memanggil orang untuk didengar dan 25 (dua puluh lima) orang, dan 3 (tiga)
diperiska; h) memanggil orang untuk orang ahli dan telah menetapkan Ir. A.W.
didengar dan diperiksa sebagai tersangka sebagai tersangka.
atau saksi; i) mengadakan penghentian Penyidik Kepolisian Negara Republik
penyidikan; j) mengadakan tindakan lain Indonesia telah melakukan penahanan
menurut hukum yang bertanggung jawab. terhadap tersangka Ir. A.W. dan telah
Penyidik dapat melakukan penyidikan melakukan penyitaan dokumen-dokumen
dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, yang terkait sebagai barang bukti. Barang
apabila dalam pengadaan barang/jasa bukti tersebut telah dibuatkan Berita Acara
pemerintah diduga telah terjadi tindak Penyitaan dan Tanda Terima Sita
pidana korupsi. Mengingat pengadaan berdasarkan Surat Perintah Penyitaan
barang dan jasa pemerintah selalu Nomor : SP
menyangkut kepentingan umum, di mana Sita/77/IX/2015/Reskrim/Res.Btg tanggal
dana yang digunakan adalah berasal dari 25 September 2015. Berdasarkan
rakyat yang harus dipertanggungjawabkan keterangan saksi, bahwa kota Bitung
secara benar dan harus diatur secara mendapatkan anggaran melalui APBN TA
khusus. Pengadaan barang/jasa 2010 dengan jumlah anggran Rp
pemerintah diatur dalam Peraturan 8.000.000.000,- (delapan miliar rupiah)
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang dan Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. melalui APBD untuk mengadaan mesin
Maksud diberlakukannya Peraturan sawmill pada terminal kayu, yang diadakan
Presiden ini adalah untuk mengatur dengan pertimbangan di Sulut khususnya
pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang Kota Bitung membutuhkan banyak kayu
sebagian atau seluruhnya dibiayai dari untuk pembuatan rumah tradisional dan
APBN/APBD. Adapun tujuannya adalah pembuatan kapal-kapal perikanan
agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa sehingga di Kota Bitung layak dibangun
dapat dilakukan secara efektif, efisien, terminal kayu dalam rangka penyerapan
terbuka dan bersaing, transparan, tenaga kerja dan antisipasi terhadap
adil/tidak diskriminatif, dan akutanbel. penebangan kayu liar.
Pengadaan barang/jasa pemerintah Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Tahun 2010 sebagaimana telah diubah Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001
Tahun 2018. Walaupun pengadaan menyebutkan bahwa tindak pidana korupsi
barang/jasa pemerintah telah diatur sebagai jenis tindak pidana yang sangat
melalui Peraturan Presiden, tetap saja ada merugikan keuangan negara serta
celah bagi sebagian oknum pejabat, menghambat pembangunan nasional. 6
rekanan pengadaan barang/jasa untuk Tindak pidana korupsi yang selama ini
melakukan kejahatan lewat berbagai terjadi secara meluas, tidak hanya
modus operandinya. Sebagaimana kasus merugikan keuangan negara, tetapi juga
pengadaan mesin sawmill di Kota Bitung telah merupakan pelanggaran terhadap
tahun anggaran 2010 yang diduga telah
merugikan keuangan negara sebesar Rp 6
Pius Prasetyo, dkk., 2013, Korupsi dan Integritas
1.014.214.381 (satu miliar empat belas
dalam Ragam Perspektif, pSIA, Jakarta, hlm. 4.

53
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat Bahaya korupsi dapat menghancurkan


secara luas, sehingga tindak pidana korupsi struktur negara hingga bagian terkecil dari
perlu digolongkan sebagai kejahatan yang suatu pemerintahan yang berdaulat, dan
pemberantasannya harus dilakukan secara menghancurkan semangat persatuan yang
luar biasa.7 semakin lama kian terkikis.
Korupsi ibarat kanker yang mengancam
proses pembangunan nasional dengan B. Rumusan Masalah
berbagai akibat, antara lain merugikan 1. Bagaimana proses penyidikan tindak
keuangan dan perekonomian negara, pidana korupsi oleh Penyidik
sehingga menghambat pembangunan Kepolisian Negara Republik
nasional. Korupsi juga menjadi kendala Indonesia?
investasi dengan meningkatkan berbagai 2. Kelemahan-kelemahan apa yang
risiko bagi investor yang berasal dari dalam menghambat Penyidik Kepolisian
maupun luar negeri, karena pelaku bisnis Negara Republik Indonesia dalam
bekerja dan berurusan dalam lingkungan proses penyidikan pengadaan mesin
masyarakat yang korup. Bukan hanya sawmill tahun anggaran 2010 di Kota
berakibat pada banyaknya waktu yang Bitung yang diduga telah merugikan
terbuang tetapi juga pada besarnya uang keuangan negara?
yang harus dikeluarkan dalam proses
investasi, khususnya saat berhubungan C. Metode Penelitian
dengan aparatur pemerintah yang Metodologi adalah suatu kerangka
berwenang dalam hal-hal tersebut.8 operasional di mana fakta diletakkan
Korupsi semakin ramai diperbincangkan sedemikian rupa, sehingga maknanya
baik di media cetak, elektronik maupun dapat dilihat lebih jelas.1 Penelitian pada
dalam seminar-seminar, lokakarya, diskusi dasarnya merupakan suatu upaya
dan sebagainya. Korupsi telah menjadi pencarian dan bukannya sekedar
masalah serius bagi bangsa Indonesia mengamati dengan teliti dengan suatu
karena telah merambah ke seluruh lini objek yang muda terpegang di tangan.2
kehidupan masyarakat yang dilakukan Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan
secara sistematis, sehingga memunculkan dengan baik maka perlu menggunakan
stigma negatif bagi negara dan bangsa suatu metode penelitian yang baik dan
Indonesia di dalam pergaulan masyarakat tepat. Metodologi merupakan suatu unsur
internasional.9 di dalam penelitian yang mutlak dan harus
Korupsi merupakan tindak pidana ada dalam penelitian dan pengembangan
sangat membahayakan dalam ilmu pengetahuan.
berlangsungnya suatu pemerintahan, 1. Jenis Penelitian
bahkan jauh lebih berbahaya daripada Jenis penelitian yang akan digunakan
dampak kerugian yang ditimbulkan oleh dalam penulisan hukum ini adalah
bencana alam dan perang sekalipun. penelitian yuridis normatif yaitu
suatu prosedur ilmiah untuk
7
Konsiderans, Undang-undang Republik Indonesia menemukan kebenaran berdasarkan
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan logika keilmuan dan sisi normatifnya
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
yang objeknya adalah hukum itu
dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31
1
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Nico Ngani, 2012, Metodologi Penelitian Dan
Korupsi. Penulisan Hukum, Pustaka Yustisia, Yogyakarta,
8
Chaerudin, dkk., 2008, Tindak Pidana Korupsi, PT hlm. 79.
2
Refika Aditama, Bandung, hlm. 1. Bambang Sunggono, 2012, Metodologi Penelitian
9
Juni Sjafrien Jahja, Op-cit, hlm. 3. Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 27.

54
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

sendiri.3 Penelitian ini dilakukan tidak langsung diperoleh melalui


dengan cara meneliti bahan pustaka studi kepustakaan, bahan-bahan
atau data sekunder yang terdiri dari dokumenter, tulisan-tulisan ilmiah
bahan hukum primer, bahan hukum dan sumber-sumber tertulis lainnya.
sekunder dan bahan hukum tersier 4. Sumber Data
dari masing-masing hukum normatif. Di dalam penelitian hukum ini,
Bahan-bahan tersebut disusun secara dipergunakan jenis data sekunder,
sistematis, dikaji, kemudian yang dari sudut kekuatan
dikembangkan dan ditarik suatu mengikatnya digolongkan ke dalam
kesimpulan dalam hubungannya beberapa sumber data, yaitu :
dengan masalah yang diteliti. 1. Bahan hukum primer
Adalah bahan hukum yang
2. Pendekatan Penelitian dikeluarkan oleh pemerintah dan
Dalam penelitian hukum dikenal bersifat mengikat berupa
adanya suatu pendekatan penelitian, peraturan perundang-undangan,
pendekatan tersebut memungkinkan yakni Undang-undang Nomor 31
diperolehnya jawaban yang Tahun 1999 tentang
diharapkan atas permasalahan Pemberantasan Tindak Pidana
4
hukum yang ada. Dalam penelitian Korupsi sebagaimana telah diubah
ini akan menggunakan pendekatan dengan Undang-undang Nomor
konseptual (conceptual approach) 20 Tahun 2001 dan Undang-
mengenai masalah-masalah undang Nomor 8 Tahun 1981
penyidikan tindak pidana korupsi tentang Kitab Undang-undang
oleh penyidik POLRES Bitung dengan Hukum Acara Pidana (KUHAP).
menggunakan pendekatan 2. Bahan hukum sekunder
perundang-undangan (statute Adalah bahan yang memberikan
approach) terutama Undang-undang penjelasan mengenai bahan
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab hukum primer, seperti hasil karya
Undang-undang Hukum Acara Pidana ilmiah para sarjana, hasil
(KUHAP), Undang-undang Nomor 2 penelitian, buku-buku, koran,
Tahun 2002 tentang Kepolisian majalah, dokumen-dokumen
Negara Republik Indonesia dan terkait, internet dan makalah yang
Undang-undang Nomor 31 Tahun dalam penelitian ini peneliti
1999 sebagaimana telah diubah menggunakan literatur yang
dengan Undang-undang Nomor 20 berhubungan dengan hukum.
Tahun 2001 tentang Pemberantasan 3. Badan hukum tersier
Tindak Pidana Korupsi sebagai Adalah bahan yang memberikan
instrumen hukumnya. petunjuk dan penjelasan terhadap
3. Jenis Data bahan hukum primer dan
Jenis data yang digunakan dalam sekunder. Misalnya, kamus
penulisan hukum ini adalah data ensiklopedia, indeks kumulatif
sekunder yaitu data yang diperoleh dan sebagainya.
dari bahan hukum pustaka berupa 5. Teknik Pengumpulan Data
keterangan-keterangan yang secara Kegiatan yang dilakukan dalam
pengumpulan data dalam penelitian
3
Johny Ibrahim, 2011, Teori Dan Metode Penelitian ini yaitu suatu studi pustaka. Teknik
Hukum Normatif, Bayumedia, Malang, hlm. 57. pengumpulan data dengan
4
M. Munadhiroh, 2011, Pendekatan Penelitian,
mengidentifikasi isi dari data
Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 32.

55
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

sekunder diperoleh dengan cara penyidik kepolisian, maka prosedur


membaca, mengkaji, dan penanganan perkaranya sama dengan
mempelajari bahan pustaka baik prosedur penanganan tindak pidana pada
berupa peraturan perundang- umumnya, yaitu berkas hasil penyidikan
undangan, artikel dari internet, diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum
makalah seminar nasional, jurnal, di Kejaksaan sesuai dengan daerah
dokumen dan data-data lain yang hukumnya. Apabila Jaksa Penuntut Umum
mempunyai kaitan dengan data berpendapat bahwa berkas perkara telah
penelitian ini.5 memenuhi syarat formil dan material,
6. Teknik Analisa Data maka berkas perkara akan dilimpahkan ke
Teknik analisa data yang digunakan pengadilan tindak pidana korupsi.
dalam penelitian hukum ini Dalam hal penyidikan tindak pidana
menggunakan pola piket atau logika korupsi dilakukan oleh penyidik KPK, maka
induktif, yaitu pola pikir untuk penyidik KPK akan menyerahkan berkas
menarik kesimpulan dari kasus-kasus perkara hasil penyidikan kepada Jaksa
individual nyata menjadi kesimpulan Penuntut Umum yang ada di KPK dan
yang bersifat umum. Pada dasarnya selanjutnya dilimpahkan ke pengadilan
pengolahan dan analisis data tindak pidana korupsi. Penyidikan yang
bergantung pada jenis datanya. Pada menurut Kitab Undang-undang Hukum
penelitian hukum berjenis normatif, Acara Pidana (KUHAP) diartikan sebagai
maka dalam mengelola dan serangkaian tindakan penyidik dalam hal
menganalisa bahan hukum primer, dan menurut cara yang diatur dalam
bahan hukum sekunder dan bahan undang-undang untuk mencari serta
hukum tersier tidak dapat lepas dari mengumpulkan bukti yang dengan bukti
berbagai penafsiran hukum yang itu membuat terang tentang tindak pidana
dikenal dalam ilmu hukum. yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya. Berarti sesungguhnya dalam
penyidikan tindak pidana korupsi itu lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN pada upaya untuk mengumpulkan bukti
A. Proses Penyidikan Tindak Pidana tentang terjadinya tindak pidana korupsi,
Korupsi oleh Penyidik Kepolisian dan cara mengumpulkan bukti itu sudah
Negara Republik Indonesia diatur dalam undang-undang (KUHAP).
Tindak pidana korupsi merupakan Dengan bukti yang sudah terkumpul itu
tindak pidana khusus, sehingga penyidikan maka akan terang tindak pidana korupsi
tindak pidana korupsi di Indonesia memiliki yang terjadi sekaligus menemukan siapa
kekhususan atau karakteristik tersendiri tersangkanya.2
dibandingkan dengan tindak pidana pada Penyidikan tindak pidana korupsi oleh
umumnya, di mana penyidikan tindak penyidik Polri berdasarkan KUHAP
pidana korupsi dapat dilaksanakan oleh dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
tiga lembaga yang berwenang untuk itu berikut :3
yakni :1 1) Kepolisian; 2) Kejaksaan; dan 3) 1. Persiapan penyidikan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 2. Pemberitahuan dimulainya
Dalam hal penyidikan dilakukan oleh penyidikan.
3. Administrasi penyidikan.
5
Zainuddin Ali, 2016, Metode Penelitian Hukum,
Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 24.
1
Yudi Kristiana, 2018, Teknik Penyidikan dan
2
Pemberkasan Tindak Pidana Korupsi, Thafa Media, Yudi Kristiana, Op-cit, hlm. 50.
3
Yogyakarta, hlm. 16. Ibid, hlm. 50.

56
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

4. Menyusun rencana penyidikan (Ren- Korupsi, hal ini terkait dengan kewenangan
dik). koordinasi dan supervise yang dimiliki oleh
5. Pelaksanaan kegiatan penyidikan. KPK dalam penanganan perkara korupsi.
6. Pemberkasan. Namun demikian dalam perkembangannya
7. Penyerahan berkas perkara Tahap I. ada putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
8. Menyikapi petunjuk jaksa. Nomor 130/PUU-XIII/2015 yang
9. Penyerahan berkas perkara Tahap II. mewajibkan penyidik untuk
Dalam hal penyidikan perkara tindak memberitahukan penyidikan kepada Jaksa
pidana korupsi dilakukan oleh penyidik Penuntut Umum, terlapor dan
kejaksaan, maka berkas perkara hasil korban/pelapor dalam waktu paling lambat
penyidikan akan diteruskan ke Jaksa 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat
Penuntut Umum di Kejaksaan untuk perintah penyidikan. Adapun bunyi
selanjutnya dilimpahkan ke Pengadilan lengkap dari putusan MK tersebut adalah
Tindak Pidana Korupsi. sebagai berikut :9
Langkah-langkah penyidikan tindak Pasal 109 ayat (1) Undang-Undang
pidana korupsi oleh penyidik Kepolisian Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Negara Republik Indoensia tersebut di atas Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
akan diuraikan sebagai berikut : Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
1. Persiapan Penyidikan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209)
Persiapan penyidikan tindak pidana bertentangan dengan Undang-Undang
korupsi perlu langkah-langkah persiapan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
yang dilakukan dengan cara sebagai 1945 secara bersyarat dan tidak
berikut :4 mempunyai kekuatan hukum mengikat
a. Penyusunan Laporan Kejadian sepanjang frasa "penyidik
Terjadinya Tindak Pidana Korupsi memberitahukan hal itu kepada penuntut
(LKTPK). umum" dimaknai "penyidik wajib
b. Pembentukan tim penyidik dan memberitahukan dan menyerahkan surat
penerbitan surat perintah perintah dimulainya penyidikan kepada
penyidikan. penuntut umum, terlapor, dan
c. Analisis Laporan Hasil Penyidikan korban/pelapor dalam waktu paling lambat
Tindak Pidana Korupsi (LHPTPK). 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat
perintah penyidikan".10
2. Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Dengan memperhatikan putusan MK
Ketika Surat Perintah Dimulainya tersebut, maka juga berlaku terhadap
Penyidikan (SPDP) sudah diterbitkan, penyidikan tindak pidana korupsi baik yang
adalah kewajiban dari penyidik untuk dilakukan oleh penyidikan kepolisian,
memberitahukan dimulainya penyidikan kejaksaan maupun KPK.11
kepada Jaksa Penuntut Umum yang biasa
dikenal dengan Surat Pemberitahuan 3. Administrasi Penyidikan
Dimulainya Penyidikan (SPDP). Norma ini Kegiatan penyidikan membawa
diatur dalam Pasal 109 ayat (1) KUHAP.8 konsekuensi hukum, oleh sebab itu setiap
Dalam penyidikan Tindak Pidana Korupsi, tindakan yang dilakukan oleh penyidik
SPDP tidak hanya diberitahukan kepada harus berdasarkan hukum, dan oleh
Jaksa Penuntut Umum, tetapi juga karenanya harus didukung administrasi
diberikan kepada Komisi Pemberantasan
9
Yudi Kristiana, Op-cit, hlm. 52-53.
4 10
Ibid, hlm. 52. Ibid, hlm. 53.
8 11
Ibid, hlm. 73. Loc-cit.

57
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

penyidikan yang baik. Guna mendukung Negara Republik Indonesia dalam


keberhasilan penyidikan, maka Proses Penyidikan Pengadaan Barang
pelaksanaan penyidikan harus diserahkan Sawmill tahun anggaran 2010 di Kota
kepada Petugas Administrasi penyidikan. Bitung
Petugas administrasi penyidikan ini bisa 1. Kelemahan yang Datangnya dari Dalam
dilakukan oleh Penyidik yang menjadi Institusi Kepolisian
anggota tim penyidik untuk ditugasi Melihat Polri sebagai institusi dari luar
melaksanakan tugas administrasi Polri memang jauh lebih jelas, jika
penyidikan, maupun membentuk tim dibandingkan jika melihatnya dari dalam,
tersendiri (di luar tim penyidik) misalnya baik prestasi-prestasi yang ditorehkan
tenaga administrasi atau tata usaha untuk maupun hal-hal negatif yang dilakukan.
mengadministrasikan seluruh proses atau Penyimpangan polisi itu selalu terjadi di
kegiatan penyidikan. semua organisasi polisi di seluruh dunia.
Petugas yang melakukan tugas Pendekatan yang bersifat ilmiah
administrasi penyidikan ini akan sangat menemukan kenyataan bahwa
membantu proses penyidikan, mulai dari penyimpangan polisi sebenarnya tidak
pengurusan administrasi pemanggilan, semata-mata kesalahan individu yang
persuratan, penyitaan, penahanan, string disebut oknum, mereka melakukan
pembuatan berita acara dan lain-lain, yang penyimpangan karena kekuasaan atau
kesemuanya itu akan membantu wewenang yang dilimpahkan pada polisi
kelancaran penyidikan, keabsahan sebenarnya sangatlah besar, yang apabila
penyidikan dan pemberkasan hasil berada di tangan orang yang kualitasnya
penyidikan. rendah, tidak terlatih dengan baik, tidak
Adapun tata laksana administrasi ada pembatasan-pembatasan peraturan
penyidikan tiap-tiap lembaga penegak yang jelas dan rinci serta tidak
hukum mempunyai format dan ketentuan dikendalikan dengan proses manajemen
tersendiri, artinya masing-masing yang baik, dipastikan penyimpangan pasti
mengatur dalam bentuk peraturan terjadi. Penjelasan ini menggarisbawahi
tersendiri yang sifatnya internal. Misalnya bahwa tugas dan pekerjaan polisi memang
di Kejaksaan dalam bentuk Peraturan Jaksa potensial diselewengkan dan
Agung (Perja), dan di Kepolisian dalam disalahgunakan. Di samping itu organisasi
bentuk Peraturan Kapolri (Perkap), serta di polisi mempunyai tanggung jawab besar
KPK dalam bentuk Peraturan Komisi atas penyimpangan anggotanya.
(Perkom).12 Terjadinya penyimpangan menandai
4. Menyusun Rencana Penyidikan (Ren- manajemen organisasi polisi yang tidak
dik) efisien. Semakin banyak anggotanya yang
Salah satu pentahapan penting yang berprilaku menyimpang maka hal itu
harus dilakukan oleh penyidik sebelum menandakan manajemennya yang semakin
melakukan penyidikan adalah membuat buruk, khususnya fungsi pengawasannya
rencana penyidikan atau biasa disebut pasti lemah.
dengan Ren-dik. Ren-dik ini dimaksudkan Secara simbolis, petugas polisi bukan
sebagai guidance dalam pelaksanaan hanya merupakan lambang sistim
penyidikan. peradilan pidana yang paling jelas, namun
mereka juga mewakili suatu sumber
B. Kelemahan-kelemahan yang pembatasan yang sah dalam suatu
Menghambat Penyidik Kepolisian masyarakat bebas. Kegiatan polisi dalam
suatu masyarakat demokrasi dan bebas
12 merupakan bentuk tugas polisi yang paling
Ibid, hlm. 54.

58
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

sulit Petugas polisi bertanggungjawab Penyelewengan tugas kepolisian


untuk menjaga ketertiban, tetapi mereka sebagai pelanggaran yang dilakukan
harus melakukannya dalam batasan resmi petugas polisi terhadap peraturan normatif
yang sangat terbatas. Selain itu, praktik- formal tertulis, prosedur operasi yang
praktik polisi dipandang hingga tingkat baku, peraturan dan prosedur kepolisian
tertentu sebagai ukuran yang kita gunakan dan agen layanan masyarakat lain dan
untuk menilai kesucian pemerintah, hukum sipil serta hukum pidana. Dalam
tekanan dan kesetiaan terhadap jaminan suatu konteks yang lebih luas,
konstitusional. Dalam banyak hal, penyelewengan tugas polisi dapat dibagi
integritas polisi adalah jendela yang dalam 5 (lima) kategori, yaitu :42
digunakan untuk menilai kejujuran semua 1. Kualitas pelayanan
tindakan pemerintah. Apa yang polisi 2. Pelecehan
lakukan dan bagaimana polisi 3. Korupsi
melakukannya mempengaruhi persepsi 4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
masyarakat dalam memandang kejujuran 5. Kegagalan untuk mengambil
dan keadilan seluruh sistem peradilan tindakan yang perlu dan tepat.
pidana. Permasalahan dalam Korupsi merupakan salah satu contoh
mendefinisikan perilaku polisi yang dari kategori umum penyimpangan
menyimpang adalah adanya berbagai perilaku polisi, Korupsi merupakan suatu
perbedaan pendekatan yang digunakan bentuk khusus yang serius dan unik.
untuk menggambarkan penyimpangan Kontroversi tentang korupsi terpusat pada
perilaku polisi tersebut.40 apa garis pemisah antara perilaku yang
Kelemahan yang sering terjadi di korup dan non korup. Apakah menerima
Kepolisian berupa penggunaan kekuatan pemberian kecil, seperti makan gratis,
oleh polisi sebagai bentuk pemakaian termasuk korupsi. Jika tidak, apakah
kekuatan fisik termasuk kekuatan yang harapan pengusaha yang memberi makan
mematikan, baik yang dibenarkan maupun gratis kepada polisi tersebut untuk
yang tidak dibenarkan terhadap warga mendapatkan balasan merupakan korupsi.
masyarakat. Kekuatan yang berlebihan Dapatkah seseorang petugas dianggap
sebagai kekerasan sampai pada tingkat korup dengan mengikuti kebiasaan
yang melebihi fungsi polisi yang sah. informal berkaitan dengan persenan/uang
Brutalitas polisi juga merupakan kekerasan tip.
yang berlebihan, hingga ke tingkat yang Definisi paling luas tentang korupsi oleh
lebih ekstrim, dan mencakup kekerasan petugas polisi adalah segala tindakan
yang digunakan polisi yang tidak terlarang yang melibatkan penyalahgunaan
mendukung fungsi polisi yang sah. kedudukan petugas polisi untuk tujuan
Kekuatan dan kekerasan tidaklah sama. mendapatkan balasan atau keuntungan
Kekuatan mengacu kepada pemakaian material. Tindakan korup mengandung tiga
kekuasaan untuk memaksa atau unsur yaitu :43
mengekang perilaku orang lain, sedangkan 1. Tindakan tersebut dilarang oleh
kekerasan mengacu kepada penggunaan hukum, peraturan atau standar
kekuatan secara manual, pukulan dan kesopanan.
senjata.41 2. Tindakan tersebut merupakan
penyalahgunaan wewenang si
petugas.
40
I Ketut Adi Purnama, 2018, Transparansi Penyidik
Polri dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia,
42
Bandung, hlm. 94. Loc-cit.
41 43
Ibid, hlm. 95. Loc-cit.

59
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

3. Tindakan tersebut mengharapkan khusus karena identitas si petugas,


balasan atau keuntungan material, Anggapan buruk diperoleh dari citra
berupa hadiah atau keuntungan pekerjaan yang dilakukan dengan tidak
material bisa dalam bentuk uang, tepat. Selain itu, setiap pekerjaan tanpa
barang jasa dan/atau potongan. mengindahkan posisinya dalam suatu
Secara umum, kelemahan dan kendala rangkaian kesatuan status dan
penyidikan yang datangnya dari dalam martabatnya, memiliki bentuk
institusi Kepolisian dapat berupa :44 norma/aturan pelanggaran perilaku yang
1) Penyimpangan pekerjaan, dan khas/perilaku menyimpang atau bentuk-
2) Penyalahgunaan wewenang. bentuk penyimpangan yang mempunyai
Untuk lebih jelas dan gamblang tentang arti khusus karena identitas si petugas.
perbedaan dan persamaan penyimpangan Beberapa bentuk penyimpangan
pekerjaan dan penyalahgunaan pekerjaan sering dianggap biasa oleh
wewenang, maka dapat dijelaskan sebagai orang-orang dalam lingkungan kerjasama.
berikut : Contohnya, petugas yang tidur selagi
1) Penyimpangan Pekerjaan bertugas, hal ini sering dilakukan oleh
Penyimpangan Pekerjaan polisi adalah anggota yang terbagi dalam tugas jaga,
perilaku menyimpang yang bisa bersifat seperti perawat, polisi, tentara, satpam.
kriminal dan non kriminal yang dilakukan Penghianatan kepercayaan yang dilakukan
selama rangkaian kegiatan tugas normal oleh anggota terhadap pekerjaan yang
atau dilakukan dengan memanfaatkan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
wewenang petugas polisi. Penyimpangan memiliki pekerjaan tertentu, contohnya
pekerjaan polisi dapat dibagi dalam dua hanya petugas patroli dan petugas reserse
bentuk yaitu korupsi yang dilakukan polisi yang bisa melakukan ancaman
dan penyelewengan-penyelewengan yang penangkapan dengan meminta balasan
dilakukan polisi, yang mana keduanya pelayanan seksual atau meminta sejumlah
secara spesifik dilakukan dalam peran uang, atau polisi lalu-lintas meminta uang
petugas sebagai pegawai dibanding damai sebagai ganti surat tilang.
dengan sekedar praktek kegiatan Meskipun setiap pekerjaan mungkin
45
kepolisian. membuka kesempatan untuk berbuat
Hubungan antara sesama anggota penyimpangan, namun pekerjaan sebagai
polisi, polisi dengan pelapor, polisi dengan polisi merupakan pekerjaan yang sangat
tersangka, polisi dengan penerima layanan rentan terhadap perilaku menyimpang.
dan masyarakat luas, mempunyai arti Fenomena ini diperbesar oleh sifat otoriter
khusus jika dipandang dalam lingkungan pekerjaan polisi dan solidaritas subkultural
pekerjaan tersebut. Dalam banyak hal, yang dihubungkan dengan penegakan
diperolehnya citra pekerjaan yang hukum. Selain itu, pengembangan
dilakukan dengan tidak tepat, setiap penyimpangan perilaku bisa
pekerjaan tanpa mengindahkan posisinya mendatangkan malapetaka. Seorang polisi
dalam suatu rangkaian kesatuan status dan yang terlibat dalam tindakan yang korup
martabatnya, memiliki bentuk bukan hanya menodai kewenangannya,
norma/aturan pelanggaran perilaku yang tetapi juga menghancurkan kepercayaan
khas menyimpang atau bentuk-bentuk masyarakat terhadap polisi. Seorang
penyimpangan yang mempunyai arti anggota polisi yang melakukan pencurian
pada saat melakukan penggeledahan atau
penyitaan dalam suatu proses penyidikan
44
Thomas Barker, 2009, Penyimpangan Polisi, Cipta kejahatan, bukan hanya hal tersebut
Manunggal, Jakarta, hlm. 7.
45 melanggar hukum pidana, tetapi juga telah
Loc-cit.

60
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

merusak hubungan antara masyarakat dan tanpa penyiksaan fisik atau penyiksaan
seluruh sistem peradilan pidana. psikologis. Penyiksaan hukum didefinisikan
Keefektifan kegiatan penegakan hukum sebagai pelanggaran terhadap hak-hak
bisa dirusak oleh penyimpangan pekerjaan konstitusional seseorang, hak yang
polisi.46 dilindungi hukum oleh seorang petugas
2) Penyalahgunaan Wewenang polisi. Contohnya adalah penggeledahan
Penyalahgunaan wewenang dapat yang tidak sah, menghentikan seseorang
didefinisikan sebagai segala bentuk tanpa dasar hukum.
tindakan yang dilakukan polisi tanpa Contoh kasus penyimpangan pekerjaan
mengindahkan motif, maksud atau rasa dan penyalahgunaan wewenang penyidik
dendam yang cenderung untuk melukai, Polri :
menghina, menginjak-injak martabat a) Kasus BLBI
manusia, menunjukkan perasaan Masyarakat terus menyoroti kinerja
merendahkan, dan/atau melanggar hak- Polri, agar Polri bisa menjadi lembaga yang
hak hukum seorang penduduk dalam protagonis bermoral bersih, nurani yang
pelaksanaan pekerjaan polisi. bersih. Dengan landasan moral yang bersih
Penyalahgunaan wewenang dalam konteks Polri kembali menguak manipulasi
ini meliputi: penyiksaan fisik termasuk di sejumlah 502 Rekening. Penanganan kasus
dalamnya brutalitas dan kekerasan polisi. ini, sudah menjadi rahasia umum telah
Penyiksaan fisik terjadi apabila seorang dilakukan amputasi hukum sejak Tahun
petugas polisi menggunakan kekuatan 2002 oleh banyak pihak, alasannya sangat
lebih dari yang dibutuhkan untuk klasik yaitu salah kebijakan, atas dasar
melakukan penangkapan atau perintah atasan itulah penyidikan
penggeledahan resmi, atau penggunaan dihentikan, pesta pora penyalahgunaan
kekuatan fisik yang berlebihan oleh wewenangpun berlangsung. Tersangka jadi
petugas polisi terhadap orang lain tanpa sapi perahan, sekalipun mereka
alasan dengan menyalahgunakan berada/bersembunyi di negara lain.
wewenang kepolisian,
Selanjutnya yang kedua berupa 2. Kelemahan yang Datangnya dari Pihak
penyiksaan psikologis, di mana seorang Luar
petugas polisi secara lisan menyerang, Hambatan dan kendala penyidikan
mengolok-olok, mengeluarkan kata-kata tindak pidana korupsi oleh Polri tidak saja
yang sangat kasar, mempermalukan secara datang dari dalam tubuh Polri itu sendiri,
terbuka atau melecehkan seseorang dan namun juga datang dari luar Polri. Mantan
atau menempatkan seseorang yang berada Kepala Bareskrim Polri, Komjen (Pol) Susno
di bawah kekuasaan polisi dalam situasi di Duadji, menyatakan adanya indikasi bahwa
mana penghargaan atau citra orang makelar kasus alias markus ini beroperasi
tersebut terhina atau tidak berdaya. secara berjaringan, bahkan lintas institusi
Terancam oleh tindakan fisik dari petugas penegak hukum. Rumor adanya markus
terhadap diri seseorang atau ancaman memang telah menjadi rahasia umum.
tindakan tidak adil. Penangkapan yang Namun, wujudnya selalu tak pernah
tidak dibenarkan merupakan contoh- terungkap. Susno bahkan menyebut, satu
contoh penyiksaan psikologis. markus mati akan digantikan dengan
Klasifikasi ketiga adalah berupa markus lainnya. Anggota Komisi III Nasir
penyiksaan hukum, yaitu suatu tipe yang Djamil DPR Rl pernah mengatakan,
khusus akan terjadi secara berdiri sendiri keberadaan jaringan mafia kasus ini sudah
dibangun seperti dinasti.
46
Ibid, hlm. 10.

61
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Riset yang dilakukan oleh Indonesia berita acara pemeriksaan (BAP). Dalam
Corruption Watch (ICW) pada Tahun 2001 pembuatan BAP, penyidik menawarkan
di beberapa daerah, di antaranya Jakarta, pengaburan unsur-unsur pidana dalam
Makassar, Surabaya, Medan, Samarinda, perkara tersebut sehingga dalam
dan Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan, persidangan kelak dapat meringankan
sejumlah praktik penyelewengan tersangka. Namun, pengaburan unsur-
berlangsung di lembaga penegak hukum, unsur ini tak gratis. Ada harga yang harus
baik kepolisian, kejaksaan, maupun dibayarkan. Modus serupa juga bisa terjadi
pengadilan. Demikian pula kesaksian kuasa pada saat penyerahan BAP dari polisi
hukum yang kerap berurusan dengan para kepada pihak kejaksaan. Tujuannya sama
aparat terkait. Benang merahnya adalah agar tersangka kelak mendapat keringanan
dengan memanfaatkan peluang sebesar- pada saat persidangan. Penggelapan
besarnya untuk menguak para pihak yang perkara juga dilakukan oleh jaksa.
berperkara. Pada tahap penelitian, calon tersangka
Jaringan mafia kasus hukum memang dipanggil ke kejaksaan dan ditanya, apakah
terorganisasi. Biasanya, ada oknum yang kasusnya akan diteruskan atau tidak.
menjadi aktor penyambung antara pihak Apabila tersangka bersedia membayar
berperkara dan penegak hukum. Sang sejumlah uang yang telah disepakati pada
Penyambung itu, biasanya bukan saat itu, maka kasusnya tidak akan
merupakan orang yang berlatar belakang diteruskan karena jaksa akan
hukum atau berstatus sebagai pegawai di mengeluarkan surat perintah penghentian
institusi penegak hukum itu sendiri. penyidikan (SP3).
Namun, orang ini mempunyai kemampuan Negosiasi perkara. Berbagai celah
yang sangat kuat untuk melobi dan proses hukum selalu dimanfaatkan untuk
mengatur perkara. Tidak hanya di menekan pihak yang berperkara.
kepolisian, tetapi juga di kejaksaan dan Modusnya, dengan memperpanjang atau
pengadilan, dengan banyak modus yang mengulur-ulur waktu penyidikan.
biasa dijalankan oleh para pengatur Terkadang pihak penyidik mencari-cari
kasus.47 pasal untuk menjerat pihak yang
Ada beberapa modus makelar kasus berperkara. Pasal yang dijeratkan menjadi
dalam melakukan aksinya, seperti: lebih berat sehingga akan ada upaya
1. Penggelapan perkara. negosiasi. Biasanya akan ditanya, mau
2. Negosiasi perkara. diteruskan atau bagaimana? Apabila sudah
3. Tawaran untuk menggunakan jasa ada pertanyaan ini, maka itu adalah tanda
pengacara tertentu. untuk bisa dinegosiasikan. Sementara itu,
4. Lobi di pengadilan. mafia kasus ini juga kerap menciptakan
5. Memilih Majelis Hakim. kasus. Pihak yang disasar biasanya para
6. Pemerasan dan suap. pengusaha. Modusnya selalu dicari ada
7. Cash and carry. masalah, dan pada umumnya mereka
Berikut ini peneliti dan membahas merupakan jaringan yang cukup rapi.
modus makelar kasus tersebut di atas Tawaran untuk menggunakan jasa
sebagai berikut. pengacara tertentu. Modus ini terungkap
Penggelapan perkara biasanya dalam riset ICW. Operasional modus ini
dilakukan dengan menghentikan perkara pula yang sempat diungkapkan oleh Susno
karena alasan tidak cukup bukti. Modus saat bersaksi di Komisi III DPR. Saat itu,
yang sering digunakan adalah rekayasa Susno menyebutkan, aktor markus yang
terlibat dalam dugaan rekayasa kasus
47 Gayus Tambunan sama dengan aktor yang
I Ketut Adi Purnama, Op-cit, hlm. 108-110

62
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

diduga terlibat dalam kasus penangkaran yang sudah sampai pada tahap
arwana senilai Rp.500 miliar. persidangan pun masih bisa dilobi. Salah
Pihak yang disebutkan Susno di seorang pengacara, Luthfie Hakim,
antaranya adalah Mr X (Syahril Johan), menuturkan bahwa biasanya tawaran
Andi Kosasih sebagai pihak yang datang dari orang luar atau dalam
diskenariokan mengakui uang di rekening pengadilan. Menurut Luthfie, orang dalam
Gayus, dan Haposan Hutagalung yang pengadilan biasanya panitera.
merupakan pengacara Gayus. Dengan Memilih Majelis Hakim. Hakim dipilin
melihat aktor yang sama, anggota Komisi agar majelis hakim yang menangani
III, Syarifuddin mengungkapkan, mafia ini perkara dapat diarahkan sesuai dengan
memang sangat terorganisasi dan keinginan pihak-pihak yang berkolusi. Riset
berjaringan. Indonesia Corruption Watch Tahun 2001
Operasinya sangat sistematis dan pada institusi penegak hukum di beberapa
terorganisasi, tapi kronis bagi penegakan kota di Indonesia juga menunjukkan
hukum. Dalam analisis ICW, modus ini adanya praktik memilih hakim yang akan
menunjukkan adanya hubungan antara menangani kasus dengan menghubungi
penegak keadilan di luar perkara yang pimpinan pengadilan. Ada kalanya
dihubungkan dan penanganan perkara pengacara langsung menghubungi ketua
yang dilakukan. Pada modus ini, ICW Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi.
berpendapat, sudah ada kolusi antara Hakim-hakim yang dipilih biasanya yang
penegak hukum dengan oknum pengacara berasal dari suku yang sama dengan
untuk memeras pihak beperkara. harapan perkaranya akan ditangani secara
Pengacara yang ditawarkan biasanya kekeluargaan. Tetapi kebanyakan hal ini
memiliki kedekatan dengan penegak dilakukan melalui panitera. Pengacara
hukum. Keterangan Mabes Polri bahwa menghubungi panitera agar dihubungkan
Syahril Johan merupakan orang yang ke ketua Pengadilan Negeri untuk
menghubungkan penegak hukum dengan melakukan negosiasi penentuan majelis
pihak yang berperkara bisa jadi hakim yang akan menangani perkara
menguatkan modus ini. kliennya. Secara aktif, pengacara mewakili
Praktik jaringan mafia kasus bekerja kliennya melakukan modus ini. Tapi ada
secara sistematis dan terorganisasi. Praktik juga beberapa pengacara yang tidak mau
ini melibatkan oknum-oknum nakal di melakukan negosiasi ini sehingga
institusi penegak hukum, baik kepolisian, kliennyalah yang aktif melakukan negosiasi
kejaksaan, maupun lembaga peradilan. dengan panitera.
Untuk menghubungkan sernua link
lembaga penegak hukum ini, biasanya PENUTUP
pihak di luar institusi dilibatkan. Syahril A. Kesimpulan
Johan, yang diduga sebagai makelar kasus 1. Penyidikan tindak pidana korupsi
dan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Kepolisian Negara
oleh Mabes Polri, disinyalir sebagai pihak Republik Indonesia dilakukan dalam
yang berperan menjadi penghubung upaya mengumpulkan bukti untuk
antara penegak hukum dan pihak yang membaut terang tindak pidana
berperkara. Hal itu dikatakan oleh Kepala korupsi yang terjadi dan menemukan
Bidpenum Polri Zulkarnaen pasca tersangkanya melalui persiapan
penetapan Syahril Johan sebagai penyidikan berdasarkan laporan
tersangka. terjadinya tindak pidana korupsi,
Lobi di pengadilan. Yang dimaksud laporan hasil audit BPK dan BPKP,
dengan Lobi di Pengadilan adalah Kasus pembentukan tim Penyidik dan

63
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

penerbitan Surat Perintah Penyidikan alias markus yang beroperasi secara


serta membuat Surat Pemberitahuan berjaringan, bahkan lintas insitusi
Dimulainya Penyidikan (SPDP) penegak hukum. Namun kendati ada
kepada Jaksa Penuntut Umum, kelemahan-kelemahan yang pada
administrasi penyidikan, menyusun umumnya terjadi dalam penyidikan
rencana penyidikan (Ren-dik), oleh Penyidik Polri, Penyidik
rencana konfrontasi, rencana Kepolisian Negara Republik Indonesia
pemeriksaan lintas yuridiksi, dalam kasus tindak pidana korupsi
pelaksanaan kegiatan penyidikan pengadaan mesin sawmill telah
dengan mengumpulkan alat bukti melakukan penyidikan sesuai dengan
dan melakukan upaya paksa, prosedur yang berlaku..
melakukan penyadapan apabila
diperlukan, pemberkasan perkara B. Saran
tahap I, menyikapi petunjuk Jaksa 1. Diharapkan dalam penyidikan tindak
Penuntut Umum dan pemberkasan pidana korupsi ada kerjasama yang
tahap II. Setelah berkas perkara baik antara Penyidik dan Jaksa
dinyatakan lengkap (P21) penyidik Penuntut Umum terutama setelah
menyerahkan tanggung jawab Penyidik menyampaikan Surat
tersangka dan barang bukti kepada Pemberitahuan Dimulainya
Jaksa Penuntut Umum untuk Penyidikan (SPDP) kepada Jaksa
dilakukan penuntutan dan Penuntut Umum agar setelah
dilimpahkan ke pengadilan untuk Penyidik menyerahkan berkas
diperiksa di sidang pengadilan. perkara, Jaksa Penuntut Umum
2. Kelemahan-kelemahan yang dapat memberikan petunjuk yang
menghambat Penyidik Kepolisian jelas dan tepat agar tidak terjadi
Negara Republik Indonesia dalam bolak-balik berkas perkara.
penyidikan tindak pidana korupsi 2. Diharapkan manajemen penyidikan
pengadaan mesin sawmill adalah tindak pidana terutama dalam
kelemahan yang datangnya dari penyidikan tindak pidana korupsi
dalam institusi Polri dan kelemahan pengadaan mesin sawmill
yang datangnya dari luar institusi dilaksanakan secara tepat dan efisien
Polri. Kelemahan dari dalam institusi oleh penyidik Kepolisian Negara
Polri berupa penyimpangan Republik Indonesia sekalipun ada
wewenang yang sebenarnya tidak kelemahan-kelemahan yang
semata-mata kesalahan individu atau umumnya terjadi di institusi maupun
oknum Penyidik melakukan yang datangnya dari luar institusi
penyimpangan karena kekuasaan Polri.
atau wewenang yang dilimpahkan
pada Polri sangatlah besar, yang DAFTAR PUSTAKA
apabila berada di tangan orang atau Pius Prasetyo, dkk., 2013, Korupsi dan
oknum yang kualitasnya rendah atau Integritas dalam Ragam Perspektif,
tidak ada pembatasan-pembatasan pSIA, Jakarta.
peraturan yang jelas dan rinci serta Chaerudin, dkk., 2008, Tindak Pidana
tidak dikendalikan dengan proses Korupsi, PT Refika Aditama,
manajemen yang baik sehingga Bandung,.
penyimpangan terjadi. Kelemahan Nico Ngani, 2012, Metodologi Penelitian
yang datangnya dari pihak luar Dan Penulisan Hukum, Pustaka
terutama dari para makelar kasus Yustisia, Yogyakarta.

64
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Bambang Sunggono, 2012, Metodologi


Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Johny Ibrahim, 2011, Teori Dan Metode
Penelitian Hukum Normatif,
Bayumedia, Malang.
M. Munadhiroh, 2011, Pendekatan
Penelitian, Sinar Grafika, Jakarta.
Zainuddin Ali, 2016, Metode Penelitian
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
Yudi Kristiana, 2018, Teknik Penyidikan dan
Pemberkasan Tindak Pidana
Korupsi, Thafa Media, Yogyakarta.
Anton Tabah, 2005, Membangun Polri
yang Kuat, Mitra Hardhasuma,
Jakarta.
Abdusallam, 2009, Hukum Kepolisian
sebagai Hukum Positif dalam
Disiplin Hukum, Restu Agung,
Jakarta.
I Ketut Ade Purnama, 2018, Transparansi
Penyidik Polri dalam Sistem
Peradilan Pidana di Indonesia,
Rafika Aditama, Bandung.
Thomas Barker, 2009, Penyimpangan
Polisi, Cipta Manunggal, Jakarta.

65

Anda mungkin juga menyukai