Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN BACAAN I

Nama mahasiswa : Rosa


Mata kuliah : Sejarah Gereja Dunia/ Indonesia
Judul buku : Sejarah Gereja
Pengarang : Dr. H. Berkhof/ Dr. I., H. Enklaur
BAB : Bab 54-57
Dosen : Ev. Ronal L. Toruan, SE., MA., M.Th.
Pdt. Melvin Sumilat, M.Th.

BAB 54 GEREJA DI INDONESIA SEJAK TAHUN 1800


1. Perkabaran injil baru. Terjadi oleh pengaruh london misionary society dan atas
anjuran Dr. Joh. Theodorus van der kemp. Yang ingin berlayar di Afrika-selatan
untuk mengabarkan injil kepada bangsa negro. Maka pada tahun 1797 didirikanlah
Nederlands Zendeling Genootschap (N.Z.G) Rotterdam untuk semakin
mempermudah pekerjaan sending. Di Indonesia pekerjaan sending sudah dilakukan
pada tahun 1811-1816 oleh Gubernur Jendral Raffles. Sending adalah bersifat
supra-nasional, jadi bukan hanya himpunan belanda saja yang berusaha
memberitakan injil diindonesia tetapi Jerman, Swiss, dan Amerika juga ambil
bagian dalam tugas itu.
2. Gereja protestan. Gereja protestan di Indonesia di urus dan dipimpin oleh
pemerintah. Karena pada tahun 1816 raja Willem I mengatakan bahwa adalah
kewajiban negara untuk memperhatikan gereja secara resmi. Gubernur Jendral
melantik “kerkhestuur” sebagai badan pucuk pemimpin di Jakarta. Gereja protestan
di bagian timur Indonesia, membutuhkan pertolongan dan pimpinan yang baik,
mereka meminta bantuan kepada pendeta-pendeta yang diutus oleh N.Z.G
dipimpin oleh joseph kam yang disebut “Rasul maluku” di Ambon sampai ke kisar
dan sangir. Pekerjaan N.Z.G yang dimulai riedel dan schwarz membuat hampir
segenap suku minahasa masuk kristen dan diterima dalam gereja protestan pada
tahun 1870. Beberapa rencana yang direncanakan untuk mencapai perpisahan selalu
gagal, akhirnya pada tahun 1935 perceraian gereja dan negara, sejak saat itu gereja
mulai mengurus diri sendiri.
3. Beberapa gereja lain. Pada tahun 1862 “Rasul suku bangsa batak” mulai bekerja
di antara kaum batak toba di lembah silindung pada. Gereja kristus ditanah batak
meluas sampai menjadi gereja muda yang paling besar didunia ini. Gereja jawa
timur berpusat di malang yang kini mempunyai 65.000 anggota, telah berdiri sejak
tahun 1931, gereja ini mempunyai daerah penyebaran injil baru yang istimewa
yakni dibali. Gereja jawa tengah selatan didirikan untuk memimpin dirinya sendiri
dan juga mengusahakan pemberitaan injil diantara kaum kolonis jawa disumatera
selatan.
4. Perkembangan gereja pada masa ini.. Selama pendudukan Indonesia oleh
Jepang. Gereja-gereja menderita banyak sengsara karena agama Islam
dihormati,tetapi agama kristen yang berbau barat disangsikan oleh tentara
pendudukan. Oleh inisiatif Dr. H. Kreamer Sekolah Tinggi Teologi mulai didirikan
di Jakarta dan beberapa daerah lainya, gereja di seluruh bagian timur Indonesia di
makasar. Sebagai latihan bagi pendeta-pendeta, bakal pemimpin gereja dan untuk
mendidik guru-guru Injil. Indonesia adalah suatu daerah perkabaran injil yang
diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan firman Tuhan.
Penerbitan dan penyebaran kitab-kitab mendapat perhatian yang istimewa.

BAB 55 GEREJA KATOLIK ROMA PADA ABAD KE-XIX


1. Perjuangan politik. Gereja roma dipergunakan oleh Paus pius VII untuk
merebut beberapa keuntungan politik. Paus pius menggunakan pengaruh
lapangan politik untuk menyokong aliran reaksi,yang justru menjadi penindasan
semangat dan cita-cita Gereja Katolik Roma. Berkat revolusi liberal pada tahun
1848, Gereja Katolik Roma dapat melepaskan diri dari rintangan yang bertalian
dengan negara. Pasukan-pasukan kerajaan Italia yang baru dibentuk memasuki
dan menduduki gereja-gereja membuat paus kehilangan segala kuasa
duniawinya dan mulai mengabdikan waktunya untuk tugas rohaninya, dan
Gereja Roma memandangnya sebagai “orang tahanan dalam vatikan” dan
syahid. Gereja Katolik roma mengalami pertikaian dengan Prusia dan jerman
yang berlangsung di tahun 1872-1879.
2. Perjuangan rohani. Guru besar Hermes (1831) membangun ilmu Theologi
berdasarkan filsafat kant; segera ditolak dengan keras oleh pemimpin-pemimpin
gereja. Pada tahun 1864 Paus mengeluarkan “Syllabus errorum” yang tidak
lepas dari kekhilafan sehingga menjadi objek kritik Roma. Theologia Thomas
Aquino berkembang lagi,dan pada tahun 1879 dijadikan Theologia resmi Gereja
Katolik Roma. Gereja Roma sangat kurang dipengaruhi oleh roh jaman,
dibandingkan dengan Gereja Protestan.
3. Perkembangan batiniah. Pada tahun 1854 Paus Pius memproklamasikan
dalam sebuah bualla Dogma “Maria dikandung tanpa noda dosa” hal yang sudah
lama dipercayai oleh Katolik Roma. Tetapi ahli-ahli Thelogia tidak setuju,
Thomas Aquino dan sarjana-sarjana dominikan yang lain menyangkal hal itu.
Pada tahun 1858 Maria menampakkan diri pada seorang gadis di lounrdes
(Perancis-selatan) sehingga meneguhkan dogma yang baru di maklumi itu. Dan
Paus menetapkan gereja menerima Dogma itu. Sekelompok kecil dari Klerus
dan anggota cendikiawan jerman tetap menolak keputusan itu, sehingga mereka
menggabungkan diri dengan Austria dan Swiss dengan mendirikan “Gereja
Katolik lama” yang membebaskan diri dari Roma dan menyingkirikan berbagai
kesesatan yang lain, namun orang Katolik Lama tetap merupakan sekelompok
kecil saja
BAB 56 SEKTA-SEKTA/ BIDAT-BIDAT
1. Wujud sekta. Wujud sekta lebih mudah dirasakan daripada dirumuskan.
Sekta adalah persekutuan kristen (yang kecil) yang sengaja memisahkan
dirinya dari gereja-gereja (yang besar) oleh sebab perbedaan pendapat pada
beberapa pokok yang penting dari kepercayaan kristen. Sekta-sekta
menuntut untuk gereja-gereja agar dapat diperhatikan, namun dalam
pelaksanaannya sekta-sekta telah melepaskan keseluruh kesaksian Alkitab,
sehingga Theologi dan praktek kesalehannya biasanya membengkokan injil.
2. Orang Adventis. Adalah orang-orang yang menanti kedatangan Tuhan
Yesus dengan segera, mereka selalu berusaha menentukan hari kiamat
dengan memakai dalil-dalil dari kitab Daniel dan Wahyu. Walaupun kita
tahu bahwa “tidak seorangpun yang mengetahui hari itu”.
3. Saksi-saksi Yehowa. Atau “Penyelidik-penyelidik Alkitab yang khusus”
sama seperti orang Adventis mereka juga menantikan kedatangan kristus
pada tahun yang mereka tentukan sendiri kerena mereka melakukan
penafsiran akan hal tersebut. Saksi yehowa menjauhkan diri dari masyarakat
masa kini, karena mereka menggap negara selaku alat setan dan gereja
sebagai kaki tangannya.
4. Gerakan pentakosta. Adalah mereka yang menggerakan kembali
semangat asli yang mula-mula terdapat dalam jemaat kristen pada zaman
Rasuli. Pentakosta menitikberatkan soal bernubut, berbahasa roh,
menyembuhkan orang sakit dan sebagainya. Gerakan pentakosta mulai
muncul di Amerika, berpengaruh di Eropah, dan kini digemari oleh banyak
orang kristen dalam “Gereja-gereja muda”.
5. Gereja dan sekta. Pada masa kini gereja sudah mau membuka telinganya
untuk seruan roh kudus yang disampaikan melalaui sekta-sekta. Gereja
berusaha untuk memupuk rasa persekutuan didalam jemaat, dan beberapa
gereja mulai membuka lapangan penyembuhan melalui doa dan iman.
Gereja mancari hubungan dengan golongan-golongan masyarakat yang
sudah membelakanginya, lalu terbitlah persekutuan-persekutuan dan ordo-
ordo protestan, yang mewujudkan cita-cita sekta didalam lingkungan gereja
itu sendiri dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan.
BAB 57 GEREJA SEJAK TAHUN 1918
1. Keadaan polotik. Sehabis perang dunia pertama (1914-1918), mula-mula
timbulah semangat optimisme dan idealisme, demokrasii dan sosialisasi
juga berkuasa di negari-negeri yang menurut sejarah kurang bersedia
memakainya; Jerman, Austria, dan Rusia. Pada tahun 1930 keadaan krisi
dan meleset berkembang diseluruh Eropah, Komunisme dipropogandakan
secara tersembunyi dan Idealisme ditukar dengan Pessimisme. Sejak tahun
1922 tatanegara Demokratis diganti dengan bentuk negara “fasis”.
2. Keadaan Rohani. Masyarakat semakin hari semakin mengasingkan diri
dari Gereja, disebabkan oleh propoganda sosialis yang mengangap bahwa
Gereja turut menyebabkan krisis ekonomi dan keruntuhan peradaban barat.
sejak tahun 1700 kebudayaan Eropah melepaskan diri dari kekuasaan
Firman, lalu mendasarkan kepercayaan kepada dunia, mereka tidak kembali
dari dunia kepada Tuhan dan tetap mendewakan dunia. Mula-mula aliran
Rohani ini menggemari pantheisme mistik, agama-agama ketimuran, ajaran
filosofis dan sebagainya.
3. Gereja dan semangat zaman. Didalam gereja juga ada pemberitaan
tentang kekuasaan, persekutuan, perkara-perkara yang mengatasi akal,
tetapi Gereja tidak mau menyesuaikan beritanya lagi kepada semangat
dunia. Dan kembali kepada panggilan nya dengan membawa kepada
penghormatan kuasa mutlak Firman Allah. Gereja rindu supaya zaman ini
tunduk kepada tradisi yang mulia. Maka dengan terang dapat dilihat batas
antara gereja dan dunia dan bagaimana kedudukan relasinya.
4. Gereja Katolik Roma, pada tahun 1914-1918 gereja Katolik Roma
membantu para tawanan dan korban perang. Pada tahun 1914-1922 Paus
Benedictus XV memperbaharui hukum Gereja Katolik Roma, dan kitab
hukum gereja yang baru mulai dijalankan pada tahun 1918 yang mempunyai
kuasa ilahi bagi umat Katolik Roma. Pernikahan campuran tidak diijinkan
dalam Gereja Katolik Roma kecuali bila pendidikan anak-anak terjamin.
Benedictus diganti oleh Pius XI pada tahun 1922-1939. Eugenio pacelli
menjadi Paus Pius XII. Kesusahan Gereja Katolik Roma yang terbesar
adalah pergumulannya melawan komunisme, terutama di Eropa-Timur,
komunisme berusaha menyingkirkan gereja dari segenap kehidupan
masyarakat pada tahun 1950.
5. Rusia. Revolusi Bolsyewik pada tahun 1917 terbentuknya negara komunis
yang bahagia menurut rancangan marx. Setelah rakyat Rusia seribu tahun
lamanya takluk kepada Agama Kristren, dan sejak tahun 1917 mereka
menyerahkan diri kepada komunisme yang memerangi segala bangsa. Pada
tahun 1918 terjadi perpisahan antara Gereja dan negara, sampai akhirnya
propoganda agama apa saja dilarang pada tahun 1930. Organisasi gereja
dibubarkan, kebanyakan klereus dibunuh atau diasingkan ke Seberia. Sejak
1942 ketegangan antara negara dan umat agama Krisren banyak kendur.
Pemerintahan sovyet terpaksa membiarkan saja perkobaran baru api agama
yang memang tidak padam dalam jiwa manusia.
6. Gerakan eukomenis. Dalam sejarah yang panjang, Gereja yang Esa sudah
terpecah-belah menjadi banyak Gereja. Eukomene dalam bahasa yunani
berarti “Dunia yang didiami” mula-mula gerakan eukomenis adalah suatu
ombak air pasang demokratis-idealistis yang umum sesudah masa perang
dunia pertama. Perbedaan ajaran Thelogia antara gereja-gereja tidak dapat
disembunyikan karena perbedaan itu besar akibatnya dalam praktek. Sejak
tahun 1910 terdapat gerakan lain lagi yang tidak mencapai kerjasama gereja-
gereja dilapangan praktek, melainkan kesatuannya di dalam iman dan
tatagreja. Gerakan ini timbul diantara orang Angglikan di Amerika dan
mereka menyebutnya sebagai suatu komperensi dunia, yang berhimpun di
lausanne (swiss) pada tahun 1927.
7. Pembaharuan theologis.Pada tahun 1922 Theologia ada dibawah
pengaruh Karl Barth yang berusaha menyelaraskan firman Tuhan kepada
pemikiran-pemikiran manusia, lalu Barth insaf dan bertobat iya menyadari
bahwa segala sesuatunya itu salah karena dengan begitu kita merampas
kebenaran firman Allah. Karena firman Allah justru menjadi hakim atas
segala pikiran manusia tentang Allah. Karl Barth mengemukakan Theologi
baru yang bisa disebut “Theologia swiss” pusat pernyataan ini ialah
Dwitunggal dari salib dan kebangkitan, dari hukum dan rahmat. Pada abad
1930 masuk Emil bunner yang muncul masuk diantara Barth dan Theologi
dianggap lebih positif dalam perhargaan nya terhadap manusia diluar
pernyataan Tuhan. Pada tahun 1960 di Eropah munculah suatu generasi
yang lebih muda, yang pada umumnya tidak tertarik kepada cara berpikir
sistematis dari bahasa yang lampau, sumber insprirasi mereka adalah
Bonhoeffer..
8. Gerakan-gerakan di bidang Gereja dan Theologia. Reinhold nicburh
(1892) menjadi pemimpin bagi banyak orang yang menginginkan sesuatu
pembaharuan hidup rohani atas dasar Alkitab selaku pengganti optimisme
yang dangkal buat kemajuan peradaban manusia. Gerakan-gerakan yang
lakukan mulai dari memperbaharui tata ibadah jemaat sampai usaha untuk
membawa Injil kepada masyarakat umum, dimana ratusan orang berkumpul
untuk menyelidiki Alkitab dan bercakap tentang panggilan seorang kristen.
Gereja dan theologia berjuang bersama melawan nasionalisme-dan
sosialisme, dengan penyeledikian theologis di sayap kiri sebagai
pergumulan dan soal-soal disekitar sekularisasi masyarakat dan tugas
apostolat, dan Theologia disayap kanan sebagai menimbun jurang yang
dalam untuk melawan nasionalisme dan sosialisme.

Anda mungkin juga menyukai