MAKALAH
Disusun Oleh :
Lan Lan Risdiana
1.1 Latar Belakang
Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin
kompleks pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur
dan perilaku organisasi internasional dan, pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan
individu.
Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa atau hukum antar
negara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan
hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antar bangsa atau
hukum antar negara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan
antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.
Hukum Internasional merupakan keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas negara antara:
a. Negara dengan negara
b. Negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama lain.
Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional yang terdiri
atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang
satu tidak dibawah kekuasaan lain sehingga merupakan suatu tertib hukum koordinasi antara
anggota masyarakat internasional yang sederajat.
Hukum Dunia berpangkal pada dasar pikiran lain. Dipengaruhi analogi dengan Hukum
Tata Negara (constitusional law), hukum dunia merupakan semacam negara (federasi) dunia
yang meliputi semua negara di dunia ini. Negara dunia secara hirarki berdiri di atas negara-
negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu tertib hukum
subordinasi.
Hubungan internasional yang merupakan hubungan antar negara, pada dasarnya adalah
”hubungan hukum”. Ini berarti dalam hubungan internasional telah melahirkan hak dan
kewajiban antar subyek hukum (negara) yang saling berhubungan. Dan lazimnya hal demikian
itu akan diawali dengan perjanjian pembukaan hubungan de facto tetap (konsuler) sampai pada
akhirnya berupa de jure penuh (perwakilan diplomatik) yang bersifat bilateral.
Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna memenuhi
kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di
samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap
manusia dan negara di dunia. Setiap negara sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan
dan kepentingan yang berbeda. Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan
kerjasama internasional.
Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling
menguntungkan. Kerjasama internasional antara lain bertujuan untuk:
a. Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara.
b. Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian dunia.
c. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.
Suatu hubungan antar bangsa dan negara (internasional) akan dapat berlangsung dengan
baik, manakala terdapat pedoman-pedoman yang dijadikan sebagai landasan berpijak. Pedoman-
pedoman internasional, harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang mengadakan hubungan baik tertulis
maupun yang tidak tertulis.
Munculnya subyek hukum bukan negara sebagai salah satu subyek hukum Internasional adalah
tidak terlepas dari perkembangan hukum Internasional itu sendiri. Semakin berkembangnya
keberadaan organisasi Internasional, serta adanya organisasi-organisasi lain yang bersifat khusus
yang keberadaannya secara fungsional kemudian diakui sebagai subyek hukum internasional
yang bukan negara. Diantaranya adalah vatikan atau tahta suci, Palang Merah Internasional,
Pemberontak atau Belligerent. Bahkan pada perkembangannya tindakan individu yang mewakili
negara dan bertindak dalam kapasitasnya sebagai wakil negara juga dianggap sebagai subyek
hukum Internasional bukan negara.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. Menjelaskan tentang peranan hukum internasional dalam hubungan antar bangsa.
b. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah hubungan internasional
BAB II
ISI
2.1 Hukum Internasional
A. Asal Mula Hukum internasional
Bangsa Romawi sudah mengenal hukum internasional sejak tahun 89 SM, dengan
istilahIus Gentium (hukum antar bangsa).
Ius Gentium yang kemudian berkembang menjadi Ius Inter Gentium ialah hukum yang
diterapkan bagi kaula negara (orang asing), yaitu orang-orang jajahan atau orang-orang asing.
Kemudian berkembang menjadi Volkernrecht (bahasa Jerman), Droit des Gens (bahasa
Prancis) dan Law of Nations atau International Law (Bahasa Inggis).
Dalam perkembangan berikutnya, pemahaman tentang hukum internasional dapat
dibedakan dalam
2 (dua) hal, yaitu :
Hukum perdata Internasional, yaitu hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antar
warga negara suatu negara dan warga negara dari negara lain (hukum antar bangsa).
Hukum Publik Internasional, yaitu hukum internasional yang mengatur negara yang satu dan
negara yang lain dalam hubungan internasional (hukum antar negara).
B. Sifat Hukum Internasional
Hukum internasional memiliki sifat-sifat antara lain:
Tidak mengenal suatu kekuasaan eksekutif yang kuat
HI bersifat koordinatif tidak Sub ordinatif.
HI tidak memiliki badan-badan legeslatif dan yudikatif dan kekuasaan Polisional.
Tidak dapat memaksakan kehendak masyarakat Internasional sebagai kaidah Hukum Nasional.
C. Sistem Hukum Internasional
Sistem hukum internasional, adalah satu kesatuan hukum yang berlaku untuk komunitas
internasional (semua negara-negara di dunia) yang harus dipatuhi dan diataati oleh setiap negara.
Sistem hukum internasional juga merupakan aturan-aturan yang telah diciptakan bersama
oleh negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara.
Kepatuhan terhadap sistem hukum internasional tersebut, adakalanya karena negara tersebut
terlibat langsung dalam proses pembuatan dan tidak sedikit juga yang tinggal meratifikasinya.
D. Hukum Internasional Dalam Arti Modern
Terwujudnya Hukum Internasional yang kita kenal sekarang mrp hasil konferensi di Wina
1969.
Hukum Tertulis :
Bahwa ruang lingkup hukum internasional hanya berlaku utk perjanjian-perjanjian antar negara.
Menghasilkan suatu perjanjian tertulis yang dikenal dengan nama Vienna Convention on the Law
of Treaties.
Perjanjian Internasional tertulis tunduk pada ketentuan hukum kebiasaan internasional
danyurisprudensi atau prinsip-prinsip hukum umum.
Hukum Tidak Tertulis :
Masih terdapat hukum kebiasaan internasional (hukum tidak tertulis) yg ruang lingkupnya hanya
utk perjanjian antar negara.
Perjanjian-perjanjian antar negara dengan subjek hukum lain, ada pengaturan tersendiri seperti
perjanjian antar negara dan organisasi-organisasi internasional.
Dalam perjanjian tidak tertulis (International Agreement Not in Written Form), contohnya adalah
Prancis (1973) mengadakan percobaan nuklir di Atol Aruboa yg banyak menuai protes dari
negara lain bahkan, masalahnya diajukan kepada Mahkamah Internasional di Den Haag.
Selanjutnya negara Prancis tidak lagi melakukan percobaan sejenis dan bila ingkar janji, negara
lain dapat menuduh, memprotes dan mengadakan tuntutan.
E. Asas-asas Hukum Internasional
Dalam menjalin hubungan antar bangsa, setiap negara harus memperhatikan asas-asas
hukum internasional :
1. Asas Teritorial
2. Asas Kebangsaan
3. Asas Kepentingan Umum
Asas lain sebagai berikut :
1. Pacta sunt servanda
2. Egality rights
3. Reciprositas
4. Courtesy
5. Right sig stantibus
F. Sumber hukum internasional
Mochtar kusumaatmadja, membedakan sumber hukum dalam arti material dan sumber
hukum dalam arti formal.
Dalam arti material :
Adalah sumber hukum yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara.
Dalam arti formal :
Adalah sumber dari mana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum
internasional.
Sumber-sumber hukum internasional sesuai Piagam Mahkamah Internasional Pasal 38,
sebagai berikut :
1. Perjanjian Internasional (Traktat = Treaty),
2. Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima sbg hukum,
3. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab,
4. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum internasional dari berbagai
negara sebagai alat tambahan untuk menentukan hukum, dan
5. Pendapat-pendapat para ahli hukum terkemuka.
G. Subjek Hukum Internasional
1. Negara
2. Tahta Suci
3. Palang Merah Internasional
4. Organisasi Internasional
5. Orang Perseorangan
6. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
2.2 Hubungan Internasional
A Faktor Penyebab Hubungan Internasional
Salah satu faktor penyebab terjadinya hubungan internasional adalah kekayaan alam dan
perkembangan industri yang tidak merata. Hal tersebut mendorong kerjasamaantar negara dan
antar individu yang tunduk pada hukum yang dianut negaranya masing-masing.
B Pengertian Hubungan Internasional
Hubungan internasional merupakan hubungan antar negara atau antarindividu dari negara
yang berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi, ataupun hankam. Hubungan
internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (RENSTRA)
adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara tersebut.
Hubungan internasional dapat dipandang sebagai fenomena sosial maupun sebagai disiplin
ilmu atau bidang studi. Sebagai fenomena sosial, hubungan internasional mencakup aspek yang
sangat luas, yaitu kehidupan sosial umat manusia yang bersifat internasional dan kompleks.
Seperti yang dikatakan oleh John Houston (1972), bahwa fenomena hubungan internasional
dapat menyangkut konferensi-konferensi internasional, kedatangan dan kepergian para diplomat,
penandatanganan perjanjian-perjanjian, pengembangan kekuatan militer, dan arus perdagangan
internasional.
Menurut Coulumbis dan Wolfe (1981), fenomena-fenomena yang merupakan ruang
lingkup hubungan internasional diantaranya perang, konferensi internasional, diplomasi,
spionase, olimpiade, perdagangan, bantuan luar negeri, imigrasi, pariwisata, pembajakan,
penyakit menular, revolusi kekerasan. Sebagai fenomena sosial, ruang lingkup hubungan
internasional sangat jamak, alias tidak berurusan dengan masalah-masalah politik saja. Namun
seiring perkembangan zaman ruang lingkup hubungan internasional juga berkembang yaitu
menyangkut masalah-masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia, alih teknologi, kebudayaan,
kerja sama keamanan dan kejahatan internasional.
Hubungan internasional sebagai disiplin ilmu atau bidang studi, diantaranya meliputi
berbagai spesialisasi seperti politik internasional, politik luar negeri, ekonomi internasional,
ekonomi politik internasional, organisasi internasional, hukum internasional, komunikasi
internasional, administrasi internasional, kriminologi internasional, sejarah diplomasi, studi
wilayah, military science, manajemen internasional, kebudayaan antar bangsa, dan lain
sebagainya.
C Pentingnya Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara
Secara kodrati, manusia adalah sebagai makhluk individu, sosial, dan ciptaan Tuhan.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan dan membentuk berbagai persekutuan hidup
untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Sifat alamiah manusia adalah hidup berkelompok, saling
menghormati, bergantung, dan saling bekerja sama. Seperti halnya dalam hubungan antarbangsa,
suatu bangsa satu dengan lainnya wajib saling menghormati, bekerja sama secara adil dan damai
untuk mewujudkan kerukunan hidup antarbangsa. Hubungan antarbangsa di sini disebut sebagai
hubungan internasional.
Bangsa Indonesia dalam membina hubungan internasional menerapkan prinsip-prinsip
politik luar negeri yang bebas dan aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional, terutama
untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Prinsip bebas artinya
Indonesia bebas menentukan sikap dan pandangannya terhadap masalah-masalah internasional
dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis bertentangan
(Timur dengan komunisnya dan Barat dengan liberalnya). Adapun prinsip aktif berarti Indonesia
aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan ketertiban dunia dan
aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia.
Dalam membina hubungan internasional indonesia mempunyai tujuan untuk meningkatkan
persahabatan, dan kerjasama bilateral, regional, dan multilateral melalui berbagai macam forum
sesuai dengan kepentingan dan kemampuan nasional. Untuk menciptakan perdamaian dunia
yang abadi, adil, dan sejahtera, negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri yang
bebas dan aktif.
D Sarana-sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan antar bangsa dan negara (internasional) akan dapat berlangsung dengan
baik, manakala terdapat pedoman-pedoman yang dijadikan sebagai landasan berpijak. Pedoman-
pedoman internasional, harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang mengadakan hubungan baik tertulis
maupun yang tidak tertulis. Beberapa sarana penting dalam membangun hubungan internasional
adalah sebagai berikut :
a. Asas-Asas Hubungan Internasional
Menurut Hugo de Groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan derajat
merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua negara.
Tujuannya adalah untuk kepentingan bersama dari mereka yang menyatukan diri di dalamnya.
Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan pada daerah dan ruang
lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan warga negara masing-masing.
Ada 3 (tiga) asas dalam hubungan internasional yang antara satu dengan lainnyan saling
mempengaruhi :
Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi,
terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing
(internasional) sepenuhnya.
Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap
warga negara di manapun ia berada, tetap menapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini
mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi
warga negaranya, walaupun berada di negara asing.
Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan
dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada
batas-batas wilayah suatu negara.
Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum dalam hubungan antar
bangsa (internasional). Oleh sebab itu, antara satu negara dengan negara lain perlua ada
hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum internasional. Walaupun demikian,
kerapkali masih terdapat masalah dan pertikaian-pertikaian yang perlu dipecahkan. Misalnya
persoalan dwi-kewarganegaraan, batas-batas negara, wajib militer dan wajib pajak.
b. Faktor-faktor Penentu Dalam Hubungan Internasional
Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasional, baik secara
bilateral maupun multilateral adalah sebagai berikut, 1) Kekuatan Nasional (National Power), 2)
Jumlah Penduduk, 3) Sumber Daya, dan 4) Letak Geografis. Berdasarkan faktor-faktor tersebut
maka dapat difahami bagaimana suatu negara dalam mengadakan hubungan internasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa atau hukum
antar negara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan
aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antar bangsa
atau hukum antar negara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan
antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.
Hubungan internasional yang merupakan hubungan antar negara, pada dasarnya adalah
”hubungan hukum”. Ini berarti dalam hubungan internasional telah melahirkan hak dan
kewajiban antar subyek hukum (negara) yang saling berhubungan. Dan lazimnya hal demikian
itu akan diawali dengan perjanjian pembukaan hubungan de facto tetap (konsuler) sampai pada
akhirnya berupa de jure penuh (perwakilan diplomatik) yang bersifat bilateral.
Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna memenuhi
kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di
samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap
manusia dan negara di dunia.
3.2 Saran
Bagi dunia pendidikan hendaklah pendidikan tentang hukum dan hubungan internasional
termasuk peranan hukum internasional bagi hubungan internasional dapat diterapkan bagi anak
didik sejak dini supaya mereka dapat memahami arti pentingnya bukan hanya hanya tahu saja.
DAFTAR PUSTAKA
http://mirisa.wordpress.com/2007/10/13/k hubungan internasional