Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir
Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir
ABSTRACT
This research is aimed to alocate land management and use coastal and ocean area Sub-Province
base on digital through Geographical Information System (GIS). This research was done in the coastal
area Kota Bengkulu, through spatial alocate analysis and land suitability analysis for brackish water
fish ponds, maritime tourism and conservation areas. Approach used in this research is spatial analysis
to parameter/variable and land suitability criteria consist of element abiotik, biotik, culture, and spa-
tial use (RTRW). Land suitability analysis is done by using SIG through overlay technique. Result of
research indicate that from 7 sub district of coastal area of exist in Kota Bengkulu, land suitability (S1)
for brackish water fish ponds are found in sub-district Muara Bangkahulu and Kampung Melayu. Land
suitability (S 1) for the maritime tourism are found in sub-district Teluk Segara and Ratu Samban,
while Land suitability (S 1) for conservation area of are found in sub-district Kampung Melayu.
PENDAHULUAN
102 Forum Geografi, Vol. 23, No. 2, Desember 2009: 101 - 111
P(x) = f (Abiotik) + f (Biotik) + PP = P(p) + J(c) + B(< 5) + V (k,
f (Sosek) + f(RTRW) pp) + PL(It) + MP(n, d) + J(<
di mana, 500) + S(at, h) + RTRW (P)
P(x) = daerah potensial untuk Keterangan :
pengembangan usaha x. PP = Wilayah potensial untuk
pariwisata pesisir
D. Analisis Kesesuaian Lahan
Analisis lahan dimaksudkan P = Jenis pantai : berpasir (p)
untuk mengetahui kesesuaian lahan i = Kecerahan perairan : cerah
untuk pengunaan lahan tertentu. B = Kedalaman perairan (0 - 5
Dalam menentukan tingkat ke- meter)
sesuaian lahan ditentukan dengan
V = Vegetasi : kelapa (k), pines
metode pengharkatan dengan
pantai (pp)
mengambil beberapa parameter serta
pembobotan dalam menentukan PL = Penggunaan lahan : Lahan
tingkat kesesuaiannya. Terbuka (It)
Kesesuaian lahan untuk perikan- MP = Mata Pencaharian Penduduk
an tambak yang berhasil dirancang : nelayan (n), pedagang (d)
melalui model matematis berikut:
i = Jarak dari jalan (0 – 500
PT = S(E) + LR(< 3) + R(< 2000) meter)
+ P(< 4000) + PL(r, b) +
S = Sarana : Air tawar (at), Hotel
MP(n) + J(< 2000) + RTR
(h)
W(B)
RTRW = Rencana penggunaan
Keterangan:
lahan untuk : pariwisata (P)
PT = Wilayah potensial untuk
perikanan tambak Kesesuaian lahan kawasan
konservasi yang berhasil dirancang
S = Jenis tanah Entisol (E) melalui model matematis berikut:
LR = Kelerengan datar : (0 - 3%) PK = S(E) + V(p, m) + PL(h) +
R = Jarak dari sungai (0 - 2000 RTRW (K)
meter)
Keterangan :
P = Jarak dari pantai (0 - 4000
meter) PK = Wilayah potensial untuk
kawasan Konservasi
PL = Jenis penggunaan lahan : rawa
(r) atau belukar (b) S = Jenis tanah : (E) Entisol
MP = Mata Pencaharian Penduduk V = Vegetasi : pinus (p), mangrove
nelayan (n) (m)
i = Jarak dari jalan (0 – 2000 meter) PL = Penggunanan Lahan : hutan
(h)
RTRW = Rencana penggunaan
lahan untuk budidaya (B) RTRW = Rencana peng gunaan
lahan untuk : (K)
Kesesuaian lahan pariwisata konservasi
pesisir yang berhasil dirancang melalui
model matematis berikut: Analisis kesesuaian lahan pesisir
Kota Bengkulu untuk berbagai per-
104 Forum Geografi, Vol. 23, No. 2, Desember 2009: 101 - 111
terjadi di Kecamatan Kampung Melayu. kriteria dalam penentuan lokasi tambak
Kawasan ini awalnya berupa rawa-rawa, yaitu aspek ekologis, aspek tanah,
tetapi saat ini telah beralih fungsi menjadi aspek biologis dan aspek sosial.
perkebunan kelapa sawit, permukiman dan Keempat aspek tersebut menjadi unsur
perkebunan palawija. pendukung pengembangan usaha
perikanan tambak di pesisir Kota
Penggunaan lahan diwilayah pesisir Bengkulu dan hal tersebut dijadikan
Kota Bengkulu yang dimanfaatkan untuk sebagai dasar penilaian dalam
wisata terdapat di pantai Panjang yang meliputi merancang model kesesuaian lahan.
wilayah administrasi Kecamatan Teluk Segara
dan Kecamatan Ratu Samban. Di daerah ini B. Kesesuaian Lahan Pariwisata
juga berkembang kawasan perhotelan dan Bahari
pusat perbelanjaan Bengkulu Indah Mall. Alokasi spasial untuk kesesuaian
Perkembangan kawasan ini dipacu dengan lahan pariwisata dilakukan melalui
tingginya kunjungan wisatawan domestik yang analisa beberapa faktor yang me-
sering terjadi pada hari-hari libur. Penggunaan mengaruhi kesesimian lahan, faktor-
lahan berupa hutan pantai dan hutan faktor yang dapat dianalisa adalah 1)
konservasi di kawasan ini masih tetap Keterlindungan perairan, faktor ini
dipertahankan. Hutan pinus tersebar sepanjang memperhatikan keberadaan terumbu
pantai panjang ujung (pasir putih) sampai karang sebagai pelindung dan
kelurahan Sumur Meleleh, sedangkan pemecah ombak di perairan wilayah
kawasan konservasi terdapat mulai dari muara pesisir, daerah teluk dan perairan yang
sungai Jenggalu sampai ke alur Pulau Bai. terlindung pulau yang besar ombak
dan arusnya relatif rendah dan tenang.
Penggunaan lahan untuk wisata pada 2) Wilayah konservasi atau Jalur hijau
dua tahun ini berkembang clan ter- pantai, faktor ini memperhatikan
konsentrasi di Pantai Zakat. Wisata yang keberadaan hutan mangrove dan
dikembangkan di daerah ini berupa wisata sumberdaya alam pesisir lainnya yang
bahari berupa kegiatan renang. Perkem- perlu dilestarikan. 3) Masalah
bangan daerah ini terpacu sejak dibangun- pencemaran, 4) Aksesbilitas faktor ini
nya sarana jalan dari Tapak Paderi sampai memperhatikan sarana/prasarana,
ke Terminal Sungai Hitam. Rekreasi renang jaringan jalan dan bentuk pantai.
di pantai ini didukung juga oleh bentuk Berdasarkan faktor-faktor yang harus
pantai yang berupa teluk, sehingga gelombang dianalisis tersebut variabel yang
laut tidak terlalu tinggi. dijadikan dasar dalam merancang
model spasial untuk pengembangan
A. Kesesuaian Lahan Budidaya Per- usaha pariwisata bahari (renang dan
ikanan Tambak rekreasi pantai) di Kota Bengkulu.
Pada prinsipnya lahan yang akan
digunakan untuk budidaya perikanan C. Kesesuaian Lahan Kawasan
tambak harus memenuhi persyaratan Konservasi
fisika, kimia, biologis, teknis, sosial Konservasi wilayah pesisir adalah
ekonomi, higienis dan legal. Guna upaya perlindungan, pelestarian, dan
mendapatkan lahan yang memenuhi pemanfaatan wilayah pesisir dan
persyaratan tersebut, ada 4 aspek pulau-pulau kecil serta ekosistemnya,
utama yang perlu diperhatikan sebagai untuk menjamin keberadaan, keter-
106 Forum Geografi, Vol. 23, No. 2, Desember 2009: 101 - 111
102° 14’ 42” 102° 22’ 45”
3° 43’ 49”
3° 43’ 49”
Kota Bengkulu Utara
SA
MU
Keterangan :
DE
RA
HI
Sesuai
ND
IA
Sesuai Bersarat
4° 01’ 00”
Tidak Sesuai
4° 01’ 00”
Daerah Penelitian
3° 43’ 49”
Kota Bengkulu Utara
SA
Keterangan :
MU
DE
RA
Sesuai
HI
ND
Sesuai Bersarat
IA
4° 01’ 00”
Tidak Sesuai
4° 01’ 00”
Daerah Penelitian
3° 43’ 49”
Kota Bengkulu Utara
SA
M
UD
RA
HI
ND
IA
SA
MU
Keterangan :
DE
RA
Sesuai
HI
ND
Sesuai Bersarat
IA
4° 01’ 00”
Tidak Sesuai
4° 01’ 00”
Daerah Penelitian
108 Forum Geografi, Vol. 23, No. 2, Desember 2009: 101 - 111
ini terdapat di kecamatan sebagian (Kelurahan Padang Serai). Kesesuaian
besar Kecamatan Muara Bangkahulu, lahan untuk pariwisata pesisir (renang dan
Selebar, dan Gading Cempaka. rekreasi pantai) terdapat di Kecamatan
Teluk Segara dan Kecamatan Ratu
Samban yaitu di kawasan wisata pantai
KESIMPULAN Zakat, dan kawasan wisata alam Pantai
1. Analisis spasial kesesuaian lahan yang Panjang. Kesesuaian lahan untuk kawasan
berhasil dirancang dalam penelitian ini konservasi terdapat di Kecamatan
terdiri dari alokasi spasial kesesuaian Kampung Melayu yaitu di Kelurahan
lahan untuk budidaya perikanan Kandang (Sempadan Sungai Air Jenggalu)
tambak, pariwisata bahari (renang dan dan Alur Pulau Bai.
rekreasi pantai) dan kawasan konser-
vasi di wilayah pesisir Kota Bengkulu,
yang selanjutnya di presentasikan UCAPAN TERIMA KASIH
dalam bentuk matriks kesesuaian
lahan dan peta kesesuaian lahan. Ucapan terimakasih disampaikan
kepada Dirjen Dikti melalui Direktorat
2. Kesesuaian lahan di wilayah pesisir Kota Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Bengkulu untuk budidaya perikanan (DP2M) yang telah mendanai penelitian
tambak terdapat pada Kecamatan Muara melalui penelitian Hibah Bersaing tahun
Bangkahulu (Kelurahan Rawa Makmur) 2009.
dan Kecamatan Kampung Melayu
DAFTAR PUSTAKA
————. 2008, Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
Per.17/Men/2008 Tentang Kawasan Konservasi Di Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau
Keeil. Jakarta
Bakosurtanal. 2001. Laporan Akhir, Penyusunan Basisdata Tematik Sumberdaya Alam. Kedasama
Proyek MV-SNMI, - Bakosurtanal. Bogor.
Bappeda Kota Bengkulu. 2004. Renstra Wilayah Pesisir dan Laut Kota Bengkulu. Bengkulu
Bhardwaj. 2007. Application of GIS technology for Coastal Zone Management: a hydrografer
perspective, diambil dari www.gisdevelopment.net/application tanggal 3 maret 2007
Danoedoro. P.. 1996. Pengolahan Citra Digital. Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Penginderaan
Jauh. Fakultas Geografi. UGM. Yogyakarta
Fauzi, Yulian. 2006. Perancangan Sistem Basis data Spasial Wilayah Pesisir Kota Bengkulu
Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Laporan Penelitian Dana DIPA Universitas,
Bengkulu tahun 2006. Bengkulu. (tidak dipublikasikan)
Harjadi, B.. 2004. Karakteristik Sumberdaya Lahan Sebagai Dasar Pengelolaan DAS di
Sub DAS Merawu, DAS Serayu. Forum Geografi. Vol. 18(2) Desember 2004: 98.
Islam. R.M.. 2006. Managing Diverse Land Uses in Coastal Bangladesh: Institutional Approachs.
Diambil dari ,www.iwni.cgiar.org/publication.pdf tanggal 5 November 2009
Li, Rongxing. CW, Ramcharan. E, Kjerfve. B, and Willis, D. 1998, A Coastal GIS for
Shoreline Monitoring and Management – Case Study in Malaysia, Surveying and land
Information System, Vol. 58 (3): 157-166.
Purwadhi. 2000. Konsep Dasar Inderaja dan SIG untuk Studi Kesesuaian Lahan, Model Pelatihan
Penginderaan Jauh dan SIG, LAPAN, Jakarta
Tahir, A, Bengen. D, and Susilo. S.B. 2002. Analisis Kesesuaian Lahan Dan Kebijakan
Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Teluk Balikpapan, Jurnal Pesisir & Lautan. Vol.
4 (3): 1-16.
110 Forum Geografi, Vol. 23, No. 2, Desember 2009: 101 - 111
LAMPIRAN 1
Tabel 3. Matriks Kesesuaian Lahan Pariwisata Bahari (Renang dan Rekreasi Pantai)