Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MUHAMMAD AKMAL AL-AZHAR

NIM : 20190410039

PRODI : MANAJEMEN A

MATKUL : FIQIH ISLAM

DOSEN : ASEP SETIAWAN, S.Th.I., M.Ud.

1. Bekal Persiapan Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan

a. Menyambut bulan suci Ramadhan dengan gembira, karena itu salah satu tanda
baiknya keimanan seseorang. Kegembiraan tersebut adalah karena banyaknya
kemuliaan, keutamaan, dan keberkahan di bulan Ramadhan. Jika hati kita biasa saja
atau malah merasa terbebani dengan kedatangannya bulan Ramadhan maka itu bisa
saja menandakan lemahnya iman seseorang.
Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “dahulu mereka berdoa kepada Allah selama enam
bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan. Kemudian mereka
juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di Ramadhan
yang lalu) mereka.
Ceramah Rasulullah Saw. Di malam pertama bulan Ramadhan “telah datang kepada
kalian bulan suci Ramadhan, bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan
keberkahan, rasulullah juga mewajibkan untuk melakukan kewajiban beribadah di
bulan Ramadhan yaitu ibadah puasa”. Amal-amal ibadah yang dilakukan oleh
seseorang selain puasa maka dilipatgandakan 10 kali lipat, 7x lipat, 3x lipat dan
sampai 700x lipat. Kecuali puasa pahalanya itu terserah kepada kehendak Allah. Di
bulan suci Ramadhan Allah membuka pintu-pintu surga kemudian ditutupnnya pintu-
pintu neraka dan setan-setan dibelunggu.
Keutamaan lain di bulan Ramadhan yaitu di salah satu malam Ramadhan ada satu
malam yang mana satu malam ini keutamaannya lebih baik dari seribu bulan dimana
nama ini biasanya disebut malam lailatur qadr. Dan malam lailatul qadr itu
dimesterikan oleh Rasullah karena hanya Allah yang hanya mengetahuinya. Dimana
ada semacam tanda dari malam lailatul qadr itu terjadi yaitu :
 Di 10 hari terakhir, dan
 Di waktu ganji seperi malam 21, 23, 25 dst.
b. Melakukan persiapan ruhiyah (spiritual)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan bertaubat (hablum minallah-minannas) dan
meningkatkan ibadah seperti memperbanyak membaca al-qur’an, puasa sunnah,
dzikir, berdoa, sholat berjama’ah, qiyamul lail, bersedekah dll. Contohnya
sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Dengan memperbanyak puasa di
bulan sya’ban, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah R.a ia berkata :
“Saya tidak melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan
Ramadhan dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya
keculia pada bulan sya’ban”.
c. Melakukan persiapan jasadiyah (fisik)
Mempersiapkan fisik kita sebelum datangnya bulan Ramadhan seperti berpuasa
sunnah, menjaga pola makan, dan merutinkan olahraga agar tubuh sehat, kuat dan
benar-benar dan siap menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan dengan nikmat
dan maksimal.
d. Melakukan persiapan maaliyah (harta)
Menyiapkan harta untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhan bulan untuk
memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah di bulan Ramadhan dilipatgandakan
dibandingkan bulan-bulan biasa. Di dalam hadits riwayat al-baihaqi mengatakan :
“sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan.”
e. Melakukan persiapan fikriyah (ilmu)
Kaidah dasar berislam yaitu berilmu dulu sebelum berkata dan beramal. Amal-amal
ibadah sebelum dilakukan sebaiknya dipelajari dan dipahami terlebih tahu agar
beramal tidak hanya sekedar beramal saja tetapi juga harus tau ilmu yang akan
diamalkan. Adapun 2 syarat diterimanya ibadah yaitu :
 Ikhlas hanya untuk Allah, dan
 Mutaba’ah amalan yang hanya dicontohkan oleh Rasulullah
2. Tingkatan Orang Berpuasa

a. Kategori yang pertama, Shaumul umum yaitu puasa umum atau puasanya orang
biasa adalah puasa sekedar menahan perutnya dan kemaluannya dari hal-hal yang
dibutuhkan perut seperti makan dan minum serta kemaluannya seperti menahan
hubungan suami istri itu sendiri. Apabila puasa kita sudah bisa menahan secara itu
maka puasanya bisa dikatakan sah. Tetapi jika hanya menahan seperti itu maka dia
termasuk orang yang berpuasa tetapi merugi. Dia berpuasa tetapi tidak mendapatkan
pahala, dia hanya mendapatkan pahala puasa dari menahan lapar dan minumnya dan
juga hanya sekedar menggugurkan kewajibannya. Hal-hal yang bisa mengurangi,
merusak maupun menghilangkan pahala puasa yaitu :
 Berpuasa tetapi tidak masih meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta
 Berpuasa tetapi masih berkata yang kotor dan kasar
 Berkata dusta, ghibah atau membicarakan orang lain, mengadu domba, bersaksi
palsu, dan memandang disertai dengan syahwat
b. Kategori yang kedua, shaumul khusus yaitu puasanya orang khusus atau special
bahwa puasa yang ia mampu tidak hanya mempuasakan perutnya dan lisannya, tetapi
juga mampu menahan pendengarannya seperti tidak mendengar kata-kata kotor atau
kata-kata fitnah, dan dia juga mampu menahan nafsu dari matanya, seperti tidak
melihat hal-hal yang berdosa, dan dia juga mampu menahan semua hal yang ada di
seluruh anggota badannya. Puasa khusus ini disebut juga dengan puasanya orang-
orang sholeh. Puasa khusus ini harus mampu menundukkan pandangannya, mampu
menjaga lisannya, mampu menjaga pendengarannya, mampu menjaga perut dari
makanan-makanan yang haram ketika berbuka, dan saat berbuka puasa nanti jangan
memperbanyak makan atau tidak berlebih-lebihan, ketika sudah berbuka hati kita ada
rasa cemas dan harapan apakah puasa ini diterima atau tidak oleh Allah, selalu
berintropeksi diri untuk memperbaiki puasa selanjutnya.
c. Kategori yang ketiga, shaumul khusus al khusus yaitu puasanya orang yang
istimewa yakni orang tersebut tidak hanya mempuasakan fisiknya, dia juga tidak
hanya mempuasakan panca inderanya, tetapi mampu mempuasakan hatinya dari
harapan-harapan yang rendah dan hina yang bersifat manusiawi. Orang tersebut
senantiasa berfikir untuk kepentingan akhirat. Sesungguhnya solatku, ibadahku,
bahkan hidupku hanya untuk benar-benar untuk Allah SWT. Sebagai contoh
sebagaimana Allah menegaskan dalam Al-qur’an bahwa puasa itu merupakan media
ataupun suatu perkara yang dipergunakan oleh Allah untuk mengontrol dan melatih
kita.

Pertanyaan Bekal Persiapan Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan :

1. Jika kita puasa hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja tetapi tidak bisa menahan
lisannya, apakah puasa kita akan diterima? Mohon penjelasannya ustadz
2. Jika kita secara tidak sengaja atau lupa memakan atau meminum sesuatu, apakah puasa
kita akan batal? Mohon penjelasannya ustadz
3. Apakah ada puasa yang lebih baik dari puasa di bulan Ramadhan?

Pertanyaan Tingkatan Orang Berpuasa :

1. Jika kita hanya mampu menundukkan pandangan tetapi masih belum mampu menjaga
pendengaran, apakah kita tetap termasuk kategor khusus?
2. Jika kita selalu bersedekah, itu termasuk kategori apa?

Anda mungkin juga menyukai