442 824 1 PB
442 824 1 PB
Abstract
This study was aimed to capture the readiness to change of the “X” University as an
organization regarding to the vision is becoming a world class university. Using the
organizational change readiness concept by Sutanto (2008) that covering 7 aspects
namely perception toward change, vision of change, mutual trust and respect, change
initiative, management support, acceptance, and organization manages the change
process. Respondent was 121 employees of the University „X‟ from two faculties who
met the criterion. This was a quantitative research that using survey method. The result
has shown that two aspects namely vision of change and acceptance were important
ones that have effect on organizational change readiness of the “X” university.
Abstrak
Kata kunci: kesiapan organisasi untuk berubah, world class university, visi
1
Organizational Change Readiness pada Universitas X (Azhar El Hami & Zahrotur Rusyda Hinduan)
peningkatan kualitas SDM, biaya pendi- akhir studi dengan catatan mahasiswa
dikan mahasiswa baru, beasiswa. Beberapa tersebut dapat menyelesaikan studinya
program, termasuk prestasi mahasiswa di dalam kurun waktu tertentu. Namun terjadi
dalam dan luar negeri, peminat Universitas perlakuan berbeda ketika mahasiswa
X di jalur SNMPTN, ratio dosen dan melakukan registrasi ulang. Sejumlah
mahasiswa, peningkatan IPK, proporsi mahasiswa dari suatu fakultas tidak dapat
penyelenggaraan pendidikan S-1, S-2, S-3 melakukan registrasi ulang dengan alasan
dan D-III, program kerja alumni, program telah melebihi masa studinya, sementara
penelitian, dan berbagai pengembangan sejumlah mahasiswa lainnya dari fakultas
fasilitas. yang sama dapat melakukan registrasi.
Dalam pelaksanaannya masih belum Penjelasan yang diterima mahasiswa
berjalan dengan lancar. Implementasi dari mengenai aturan ini berbeda antara satu
perubahan kebijakan belum dapat terlak- pegawai dengan pengawai lainnya di
sana sesuai dengan yang diharapkan. bagian akademik universitas. Pihak kepala
Perubahan sistem kerja yang desentralisasi urusan akademik tidak dapat memberikan
menjadi sistem sentralisasi menimbulkan keputusan mengenai kondisi ini dan harus
beberapa permasalahan-permasalahan ad- berkonsultasi dengan Pembantu Rektor.
ministrasi yang menggangu kelancaran Hal ini membuat permasalahan ini menjadi
kegiatan belajar-mengajar. Hal ini menjadi berlarut-larut sehingga mahasiswa yang
keluhan tersendiri bagi tenaga administrasi mendapatkan kesempatan untuk melan-
di fakultas. Misalnya saja perubahan jutkan studi pun tidak dapat memenuhi
kebijakan pendataan mahasiswa yang pada target waktu penyelesaian yang telah
awalnya dilaksanakan oleh masing-masing ditetapkan.
fakultas namun sekarang penyeleng- Sementara itu terkait dengan
garanya dilakukan oleh pihak rektorat pengembangan kemampuan dan keteram-
dengan menggunakan sistem online. pilan SDM, diadakan pelatihan kepada
Kendala yang dihadapi oleh fakultas A para pegawai administrasi terkait dengan
adalah terkait dengan keterlambatan program administrasi yang digunakan di
penerimaan data-data mahasiswa yang Universitas X. Namun pada kenyataannya
mengikuti perkuliahan serta ketidak- hasil dari pelatihan tersebut banyak yang
akuratan data-data pun sering terjadi. tidak dimanfaatkan. Mereka masih meng-
Daftar mahasiswa yang belum melakukan gunakan sistem kerja yang lama. Misalnya
registrasi ulang pun tak jarang terlambat saja pelatihan penggunaan program ke-
diberitahukan sehingga menyulitkan fakul- sekretariatan di universitas yang berbasis
tas untuk bisa mengetahui mahasiswa- komputer yang terhubung secara on-line
mahasiswa yang berhak mengikuti per- bagi seluruh sekretaris di berbagai unit
kuliahan sehingga mengganggu kegiatan kerja dan fakultas. Namun setelah selesai
belajar mengajar. Tidak jarang pula, nama pelatihan, banyak yang tidak meman-
mahasiswa tidak tercantum hingga akhir faatkan sistem tersebut dengan alasan tidak
semester. Kondisi ini berbeda dengan terlalu nyaman untuk memanfaatkannya
ketika sistem pendataan masih dilakukan dan dirasakan cukup merepotkan sehingga
oleh tiap-tiap fakultas. mereka pun tetap masih menggunakan
Kesulitan registrasi pun terjadi ter- cara-cara lama. Selain itu, banyak kendala
utama bagi mahasiswa yang telah diberi- yang dihadapi dalam menggunakan soft
kan kesempatan untuk memperpanjang ware yang ada, terutama keterandalan
masa studinya. Pihak rektorat telah memu- koneksi. Hasilnya banyak kegiatan surat-
tuskan memberikan kesempatan untuk menyurat dari rektorat ke fakultas menjadi
menambah waktu penyelesaian kuliah bagi terhambat dan berdampak juga pada
mahasiswa yang telah mencapai batas keterlambatan pengambilan keputusan.
2
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 1 - 16
3
Organizational Change Readiness pada Universitas X (Azhar El Hami & Zahrotur Rusyda Hinduan)
gambaran kesiapan Universitas X sebagai yang besar (Eby, dkk., 2000). Persepsi
sebuah organisasi dalam menghadapi peru- ini dapat menjadi fasilitas ataupun
bahan?” kendala bagi efektifitas suatu intervensi
Perubahan lingkungan yang berlang- dalam perubahan (Armenakis, dkk.,
sung secara dinamis, membuat organisasi 1993; Lewin, 1951). Pegawai sebagai
harus selalu secara terus-menerus melaku- target perubahan menjadi sumber utama
kan berbagai perubahan baik dalam bagi keberhasilan, karena sikap, kete-
strategi, struktur, proses dan budaya. rampilan, motivasi dan bentuk pema-
Banyak faktor yang memberikan kontri- haman dasar membentuk komponen
busi terhadap efektivitas perubahan yang dasar dari lingkungan organisasi yang
terjadi dalam organisasi. Salah satu akan diubah (Smith, 2005).
faktornya adalah readiness for change. Persepsi akan mempengaruhi
Readiness menggambarkan keyakinan, sikap dan perilaku dalam menghadapi
sikap dan tujuan dari para anggota orga- perubahan. Pengalaman masa lalu, akan
nisasi mengenai seberapa luas perubahan mempengaruhi proses dalam mengin-
tersebut diperlukan dan kapasitas keber- terpretasi informasi melalui proses
hasilan organisasi dalam melakukan peru- kognitif pada individu. Persepsi pega-
bahan (A.B. Sutanto, 2008). Hal ini meru- wai terhadap keberhasilan perubahan di
pakan kecenderungan secara kognitif me- masa lalu juga akan mempengaruhi
ngenai perilaku yang ditampilkan, apakah kesiapan terhadap perubahan. Informasi
menolak atau mendukung upaya peru- yang terkait dengan perubahan akan
bahan tersebut (Amenakis, dkk., 1993). diasosiasikan dengan pengalaman masa
Berdasarkan penelitian, terdapat tu- lalu dari masing-masing individu de-
juh aspek dari change readiness, yaitu ngan memberikan atribusi terhadap
Persepsi terhadap upaya perubahan upaya-upaya perubahan. Individu me-
(perception toward change efforts), visi miliki pandangan yang tetap mengenai
untuk berubah (vision for change), rasa sejauh mana kesiapan organisasi untuk
saling percaya dan menghargai (mutual berubah. Persepsi ini akan berkembang
trust & respect), rencana perubahan terus menerus seiring dengan perkem-
(change initiatives), dukungan manajemen bangan individu ketika menjadi bagian
(management support), penerimaan (ac- dari sejarah organisasi (Eby, dkk.,
ceptance) dan pengelolaan proses perubah- 2000). McDonald dan Siegal (1993),
an (the organization manage the change Lacovini (1993), dan McManus, dkk.
process). Pada intinya, kesiapan untuk (1995) mengusulkan bahwa sikap pega-
berubah sangat terkait dengan transformasi wai terhadap suatu perubahan akan
kognitif individu pada para pegawai berdampak pada moral kerja, produk-
(Amenakis, dkk., 1993). Kunci utama dari tifitas dan keinginan karyawan untuk
perubahan terletak pada manusia sebagai keluar dari organisasi (Eby, dkk., 2000).
sumber dan penggerak perubahan, karena Sementara itu, persepsi pegawai
merekalah yang akan menerima atau terhadap fleksibilitas perusahaan dalam
menolak suatu perubahan (Smith, 2005). menghadapi perubahan juga menjadi
hal yang sangat penting. Persepsi pega-
a. Perception toward change efforts
wai terhadap kemampuan organisasi
Persepsi pegawai terhadap upaya untuk mengakomodasi perubahan situ-
perubahan di dalam organisasi menjadi asi dengan memberikan alternatif kebi-
aspek penting dalam change readiness. jakan dan prosedur kerja sangat terkait
Hal ini telah diidentifikasi menjadi dengan kesiapan untuk berubah. (Eby,
salah satu kunci utama untuk mema- dkk., 2000). Persepsi pegawai terhadap
hami sumber penolakan dalam skala tingkat fleksibilitas organisasi mereka
4
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 1 - 16
untuk menerima perubahan serta sebe- pekerjaan dan sikapnya dengan perfor-
rapa luas mereka dapat berperan serta ma organisasi secara menyeluruh. Hal
secara aktif dalam proses tersebut, ini pula dapat mendorong bagi rasa
menjadi faktor penting bagi keber- tanggung jawab pribadi untuk mencapai
hasilan perubahan (Smith, 2005). perubahan tersebut (Smith, 2005). Va-
lensi pribadi antara kejelasan mengenai
b. Vision for Change
keuntungan secara intrinsik maupun
Sebuah visi akan menjadi ketetap- ekstrinsik, dapat membantu bagi per-
an dan kejelasan arah dari sebuah kembangan momentum perubahan.
organisasi untuk maju. Tanpa visi yang Secara spesifik, ketika pegawai melihat
realistis, upaya transformasi akan bahwa perubahan akan menguntungkan
berubah menjadi kebingungan dan men- bagi dirinya, maka mereka akan memu-
jadi proyek yang tidak sesuai bahkan lai untuk mencari cara guna mengem-
dapat mendorong organisasi ke arah bangkan dan mengatasi masa transisi
yang salah atau tidak terarah sama (Bernerth, 2004).
sekali (Kotter, 1995). Oleh karenanya,
c. Mutual trust and respect
pemahaman yang menyeluruh dari para
pegawai terhadap visi dari perusaha- Kesiapan dan kemampuan indi-
an/organisasi serta visi dari perubahan vidu maupun organisasi untuk berubah
menjadi sangat penting. Kotter (1995) seharusnya didasari oleh saling percaya
juga menekankan pada pentingnya dan menghargai. Adalah hal yang
menciptakan sebuah visi mengenai penting bahwa rasa percaya yang cukup
perubahan tersebut, menjelaskan kepa- akan membuat para staf untuk secara
da orang lain mengenai alasan diperlu- terbuka mengekspresikan pandangan-
kannya perubahan dan cara untuk nya dan berkrompomi secara demok-
mencapainya (Smith, 2005). Martin ratis. Cummings dan Huse (1989),
(1993) dan Terry (2001) menekankan menyatakan bahwa rasa saling percaya
bahwa sebuah visi menjadi bagian yang tersebut tidak hanya terhadap pihak
penting dari proses perubahan, namun manajemen, namun juga terhadap rekan
para pemimpin perlu menyadari bahwa kerjanya (Eby dkk., 2000).
sebuah visi harus diberikan secara lang- Rasa saling menghargai dan per-
sung kepada para pegawai (Stadtlander, caya menjadi dasar yang penting bagi
2006). efektifitas dalam tim kerja. Sundstrom
Orang dalam organisasi harus me- dkk. (1990) menyatakan bahwa orga-
miliki kesamaan aspirasi terhadap peru- nisasi mengembangkan implementasi
bahan yang akan berlangsung. Strebel kerja sama tim dengan berbagai alasan
(1996) menyatakan bahwa kegagalan yang berbeda, yaitu memenuhi kebutuh-
sebuah proses perubahan banyak dise- an pelanggan, mengembangkan inovasi
babkan oleh perbedaan pemahaman dan meningkatkan produktifitas organi-
akan visi antara pemimpin dan pegawai. sasi (Eby dkk., 2000). Ia dan Goodman,
Bagi para pemimpin, perubahan berarti dkk. (1988) menemukan bukti bahwa
kesempatan baik secara bisnis maupun kerja sama tim dapat mengembangkan
bagi dirinya sendiri. Namun bagi para berbagai outcome organisasi pada situa-
pegawai, perubahan dipandang sebagai si yang kondusif. Goodman, dkk.
gangguan dan menekan (Stadtlander, (1988), Cohen & Bailey (1997) mene-
2006). Melalui peran aktif dan terlibat mukan hubungan antara outcome
secara nyata dalam proses perubahan, dengan pemanfaatan kerja sama tim,
seseorang akan dapat membantu diri- termasuk sikap yang menyenangkan
nya untuk melihat keterkaitan antara serta indikator quality of work life
5
Organizational Change Readiness pada Universitas X (Azhar El Hami & Zahrotur Rusyda Hinduan)
6
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 1 - 16
7
Organizational Change Readiness pada Universitas X (Azhar El Hami & Zahrotur Rusyda Hinduan)
Crawford sebagai performance mana- berbeda, maka pada dasarnya tidak ada
gement (Jones, dkk., 2005). motivasi yang nyata dalam perubahan
(Rumelt, 1995); past failures, tentunya
g. Managing change
meninggalkan rasa pesimis tentang
Perubahan sebaiknya tidak dulu gambaran masa depan (Lorenzo, 2000);
dilakukan ketika terjadi program yang dan different interests diantara pegawai
bertentangan dalam lingkungan organi- dengan manajemen, atau kesenjangan
sasi. Melalui program yang berkesinam- motivasi antara pegawai dengan nilai
bungan, yaitu seluruh program dan perubahan yang lebih kecil jika
rencana program seharusnya dikelola dibandingkan dengan para manajernya
sejalan dengan program perubahan (Waddell dan Sohal, 1998).
yang sedang berlangsung. Keyakinan
para pemimpin di dalam organisasi METODE PENELITIAN
untuk bisa mengelola perubahan dalam
organisasi menjadi kunci penting bagi Metoda penelitian yang digunakan
pengembangan keyakinan dari para pada penelitian ini adalah metoda survey.
pegawai terhadap keberhasilan pro- Sebuah kuesioner kuantitatif berdasarkan
gram. Mengacu pada Armenakis dan teori yang telah dipaparkan sebelumnya
Harris (2001), implementasi perubahan akan digunakan dalam pengukuran ini.
dalam organisasi adalah hal yang sangat Survey ini bersifat self-completed namun
penting, namun hal ini pula yang terstruktur, dengan nama dari responden
kurang dipahami oleh para pemimpin. akan dirahasiakan. Hal ini dilakukan agar
Gilmore, dkk. (1997) menemukan para responden dapat secara bebas meng-
bahwa sejumlah organisasi melakukan ekspresikan pemikirannya. Responden di-
perubahan yang disebabkan oleh perfor- pilih secara free sampling.
ma organisasi yang tidak meningkat dan Adapun partisipan dari penelitian ini
munculnya reaksi dari para pegawai adalah pegawai Universitas X baik tenaga
yang tidak menyenangkan (Armenakis Akademik maupun non-akademik dengan
dan Harris, 2001). kriteria telah berada di Universitas X
Keyakinan suatu organisasi untuk minimal setelah 3 tahun, yaitu masa ketika
bisa mengatasi berbagai tantangan perubahan tersebut ditetapkan sehingga
dalam menghadapi perubahan menun- diharapkan partisipan dapat menghayati
jukkan kesiapan organisasi tersebut situasi sebelum perubahan dan sesudah
untuk berubah. Sumber potensial ham- perubahan.
batan terhadap proses perubahan telah Organizational Change Readiness
teridentifikasi dan terantisipasi. Pardo ini diukur melalui suatu skala yang telah
del Val dan Fuentes (2003) mengi- dikembangkan peneliti untuk menjaring
dentifikasi 5 hal yang menjadi sumber data-data mengenai kesiapan organisasi
penghambat, yaitu direct cost of change untuk berubah. Alat ukur ini terdiri dari 28
(Rumelt, 1995); cannibalization costs, item dengan skala antara 1 sampai 4
mengubah sesuatu yang dapat menun- dengan mengacu pada teori yang
jang bagi keberhasilan terhadap suatu disampaikan oleh Sutanto (2008). Menu-
produk, namun di sisi lain membuat rutnya terdapat 7 dimensi dari kesiapan
kerugian terhadap hal yang lain, oleh organisasi untuk berubah, yaitu (1) persep-
karenanya dibutuhkan pengor-banan si terhadap upaya perubahan (Perception
(Rumelt, 1995); cross subsidy comforts, Toward Change Efforts – PTCE) yaitu
karena kebutuhan perubahan dikompen- suatu skala yang mengukur tentang bagai-
sasikan dengan pencapaian yang tinggi mana keyakinan pegawai terhadap peru-
tanpa perubahan dengan faktor yang bahan yang terjadi pada organisasinya, (2)
8
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 1 - 16
visi untuk berubah (Vision for change – ruhan maupun aspek-aspek yang terdapat
VOC) yaitu suatu skala yang mengukur didalam OCR dapat diandalkan. Reliabili-
tentang tingkat pemahaman pemahaman tas alat ukur secara keseluruhan termasuk
pegawai tentang visi dari perubahan. dalam kategori tinggi sekali (0,9 < ac <
Sementara itu, (3) rasa saling percaya dan 1,0). Jika dilihat pada masing-masing
menghargai (Mutual Trust & Respect - aspek, maka reliabilitas untuk aspek MTR
MTR) yaitu suatu skala yang mengukur (Mutual Trust &Respect), MS (Managing
tingkat kepercayaan dan kesediaan para Support) dan MC (Managing Change)
pegawai untuk bekerja sama, termasuk tergolong tinggi (0,7 < ac < 0,9).
atasan, (4) inisiatif untuk melakukan peru- Sementara untuk aspek PTCE (Perception
bahan (Change Initiatives - CI) yaitu suatu Toward Change Effort0, VoC (Vision of
skala yang mengukur tingkat keaktifan Change), CI (Change Initiative) dan Acc
dari para anggota organisasi dalam (Acceptance) berada pada kategori sedang
mewujudkan perubahan, (5) dukungan (0,4 < ac < 0,7). Sedangkan untuk uji
manajemen (Management Support - MS) validitas, alat ukur ini menggunakan
yaitu suatu skala yang mengukur tingkat kriteria expert judgment, sehingga diharap-
dukungan manajemen terhadap perubahan kan bahwa item-item yang ada dapat
(bisa berupa kebijakan, aturan, sikap mengukur kesiapan organisasi dalam
pemimpin, kompensasi). (6) Penerimaan menghadapi perubahan.
(Acceptance – Acc) adalah suatu skala Sementara itu, untuk menentukan
yang mengukur tingkat penerimaan dari kriteria Ready – not Ready maupun
pegawai terhadap perubahan dan (7) masing-masing aspek maka dibuat suatu
pengelolaan perubahan (The Organization norma berdasarkan norma kelompok pada
Manage the Change Process - MC) Universitas X yang diambil dari
mengacu pada suatu skala yang mengukur keseluruhan data OCR dari kedua fakultas
tentang tingkat perencanaan pengelolaan yang menjadi sampel penelitian.
perubahan yang dilakukan oleh perusaha- Berdasarkan perhitungan mean
an/instansi. sebagai pembeda kriteria OCR, maka di-
Setelah dilakukan uji coba alat ukur dapatkan hasil sebagai berikut:
dan dihitung secara statistik mengenai
reliabilitas alat ukur (OCR), maka didapat- Tabel 2. Norma Kelompok OCR
kan hasil sebagai berikut:
Kriteria Norma
Tabel 1. Reliabilitas Alat Ukur OCR Ready 2,800 –
4,000
Uji Coba Angka Not Ready 1,000 –
Reliabilitas Reliabilitas 2,799
Keseluruhan OCR 0,917
Aspek 1 – PTCE 0,700 Adapun norma untuk masing-masing
Aspek 2 – VoC 0,623 aspek OCR dan kriterianya adalah seperti
Aspek 3 – MTR 0,705 tabel 3 :
Aspek 4 – CI 0,601
Aspek 5 – MS 0,705
Aspek 6 – Acc 0,638
Aspek 7 – MC 0,772
9
Organizational Change Readiness pada Universitas X (Azhar El Hami & Zahrotur Rusyda Hinduan)
10
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 1 - 16
jaan yang terdiri dari dosen dan tenaga selama 30-40 tahun.
kependidikan, jumlah responden dengan Berdasarkan hasil perhitungan diper-
profesi sebagai dosen sebanyak 40 orang, oleh skor OCR adalah dengan cara men-
sedangkan sisanya yaitu 81 orang adalah cari mean yaitu dengan membagi total skor
tenaga kependidikan. Fakultas A lebih dengan jumlah item OCR sehingga di-
didominasi dengan tenaga kependidikan dapatkan rentang angka yang bergerak
11
Organizational Change Readiness pada Universitas X (Azhar El Hami & Zahrotur Rusyda Hinduan)
diantara 1 hingga 4. Demikian pula untuk norma, maka tampaknya para pegawai
mendapatkan skor pada masing-masing di universitas X cenderung bersikap
aspek OCR, yaitu dengan membagi jumlah pasif dalam menghadapi perubahan.
skor pada setiap aspek dengan jumlah item 5. Management support (SMS=2,71; Nor-
pada aspek tersebut sehingga rentang yang ma=2,733). Hasil ini menunjukan
didapatkan pun sama, yaitu bergerak pada bahwa dukungan dari pihak pimpin-
rentang antara 1 hingga 4. Lalu untuk an/manajemen terhadap proses perubah-
menentukan kategori dari OCR dan an masih belum optimal. Dukungan ini
masing-masing aspek, dilakukan perban- bisa berupa aturan, kebijakan, cara me-
dingan dengan norma kelompok. Hasilnya mimpin maupun kompensasi yang dite-
adalah seperti tabel 5. rima oleh pegawai seiring dengan ter-
Berdasarkan hasil penelitian jadinya proses perubahan.
didapatkan bahwa Universitas X secara
umum masih belum siap untuk melakukan 6. Managing change (SMC=2,703;
perubahan. Hal ini ditunjukkan dengan Norma=2,719), menunjukan bahwa
skor kesiapan organisasi untuk berubah perubahan yang terjadi di universitas X
(OCR) sebesar 2,784 yang berada dibawah masih belum terencana dan berjalan
norma kelompok sebesar 2,8. Adapun secara efektif dan efisien.
aspek-aspek yang masih perlu Meski demikian, untuk aspek
dikembangkan lagi, yaitu acceptance, yaitu aspek yang menunjukan
1. Perception toward change effort ( penerimaan/penolakan terhadap perubahan
SPTCE=2,919; Norma=2,93). Ini yang terjadi di dalam organisasi, maka
berarti bahwa para pegawai berdasarkan tampaknya secara umum para pegawai di
pengalaman mereka selama ini bekerja universitas X menerima perubahan yang
di universitas X masih merasa ragu- terjadi, meski tampaknya penerimaan ter-
ragu mengenai kemampuan organisasi sebut lebih banyak berasal dari ketidak-
untuk melakukan perubahan menuju berdayaan para pegawai untuk menolak
world class university. perubahan yang terjadi sehingga apa yang
mereka lakukan sekedar menjalankan
2. Vision of change (SVOC=2,826; tugas semata.
Norma=2,841). Kondisi ini berarti Sementara itu, jika dibandingkan
bahwa pegawai di Universitas X masih antara fakultas A dan fakultas B maka
belum paham mengenai tujuan akhir hasilnya lihat tabel 6 :
yang ingin dicapai dan pola komunikasi Setelah dilakukan penormaan ter-
mengenai perubahan tersebut yang hadap hasil tersebut, maka didapatkan
masih belum efektif. bahwa secara umum fakultas B yang
3. Mutual trust & respect (SMTR=2,818; merupakan fakultas percontohan univer-
Norma=2,826). Hal ini menunjukan sitas X lebih siap untuk berubah diban-
bahwa pada aspek ini sikap dari para dingkan dengan fakultas A. Hal ini dengan
pegawai masih belum kooperatif terkait melihat nilai skor OCR fakultas B yang
dengan perubahan yang terjadi di berada pada angka 2,818 dan jika diban-
universitas X. dingkan dengan norma OCR (2,8) maka
hasilnya berada diatas norma. Ini berarti
4. Change initiative (SCI=2,605;
bahwa fakultas B telah siap untuk
Norma=2,616). Change Initiative ini
melakuan perubahan. Sementara di sisi
mengukur tentang keikutsertaan dari
lain, skor OCR fakultas A yang sebesar
para pegawai guna menunjang perubah-
an yang tengah terjadi. Jika mengacu
pada skor diatas yang berada dibawah
12
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 1 - 16
Tabel 6. Gambaran OCR & aspek- daan kesiapan organisasi untuk berubah
aspek OCR (organizational change readiness) antara
fakultas A dan B, maka dilakukan pengu-
Aspek Fakultas Skor jian statistik dengan menggunakan kriteria
Organizational A 2,75 pengujian Mann-Whitney, yaitu tolak Ho
Change Readiness B 2,818 jika p < 0,05. Hal ini mengingat data-data
Perception Toward A 2,92 pada kedua fakultas tersebut tidak terdis-
Change Effort tribusi secara normal, data bersifat ordinal
B 2,918 dan berasal dari dua kelompok yang
(PTCE)
Vision of Change A 2,71 berbeda. Setelah dilakukan perhitungan
(VoC) B 2,932 dengan menggunakan program software
Mutual Trust & A 2,82 SPSS ver. 13.00 maka didapatkan hasil
Respect (MTR) B 2,815 bahwa p = 0,128. Ini berarti bahwa tidak
A 2,58 ada perbedaan yang signifikan mengenai
Change Initiative (CI) kesiapan organisasi untuk berubah baik
B 2,63
Management Support A 2,7 pada fakultas A maupun fakultas B.
(MS) B 2,722 Hasil lengkap mengenai OCR dan
A 2,84 aspek-aspek OCR setelah dilakukan uji
Acceptance (Acc) beda dan dibandingkan dengan norma
B 3,006
A 2,7 kelompok dapat dilihat pada tabel 7.
Managing Change Jika melihat pada tabel 7 tersebut,
B 2,705
2,75, berada dibawah norma OCR. maka didapatkan hasil bahwa terdapat 2
Hal ini menunjukan bahwa fakultas A aspek yang berbeda secara signifikan an-
masih belum siap untuk melakukan tara fakultas A dan fakultas B, yaitu pada
perubahan. aspek vision of change dan acceptance.
Sementara itu untuk melihat perbe- Aspek vision of change merupakan aspek
yang menggambarkan sejauh mana
Tabel 7. Gambaran OCR, Uji Beda & Norma Kelompok
Uji Beda
Aspek Fakultas Mann-Whitney Norma Kel Keterangan
(p<0,5)
Organizational A = 2,75 Tidak Berbeda Di bawah norma
2,8
Change Readiness B = 2,818 (p=0,128) Di atas norma
Perception Toward A = 2,92 Di bawah norma
Tidak Berbeda
Change Effort 2,93
B = 2,918 (p=0,694) Di bawah norma
(PTCE)
A = 2,71 Berbeda secara Di bawah norma
Vision of Change
signifikan 2,841 Di atas norma
(VoC) B = 2,932
(p=0,002)
Mutual Trust & A = 2,82 Tidak Berbeda Di bawah norma
2,826
Respect (MTR) B = 2,815 (p=0,791) Di bawah norma
Change Initiative A = 2,58 Tidak Berbeda Di bawah norma
2,616
(CI) B = 2,63 (p=0,561) Di atas norma
Management A = 2,7 Tidak Berbeda Di bawah norma
2,733
Support (MS) B = 2,72 (p=0,248) Di bawah norma
A = 2,84 Berbeda secara Di bawah norma
Acceptance (Acc) signifikan 2,916 Di atas norma
B = 3,006
(p=0,028)
A = 2,7 Tidak Berbeda Di bawah norma
Managing Change 2,719
B = 2,705 (p=0,505) Di bawah norma
13
Organizational Change Readiness pada Universitas X (Azhar El Hami & Zahrotur Rusyda Hinduan)
14
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 1 - 16
15
Organizational Change Readiness pada Universitas X (Azhar El Hami & Zahrotur Rusyda Hinduan)
and R.J. Campbell (Eds.) Smith, Ian. 2005. Achieving readiness for
Productivity in organizations: new organizational change, Library
perspectives from industrial and Management, 26(June), 406-412.
organizational psychology, pp. 295- Smith, Ian. 2005. Continuing professional
327. San Francisco: Jossey-Bass. development and workplace learning
Kotter, J. 1995. Leading change: why 11: managing the “people” side of
transformation efforts fail. Harvard organizational change, Library
Business Review, 73 (March), 59- Management, 26(March), 152-155.
67. Stadtlander, Christian. 2006. Strategically
McManus, S.E., Russell, J.E.A., Freeman, balanced change: a key factor in
D.M. and Rohricht, M.T. 1995. modern management, Electronic
Factors related to employees’ Journal of Business Ethic and
perceptions of organizational Organization Studies, 11(May), 17-
readiness for change. Paper 25.
presented International Journal of Turner, D. and Crawford, M. 1998.
Management Perspectives ISSN: at Change Power: capabilities that
the annual meeting of the Academy drive corporate renewal. Sydney:
of Management, Vancouver, BC, Business and Professional
Canada. Publishing.
Rumelt, R.P. 1995. Inertia and
transformation. In Montgomery,
Cynthia A. (Eds.) Resources in an
evolutionary perspective: towards a
synthesis of evolutionary and
resource-based approaches to
strategy, pp. 101-132. Norwel :
Kluwer Academic Publishers.
16