Pengertian
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari
rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.
Indikasi
a. Pneumothoraks :
- Spontan > 20% oleh karena rupture bleb
Bernapas merupakan aktivitas yang penting bagi manusia. Tubuh memerlukan suplai oksigen yang cukup
untuk proses metabolisme. Jika terjadi gangguan pada saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan
terisi oleh zat lain seperti cairan, maka pertukaran gas akan terganggu. Oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi normal saluran pernapasan, salah satunya adalah
dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).
Kebutuhan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) misalnya, pada trauma (luka tusuk di dada),
biasanya disebabkan oleh benda tajam, bila tidak mengenai jantung, biasanya dapat menembus rongga
paru-paru. Mekanisme penyebabnya bisa satu tusukan kuat ataupun satu gerakan mendadak yang hebat.
Akibatnya, selain terjadi peradarahan dari rongga paru-paru, udara juga akan masuk ke dalam rongga
paru-paru. Oleh karena itu, paru-paru pada sisi yang luka akan mengempis. Penderita nampak kesakitan
ketika bernapas dan mendadak merasa sesak dan gerakan iga disisi yang luka menjadi berkurang
(Kartono, M. 1991).
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang asuhan keperawatan pemasangan WSD
(Water Seal Drainage) dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat
umum untuk lebih memahami tentang masalah WSD (Water Seal Drainage).
Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?
1.3 Tujuan
Memahami asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien dengan pemasangan WSD (Water
Seal Drainage).
Mahasiswa mampu memahami indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?
Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal
Drainage)?
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien
dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) serta mampu mengimplementasikannya dalam proses
keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari
rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki
tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.
Diagnostik :
Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil, sehingga dapat ditentukan perlu operasi
torakotomi atau tidak, sebelum penderita jatuh dalam shoks.
Terapi :
Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura. Mengembalikan tekanan rongga pleura
sehingga “mechanis of breathing” dapat kembali seperti yang seharusnya.
Preventive :
Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura sehingga “mechanis of breathing” tetap
baik.
2.2 TUJUAN
Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan negatif
rongga tersebut
a. Pneumothoraks :
b. Hemothoraks :
- Robekan pleura
- Kelebihan antikoagulan
c. Hemopneumothorak
d. Thorakotomy :
- Lobektomy
- Pneumoktomy
e. Efusi pleura : Post operasi jantung
f. Emfiema :
- Kondisi indflamsi
2.5 KOMPLIKASI
c. Komplikasi lainnya : laserasi ( yang mencederai organ: hepar, lien), perdarahan, empisema subkutis,
tube terlepas, tube tersumbat
2.6 MACAM-MACAM
· Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks
· Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1
lagi masuk ke dalam botol. Jenis ini mempunyai 2 fungsi, sebagai penampung dan botol penampung
· Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah masuknya
udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru
Note:
- Apabila < 2 cm H2O, berarti no water seal. Hal ini sangat berbahaya karena menyebabkan paru
kolaps.
- Apabila > 2 cm H2O, berarti memerlukan tekanan yang lebih tinggi dari paru untuk
mengeluarkan cairan atau udara.
- Apabila tidak ada fluktuasi yang mengikuti respirasi apat disebabkan karena adanya kinking,
clotting atau perubahan posisi chest tube.
· Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura
keluar
· Ekpirasi menurun
· Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal.
· Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek
pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal. Dapat dihubungkan dengan
suction control
· Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal
botol 2
· Prinsip kerjasama dengan ystem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol
WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD
· Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang digunakan.
Selain itu terpasang manometer untuk mengontrol tekanan
· Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan tergantung
pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD
· Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua
BAB 3
b. Bagian basal
3.2.1 Persiapan
1. Pengkajian
2. Persiapan pasien
a. Siapkan pasien
c. Tujuan tindakan
d. Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi klien dapat duduk atau berbaring
f. Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena
Persiapan alat
Sistem drainage tertutup
Motor suction
Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet, trokart, cairan antiseptic,
benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan , spuit 10cc dan 50cc, kassa, NACl 0,9%,
konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker.
3.3.2 Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan dengan baik ,
dan perawat memberi dukungan moril pada pasien.
Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga ke IV dan V, di linea aksilaris anterior dan media
Buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai muskulus interkostalis
Tekanan dalam paru-paru > kecil dibanding tekanan yang ada di dalam WSD
Note:
Apabila menggunakan WSD tipe satu botol, saat inspirasi cairan biasanya akan tertarik ke atas, namun
tidak sampai masuk kembali ke rongga pleura karena adanya gaya gravitasi dan perbedaan sifat cairan
yang lebih berat daripada udara.
Tekanan dalam paru- paru > besar dibanding tekanan yang ada di dalam WSD
Masukkan Kelly klem melalui pleura parietalis kemudian disebarkan. Masukkan jari melalui lubang
tersebut. untuk memastikan sudah sampai rongga pleura / menyentuh paru
Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat dengan menggunakan Kelly forceps
Chest tube yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan di dinding dada
10. Foto X-ray dada untuk menilai posisi selang yang telah dimasukkan
3.3.3 Tindakan setelah prosedur
Bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain :
Yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi system drainage, amati tanda-tanda
kesulitan bernafas
Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar
Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta pastikan
ujung pipa berada 2cm di bawah air
Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg keluar
Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang terlipat
10. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
11. Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang dibuang
13. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan
14. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan ystem cara batuk efektif
16. Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD
17. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada persendian
bahu daerah pemasangan WSD
Penetapan slang.
Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya
pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.
Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu slang diklem.
Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika perdarahan dalam 1 jam melebihi
3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga
secara bersamaan keadaan pernapasan.
Perhatikan setiap 15 - 20 menit selama 1 - 2 jam setelah operasi dan setiap 1 - 2 jam selama 24 jam
setelah operasi.
Perhatikan banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien, warna muka, keadaan pernapasan,
denyut nadi, tekanan darah.
Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jika suction kurang baik, coba
merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2 terlentang atau 1/2 duduk ke posisi miring bagian operasi
di bawah atau di cari penyababnya misal : slang tersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau
alat rusak, atau lubang slang tertutup oleh karena perlekatanan di dinding paru-paru.
Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang keluar kalau ada dicatat.
Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya gelembung udara yang keluar
dari bullow drainage.
Penggantian botol harus “tertutup” untuk mencegah udara masuk yaitu meng”klem” slang pada dua
tempat dengan kocher.
Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas botol dan slang harus tetap steril.
Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-sendiri, dengan memakai sarung
tangan.
Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga dada, misal : slang terlepas, botol
terjatuh karena kesalahan dll WSD (Water Seal Drainage)
Pada thorax foto menunjukkan pengembangan paru yang adekuat atau tidak adanya cairan atau udara
pada rongga intra pleura
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1.1. Anamnesa
Identitas Pasien
Terdiri dari nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, dan pekerjaan.
Keluhan Utama
Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak nafas, rasa berat pada
dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan
bernafas serta batuk non produktif, sedangkan pada pneumothorak
Riwayat penyakit yang dulu pernah diderita klien yang berhubungan dengan penyakit yang diderita
pasien sekarang.
Riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh anggota keluarga pasien yang disinyalir sebagai penyebab
penyakit pasien sekarang. Contohnya: Ca paru, TBC, dll.
Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana respon
pasien terhadap tindakan pengobatan yang dilakukan terhadap dirinya.
Tingkat kesadaran pasien perlu dikaji, apakah composmentis, apatis, somnolen, sopor atau koma.
Bagaimana penampilan pasien secara umum, ekspresi wajah pasien selama dilakukan anamnesa,
bagaimana mood pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan dan ketegangan pasien.
B1 (Breath)
Adanya peningkatan kerja nafas, penggunaan otot bantu dada, retraksi interkostal
Fremitus fokal
Selain itu kaji riwayat penyakit paru kronik, peradangan, infeksi paru, tumor, biopsi paru.
B2 (Blood)
Hipertensi / hipotensi
B3 (Brain)
Lamanya istirahat/tidur, normal kebutuhan istirahat tiap hari adalah sekitar 6-7 jam.
Kaji adanya nyeri, tentukan skala nyeri pasien, lokasi nyeri misallnya nyeri dada sebelah kanan, frekuensi
nyeri (serangan datang secara tiba-tiba), nyeri bertambah saat bernapas, nyeri menyebar ke dada, badan
dan perut dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nyeri yang dirasakan pasien
B4 (Bladder)
Produksi urine tiap hari, warna, dan bau. Produksi urine normal adalah sekitar 500cc/hari dan berwarna
kuning bening
Intake cairan tiap hari, pemberiannya melalui oral atau parenteral. Intake cairan yang normal setiap hari
adalah sekitar 1 liter air.
B5 (Bowel)
Frekuensi BAB tiap hari da konsistensinya (keras, lunak, cair atau berdarah)
Nafsu makan, adanya diet makanan dan porsi makan tiap hari
B6 (Bone)
Pemeriksaan laboratorium
Bakteriologis
Pemeriksaan radiologis
Biopsi
Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan immobilitas, tekanan dan nyeri.
Nyeri dada b.d factor-faktor biologis (trauma jaringan) dan factor-faktor fisik (pemasangan selang dada)
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi.
4.1.5 Intervensi
Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan immobilitas, tekanan dan nyeri.
Kemungkinan dibuktikan oleh : dispneu, takipneu, perubahan kedalaman pernapasan, penggunaan otot
aksesori, gangguan pengembangan dada, sianosis.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Intervensi Rasional
Perawatan :
Observasi pola napas dan komplikasi Agar pasien tercukupi oksigennya dan pola
napasnya efektif, serta untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang bias memperparah
kondisi klien
Nyeri dada b.d faktor-faktor biologis (trauma jaringan) dan factor-faktor fisik (pemasangan selang dada)
Kemungkinan dibuktikan dengan : RR dan nadi meningkat, raut wajah pasien seperti menahan rasa sakit,
pasien merasa tidak nyaman
Intervensi :
Intervensi Rasional
- Jika nyeri tidak berkurang,kolaborasikan Mengurangi tingakt nyeri yang dirasakan pasien
dengan dokter untuk pemberian obat analgesik
Observasi skala nyeri setelah intervensi yang Sebagai evaluasi terhadap interensi yang telah
telah dilakukan dilakukan dan untuk merencanakan intervensi
selanjutnya
Kemungkina dibuktikan oleh: adanya inflamasi didaerah yang terpasang WSD, suhu tubuh meningkat,
nyeri pada daerah yang terpasang WSD
Kriteria hasil : - tidak terjadi infalamsi pada daerah yang terpasang WSD
Intervensi :
Intervensi Rasional
Rawat daerah yang terpasang WSD secara Untuk menjaga kebersihan daerah yang
teratur terpasang WSD sehingga dapat meminimalisir
peluang terjadinya infeksi.
Ajarkan kepada keluarga untuk merawat Untuk melindungi tubuh dari resiko infeksi
daerah WSD dan instruksikan untuk
merawatnya secara teratur
Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang Mencegah kontaminasi lingkungan terhadap
benar pasien yang dapat emmicu terjadinya infeksi
Ajarkan kepada pasien dan keluarga Mendeteksi adanya infeksi sedini mungkin
tanda/gejala infeksi dan kapan harus sehingga dapa segera dilakukan tindakan agar
melaporkan ke pusat kesehatan infeksi tidak semakin parah
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi.
Kemungkinan dibuktikan dengan : pasien sering bertanya, ketidakakuratan mengikuti instruksi, pasien
tampak gelisah.
Kriteria hasil: - pasien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/ proses penyakit dan rencana
pengobatan
Intervensi :
Intervensi Rasional
Berikan peran aktif pasien/ orang terdekat Belajar ditingkatkan bila individu secara aktif
dalam proses belajar, misalnya: diskusi, berperan
partisipasi kelompok
Berikan informasi tertulis dan verbal sesuai Membantu pasien dan orang terdekat membuat
indikasi. Masukkan daftar artikel dan buku yang pilihan berdasarkan informasi tentang masa
berhubungan dengan kebutuhan pasien/ depan.
keluarga dan dorong membaca dan
memdiskusikan apa yang mereka pelajari
Informasikan kepada pasien tentang efek-efek Mengurangi ras cemas pasien akibat
pemasangan WSD terpasangnya alat di tubuhnya
Tinjau ulang pengetahuan pasien akan penyakit Mengetahui keefektifan intervensi yang telah
dan proses pengobatannya dilakukan
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari
rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki
tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.
Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan negatif
rongga tersebut