DISUSUN OLEH :
HENDRA MURYADI (1393141003)
KATA PENGANTAR
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan metodologi yang terstruktur dalam mengelola
(Manage) sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karna ketidakpastian. Ancaman yang
dimaksud disini adalah akibat dari aktivitas individu / manusia termasuk yang terdapat / berperan
didalamnya. Aktivitas ini meliputi penilaian risiko yang mengancam, pengembangan strategi
untuk menanggulangi risiko dengan pengelolaan sumber daya yang ada.
Risiko itu sendiri dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu :
Risiko Murni (Pure Risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Risk Pure ini contohnya adalah bencana alam,
kebakaran, dll.
Risiko Spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi oleh perusahaan / Individu yang dapat
memberikan keuntungan dan dapat memberikan kerugian. Resiko Spekulatif ini adalah risiko
yang ada dalam segala hal. Misalnya dalam berbisnis, kita bisa untung dan juga bisa rugi. Risiko
ini juga dapat disebut sebagai Business Risk (Resiko Bisnis).
Sasaran dan tujuan pelaksanaan Manajemen Resiko adalah untuk mengurangi risiko yang
mungkin akan muncul (ancaman) dan berkaitan dengan bidang yang telah dipilih. Terpenting
adalah harus dapat diterima oleh masyarakat. Ancaman ini bisa disebabkan oleh berbagai
elemen, seperti Teknologi, Human Error, Lingkungan, Politik, maupun dari Organisasi.
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat tidak hanya membawa peluang bagi bisnis
perbankan, tapi juga risiko yang semakin besar. Siamat (2005) mendefinisikan risiko usaha atau
business risk bank sebagai tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan
diterima. Risiko usaha yang dapat dihadapi bank antara lain risiko kredit, risiko investasi, risiko
likuiditas, risiko operasional, risiko penyelewengan (fraud risk), risiko fidusia, risiko tingkat
bunga, risiko solvensi, risiko valuta asing, dan risiko persaingan.
Risiko kredit ternyata merupakan perkara besar bagi dunia perbankan. Oleh karena itu, risiko
kredit perlu mendapat perhatian khusus dan serius, karena setiap rupiah yang tidak tertagih
menjadi macet, yang kemudian menimbulkan masalah besar. Masalah tersebut adalah timbulnya
biaya penyisihan dalam laporan laba/rugi bank.
Besarnya risiko kredit ditunjukkan dalam bentuk non performing loan (NPL). Tingginya nilai
NPL menunjukkan banyaknya kredit pihak debitur yang tidak dapat membayar secara kontinu
pinjaman kreditnya, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunga pinjaman sebagaimana
yang telah dipersyaratkan oleh perjanjian kredit. Kredit dengan kolektibilitas kurang lancar,
maka kredit tersebut diragukan dan macet, serta nilai NPL diragukan. Semakin besar rasio NPL
berarti risiko kredit semakin tinggi.
Risiko kredit perlu dikelola dengan baik, karena apabila tidak dikelola dengan baik, maka akan
mengakibatkan proporsi kredit yang bermasalah semakin besar, sehingga akan berdampak
negatif pada kondisi perbankan.
Rumusan Masalah
Apakah pengertian dari Risiko Kredit dan apa saja macam-macam Risiko Kredit itu ?
Bagaimanakah teknik analisa Risiko Kredit ?
Apa saja metode-metode dalam pengelolaan Risiko Kredit ?
Bagaimanakah mekanisme pengukuran dari Risiko Kredit ?
Bagaimanakah cara pengendalian dari Risiko Kredit ?
Tujuan
Analisa kredit
Tahap yang paling menentukan dalam analisis dan pengambilan keputusan pemberian kredit
adalah.penentuan layak atau tidak permohonan kredit calon debitur. Disini pihak bank dituntut
obyektif dan konsisten atas hasil analisis dengan berpegang pada prinsip-prinsip kelayakan
kredit.
Metode pengelolaan risiko kredit, Bank menggunakan sejumlah teknik dan kebijakan dalam
mengelola risiko kredit untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya atau dampak dari kerugian
kredit (dikenal dengan mitigasi risiko kredit). Teknik dan kebijakan tersebut adalah:
Model Pemeringkatan (grading model)
Bank dapat membuatgrading models yang rinci untuk kredit, yang digunakan untuk menentukan
kemungkinan terjadinya gagal bayar (default) dan menetapkan besarnya probabilitas gagal bayar
tersebut (dikenal dengan istilahprobability of default- PD). Hal ini dapat digunakan bank untuk
memastikan pinjaman yang diberikan tidak terkonsentrasi pada kualitas pinjaman yang rendah
dengan angka probabilitas gagal bayar yang tinggi. Basel II secara rinci memaparkan tentang
grading modelssebagai bagian dari kerangka kerja (framework) risiko kredit.
Kredit yang diberikan bank setiap saat dapat menjadi bermasalah namun kemungkinannya
menjadi kecil jika bank menerapkan kebijakan pemberian kredit yang sehat. Langkah pertama
adalah menciptakan model pemeringkatan kredit sebagai sarana untuk menetapkan kemungkinan
terjadinya kegagalan bayar (default). Dalam hal ini bank melakukan kalibrasi risiko yang pada
gilirannya akan memungkinkan bank untuk menetapkan suatu probabilitas tertentu untuk setiap
kejadian yang tidak diinginkan (yang dikenal dengan probability of default/PD). Cara ini
memungkinkan bank untuk memastikan bahwa portofolio kredit bank tidak terkonsentrasi pada
kredit berkualitas buruk yang memiliki kemungkinan default yang tinggi.
Dalam penerapannya, model pemeringkatan mempertimbangkan pula beberapa faktor tambahan.
Misalnya, persentase pendapatan debitur yang digunakan untuk membayar bunga kredit, riwayat
pekerjaan debitur, dan jumlah tahun pembayaran kembali kredit dibandingkan dengan usia
debitur.
Adanya peningkatan struktural dari perusahaan yang bangkrut, dimana hampirsebagian besar
disebabkan tekanan resesi dan ditambah dengan peningkatanpersaingan global. Kondisi ini
mengakibatkan analisis risiko kredit yangakurat menjadi lebih penting saat ini dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya.
Disintermediation, dimana perkembangan pasar modal menyebabkanbanyaknya perusahaan yang
memiliki kinerja bagus mencari dana melaluipasar modal. Perusahaan atau debitur yang
terbelakang dan tidak mampumemasuki pasar modal akan mengambil dana dari bank sehingga
dapatmeningkatkan risiko bank.
Margin yang semakin tipis dan lebih bersaing dimana rata-rata kualitaspeminjam justru menurun
dan perlakuan risk-return dari kegiatan pinjamansemakin buruk. Persaingan antara debitur yang
kualitasnya buruk dalammendapatkan dana bank menyebabkan semakin terkonsentrasinya
kegiatanperkreditan pada perusahaan yang cukup beresiko.
Penurunan dan fluktuasi nilai jaminan pinjaman sebagai akibat krisis moneteryang terjadi pada
beberapa negara berkembang. Nilai property dan aset riilsulit untuk diperkirakan dan dilikuidasi.
Semakin kecil nilai jaminan makasemakin berisiko kegiatan pinjaman.
Peningkatan trnasaksi derivatif off balace sheet menyebabkan pertumbuhaneksposure kredit atau
counterparty risk sehingga diperlukan analisis kreditsebelum pencatatan pinjaman.
Perkembangan tehnologi memberikan kesempatan bagi bank untuk mengujitehnik permodelan
yang cukup akurat.
Risiko Kredit dapat dikendalikan dengan menggunakan sistem Pengendalian Risiko Kredit (Risk
Control System) yang didefinisikan sebagai serangkaian sistem yang dilakukan bank dalam
rangka mengendalikan atau meminimalkan dampak negatif risiko kredit terhadap kondisi dan
kinerja keuangan bank. RCS ini dapat menjadi “Causes” yang berdampak atau tercermin pada
indikator-indikator keuangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2001. “Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum” Peraturan Bank
Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tanggal 19 Mei 2003. Jakarta.
Masyhud, Ali. 2006. “Manajemen Risiko Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi
Tantangan Globalisasi Bisnis”. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Siamat. 2005. Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol I. Cipta Ilmu: Semarang
http://fakhrurrojihasan.wordpress.com/2013/12/03/mengenal-8-jenis-risiko-perbankan-part-
4.html (diakses 03 Maret 2015)
http://id.m.wikipedia.org/wiki/risiko_kredit.html (diakses 03 Maret 2015)
http://ircboy.wordpress.com/2011/06/25/risiko-kredit-credit-risk.html (diakses 03 Maret 2015)
http://www.google.com/url?q=http://abg01.blogspot.com/2014/08/pengertian-kredit-macet-
penyebab-dan.html (diakses 05 Maret 2015)
http://www.google.com/url?q=http://abg01.blogspot.com/2014/08/pengertian-kredit-macet-
penyebab-dan.html (diakses 05 Maret 2015)