Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH SEMIKONDUKTOR

Kelompok 3 :

1. Anti Agustina (062030320076)


2. Muhammad Akbar (062030320081)
3. Muhammad Rian Akbar (062030321001)
4. Rifani Natalia Manalu (062030321008)
5. Yasmin Diina Tsabita (062030321011)

Dosen Pengampu :

Ir. Faisal Damsi., MT.

TEKNIK ELEKTRO

D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan penyusunan makalah ini,
meskipun disadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangannya.

Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Analog 1
dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang semikonduktor.

Di dalam makalah ini penulis akan membahas tentang definisi semikonduktor, jenis –
jenis semikonduktor, sifat, prinsip kerja serta hal – hal lain yang berkaitan dengan
semikonduktor.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
berharap pembaca dapat memberi kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap tugas makalah semikonduktor ini dapat bermanfaat
bagi kami pribadi dan pembaca pada umumnya.

Palembang, Maret 2021

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

1. Latar Belakang ............................................................................. 1


2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 3

1. Pengertian Semikonduktor ........................................................... 3


2. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor ................................. 4
3. Prinsip Kerja Semikonduktor ...................................................... 12
4. Persiapan Bahan Semikonduktor ................................................ 16
5. Sifat Semikonduktor ................................................................... 17
6. Karakteristik Semikonduktor ...................................................... 19
7. Susunan Atom Semikonduktor ................................................... 19
8. Karakteristik Arus dan Tegangan Dioda Semikonduktor ........... 21
9. Proses Semikonduktor ................................................................ 23
10. Macam Bahan dan Aplikasi Penggunaan Semikonduktor .......... 25

BAB III PENUTUP ......................................................................... 27

1. Kesimpulan ................................................................................. 27
2. Saran ........................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini ditandai dengan banyaknya manusia memanfaatkan peralatan
modern yang berbasiskan computer atau elektronik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Adanya kebutuhan-kebutuhan peralatan yang semakin canggih merupakan sumbangan yang
banyak dan tak ternilai dari kejuan teknologi peralatan yang menggunakan komponen
elektronika.

Banyak orang yang bekerja dibidang industri dan kependidikan teknik khususnya
kelistrikan atau elektro, misalnya teknisi, instalatir, jaringan dan tenaga listrik. Mereka sebaiknya
harus memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu daripada bahan-bahan yang berhubungan
dengan profesinya masing-masing. Mempunyai pengetahui mengenai asal bahan, jenis-jenis
bahan, fungsi bahan, dan sifat-sifat dari bahan adalah sangat penting dimiliki bagi mereka yang
bekerja di bidang industry dan kependidikan teknik. Kita sebagai mahasiswa juga harus lebih
tahu tentang uraian diatas serta bagaimana struktur bahan, proses kinerja bahan, agar mampu
menguasai pengetahuan tersebut, berfikir secara kritis dan mengembangkannya dalam mata
kuliah maupun diluar jam kuliah.

Dengan pengetahuan tersebut mereka tahu bagaimana memperlakukan bahan-bahan yang


mereka gunakan dengan sebagaimana mestinya atau memanfaatkan bahan-bahan. Menghindari
pengunaan yang berbahaya hal utama yang perlu diperhatikan atau dilakukan demi keamanan
dalam bekerja. Mereka mengerti bahwa apa yang harus diapaki untuk suatu maksud tertentu,
dapat mencari alternative bahan pengganti Yng efisien, fungsioner, segi ekonomis dan
sebagainya.

Dalam mata kuliah Elektronika Analog 1 di Teknik Elektro kita juga lebih
memperhatikan hal keamanan tersebut karena dalam pembelajaran maupun praktikum
kelistrikan, listrik tidak dapat kita lihat dengan mata kita.

4
Secara khusus kami mengambil salah satu jenis bahan yaitu bahan semikonduktor untuk
pembahasan dan penyusunan karena dalam perkuliahan tentang kelistrikan akan banyak dijumpai
pembahasan komponen-komponen elektronika yang bersifat semikonduktor dalam skala jumlah
arus yang kecil maupun besar.

2. Rumusan Masalah

Uraian rumusan masalah tentang semikonduktor yang dapat penulis batasi meliputi:

1. Apa yang dimaksud dengan semikonduktor ?


2. Apa saja jenis-jenis (klasifikasi) semikonduktor ?
3. Bagaimana prinsip kerja semikonduktor ?
4. Bagaimana persiapan bahan semikonduktor ?
5. Bagaimana sifat bahan semikonduktor ?
6. Bagaimana karakteristik bahan semikondukor ?
7. Bagaimana susunan atom pada semikonduktor ?
8. Bagaimana karakteristik arus dan tegangan diode semikonduktor ?
9. Bagaimana proses semikonduktor ?
10. Apa saja macam bahan semikonduktor serta aplikasi penggunaannya dalam
bidang kelistrikan ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Semikonduktor
a. Pengertian Umum
Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan
konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator (isolator) dan
konduktor. Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah, disebut sebagai
konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa
sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.
b. Pengertian Khusus
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada
diantara insulator (isolator) dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator (isolator) pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur
ruangan bersifat sebagai konduktor.
Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 103 sampai 10-
8
siemens per sentimeter dan memiliki dan celah energinya lebih kecil dari 6 eV.
Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor
karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energi
bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan konduktor, sehingga
memungkinkan elektron berpindah dari satu atom penyusun ke atom penyusun lain
dengan perlakuan tertentu terhadap bahan tersebut (pemberian tegangan, perubahan
suhu dan sebagainya). Oleh karena itu semikonduktor bisa bersifat setengah
menghantar.
Bahan semikonduktor dapat berubah sifat kelistrikannya apabila temperatunya
berubah. Dalam keadaan murninya mempunyai sifat sebagai penyekat ;sedangkan
pada temperatur kamar ( 27 ° C ) dapat berubah sifatnya menjadi bahan penghantar.
Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah oleh pengaruh
temperatur, cahaya atau medan magnet, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut
sangat sensitif.

6
2. Jenis – Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor
Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
a. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur
saja, misalnya Si saja atau Ge saja. Pada Kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang
memiliki 4 elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya. Perhatikan gambar
berikut :

(Gambar 2.1)
Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus. Ikatan
yang terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini
disebabkan karena adanya pemakaian 1 buah electron bersama () oleh dua atom Si
yang berdekatan.
Menurut teori pita energi, pada T = 0 K pita valensi semikonduktor terisi penuh
elektron, sedangkan pita konduksi kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah
energi kecil, yakni dalam rentang 0,18 - 3,7.
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat penting
dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom empat dalam tabel periodik dan
mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk
tetrahedral dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan
atom-atom tetangganya. Gambar 2.2 memperlihatkan bentuk ikatan kovalen dalam
dua dimensi. Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit terluar

7
terikat dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon bersifat sebagai
insulator.

(Gambar 2.2 Ikatan kovalen silikon dalam dua dimensi)

Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1
eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang (300K), sejumlah
elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan diri dariikatan dan
tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas (gambar 2.2).
Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensi ke pita
konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan kovalen terputus,
maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi
kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang ditempati elektron
bebas mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah yang memberikan
kontribusi adanya aliran listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari
ikatan kovalen yang lain mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di
tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama
ke lubang baru.

8
(Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen yang terputus)

Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat dituliskan
sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibat adanya dua
partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif yang bergerak dengan arah yang
berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”.

Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan sebagai :

J ( =n + p) q = n p

Dimana :

n dan p = konnsentrasi elektron dan lubang (m-3)

n lubang (m2 V-1 s-1) p = mobilitas elektron dan dan

(n p )q n p konduktivitas (S cm-1) =  +  =

Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka pada
semikonduktor murni, jumlah lubang sama dengan jumlah elektron.

Beberapa properti dasar silikon dan germanium diperlihatkan pada tabel dibawah ini:

9
Properti Silikon Germanium
Energi terlarang/gap (eV) 1,1 0,67
Mobilitas elektron, (m2V-1s-1 ) 0,135 0,39
Mobilitas lubang, (m2V-1s-1 ) 0,048 0,19
Konsentrasi intrinsik, ni (m-3 ) 1,5 ´ 1016 2,4 ´ 1019
Resistivitas intrinsik, ( 9 m) 2300 0,46

b. Semikonduktor Ekstrinsik (Tak Murni)

(Silikon yang didoping dengan phosphor)

Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai penghasil
elektron konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe – N (Silikon + Phospor atau Arsenic) dan
Tipe – P (Silikon + Boron, Galium atau Indium). Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui
mekanisme doping, yang dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah
lebih banyak dan permanen sehingga diharapkan akan dapat menghantarkan listrik. Mekanisme ini
dilakukan dengan jalan memberikan atom pengotor ke bahan semikonduktor murni sehingga
apabila atom pengotor memiliki kelebihan elektron valensi (valensi 5) akan terdapat elektron bebas
yang dapat berpindah. Karena mengandung atom-atom pengotor, pembawa muatan didominasi
oleh elektron saja atau lubang saja. Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor dengan

10
valensi kurang (valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang menjadi pembawa muatan.
Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk (tipe – N atau tipe – P).

- Semikonduktor tipe – n
Dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor pentavalen
(antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan)
ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar
+5q. Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal,
hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan
tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar 2.3). Dengan adanya
energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi elektron bebas dan siap
menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari
proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n karena menghasilkan pembawa
muatan negatif dari kristal yang netral. Karena atom pengotor memberikan elektron,
maka atom pengotor ini disebut sebagai atom donor.
Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti terlihat pada gambar
dibawah ini :

11
- Semikonduktor tipe – p

Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-n, semikonduktor tipe-
p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor trivalen
(aluminium, boron, galium atau indium) pada semikonduktor murni, misalnya silikon
murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga
secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen
menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen
lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan
yang disebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini
disebut semikonduktor tipe-p karena menghasilkan pembawa muatan negatif pada
kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini
disebut sebagai atom aseptor (acceptor).

Pada bahan semikonduktor yang bertindak sebagai pembawa muatan dengan


sebagian terbesar berupa lubang-lubang yang dihasilkan dengan pemasukan tak murni,
dan sebagian kecil berupa electron-elektron bebas yang dihasilkan oleh energi
terminal. Dipihak lain, dalam semikonduktor tipe-n , sebagian terbesar dari pembawa
muatan adalah electron-elektron bebas dan hanya mengandung lubang-lubang yang
berjumlah kecil. Jika dipakai secara terpisah, baik semikonduktor tipe n maupun

12
semikonduktor tipe p, masing-masing tidak lebih berguna dari sebuah penghambat
(resistor) karbon. Tetapi, dengan memasukkan tak-murnian kedalam suatu
kristalsedemikian rupa hingga bertipe p, maka hasilnya berupa suatu penghantar satu
arah. Pembahasan berikut ini akan menjelaskan mengapa demikian.

Kita tinjau suatu atom netral. Atom ini mempunyai elektron dan proton yang
sama jumlahnya. Misalkan bahwa ialah satu elektronnya disingkirkan. Sebagai
akibatnya, atom tersebut mempunyai suatu muatan positif dan disebut ion positif.
Sebaliknya, jika suatu atom netral diberi satu elektron tambahan, atom akan bermuatan
negatif dan dikenal sebagai ion negatif.

(Pembawa-pembawa mayoritas dan ion-ion. Gb.1.lubang-lubang dan ion-ion negative.


Gb.2. elektron-elektron bebas dan ion-ion positif)

Gambar tersebut menunjukkan suatu semikonduktor tipe p. Masing-masing tanda


plus lambang dari suatu lubang, sedangkan masing-masing tanda minus yang dilingkari
itu merupakan representasi suatu atom akseptor yang mengandung bahan lubang-lubang
tersebut. Secara bersama lubang dan atom akseptor merupakan satuan yang netral.
Namun bila suatu lubang menghilang karena terjadi rekombinasi dengan suatu elektron,
maka atom akseptor bersangkutan akan mengandung muatan negatif yang berlebihan dan
menjadi ion negative. Dalam keadaan yang ditunjukkan gambar1, bahan tipe p tersebut
netral karena jumlah tanda plus sama dengan jumlah tanda minus.

13
Begitu pula dalam gambar 2 telah ditunjukkan semikonduktor tipe n. Disini tanda
minus melambangkan elektron bebas, tanda plus melambangkan elektron bebas,
sedangkan tanda yang dilingkari itu melambangkan atom donor yang mengandung
elektron bebas dalam orbitnya. Setiap elektron bebas bersama dengan atom donor
bersangkutan merupakan satuan yang netral. Jika salah satu elektron tersebut
meninggalkan orbitnyadari sekeliling atom donor dan pindah ke orbit atom lain, maka
atom donor itu menjadi ion positif. Berbeda dari elektron-elektron bebas, ion-ion positif
ini tidak dapat bergerak leluasa karena terikat dalam struktur kristalnya. Tipe n itu
bersifat netral karena mengandung tanda minus dan tanda plus yang jumlahnya sama.

Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau lima
dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium murni.

Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan diperlihatkan


pada berikut :

Elemen semikonduktor pada tabel periodik

- Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain adalah sebuah
resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor memiliki resistansi. Cara ini
dipakai untuk membuat resistor di dalam sebuah komponen semikonduktor. Namun

14
besar resistansi yang bisa didapat kecil karena terbatas pada volume semikonduktor itu
sendiri.
3. Prinsip Kerja Semikonduktor
Dalam kinerja semikonduktor kami mengambil transistor sebagai contoh dari cara
kerja semikonduktor.
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa yaitu
keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik. Untuk mengerti cara kerja
semikonduktor ,misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor
dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis
(sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir
karena air tidak memiliki pembawa muatan. Sehingga air murni dianggap sebagai isolator
. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir,
karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers,ion) terbentuk. Menaikan
konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur
sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas. Silikon
murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti
Arsenik , dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup
kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan
memberikan electron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik.
Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4.
Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh
kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif,
karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-
p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa
muatanyang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di
dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi
thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung
hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole). Dapat disimak bahwa
pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa

15
adanya gaya yang lain, pembawa- pembawa muatan ini akan terdistribusi secara
merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar
(atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor
tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung
berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan
tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya. Kenaikan dari
jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi
semikonduktor, asalkan tata letak kristal silikon tetap dipertahankan.

(Sumber gambar : https://slideplayer.info/slide/1899023/)

Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping
yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping
emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus
(current gain)dari transistor tersebut.Jumlah doping yang diperlukan sebuah
semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratu juta, dan ini
menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor.

Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu
pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi
isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam
metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu

16
menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada
satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk
menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan
mudah. Dengan kata lain, listrik didalam metal adalah inkompresible (tidak bisa
dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas
yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi isolator,
sedangkan metal tidak. Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh
pembawa muatan, yaitu electron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar
adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion
zone. Depletion zone initerbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias
terbalik, oleh tegangan yangdiberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat
seperti dibentuk oleh duadiode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa
dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya
harus dibuat dari sepotong Kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.

Cara kerja semikonduktor pada Dioda :

Dioda dapat dilalui arus yang tidak terbatas dalam satu arah dan tidak dapat
dilalui arus dari arah sebaliknya. Selain itu, Dioda Semikondukor akan meneruskan aliran
arus listrik dari nilai tegangan kecil yang dimasukkan. Dalam praktek-nya, tegangan kecil
harus dimasukkan sebelum proses konduksi terjadi. Kebocoran arus kecil akan mengalir
dalam arah sebaliknya, kebocoran arus biasanya muncul dari arus maju.

Jika bahan semikonduktor jenis P dibuat relatif positif dengan bahan


jenis N dengan jumlah lebih besar dari tegangan maju (sekitar 0,6 Volt untuk bahan
silikon dan 0,2 Volt untuk bahan germanium) arus akan bebas melalui dioda. Jika
sebaliknya bahan semikonduktor jenis P dibuat relatif negatif dibandingkan bahan
jenis N, dapat dipastikan tidak akan ada arus yang bisa melaluinya kecuali tegangan
melebihi tegangan maksimum (breakdown) yang dapat ditahan oleh dioda. Dioda akan
rusak jika tegangan reverse-nya terlampui.

Pada gambar dibawah ini ditunjukkan sebuah pertemuan atau penggabungan


bahan semikonduktor. Bagian pada bahan jenis P disebuat sebagai anoda sedangkan pada
bagian jenis N disebut sebagai katoda. Tanpa memberikan tegangan masuk, elektron dari

17
bahan semikonduktor jenis N akan mengalir (menyeberang) ke area bahan jenis P dengan
mengisi beberapa ruang kosong. Hal ini akan mengakibatkan pada area tersebut tidak ada
pembawa muatan bebas. Area ini disebut sebagai area deplesi.

(Sumber gambar: https://abi-blog.com/wp-content/uploads/2016/03/P-N-Dioda.png)

Gambar selanjutnya adalah menunjukkan keadaan anoda dibuat positif


terhadap katoda, disebut sebagai kondisi bias maju, dan arus bebas melalui dioda.

(Sumber gambar: https://abi-blog.com/wp-content/uploads/2016/03/Bias-maju-forward-


bias-P-N.png)

Sebaliknya pada gambar dibawah ini adalah menunjukkan keadaan katoda dibuat
positif terhadap anoda, disebut sebagai kondisi reverse bias (bias mundur), dan arus
tertahan oleh dioda.

18
(Sumber gambar: https://abi-blog.com/wp-content/uploads/2016/03/Bias-mundur-
reverse-bias-P-N.png)

Dalam kondisi bias maju, Dioda semikonduktor bertindak seperti sebuah sakelar
tertutup, dan dalam keadaan bias mundur, dioda bertindak sebagai sebuah sakelar
terbuka.

4. Persiapan Bahan Semikonduktor


Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal
diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat
tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat
memiliki efek besar pada properti dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan
yang tinggi juga diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal
(seperti dislokasi, kembaran, dan retak tumpukan) mengganggu properti
semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan penyebab utama rusaknya
perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit mencapai kesempurnaan
yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini menggunakan ingot (bahan dasar) kristal
dengan diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm) yang ditumbuhkan sebagai
silinder kemudian diiris menjadi wafer.
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal
untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk
memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian
tinggi termasuk pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah
tambahan yang dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal

19
sebagai perbaikan zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan.
Impuritas cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang
diinginkan mengkristal kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal
dengan lebih sedikit kesalahan.
Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction
antara bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari
struktur kristal yang berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.

Tabel Bahan Semikonduktor

(Sumber : Ichwan Yelfianhar, Semikonduktor)

5. Sifat Bahan Semikonduktor


Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator. Contoh,
silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun
semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-atomnya. Pita energi
adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah
kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron menempati pita energi
tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu:

20
a. Jalur Valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang
membangun kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika
mendapat energi.
b. Jalur Konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas
karena pengaruh gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron
dapat bebas menghantarkan listrik.
c. Jalur Larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur
konduksi.Yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau
semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt
(eV). Satu elektron volt adalah energi yang diperlukan sebuah elektron untuk
berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60
x 10-19 Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk
memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke
jalur konduksi. Energi gap germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV,
sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap
yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan komponen elektronika yang
dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.
Disamping itu semikonduktor memiliki sifat-sifat berikut :
- Semikonduktor murni mempunyai koefisien temperatur yang negatif dengan resistansi
tidak seperti logam yang memiliki resistansi dengan koefisien temperatur positif.
- Semikonduktor memberikan daya termolistrik yang tinggi dengan tanda yang positif
atau negatif relatif logam bersangkutan.
- Hubungan (juction) antara semikonduktor jenis p dan semikonduktor jenis n
menunjukkan sifat-sifat penyearahan.
- Semikonduktor bersifat peka cahaya, membangkitkan baik tegangan foto maupun
perubahan resistansi akibat penyinaran cahaya.

21
6. Karakteristik Bahan Semikonduktor
a. Semikonduktor Elemental
Terdiri atas unsur – unsur pada system periodik golongan IV A seperti silikon
(Si), Germanium (Ge) dan Karbon (C).Karbon semikonduktor ditemukan dalam
bentuk Kristal intan.Semikonduktor intan memiliki konduktivitas panas yang tinggi
sehingga dapat digunakan dengan efektif untuk mengurangi efek panas pada
pembuatan semikonduktor laser.
b. Semikonduktor Gabungan
(Kompon) terdiri atas senyawa yang dibentuk dari logam unsur periodik golongan
IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non logam pada golongan VA dan VIA
(valensi 5 dan 6) sehingga membentuk ikatan yang stabil (valensi 8). Semikonduktor
gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP, sedangakan gabungan II dan VI
misalnya CdTe dan ZnS.

Perangkat semikonduktor menggunakan konduksi elektronik dalam keadaan padat


yang bertentangan dengan emisi termionik dalam ruang hampa tinggi. Perangkat
semikonduktor dibuat untuk perangkat diskrit dan rangkaian terintegrasi, yang terdiri
dari beberapa hingga miliaran perangkat yang diproduksi dan saling berhubungan
pada satu substrat semikonduktor.
Perangkat Semikonduktor terdiri dari bahan yang bukan konduktor yang baik atau
isolator yang baik, karena itu disebut semikonduktor. Perangkat semacam itu telah
membangun aplikasi yang luas karena keandalan, kekompakan, dan biaya rendah.
Perangkat Semikonduktor adalah komponen diskrit yang digunakan dalam perangkat
daya, sensor optik kekompakan, dan penghasil cahaya, termasuk laser solid-state.

7. Susunan Atom Semikonduktor


Atom dibentuk oleh 3 partikel bebas, yaitu elekron (bermuatan negatif), proton
(bermuatan positif), dan neutron (netral). Proton dan neutron menempati inti, sedang
elektron berada pada shell – shell mengelilingi inti. Sifat suatu material ditemtukan oleh
jumlah elektron pada shell terluarnya. Atom semikonduktor memiliki 4 elektron pada
shell terluarnya.

22
Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si),
Germanium (Ge) dan Gallium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-
satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Setiap atom terdiri dari
inti atom positif dan sejumlah elektron negatif yang mengelilingi inti. Gambar dibawah ini
mempelihatkan contoh struktur atom germanium (Ge) dengan elektron bervalensi 4. Elektron
paling luar yang bervalensi 4 berfungsi sebagai pengikat terhadap atom tetangga terdekat.
Pada umumnya perilaku khas sebuah bahan padat adalah bahwa atom berada dalam posisi
tetap dengan elektron yang bermuatan negatif dan terikat terhadap intinya.

(Sumber gambar: https://www.tambangilmu.com/2018/03/semikonduktor.html)

Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak


bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada di bumi setelah
oksigen (O2). Pasir, kaca dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak
mengandung unsur silikon. Saat ini bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan
adalah kristal silikon. Kristal gallium-arsenida yang terbentuk dari unsur gallium dan
arsen mempunyai sifat seperti unsur kelompok IV, sehingga dapat pula digunakan untuk
membentuk bahan semikonduktor.

(Gambar Struktur Dua Dimensi Kristal Silikon)

23
Kristal kini banyak digunakan untuk membuat lampu LED yang dipakai untuk
lampu penunjuk dan laser dioda. Kristal gas juga digunakan untuk membuat transistor
yang dapat bekerja hingga frekuensi tinggi, yaitu dalam daerah gelombang mikro.

8. Karakteristik Arus dan Tegangan Dioda Semikonduktor


Kalau anoda (bahan jenis p) dari dioda dihubungkan dengan kutub positif baterai,
sedangkan katodanya (bahan n) dihubungkan dengan kutub negatif baterai maka arus
listrik mengalir lewat dioda ; arus dari kutub (+) baterai lewat anoda, lewat katoda dan
kembali ke kutub negatif baterai. Sebaliknya jika anoda dihubungkan dengan kutub
negatif dan katoda dihubungkan dengan kutub positif baterai maka tidak aka nada arus
yang mengalir.
Sebuah dioda mempunyai karakteristik yang menyatakan hubungan antara arus
dan tegangannya. Karakteristik perlu diketahui sehingga diode dapat dipergunakan sesuai
dengan kebutuhannya. Ada 2 macam karakteristik dioda, yaitu karakteristik catu maju
dan terbalik. Berikut alat-alat atau komponen yang menggunakan bahan semikonduktor :
a. Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah zener (dapat
melakukan arus yang berubah pada suatu tegangan tertentu). Gunanya untuk
membuat suatu tegangan pada suatu rangkaian tetap stabil.

24
b. Transistor
Transistor junction adalah beberapa jenis transistor, tapi yang dipakai
dasar adalah transistor yang terbuat dari lapisan-lapisan NPN dan PNP.

Kenyataannya bahan-bahan transistor tidak dapat dilukiskan simetris,


artinya pada transistor PNP bahan P yang ada di kanan tidak dapat saling
dipertukarkan. Demikian juga bahan Npada transistor NPN, karena masing-
masing ujung mempunyai nama, arah, arus, dan sambungan tertentu.

c. Dioda Cahaya ( Light Emitting Dioda )


Dioda cahaya adalah salah satu jenis dioda yang apabila diberi tegangan
maju akan menimbulkan cahaya pada sambungan pn-nya.

25
d. Dioda Foto
Dioda foto adalah suatu dioda tergantung yang tahanan terbaliknya
berubah-ubah tergantung kuat cahaya yang ada padanya (dioda foto diberi
terbalik).

9. Proses Semikonduktor
Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor.
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifatelektronik
nya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil
ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant. Doping sejumlah besar
kesemikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari
satu milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat
seringkali digunakan sebagai pengganti logam (J.G.Bednarz 1986).

26
(Diagram doping semikonduktor)

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah
sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan. Doping sejumlah
besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor lebih besar
dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-
berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.

Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses yang


bertujuanmenambah ketidakmurnian (impurity). kepada semikonduktor sangat murni
(juga disebut intrinsik) dalam rangka mengubah sifat listriknya. Ketidakmurnian ini
tergantung dari jenis semikonduktor. Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan
elektronvalensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan
dapat mengahantarkan listrik.

Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan, memberikan


setiap wafer doping awal yang hampir seragam.
Untuk membedakan unsur sirkuit,wilayah terpilih (biasanya dikontrol oleh photolithograf

27
i) didop lebih lanjut dengan Proses difusi atau implantasi ion, metode kedua lebih populer
dalam produksi skala besar karena kemudahan pengontrolannya. Jumlah atom dopant
yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah perbedaan dalam kemampuan sebuah
semikonduktor sangat kecil. Bila sejumlah kecil atom dopantditambahkan (dalam order 1
setiap 100.000.000 atom), doping ini disebut rendah atau ringan. Ketika lebih banyak
atom dopant ditambahkan (dalam order 10.000) doping inidisebut sebagai berat atau
tinggi. Hal ini ditunjukkan sebagai n+ untuk dopant tipe-n atau p+ untuk doping tipe-p.

10. Macam Bahan serta Aplikasi Penggunaan Semikonduktor


Semikonduktor mereka adalah elemen yang melakukan fungsi konduktor atau
isolator secara selektif, tergantung pada kondisi eksternal yang menjadi sasarannya,
seperti suhu, tekanan, radiasi dan medan magnet atau listrik.
Berikut ini macam bahan serta pengaplikasiannya dalam bidang kelistrikan :

NAMA
KEGUNAANNYA
SEMIKONDUKTOR
Barium Titinate (Ba Ti) Termistor
Bismuth Telirida (B12 Te3) Konversi termoeletrik
Cadmium Sulfida (Cd S) Sel Foto Conductif
Galliun Arsenida (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,
geberator, gelombang mikro
Germanium (Ge) Dioda, transistor
Indium Antimonida (In Sb0 Magneto resistor, piezo resistor,
detektor radiasi infra merah
Indium Arsenida (In As) Piezo resistor
Silikon (Si) Dioda, transistor, IC
Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
Selenium (Se) Rectifier
Aluminium Stibium (Al Sb) Dioda penerangan

28
Gallium Pospor (Ga P) Dioda penerangan
Indium Pospor (In P) Filter infra merah
Tembaga oksida Rectifier
Plumbung Sulfur (Pb S) Foto sel
Plumbung Selenium (Pb Se) Foto sel
Indium Stibium (In Sb) Detektor infra merah

29
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari makalah yang berjudul Semikonduktor ini, dapat disimpulkan bahwa
semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 103 sampai
10-8 siemens per sentimeter dan memiliki dan celah energinya lebih kecil dari 6 eV.
Dan bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor, oleh
karena itu semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
Semikonduktor memeliki dua karaktristik, yaitu semikonduktor elementer dan
semikonduktor gabungan. Semikonduktor juga diklasifikasikan menjadi
semikonduktor intrinsik dan semikonduktor intrinsik. Semikonduktor Intrinsik
terbentuk dari semikonduktor murni yang memiliki ikatan kovalen sempurna seperti
Si, Ge, C dan sebagainya, sedangkan. Semikonduktor Ekstrinsik Terbentuk dari
semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai penghasil elektron
konduksi atau hole. Bahan semi kondukto dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
komponen-komponen listrik seperti dioda, transistor, IC(Integated Circuit).

2. Saran
Dari makalah semikonduktor ini, masih terdapat kekurangan dalam
pembahasannya, hal ini dikarenakan keterbatasan penelaahan dari penulis.
Makalah berjudul “Semikonduktor” ini diharapkan akan menjadi literature terbaru
dan bermanfaat bagi para pembaca.

30
DAFTAR PUSTAKA
Royen, A. (2016, Maret 13). Dioda Semikonduktor. Dipetik Maret 28, 2021, dari https://abi-
blog.com/dioda-semikonduktor/

Elektro, D. (2013, Februari 4). Bahan Semikonduktor. Dipetik Maret 26, 2021, dari
insyaansori.blogspot.com: http://insyaansori.blogspot.com/2013/02/prinsip-dasar-
semikonduktor.html

Al, B. (2017, Februari 27). Model Atom Semikonduktor. Retrieved Maret 28, 2021, from
hayatalfalah.blogspot.com: https://hayatalfalah.blogspot.com/2017/02/model-atom-
semikonduktor.html

Doankz, Aziz. “MAKALAH SEMI KONDUKTOR”.


https://www.scribd.com/doc/48264847/MAKALAH-Semi-Semikonduktor

Wahyuni, Putry. “MAKALAH BAHAN SEMIKONDUKTOR”.


http://putry-wahyuni.blogspot.co.id/2012/05/makalah-bahan-semikonduktor.html

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-sumarna-msi-meng/bahan-kuliah-fisika-
semikonduktor.pdf

https://www.webstudi.site/2016/10/penjelasan-bahan-semikonduktor.html

31

Anda mungkin juga menyukai