2. Performance Evaluation
Sumber daya manusia merupakan tanggung jawab departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer
menanggung tanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk
mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh
bagian perusahaan. Departemen sumber daya manusia juga perlu melakukan pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana
membuat standar kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.
3. Compensation (kompensasi)
Dalam hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara departemen sumber daya manusia dengan para
manajer. Para manajer bertanggung jawab dalam hal kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
untuk mengembangkan struktur gaji yang baik. Sistem kompensasi yang memerlukan keseimbangan antara pembayaran dan manfaat
yang diberikan kepada tenaga kerja. Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif, dan pembagian keuntungan yang diterima oleh
karyawan. Manfaat meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, cuti, dan sebagainya. Departemen sumber daya manusia bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif diantara perusahaan yang sejenis, adil, sesuai. dengan
hukum yang berlaku (misalnya:UMR), dan memberikan motivasi.
4. Training and Development Departemen
Sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membantu para manajer menjadi pelatih dan penasehat yang baik bagi
bawahannya, menciptakan program pelatihan dan pengembangan yang efektif baik bagi karyawan baru (orientasi) maupun yang sudah
ada (pengembangan keterampilan), terlibat dalam program pelatihan dan pengembangan tersebut, memperkirakan kebutuhan
perusahaan akan program pelati han dan pengembangan, serta mengevaluasi efektifitas progam pelatihan dan pengembangan.
Tanggung jawab departemen sumber daya manusia dalam hal ini juga menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja Tanggung
jawab ini membantu restrukturisasi perusahaan dan memberikan solusi terhadap konflik yang terjadi dalam perusahaan.
5. Employee Relations
Dalam perusahaan yang memiliki serikat pekeja, departemen sumber daya manusia berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan
mengurus masalah persetujuan dengan pihak serikat pekerja. Membantu perusahaan menghadapi serikat pekerja merupakan tanggung
jawab departemen sumber daya manusia. Setelah persetujuan disepakati, departemen sumber daya manusia membantu para manajer
tentang bagaimana mengurus persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang lebih banyak. Tanggung jawab utama departernen
sumber daya manusia adalah untuk menghindari praktek-praktek yang tidak sehat (misalnya : mogok kerja, demonstrasi). Dalam
perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja, departemen sumber daya manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan karyawan.
Secara umum, para karyawan tidak bergabung dengan serikat kerja jika gaji mereka cukup memadai dan mereka percaya bahwa pihak
perusahaan bertanggung jawab terhadap kebutuhan mereka. Departemen sumber daya manusia dalam hal ini perlu memastikan apakah
para karyawan diperlakukan secara baik dan apakah ada cara yang baik dan jelas untuk mengatasi keluhan. Setiap perusahaan, baik
yang memiliki serikat pekerja atau tidak, memerlukan suatu cara yang tegas untuk meningkatkan kedisiplinan serta mengatasi keluhan
dalam upaya mengatasi permasalahan dan melindungi tenaga kerja.
6. Safety and Health
Setiap perusahaan wajib untuk memiliki dan melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi kejadian yang tidak
diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat. Tenaga kerja perlu diingatkan secara terus menerus tentang pentingnya keselamatan
kerja Suatu program keselamatan kerja yang efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja
secara umum. Departemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab utama untuk mengadakan pelatihan tentang
keselamatan kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan tenaga kerja, dan melaporkan adanya kecelakaan
kerja.
7. Personnel Research
Dalam usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahan, departemen sumber daya manusia melakukan analisis terhadap
masalah individu dan perusahaan serta membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen sumber
daya manusia adalah penyebab terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan seleksi
yang baik, dan penyebab ketidakpuasan tenaga kerja.
2.4 Kegiatan Utama Sumber Daya Manusia
SDM mendukung area fungsional lain dengan membantu mendapatkan personil baru, mempersiapkan personil untuk melakukan
tugasnya, dan menangani semua pencatatan yang berhubungan dengan pegawai dan mantan pegawai. Dalam memenuhi tanggung
jawabnya, SDM melaksanakan empat kegiatan utama yaitu:
1. Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring).
Sumber daya manusia membantu menerima pegawai baru ke dalam perusahaan. Sumber daya manusia selalu mengikuti
perkembangan terakhir dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati manajemen untuk
menentukan kebijakan yang sesuai.
Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar
perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya
manusia. Merekrut pegawai adalah pekerjaan klasik yang sudah ada dan dilakukan baik untuk keperluan pribadi atau keluarga maupun
perusahaan. Pekerjaan ini memang dapat dilakukan begitu saja tanpa ilmu manajemen tertentu, hanya berdasarkan intuisi apakah
seseorang yang akan direkrut baik atau tidak attitudenya dan cocok atau tidak dengan jenis pekerjaannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar rekrutmen tersebut menjadi efektif, yaitu:
- Posisi atau jabatan yang diperlukan untuk diisi, apakah untuk level managerial atau untuk level staf
- Sebutkan gender yang diinginkan termasuk juga statusnya
- Rentang usia biasanya terkait erat dengan pengalaman kerja dan tingkah laku
- Pengalaman yang dibutuhkan oleh perusahaan dari calon karyawan yang berpengaruh pada keahlian, kemampuan, dan pengetahuan.
- Perhatikan riwayat pengalaman kerja calon karyawan, sesuai dengan bidang usaha yang kita inginkan - Penampilan juga turut
menentukan
- Tempat tinggal calon karyawan dari kantor kita.
Seleksi dan rekrutmen bertanggung jawab untuk menjawab kebutuhan pegawai melalui penerimaan pegawai hingga penempatan para
pegawai baru tersebut di posisi- posisi yang tepat. Sedangkan penerimaan adalah proses menerima sejumlah orang sebagai pegawai
setelah melalui proses seleksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Pendidikan dan Pelatihan.
Selama periode kepegawaian seseorang, sumber daya manusia dapat mengatur berbagai program pendidikan dan pelatihan yang
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja pegawai. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan
memiliki fungsi untuk menjaga kualitas sumber daya manusia dalam organisasi melalui berbagai aktivitas pelatihan, pendidikan dan
pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja. Aktivitas ini dapat dilakukan secara internal maupun
eksternal.
Pendidikan dan pelatihan digunakan untuk :
- Mendapatkan kualitas dan kuantitas pegawai yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
- Memberikan informasi kepada pegawai sehingga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan.
- Memberikan pengertian tentang kewajiban dan tanggung jawab dari suatu jabatan dan tentang tugas-tugas yang terkandung dalam
tiap jabatan, serta bagaimana melaksanakan tugas tersebut. Agar menyediakan Pelatihan yang baik untuk karyawan yang
berpendidikan tinggi dan untuk karyawan yang berpendidikan rendah maka perusahaan harus memberikan suatu fasilitas. Hal ini
dilakukan agar karyawan yang berpendidikan rendah dapat memperoleh pendidikan tinggi dan karyawan yang berpendidikan tinggi
dapat lebih meningkatkan kemampuannya.
3. Manajemen Data.
Manajemen data adalah suatu kegiatan pengolahan data yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data tersebut
sehingga data tersebut dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi semua yang
membutuhkan. Sumber daya manusia menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data tersebut untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
4. Penghentian dan Admistrasi Tunjangan.
Tunjangan Kegiatan penghentian berfungsi untuk mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja dalam organisasi yang
disebabkan karena banyak hal seperti habisnya masa kontrak, pensiun, meninggal, atau karena suatu kesalahan yang menyebabkan
seorang pegawai harus diberhentikan. Sedangkan administrasi tunjangan suatu kegiatan di dalam perusahaan yang bertugas untuk
mengelola tunjangan-tunjangan yang harus diberikan kepada pegawai yang masih bekerja maupun pagawai yang sudah
pensiun. Selama seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, sumber daya
manusia mengurus program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai yang berhak.
2.5 Tahap-Tahap Pengembangan Sistem Sumber Daya Manusia (SISDM)
Tahap-tahap proses desain pengembangan SISDM dapat dirinci sebagai berikut :
a. Usulan kepada manajemen tahap pengusulan berkenan dengan masalah-masalah umum yang di hadapi organisasi dan di arahkan
pada suatu keputusan untuk menyelidiki lebih lanjut. Pada tahap ini, konsep pengembangan SISDM diajukan, dan oleh karena itu
berbagai parameter sistem secara keseluruhan dan analisis biaya/manfaat besar perlu di uraikan. Masalah-masalah kebijakan biasanya
dibahas, dan dampak sistem terhadap dinamika organisasi dinyatakan. Tahap ini diakhiri dengan saran-saran untuk manajemen bahwa
analisis kebutuhan perlu dilakukan.
b. Analisis Kebutuhan
Tahap ini diarahkan untuk merinci lebih lanjut masalah-masalah umum yang dinyatakan dalam tahap usulan menjadi beberapa
sasaran dan spesifikasi pemakai. tujuan utama tahap ini adalah menemukan masalah-masalah sesungguhnya dan mengembangkan
berbagai metode dan strategi untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Analisis kebutuhan mencakup analisis biaya dan
manfaat secara lebih rinci, alternatif-alternatif dalam pengembangan, berbagai masukan keluaran sistem. “trade offs” dalam
pengembangan berbagai pilihan yang mungkin dibahas, dan atas dasar informasi ini manajemen kemudian dapat menentukan apakah
proyek dapat dilanjutkan atau memerlikan perubahan-perubahan atau tidak dilanjutkan.
c. Spesifikasi Sistem
Tahap ini memerlukan isi sistem yang sebenarnya dari sudut pandang pemakai. Berbagai fungsi dasar sistem dijelaskan serinci
mungkin untuk menentukan urutan kegiatan pemerosesan. Semua produk akhir sistem dan semua masukan yang diperlukan diuraikan.
Semua fungsi manual yang disyaratkan ditentukan. Tingkat akurasi dan jangka waktu yang harus dipenuhi system dijabarkan oleh
para pemakai. Semua ukuran pengawasan, kerahasiaan dan keamanan juga harus ditetapakan. Dalam tahap ini, para pemakai
menguraikan berbagai kebutuhan dan keinginan mereka, dan sasaran-sasaran sistem diterjemahkan menjadi dua bentuk keluaran,
laporan dan analisis. Jadi, tahap ini menguraikan apa yang akan dilakukan SISDM dan bagaimana system akan diopersi.
d. Desain Sistem
Dalam tahap desain ini, keseluruhan dirinci secara spesifik agar semua fungsi dapat diperiksa dan semuaprogram dapat
disebutkan perancang system menentukan bagaimana SISDM akan mencapai sasaran-sasaran yang dirumuskan dalam tahap
spesifikasi. Program-program computer dirancang, dan semua konfigurasi perangkat keras (hardwere) dan lunak (softwere)
ditentukan. Di samping itu, hubungan antara fungsi-fungsi manusia dan mesin dijelaskan, dan dokumentasi pemakai dan program-
program latihan yang sesuai diidentifikasi dan bahan-bahan latihan disusun.
e. Pengembangan sistem
Program-program komputer dibuat dalam tahap ini fungsi-fungsi manusia juga dijabarkan dalam bentuk diskripsi dan spesifikasi
pekerjaan. Semua bagian sistem diuji dengan data yang disuplai dari pemakai. Berbagai program latihan dikembangkan, dan
percobaan-percobaan dilaksanakan dalam situasi-situasi uji semu (dummy test) maupun dengan data sesungguhnya.
f. Instalasi Dan Konversi
Setelah pengujian dilingkungan “laboratorium” berhasil, SISDM dipasang dilingkungan organisasi pemakai da diuji lagi, sebelum
perobaa dilakukan, dengan menggunakan data semu. Keseluruhan SISDM kemudian dicoba dengan menggunakan data sesungguhnya,
dan para pemakai dilatih tenang cara pengoperasian sistem. Penyesuaian-penyesuaian dilakukan, dan bila sistem berjalan baik, sistem
lama bias dihentikan.
g. Evaluasi
Kerja SISDM, baru diukur dengan sasran-sasran yang telah ditetapkan pada tahap-tahap awal. Biaya-biaya penjalanan sistem, akurasi
dan ketepatan laporan, serta berbagai krakteristik operasional lainnya dievaluasi dan dilaporkan kembali kepada manajemen. Bila
perlu, berbagai penggantian dan perubahan (modifikasi) dapat dilakukan untuk memperbaiki kerja sistem.
Tiap perusahaan pasti memiliki sistem untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia,
mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai. Sistem ini dinamakan sistem manajemen
sumber daya manusia (human resource information system) atau HRIS. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS)
merupakan sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi
informasi. Sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke
dalam aktifitas-aktifitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-
langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP).
2.6 Sumber Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sumber Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Membentuk sistem informasi sumber daya manusia yang komprehensif,
memerlukan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Formulir-formulir khusus dan kuisioner - kuisioner dapat dibuat untuk
mengumpulkan informasi bagi keperluan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia, diungkapkan oleh Henry Simamora (1997 :94) di
dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sumber-sumber informasi dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut :
Blangko-Blangko Lamaran
Blangko lamaran harus dirancang sebagai guna mengumpulkan informasi yang dibutuh-kan untuk Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia. Informasi ini mencakup tingkat pendidikan, keahlian, dan data biografis lainnya yang relevan. Setelah si calon diseleksi,
diminta menyelesaikan blanko kedua yang meminta informasi yang lebih rinci untuk keperluan Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia.
Evaluasi-evaluasi penting
Informasi penting harus dimutahirkan secara periodik meliputi keahlian . Keahlian dan bakat karyawan, tingkat kinerja saat ini
dan potensipertumbuhannya. Organisasi memerlukan informasi yang sahih untuk membuat keputusan-keputusan perencanaan jangka
panjang me-nyangkut individu-individu yang memiliki potensi promosi
Maklumat-maklumat perubahan personalia
Organisasi telah mengembangkan blanko sederhana yang disebut maklumat perubahan personalia (personal change notice),
dimana penyedia diminta melengkapi dan mengirimkan ke bagian sumber daya manusia.
Tindakan-tindakan pendisiplinan
Informasi yang bersangkut paut tindakan disipliner formal juga diperlukan dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia.
Beberapa organisasi menggunakan formulir khusus untuk me-laporkan informasi ini kepada bagian sumber daya manusia.
Daftar gaji
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia kadang-kadang berisi riwayat gajisetiap karyawan, termasuk gaji dasar, persentase
kenaikan setiap tahun dan setiap bonus serta penghargaan khusus yang telah diberikan. Informasi ini dapat menjadi bagian dari data
yang disediakan melalui formulir evaluasi kerja.
2.7 Komponen Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Ada tiga komponen fungsional dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh Henry Simamora dalam
bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia adalah :
a. Fungsi Masukan
Yaitu memberikan kemampuan untuk memasukan informasi personalia kedalam Sistem Sumber Daya Manusia, fungsi ini
mengumpulkan data seperti siapa yang mengumpulkan data, kapan, dan bagaimana data diproses. Masukan-masukan dari Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia serupa dengan sistem manual, informasi karyawan, kebijakan-kebijakan dan prosedur sumber daya
manusia dan informasi yang berkaitan dengan personalia lainnya harus dimasukan ke dalam sistem agar dapat digunakan. Informasi
ini biasanya dimasukan dari dokumen-dokumen (seperti formulir lamaran) ke dalam komputer pribadi yang dihubungkan dengan
komputer besar (mainframe computer). Informasi dapat diketik, dibaca secara digital atau dipindah (scanned) dari dokumen-dokumen
dimasukan kedalam sistem dari komputer-komputerlainnya atau diambil dari mesin-mesin lainnya yang dihubungkan dengankomputer
(misalnya mesin absensi yang dihubungkan langsung dengan komputer).
b. Fungsi Pemrosesan
Sistem data dimasukan ke dalam sistem informasi, fungsi pemeliharaan databaru (data maintenance function) akan
memperbaharui dan menambahkan data baru ke dalam basis data yang ada. Dalam sistem yang tidak terkomputerisasi, karyawan
melakukan hal ini dengan tangan, mereka mengarsipkan dokumen dokumen kertas dan membuat masukan-masukan data ke dalam
arsip ± arsip. Sistem yang terkomputerisasi melakukan fungsi ini secara akurat dan cepat.
c. Fungsi Keluaran
Merupakan fungsi yang paling terlihat dari sebuah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia.Untuk menghasilkan fungsi keluaran
yang bernilai bagi pemakai-pemakai komputer, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia harus memproses keluaran tersebut, membuat
kalkulasi-kalkulasi yang diperlukan dan setelah itu memformat persentasinya dengan cara yang dapat dimengerti oleh para pemakai.
Sistem yang tidak terkomputerisasi melakukan hal ini secara manual, menyusun statistik-statistik dan mengetik laporan-laporan.
Sistem yang terkomputerisasi melakukan hal ini dengan menggunakan program-program yang canggih.
2.8 Model Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (Human Resources Information System-HRIS)
1. Keamanan level 0 : physical security, merupakan keamanan tahap awal dari keamanan komputer. Keamanan fisik hanya fokus
pada fisik saja seperti kunci pintu, cctv, kartu identitas dan sebagainya. Apabila keamanan fisik ini tidak terjaga dengan baik,
maka data atau bahkan hardware komputer tidak bisa diamankan.
2. Keamanan level 1 : terdiri dari keamanan database, keamanan data, keamanan komputer, keamanan perangkat, keamanan
aplikasi. Hanya orang-orang yang mempunya wewenang yang dapat mengakses semua keamanan yang disebutkan tadi.
Contohnya seperti admin sebuah komputer yang menyimpan berbagai data dan informasi.
3. Keamanan level 2 : network security, komputer yang terhubung dengan jaringan seperti LAN, WAN ataupun internet sangat
rawan dalam masalah keamanan dikarenakan komputer dapat diakses oleh komputer client, oleh karena itu keamanan level 2
harus dirancang supaya tidak terjadi kebocoran jaringan, akses ilegal yang dapat merusak keamanan data tersebut. Maka dari itu,
setelah selesai pengerjaan keamanan level 1, maka keamanan level 2 dirancang supaya tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi seperti kebocoran jaringan, illegal access, dan perbuatan illegal lainnya.
4. Keamanan level 3 : information security, keamanan yang terkadang disepelekan oleh admin seperti meninggalkan password di
kertas atau memberikan password kepada teman, makan bisa menjadi suatu hal yang sangat fatal karena dapat disalahgunakan.
5. Keamanan level 4 : merupakan keamanan yang mencakup keseluruhan dari sistem komputer. Apabila level 1-3 sudah dijalankan
dengan baik maka level 4 sudah terpenuhi. Namun tidak menutup kemungkinan bila ada hal-hal illegal dapat terjadi seperti
adanya penyusup atau perusakan data dll.
F. Cara Mendeksi Suatu Serangan atau Kebocoran Sistem
Terdapat 4 faktor atau cara untuk mencegah terjadinya suatu serangan atau kebocoran :
1. Desain Sistem : desain sistem yang baik tidak akan mempunyai celah atau bug dalam sistem yang mengakibatkan terjadinya
penyusupan setelah sistem siap dijalankan.
2. Aplikasi yang Dipakai : aplikasi yang digunakan telah di identifikasi apakah sistem dalam aplikasi dapat digunakan tanpa
melalui prosedur penggunaan dan apakah aplikasi tersebut telah diyakini aman oleh para pengguna.
3. Manajemen : agar dapat membuat sebuah sistem yang terjamin aman, dibutuhkan pengelolaan sistem yang baik dan benar.
Dengan begitu Standart Operating Procedure (SOP) tetap diterapkan di samping memikirkan segi teknologinya.
4. Manusia (Administrator) : manusia merupakan salah satu dari sekian faktor penting, akan tetapi sering dilupakan dalam
pengembangan teknologi informasi dan sistem keamanan. Contohnya, penggunaan password yang susah menyebabkan
penggunanya menuliskan passwordnya dan ditempelkan dekat komputer. Padahal, yang seperti itu bisa saja berbahaya bagi si
pengguna karena password dapat diketahui orang lain. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan keamanan faktor manusia
dan budaya benar benar harus diperhatikan.
1. Aset : melindungi aset merupakan hal yang terpenting dan merupakan langkah awal dari berbagai implementasi keamanan
komputer. Sebagai contoh, dalam proses mendesain sebuah website e-commerce atau website perbankan, hal yang perlu
dipikirkan adalah keamanan data dan informasi konsumen seperti profil konsumen, nomor rekening karena konsumen merupakan
aset yang sangat penting bagi perusahaan.
2. Analisis Resiko : adalah identifikasi resiko yang bisa saja terjadi di masa mendatang yang dapat mengakibatkankerugian.
3. Perlindungan : kita dapat melindungi jaringan internet dengan pengaturan Internet Firewall yaitu suatu akses yang mengendalikan
jaringan internet dan menempatan web dan FTP server pada suatu server yang sudah dilindungi oleh Firewall.
4. Alat : alat atau tool yang digunakan pada suatu komputer harus aman karena alat memiliki peran penting dalam hal keamanan.
5. Prioritas : Jika keamanan jaringan merupakan hal yang di prioritaskan, maka suatu organisasi atau perusahaan harus membayar
harga yang layak baik dari segi material maupun non material. Suatu jaringan komputer pada tahap awal harus diamankan dengan
firewall atau lainnya yang mendukung suatu sistem keamanan.
H. Strategi dan Taktik Keamanan Sistem Informasi
1. Keamanan Fisik : lapisan yang paling awal atau mendasar pada keamanan sistem informasi. Siapa pun dapat memiliki hak akses
ke sistem ini. Apabila hal ini tidak diperhatikan dengan baik, maka akan terjadi hal hal yang dapat merugikan.
2. Kunci Komputer : banyak case PC modern menyertakan atribut penguncian. Biasanya berupa soket pada bagian depan case yang
memungkinkan kita memutar kunci yang disertakan ke posisi terkunsi atau tidak.
3. Keamanan BIOS : BIOS adalah software tingkat terendah yang digunakan untuk mengkonfigurasikan atau memanipulasi
hardware. Kita bisa menggunakan BIOS untuk mencegah orang lain melakukan reboot ulang pada komputer kita dan
memanipulasi sistem komputer kita.
Mendeteksi Gangguan Keamanan Fisik : hal pertama yang harus diperhatikan adalah pada saat komputer akan di-reboot. Oleh karena
Sistem Operasi yang kuat dan stabil, saat yang tepat bagi komputer untuk reboot adalah ketika kita meng-upgrade SO, menukar
hardware dan sejenisnya.
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBIL KEPUTUSAN
2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi
informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
2.2. Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan
keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model
1. Sistem pendukung pengambilan keputusan/Decision Support System(DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbasis komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses
terhadap data dan model keputusan. serta dalam upaya untuk membantu proses pengambilan keputusan yang efektif untuk
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur, karena itu harus mampu:
a. Ditambah / dikembangkan
b. Mendukung analisis data dan model desisi
c. Berorientasi pada masa yang akan datang
d. Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak
terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung
manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang
jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.
a. Tujuan DSS
Menurut Turban (2005), Tujuan dari DSS adalah sebagai berikut:
1) Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang terstruktur
2) memeberikan dukungan atas pertimbangan managerial dan bukannya dimaksudkan untuk menganti fungsi manager.
3) Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil daripada perbaikan efisiensinya.
4) Kecepatan komputasi
5) Meningkatkan produktifitas
6) Dukungan kualitas
7) Berdaya saing
8) Mengatasi keterbatasan koognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
b. Karakteristik DSS
Beberapa Karakteristik DSS antara lain adalah sebagai berikut :
1) Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2) Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3) Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4) Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan.
5) Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
2. Sistem Informasi Eksekutif/Executive Support Systems (ESS)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam
mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai yang
awam dengan komputerpun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan
pemakai untuk menggunakannya (user-friendly).
a. Karakteristik ESS antara lain :
1) Dapat digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil data.
2) Menyediakan analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan kemampuan drill-down.
3) Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal.
4) Mudah digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan untuk menggunakannya.
5) Dapat digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
6) Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafik, dan table.
7) Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan konferensi dengan komputer), kemampuan analisis data
(spreadsheet, bahasa query, dan DSS), dan perangkat produktivitas pribadi (seperti kalendar elektronis).
a. Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support system GDSS) adalah “sistem
berbasis komputer yang membantu sekelompok orang melakukan tugas (atau mencapai tujuan) yang sama dan
memberikan antarmuka untuk digunakan bersama.” istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi
tekhnologi informasi kedalam situasi kelompok. Istilah lain antara lain sistem pendukung kelompok , kejasama
berbantuan komputer, dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi, dan sistem penemuan elektronik.
b. Letak Lingkungan GDSS
GDSS membantu memecahkan masalah dengan cara menyediakan lokasi yang kondusif untuk komunikasi.
Jika anggota bertemu pada saat yang bersamaan, maka lokasi ini disebut pertukaran sinkron salah satu contoh adalah
pertemuan komite. Jika para anggota bertemu pada watu yang berbeda-beda, maka lokasi ini disebut Pertukaran
asinkron salah satu contohnya adalah saling berbalas komunikasi melalui e-mail.
c. Ruang Keputusan
Ruang keputusan (decision room) adalah tempat sekelompok kecil orang bertemu langsung. Ruang ini
membantu komunikasi melalui kombinasi perabotan, peralatan dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi komputer,
mikrofon penangkap suara, kamera video, dan layar lebar. Ditengah tengah ruangan terletak konsol fasilitator.
Fasilitator adalah seorang yang tugas utamanya adalah menjaga diskusi dijalurnya.
4. Sistem Pakar/Expert System (ES)
Sistem pakar (expert system), yaitu sistem yang meniru kepakaran (keahlian) seseorang dalam bidang tertentu dalam
menyelesaikan suatu permasalahan (Horn, 1986).
a. Konfigurasi Sistem Pakar
Sistem pakar tediri dari empat bagian utama antara lain :
1) Interface Pengguna
Memungkinkan manajer untuk memasukan instruksi dan informasi kedalam sistem pakar yang menerima informasi dari sistem
tersebut. Intruksi ini menentukan parameter yang mengarahkan sistem pakar dalam prosespemikirannya. Input informasi berbentuk
nilai yang dikaitkan dengan penjelasan. Terdapat dua penjelasan : penjelasan dari pertanyaan yang diberikan manajer dan penjelasan
mengenai solusi masalah
2) Basis Pengetahuan (knowledge basis).
Berisikan fakta yang menggambarkan masalah serta tekhnik penggambaran pengetahuan yang menjelaskan bagaimana fakta
bersentuhan secara logis. Istilah Domain masalah (problaim domain) digunakan untuk menggambarkan area permasalahan.
3) Mesin Inferensi (inference engine)
Bagian dari sistem pakar yang melakukan pemikiran dengan cara menggunakan isi basis pengetahuan dalam urutan tertentu.
Selama konsultasi, mesin inferensi memeriksa aturan-aturan basis peengetahuan satu demi satu, dan jika persyaratan satu aturan benar,
maka suatu tindakan dilaksanakan . Dalam terminologi sistem pakar, aturan diberhentikan jika tindakan diambil.
4) Mesin Pengembangan
Sistem pengembangan, yang digunakan untuk membuat sistem pakar. Ada dua pendekatan yang tersedia : bahasa pemograman
dan kerangka sistem pakar. Kerangka sistem pakar (expert system shell) adalah prosesor siap pakai dan dapat disesuaikan untuk
masalah tertentu dengan cara menambahkan basis pengetahuan yang sesuai. Cara pikir berbasis kasus (casebased reasoning–CBR)
pendekatan ini menggunakan data historis sebagai dasar untuk pengidentifikasian masalah dan merekomendasikan solusi.
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan
spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat
jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan
penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer
dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real
time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran,
dan mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu
terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada
manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru,
keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.