Anda di halaman 1dari 23

SISTEM INFORMASI PEMASARAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM


Dalam buku Algemene systeemtheorine, system benadering en organisatie theorie karya D.Keuning (dikutip Onong, 1989)
mengemukakan pengertian system menurut beberapa pakar sebagai berikut:
 Menurut Ludwig Von Bertalanfly, system adalah seperangkat unsur-unsur yang terikat dalam suatu antar relasi di antara
unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
 Menurut Anatol Rapoport, system adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan antara satu sama lain.
 Menurut L.Ackof, system adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan
saling tergantung satu sama lain.
 Menurut John A. Beckett, system adalah kumpulan system-sistem yang berinteraksi.
Namun menurut Gordon B.Davis (1992), system terdiri dari bagian-bagian yang bersama-sama beroperasi untuk mencapai beberapa
tujuan, dengan kata lain bahwa suatu system bukanlah merupakan suatu perangkat unsur-unsur yang dapat di identifikasikan sebagai
kebersamaan yang menyatu disebabkan tujuan atau sasaran yang sama.
2.2 PENGERTIAN INFORMASI
Menurut R.J Beishon dikutip Onong (1989), informasi adalah di interpretasikan, barangkali, lebih luas daripada biasanya,
yang mencakup isyarat dan data yang diterima seorang manajer sehari-harianya, apakah itu tampak bersangkutan dengan pekerjaan
atau tidak.
Definisi informasi yang lain dikemukakan oleh Samuel Elion dikutip Onong (1989), bahwa informasi adalah sebagai
pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa atau suatu objek atau suatu konsep, sedemikian rupa sehingga membantu kita untuk
membedakan dari yang lain.
2.3 PENGERTIAN PEMASARAN
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mepertukarkan produk yang benilai kepada pihak lain.
3.1 PENGERTIAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Sistem Informasi Pemasaran (SIP) merupakan suatu terdiri dari orang-orang, peralatan, dan prosedur-prosedur untuk
mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang tepat waktu, akurat, dan dibutuhkan
kepada para pembuat keputusan pemasaran.
Agar manajer pemasaran dapat menjalankan tanggung jawab analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendaliannya, ia
memerlukan informasi mengenai perkembangan dalam lingkungan pemasaran. Peranan SIP adalah untuk memperkirakan kebutuhan
informasi manajer, menghasilkan informasi yang dibutuhkan, dan mendistribusikan informasi tersebut secara tepat waktu kepada para
manajer pemasaran. Informasi yang dibutuhkan dihasilkan melalui catatan internal perusahaan, aktivitas intelejensi pemasaran, riset
pemasaran, dan analisis pendukung keputusan pemasaran
Jika didefinisakan dalam arti yang luas, sistem informasi pemasaran adalah kegiatan peseorangan dan organisasi yang
memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan
pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan gagasan. Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian
pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Sistem informasi ini merupakan
gabungan dari keputusan yg berkaitan dengan:
A. Produk (product).
Produk yang dimaksud berhubungan bagaimana memuaskan keinginan atau kebutuhan pelanggan. Produk dapat berupa fisik maupun
jasa.
B. Promosi (promotion)
Promosi berkaitan dengan suatu cara untuk mendorong penjualan produk, untuk memasarkan produk perusahaan yang sudah
dikenalkan kepada masyarakat luas maupun produk baru.
C. Tempat (place)
Tempat berhubungan dengan suatu cara untuk memproduksi maupun untuk mendistribusikan produk secara fisik kepada para
pelanggan melalui saluran distribusi.
D. Harga (price)
Harga berkaitan dengan elemen-elemen yang berkelanjutan dengan apa yang dibayar oleh para pelanggan untuk mendapatkan sebuah
produk yang diinginkan.

3.2 Komponen Sistem Informasi pemasaran


Sistem informasi pemasaran mempunyai komponen yang sama dengan sistem informasi secara umum, yaitu komponen-
komponen input, model, output, basis data, teknologi dan kontrol. Perbedaan komponen-komponen ini antar sistem-sistem informasi
lainnya adalah konteks letak dari sistem informasinya. Misalnya untuk Sistem informasi pemasaran ini, maka komponen inputnya
adalah input tentang data pemasaran dan outputnya adalah laporan-laporan berisi informasi pemasaran.
KOMPONEN INPUT PEMASARAN
Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelejen
pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran. Subsistem peneliti
pemasaran menlakukan penelitian khusus mengenai operasi pemasaran.
Komponen Model Pemasaran
Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model
merupakan cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasaran banyak digunakan untuk
menghasilkan laporan keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan lokasi fasilitas,
evaluasi penghapusan produk lama,penunjukan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan yang
paling efektif dan untuk persetujuan kredit.
Komponen Basis Data Pemasaran
Data yang digunakan oleh Subsistem out put berasal dari data base. Beberapa data dalam data base adalah unik bagi fungsi
pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.
KOMPONEN OUTPUT PEMASARAN
Tiap Subsistem out put menyediakan informasi tentang Subsistem itu sebagai bagian dari bauran . Subsistem produk menyediakan
informasi tentang produk perusahaan. Subsistem promosi menyediakan informasi tentang kegiatan periklana perusahaan dan
penjualan langsung. Subsistem harga membantu manajer untuk membuat keputusan harga.
3.3 SUBSISTEM SISTEM INFORMASI PEMASARAN
1) Subsistem Pebelitian Pemasaran (Riset Pemasaran)
Subsistem penelitian pemasaran merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis data pelanggan
dan calon pelanggan dan calon pelanggan. Manajer pemasaran dapat mengunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan segala
jenis informasi tetapi sebagian besar kegiatan ditujukan pada pelanggan dan calon pelanggan :
Data primer dan sekunder
Data primer adalah data yang dikumpulkan perusahaan. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah wawancara mendalam, pengamatan dan pengujian terkendali.
Beberapa data skunder harus dibeli dan sering tersedia dalam bentuk pita magnetik atau disket untuk memudahkan pemasukan
kedalam CBIS data sekunder yang lain seperti tersedia diperpustakan.
Subsistem Intelijen Pemasaran Tiap area fungsional bertanggung jawab untuk menghubungkan perusahaan dengan elemen-elemen
tertentu dilingkungan pemsaran yang memliki tanggung jawab utama pada pelanggan dan pesaing. Seperti area fungsional lainnya,
pemasran juga memiliki tanggung jawab pada pemerintah dan komunitas global.
2) Subsistem Produk
Subsistem produk berguna untuk membuat rencana produk baru.
a. Siklus hidup produk
Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan strategi dan taktik untuk tiap unsur dalam bauran pemasaraan dan kemudian
mengintegrasikan menjadi suatu rencana pemasaran yang menyeluruh. Suatu kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk
mengarahkan manajer dalam membuat keputusan-keputusan ini seperti arti namanya siklus hidup produk.
b. Model evaluasi produk baru
Keputusan untuk mengembangkan produk baru harus dipertimbangkan secara matang dan dengan dasar keuangan yang baik dan
dibuat oleh eksekutif. Perusahaan yang memperkenalkan banyak produk baru mengembangkan suatu prosedur formal yang
mempertimbangkan faktor-faktor seperti potensi tingkat keuntungan dan efisiensi penggunaan sumber daya.
3) Subsistem Tempat
Pengambilan keputusan terhadap penentuan tempat yang sesuai dengan pelemparan produk yg dihasilkan sangat menentukan tingkat
penjualan produk. Untuk itu, posisi subsistem ini sangat vital dalam keberadaanya.
4) Subsistem Promosi
Subsistem promosi berfungsi untuk melakukan analisis terhadap promosi yg dilakukan untuk meningkatkan penjualan.
5) Subsistem Harga
Subsistem harga berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yg dihasilkan.
a. Penetuan harga berdasarkan biaya
Beberapa poerusahaan menggunakan penentuan harga berdasarkan biaya dengan menentukan biaya-biaya mereka dan menambahkan
markup yang diinginkan. Jika perusahaan memilki SIA yang baik, tersedia data biaya yang akurat mambuat tugas Subsistem harga
menjadi mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.
b. Penentuan harga berdasarkan permintaan
Kebijakan harga yang kurang berhati-hati adalah penentuan harga berdasrakan permintaan yang menetapkan harga sesuai dengan nilai
yang ditempatkan oleh konsumen terhadap produk.
3.4 EVOLUSI KONSEP SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Pada tahun 1966 profesor Philip kotler dari Northwestern university menggunakan istilah pusat syaraf pemasaran (marketing nerve
center). Ia mengidentifikasikan 2 jenis informasi pemasaran:
Intelijen pemasaran (marketing intelligence) informasi yang mengalir keperusahaan dari lingkungan.
Informasi pemasaran intern (internal marketing information) informasi yang dikumpulkan dalam peruasahaan.
3.5 MANFAAT MARKETING INFORMATION SYSTEM
a. Mengetahui apa saja kebutuhan pelanggan
Sistem informasi pemasran mengolah data-data pemasaran sehingga perusahaan dapat mengetahui barang atau jasa apa yang disukai
atau tidak disukai oleh pelanggan serta kebutuhan mengenai barang atau jasa apa saja yang diinginkan oleh pelanggan. Dengan adanya
sistem informasi pemasaran yang akurat dapat dijadikan acuan manajer atau pimpinan dalam mengambil keputusan untuk
memproduksi atau menyediakan suatu barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

b. Mengetahui Perencanaan Strategi yang lebih efisien dan efektif


Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pemasaran dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan pemasaran yang lebih
efisien dan efektif sehingga membuat perusahaan mampu mencapai sasaran pemasaran.
c. Mengetahui Pesaing-pesaing yang mengancam perusahaan
Informasi yang didapatkan dari sistem informasi pemasaran akan mengidentifikasikan dan meramalkan masalah-masalah pesaing
yang akan mengancam kemajuan perusahaan atau usaha. Informasi yang dihasilkan juga dapat membantu menentukan keunggulan
bersaing perusahaan atau usaha, misalnya harga yang lebih murah ataupun diferensiasi barang yang lebih bervariasi sehingga dapat
dijadikan solusi untuk mengatasi pesaing yang akan mengancam kemajuan perusahaan atau usaha.
3.6 KEUNTUNGAN MARKETING INFORMATION SYSTEM
o Penyimpanan data penting.
o Menghindari krisis.
o Rencana pemasaran yang terkoordinasi.
o Kecepatan dalam memperoleh informasi yang cukup untuk membuat keputusan.
o Keuntungan dari sistem informasi pemasaran adalah
o Perusahaan dapat memproses setiap informasi yang ada pada perusahaan tersebut.
o Memudahkan manajemen waktu.
o Perusahaan akan lebih sigap dengan kekeliruan data yang ada.
o Perusahaan dapat mengontrol perkembangan bisnis.
o Sistem informasi perusahaan akan menghindari kesalah fatal yang disebabkan oleh manusia.
3.7 KELEMAHAN MARKETING INFORMATION SYSTEM
Kelemahan dari marketing information system adalah membutuhkan biaya dan tenaga kerja yang tinggi dan besar di awal waktu serta
proses persiapan sistem informasi yang kompleks
3.8 TUJUAN MARKETING INFORMATION SYSTEM
Secara garis besar tujuan dari sistem informasi pemasaran adalah:
a. Menyediakan informasi yang berkaitan dengan situasi internal (sumber daya perusahaan) dan situasi eksternal seperti:
perilaku konsumen, pesaing, saluran distribusi, kebijakan publik dan tujuan lain yang diinginkan manajemen pemasaran.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, penetapan sasaran, strategi, program, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
2.1    Definisi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM)
Definisi sumber daya manusia menurut para ahli:
·         Sumber daya manusia menurut Gomes (2000) adalah salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi, meliputi semua orang
yang melakukan aktivitas.
·         Sumber daya manusia menurut Hasibuan (2002) adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki
individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan
untuk memenuhi kepuasannya.
Pengertian menurut wikipedia.com, yang dimaksud sumber daya manusia adalah sebuah bentuk interseksi atau pertemuan antara
bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi informasi. Sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu
disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktivitas-aktivitas MSDM seperti dalam hal
perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam
aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan atau enterprise resource planning (ERP). Secara keseluruhan sistem ERP bertujuan
mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke dalam satu sistem basisdata yang bersifat universal.
Keterkaitan dari modul kalkulasi finansial dan modul MSDM melalui satu basis data yang sama merupakan hal yang sangat penting
yang membedakannya dengan bentuk aplikasi lain yang pernah dibuat sebelumnya, menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel namun juga
lebih kaku dengan aturan-aturannya.
Sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) atau human resources information system (HRIS) adalah program aplikasi
komputer yang mengorganisir tata kelola dan tata laksana manajemen sumber daya manusia di perusahaan guna mendukung proses
pengambilan keputusan atau biasa disebut dengan decision support system dengan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan.
Karakteristik informasi yang dipersiapakan dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia adalah:
A.      Timely (tepat waktu)
Informasi yang disajikan kepada pemakai harus dilakukan dengan baik atau benar dan harus up to date, serta diterapkan pada
waktuyang layak dan tepat waktu.
B.      Accurate (akurat)
Informasi yang dibutuhkan oleh pemakai harus memenuhi tingkat akurasi atau ketepatan yang tinggi, bebas dari pengertian yang
menyesatkan,kesalahan material dan dapat diandalkan oleh pemakainya.
C.      Concise (ringkas)
Manajer dapat menyerap banyak informasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu.
D.     Relevant (relevan)
Manajer haruslah mendapatkan hanya informasi yang dibutuhkan dalam situasi ter-tentu.
E.      Complete (lengkap)
Manajer harus mendapatkan informasi yang lengkap dan tidak terpotong-potong.
Manajer dalam suatu perusahaan memerlukan informasi yang memiliki karakteritik di atas dalam rangka mengambil suatu
keputusan (a decision making).
2.2 Tujuan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Dalam sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) mempunyai dua tujuan utama dalam organisasi antara lain :
1.      Untuk meningkatkan efisiensi, dimana data karyawan dan aktivitas sumber daya manusia digabungkan menjadi Satu  supaya
lebih strategis dan berhubungan dengan perencanaan sumber daya manusia. Ditinjau dari manfaatnya sistem informasi sumber daya
manusia mempunyai manfaat dalam organisasi yaitu otomatis dalam sistem penggajian dan aktivitas tunjangan. Dengan sistem
informasi sumber daya manusia, catatan waktu karyawan dimasukan dalam sistem, dan pengurangan yang sesuai dan penyesuaian
karyawan lainnya akan tercermin dalam pengecekan gaji terakhir.
2.      Tujuan kedua sistem informasi sumber daya manusia adalah supaya lebih strategis dan berhubungan dengan peresncanaan
sumber daya manusia. Dengan mempunyai data yang mudah diakses akan membuat perencanaan sumber daya manusia dan
pembuatan keputusan manajerial didasarkan lebih banyak pada informasi dari pada mengandalkan persepsi dan institusi manajerial.
Untuk dapat merancang dan menghasilkan suatu sistem informasi sumber daya manusia ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
·         Informasi apa yang tersedia dan informasi apa yang dibutuhkan mengenai orang-orang dalam organisasi?
·         Apa kegunaan informasi tersebut?
·         Siapa yang membutuhkan informasi tersebut?
·         Serta kapan dan seberapa sering informasi tersebut dibutuhkan?
Selanjutnya kegunaan sistem informasi sumber daya manusia dapat digunakan pada : Perencanaan dan analisis sumber daya
manusia (SDM) Keseteraan dan pekerjaan Kepegawaian Pengembangan SDM Kompotensi dan tunjangan Kesehatan, Keselamatan
dan Keamanan Hubungan karyawan dan buruh Peningkatan secara dramatis dalam penggunaan internet telah membangkitkan , baik
kemungkinan maupun kekhawatiran professional sumber daya manusia, terutama ketika membangun intranet dan ekstranet. Internet
adalah sebuah jaringan organisasional yang beroperasi melalui internet.Sedangkan entranet adalah jaringan terhubung dengan internet
yang memberikan karyawan akses pada informasi yang disediakan oleh eksternal diantaranya Papan Buletin, Akses Data, Swalayan
Karyawan dan Hubungan yang diperpanjang.
2.3 Fungsi Sistem Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan departemen atau divisi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya manusia
dalam sebuah organisas atas kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya menusia seperti perekrutan, penerimaan,
pendidikan, pelatihan, manajemen data, penghentian, dan administrasi tunjangan. Sumber daya manusia adalah faktor produksi yang
kompleks apabila dibandingkan dengan factor produksi lainnya. Manusia memiliki, kemauan, keinginan, cita-cita, dan emosi.
Tidaklah demikian dengan sumber daya lainnya.
Menurut Cherrington(1995: 11), fungsi-fungsi sumber daya manusia terdiri dari:
1.      Staffing/Employment
Fungsi ini terdiri dari tiga aktivitas penting, yaitu perencanaan, penarikan, dan seleksi sumber daya manusia. Sebenamya para
manajer bertanggung jawab untuk mengantisispasi kebutuhan sumber daya manusia. Dengan semakin berkembangnya perusahaan,
para manajer menjadi lebih tergantung pada departemen sumber daya manusia untuk mengumpulkan informasi mengenai komposisi
dan keterampilan tenaga kerja saat ini. Meskipun penarikan tenaga kerja dilakukan sepenuhnya oleh departemen sumber daya
manusia, departemen lain tetap terlibat dengan menyediakan deskripsi dari spesifikasi pekerjaan untuk membantu proses penarikan.
Dalam proses seleksi, departemen sumber daya manusia melakukan penyaringan melalui wawancara, tes, dan menyelidiki latar
belakang pelamar. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia untuk pengadaan tenaga kerja ini semakin meningkat dengan
adanya hukum tentang kesempatan kerja yang sama dan berbagai syarat yang diperlukan perusahaan.

2.      Performance Evaluation
Sumber daya manusia merupakan tanggung jawab departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer
menanggung tanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk
mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh
bagian perusahaan. Departemen sumber daya manusia juga perlu melakukan pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana
membuat standar kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.
3.      Compensation (kompensasi)
Dalam hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara departemen sumber daya manusia dengan para
manajer. Para manajer bertanggung jawab dalam hal kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
untuk mengembangkan struktur gaji yang baik. Sistem kompensasi yang memerlukan keseimbangan antara pembayaran dan manfaat
yang diberikan kepada tenaga kerja. Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif, dan pembagian keuntungan yang diterima oleh
karyawan. Manfaat meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, cuti, dan sebagainya. Departemen sumber daya manusia bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif diantara perusahaan yang sejenis, adil, sesuai. dengan
hukum yang berlaku (misalnya:UMR), dan memberikan motivasi.
4.      Training and Development Departemen
Sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membantu para manajer menjadi pelatih dan penasehat yang baik bagi
bawahannya, menciptakan program pelatihan dan pengembangan yang efektif baik bagi karyawan baru (orientasi) maupun yang sudah
ada (pengembangan keterampilan), terlibat dalam program pelatihan dan pengembangan tersebut, memperkirakan kebutuhan
perusahaan akan program pelati han dan pengembangan, serta mengevaluasi efektifitas progam pelatihan dan pengembangan.
Tanggung jawab departemen sumber daya manusia dalam hal ini juga menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja Tanggung
jawab ini membantu restrukturisasi perusahaan dan memberikan solusi terhadap konflik yang terjadi dalam perusahaan.
5.   Employee Relations
Dalam perusahaan yang memiliki serikat pekeja, departemen sumber daya manusia berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan
mengurus masalah persetujuan dengan pihak serikat pekerja. Membantu perusahaan menghadapi serikat pekerja merupakan tanggung
jawab departemen sumber daya manusia. Setelah persetujuan disepakati, departemen sumber daya manusia membantu para manajer
tentang bagaimana mengurus persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang lebih banyak. Tanggung jawab utama departernen
sumber daya manusia adalah untuk menghindari praktek-praktek yang tidak sehat (misalnya : mogok kerja, demonstrasi). Dalam
perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja, departemen sumber daya manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan karyawan.
Secara umum, para karyawan tidak bergabung dengan serikat kerja jika gaji mereka cukup memadai dan mereka percaya bahwa pihak
perusahaan bertanggung jawab terhadap kebutuhan mereka. Departemen sumber daya manusia dalam hal ini perlu memastikan apakah
para karyawan diperlakukan secara baik dan apakah ada cara yang baik dan jelas untuk mengatasi keluhan. Setiap perusahaan, baik
yang memiliki serikat pekerja atau tidak, memerlukan suatu cara yang tegas untuk meningkatkan kedisiplinan serta mengatasi keluhan
dalam upaya mengatasi permasalahan dan melindungi tenaga kerja.
6.      Safety and Health
Setiap perusahaan wajib untuk memiliki dan melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi kejadian yang tidak
diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat. Tenaga kerja perlu diingatkan secara terus menerus tentang pentingnya keselamatan
kerja Suatu program keselamatan kerja yang efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja
secara umum. Departemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab utama untuk mengadakan pelatihan tentang
keselamatan kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan tenaga kerja, dan melaporkan adanya kecelakaan
kerja.
7.      Personnel Research
Dalam usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahan, departemen sumber daya manusia melakukan analisis terhadap
masalah individu dan perusahaan serta membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen sumber
daya manusia adalah penyebab terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan seleksi
yang baik, dan penyebab ketidakpuasan tenaga kerja.
2.4 Kegiatan Utama Sumber Daya Manusia
SDM mendukung area fungsional lain dengan membantu mendapatkan personil baru, mempersiapkan personil untuk melakukan
tugasnya, dan menangani semua pencatatan yang berhubungan dengan pegawai dan mantan pegawai. Dalam memenuhi tanggung
jawabnya, SDM melaksanakan empat kegiatan utama yaitu:
1.      Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring).
Sumber daya manusia membantu menerima pegawai baru ke dalam perusahaan. Sumber daya manusia selalu mengikuti
perkembangan terakhir dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati manajemen untuk
menentukan kebijakan yang sesuai.
Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar
perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya
manusia. Merekrut pegawai adalah pekerjaan klasik yang sudah ada dan dilakukan baik untuk keperluan pribadi atau keluarga maupun
perusahaan. Pekerjaan ini memang dapat dilakukan begitu saja tanpa ilmu manajemen tertentu, hanya berdasarkan intuisi apakah
seseorang yang akan direkrut baik atau tidak attitudenya dan cocok atau tidak dengan jenis pekerjaannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar rekrutmen tersebut menjadi efektif, yaitu:
- Posisi atau jabatan yang diperlukan untuk diisi, apakah untuk level managerial atau untuk level staf
- Sebutkan gender yang diinginkan termasuk juga statusnya
- Rentang usia biasanya terkait erat dengan pengalaman kerja dan tingkah laku
- Pengalaman yang dibutuhkan oleh perusahaan dari calon karyawan yang berpengaruh pada keahlian, kemampuan, dan pengetahuan.
- Perhatikan riwayat pengalaman kerja calon karyawan, sesuai dengan bidang usaha yang kita inginkan - Penampilan juga turut
menentukan
- Tempat tinggal calon karyawan dari kantor kita.
Seleksi dan rekrutmen bertanggung jawab untuk menjawab kebutuhan pegawai melalui penerimaan pegawai hingga penempatan para
pegawai baru tersebut di posisi- posisi yang tepat. Sedangkan penerimaan adalah proses menerima sejumlah orang sebagai pegawai
setelah melalui proses seleksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2.      Pendidikan dan Pelatihan.
Selama periode kepegawaian seseorang, sumber daya manusia dapat mengatur berbagai program pendidikan dan pelatihan yang
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja pegawai. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan
memiliki fungsi untuk menjaga kualitas sumber daya manusia dalam organisasi melalui berbagai aktivitas pelatihan, pendidikan dan
pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja. Aktivitas ini dapat dilakukan secara internal maupun
eksternal.
Pendidikan dan pelatihan digunakan untuk :
- Mendapatkan kualitas dan kuantitas pegawai yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
- Memberikan informasi kepada pegawai sehingga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan.
- Memberikan pengertian tentang kewajiban dan tanggung jawab dari suatu jabatan dan tentang tugas-tugas yang terkandung dalam
tiap jabatan, serta bagaimana melaksanakan tugas tersebut. Agar menyediakan Pelatihan yang baik untuk karyawan yang
berpendidikan tinggi dan untuk karyawan yang berpendidikan rendah maka perusahaan harus memberikan suatu fasilitas. Hal ini
dilakukan agar karyawan yang berpendidikan rendah dapat memperoleh pendidikan tinggi dan karyawan yang berpendidikan tinggi
dapat lebih meningkatkan kemampuannya.
3.      Manajemen Data.
Manajemen data adalah suatu kegiatan pengolahan data yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data tersebut
sehingga data tersebut dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi semua yang
membutuhkan. Sumber daya manusia menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data tersebut untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
4.      Penghentian dan Admistrasi Tunjangan.
Tunjangan Kegiatan penghentian berfungsi untuk mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja dalam organisasi yang
disebabkan karena banyak hal seperti habisnya masa kontrak, pensiun, meninggal, atau karena suatu kesalahan yang menyebabkan
seorang pegawai harus diberhentikan. Sedangkan administrasi tunjangan suatu kegiatan di dalam perusahaan yang bertugas untuk
mengelola tunjangan-tunjangan yang harus diberikan kepada pegawai yang masih bekerja maupun pagawai yang sudah
pensiun. Selama seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, sumber daya
manusia mengurus program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai yang berhak.
2.5 Tahap-Tahap Pengembangan Sistem Sumber Daya Manusia (SISDM)
 Tahap-tahap proses desain pengembangan SISDM dapat dirinci sebagai berikut :
a.     Usulan kepada manajemen tahap pengusulan berkenan dengan masalah-masalah umum yang di hadapi organisasi dan di arahkan
pada suatu keputusan untuk menyelidiki lebih lanjut. Pada tahap ini, konsep pengembangan SISDM diajukan, dan oleh karena itu
berbagai parameter sistem secara keseluruhan dan analisis biaya/manfaat besar perlu di uraikan. Masalah-masalah kebijakan biasanya
dibahas, dan dampak sistem terhadap dinamika organisasi dinyatakan. Tahap ini diakhiri dengan saran-saran untuk manajemen bahwa
analisis kebutuhan perlu dilakukan.
b.     Analisis Kebutuhan
 Tahap ini diarahkan untuk merinci lebih lanjut masalah-masalah umum yang dinyatakan dalam tahap usulan menjadi beberapa
sasaran dan spesifikasi pemakai. tujuan utama tahap ini adalah menemukan masalah-masalah sesungguhnya dan mengembangkan
berbagai metode dan strategi untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Analisis kebutuhan mencakup analisis biaya dan
manfaat secara lebih rinci, alternatif-alternatif dalam pengembangan, berbagai masukan keluaran sistem. “trade offs” dalam
pengembangan berbagai pilihan yang mungkin dibahas, dan atas dasar informasi ini manajemen kemudian dapat menentukan apakah
proyek dapat dilanjutkan atau memerlikan perubahan-perubahan atau tidak dilanjutkan.
c.       Spesifikasi Sistem
Tahap ini memerlukan isi sistem yang sebenarnya dari sudut pandang pemakai. Berbagai fungsi dasar sistem dijelaskan serinci
mungkin untuk menentukan urutan kegiatan pemerosesan. Semua produk akhir sistem dan semua masukan yang diperlukan diuraikan.
Semua fungsi manual yang disyaratkan ditentukan. Tingkat akurasi dan jangka waktu yang harus dipenuhi system dijabarkan oleh
para pemakai. Semua ukuran pengawasan, kerahasiaan dan keamanan juga harus ditetapakan. Dalam tahap ini, para pemakai
menguraikan berbagai kebutuhan dan keinginan mereka, dan sasaran-sasaran sistem diterjemahkan menjadi dua bentuk keluaran,
laporan dan analisis. Jadi, tahap ini menguraikan apa yang akan dilakukan SISDM dan bagaimana system akan diopersi.
d.      Desain Sistem
Dalam tahap desain ini, keseluruhan dirinci secara spesifik agar semua fungsi dapat diperiksa dan semuaprogram dapat
disebutkan perancang system menentukan bagaimana SISDM akan mencapai sasaran-sasaran yang dirumuskan dalam tahap
spesifikasi. Program-program computer dirancang, dan semua konfigurasi perangkat keras (hardwere) dan lunak (softwere)
ditentukan. Di samping itu, hubungan antara fungsi-fungsi manusia dan mesin dijelaskan, dan dokumentasi pemakai dan program-
program latihan yang sesuai diidentifikasi dan bahan-bahan latihan disusun.
e.      Pengembangan sistem
Program-program komputer dibuat dalam tahap ini fungsi-fungsi manusia juga dijabarkan dalam bentuk diskripsi dan spesifikasi
pekerjaan. Semua bagian sistem diuji dengan data yang disuplai dari pemakai. Berbagai program latihan dikembangkan, dan
percobaan-percobaan dilaksanakan dalam situasi-situasi uji semu (dummy test) maupun dengan data sesungguhnya.
f.        Instalasi Dan Konversi
Setelah pengujian dilingkungan “laboratorium” berhasil, SISDM dipasang dilingkungan organisasi pemakai da diuji lagi, sebelum
perobaa dilakukan, dengan menggunakan data semu. Keseluruhan SISDM kemudian dicoba dengan menggunakan data sesungguhnya,
dan para pemakai dilatih tenang cara pengoperasian sistem. Penyesuaian-penyesuaian dilakukan, dan bila sistem berjalan baik, sistem
lama bias dihentikan.
g. Evaluasi
Kerja SISDM, baru diukur dengan sasran-sasran yang telah ditetapkan pada tahap-tahap awal. Biaya-biaya penjalanan sistem, akurasi
dan ketepatan laporan, serta berbagai krakteristik operasional lainnya dievaluasi dan dilaporkan kembali kepada manajemen. Bila
perlu, berbagai penggantian dan perubahan (modifikasi) dapat dilakukan untuk memperbaiki kerja sistem.
Tiap perusahaan pasti memiliki sistem untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia,
mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai. Sistem ini dinamakan sistem manajemen
sumber daya manusia (human resource information system) atau HRIS. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS)
merupakan sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi
informasi. Sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke
dalam aktifitas-aktifitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-
langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP).
2.6 Sumber Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
 Sumber Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Membentuk sistem informasi sumber daya manusia yang komprehensif,
memerlukan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Formulir-formulir khusus dan kuisioner - kuisioner dapat dibuat untuk
mengumpulkan informasi bagi keperluan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia, diungkapkan oleh Henry Simamora (1997 :94) di
dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia.
 Sumber-sumber informasi dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut :
         Blangko-Blangko Lamaran
Blangko lamaran harus dirancang sebagai guna mengumpulkan informasi yang dibutuh-kan untuk Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia. Informasi ini mencakup tingkat pendidikan, keahlian, dan data biografis lainnya yang relevan. Setelah si calon diseleksi,
diminta menyelesaikan blanko kedua yang meminta informasi yang lebih rinci untuk keperluan Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia.
         Evaluasi-evaluasi penting
Informasi penting harus dimutahirkan secara periodik meliputi keahlian . Keahlian dan bakat karyawan, tingkat kinerja saat ini
dan potensipertumbuhannya. Organisasi memerlukan informasi yang sahih untuk membuat keputusan-keputusan perencanaan jangka
panjang me-nyangkut individu-individu yang memiliki potensi promosi
         Maklumat-maklumat perubahan personalia
Organisasi telah mengembangkan blanko sederhana yang disebut maklumat perubahan personalia (personal change notice),
dimana penyedia diminta melengkapi dan mengirimkan ke bagian sumber daya manusia.
         Tindakan-tindakan pendisiplinan
Informasi yang bersangkut paut tindakan disipliner formal juga diperlukan dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia.
Beberapa organisasi menggunakan formulir khusus untuk me-laporkan informasi ini kepada bagian sumber daya manusia.
         Daftar gaji
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia kadang-kadang berisi riwayat gajisetiap karyawan, termasuk gaji dasar, persentase
kenaikan setiap tahun dan setiap bonus serta penghargaan khusus yang telah diberikan. Informasi ini dapat menjadi bagian dari data
yang disediakan melalui formulir evaluasi kerja.
2.7 Komponen Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
 Ada tiga komponen fungsional dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh Henry Simamora dalam
bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia adalah :
a.      Fungsi Masukan
Yaitu memberikan kemampuan untuk memasukan informasi personalia kedalam Sistem Sumber Daya Manusia, fungsi ini
mengumpulkan data seperti siapa yang mengumpulkan data, kapan, dan bagaimana data diproses. Masukan-masukan dari Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia serupa dengan sistem manual, informasi karyawan, kebijakan-kebijakan dan prosedur sumber daya
manusia dan informasi yang berkaitan dengan personalia lainnya harus dimasukan ke dalam sistem agar dapat digunakan. Informasi
ini biasanya dimasukan dari dokumen-dokumen (seperti formulir lamaran) ke dalam komputer pribadi yang dihubungkan dengan
komputer besar (mainframe computer). Informasi dapat diketik, dibaca secara digital atau dipindah (scanned) dari dokumen-dokumen
dimasukan kedalam sistem dari komputer-komputerlainnya atau diambil dari mesin-mesin lainnya yang dihubungkan dengankomputer
(misalnya mesin absensi yang dihubungkan langsung dengan komputer).
b.      Fungsi Pemrosesan
Sistem data dimasukan ke dalam sistem informasi, fungsi pemeliharaan databaru (data maintenance function) akan
memperbaharui dan menambahkan data baru ke dalam basis data yang ada. Dalam sistem yang tidak terkomputerisasi, karyawan
melakukan hal ini dengan tangan, mereka mengarsipkan dokumen dokumen kertas dan membuat masukan-masukan data ke dalam
arsip ± arsip. Sistem yang terkomputerisasi melakukan fungsi ini secara akurat dan cepat.
c.       Fungsi Keluaran
Merupakan fungsi yang paling terlihat dari sebuah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia.Untuk menghasilkan fungsi keluaran
yang bernilai bagi pemakai-pemakai komputer, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia harus memproses keluaran tersebut, membuat
kalkulasi-kalkulasi yang diperlukan dan setelah itu memformat persentasinya dengan cara yang dapat dimengerti oleh para pemakai.
Sistem yang tidak terkomputerisasi melakukan hal ini secara manual, menyusun statistik-statistik dan mengetik laporan-laporan.
Sistem yang terkomputerisasi melakukan hal ini dengan menggunakan program-program yang canggih.
2.8 Model Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (Human Resources Information System-HRIS)

Model HRIS dapat dilihat dari Input, Process dan Output.


Ø  INPUT HRIS terdiri atas 3 subsistem yaitu :
1.      SIA (Sistem Informasi Akuntansi). SIA menyediakan data akuntansi bagi HRIS sehingga database berisi gambaran yang lengkap
dari sumber daya personil bail keuangan maupun non keuangan.
2.      Penelitian Sumber Daya Manusia. Bergungsi untuk mengumpulkan data melalui proyek penelitian khusus. Contoh: Penelitian
Suksesi (succession Study), Analisis dan Evaluasi Jabatan (Job Analysis and Evaluation), Penelitian Keluhan (Grievance Studies).
3.      Intelijen Sumber Daya Manusia. Berfungsi mengumpulkan data yang berhubungan dengan sumber daya manusia dari
lingkungan perusahaan yang meliputi:
·Intelijen Pemerintah. Pemerintah menyediakan data dan informasi yang membantu perusahaan mengikuti berbagai peraturan
ketenagakerjaan.
·Intelijen Pemasok. Pemasok mencakup perusahaan seperti perusahaan asuransi, yang memberikan tunjangan pegawai, dan lembaga
penempatan lulusan universitas serta agen tenaga kerja yang berfungsi sebagai sumber pegawai baru. Para pemasok ini menyediakan
data dan informasi yang memungkinkan perusahaan melaksanakan fungsi perekrutan dan peneriamaan.
·Intelijen Serikat Pekerja. Serikat pekerja memberikan data dan informasi yang digunakan dalam mengatur kontrak kerja antara
serikat pekerja dan perusahaan.
·Intelijen Masyarakat Global. Masyarakat global menyediakan imnformasi yang menjelaskan sumber daya lokal seperti perumahan,
pendidikan, dan rekreasi. Informasi ini digunakan untuk merekrut pegawai dalam skala lokal, nasional dan internasional, dan untuk
mengintegrasikan pegawai yang ada ke dalam komunitas lokalnya.
·Intelijen Masyarakat Keuangan. Masyarakat keuangan memberikan data dan informasi ekonomi yang digunakan dalam
perncanaan personil.
·Intelijen Pesaing. Dalam industri tertentu yang memerlukan pengetahuan dan keahlian yang sangat khusus, seperti industri
komputer, sering terjadi perpindahan pegawai dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Beberapa perusahaan memandang pesaing
mereka sebagai sumber pegawai baru yang baik, dan mengumpulkan informasi mengenai praktek personalia pesaing, dan mungkin
informasi perorangan yang berpotensi untuk direkrut.
Kemudian dari model subsistem input HRIS dimasukkan ke dalam suatu database yang telah dirancang oleh perusahaan tersebut.
Database HRIS bukan hanya data mengenai pegawai tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi dilingkungan perusahaan yang
mempengaruhi arus personil.
  OUTPUT HRIS terdiri atas 6 subsistem yaitu :
1.      Subsistem Perencanaan Kerja    
Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer atas untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan
jangka panjang. Informasi ini meliputi informasi untuk analisis perputaran tenaga kerja (turnover), anggaran biaya tenaga kerja dan
perencanaan tenaga kerja itu sendiri.
2.      Subsistem Perekrutan
Merupakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengadaan tenaga kerja secara eksternal maupun internal. Informasi-
informasi ini diantaranya adalah informasi pasar tenaga kerja, penjadwalan wawamcara, perekrutan dan analisis rekruitmen.
3.      Subsistem Manajemen Angkatan Kerja
Merupakan informasi–informasi yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya manusia di dalam organisasi. Informasi–
informasi ini meliputi informasi pelatihan, penilaian atau evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir, realokasi jabatan, suksesi, dan
kedisiplinan.
4.      Subsistem Tunjangan
Merupakan informasi tentang penggajian dan kompensasinya yang meliputi kehadiran dan jam kerja, perhitungan gaji dan bonus,
analisis kompensasi dan perencanaan kompensasi.
5.      Subsistem Benefit
Meliputi benefit yang diterima oleh karyawan. Benefit berbeda dengan kompensasi. Kompensasi lebih ke insentif yang
dihubungkan dengan kinerja karyawannya, sedang benefit lebih ke manfaat tambahan yang diterima karyawan sepeti dana pensiun.
6.      Subsistem Pelapor Lingkungan
Informasi–informasi ini berhubungan dengan keluhan – keluhan, kecelakaan selam kerja, kesehatan karyawan dan lingkungan
kerjanya.
2.9 Proses Dalam Pengolahan Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia tidak terjadi pada lingkungan yang statis, tapi pada lingkungan yang selalu berubah. Karena itu
proses pengolahan sumber daya manusia di perusahaan tidak pernah berenti demi mendapatkan sumber daya yang sesuai dengan
waktu dan tugas yang ahrus dipikulnya. Beberapa proses yang dilakukan dalam mengolah sumber daya manusia adalah
1.      Perencanaan SDM, aktivitas ini dimaksudkan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang selalu sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap infomasi yang berkaitan dengan SDM yang ada diperusahaan saat ini
seperti;
a.       Informasi keahlian yang dimiliki dan yang diperlukan, lowongan pekerjaan yang ada dan rencana penambahan atau
pengurangan karyawan dibagian tertentu
b.      Informasi tentang lingkungan seperti informasi tentang pasar tenaga kerja.
Dalam pelaksanaan sumber daya manusia ada 2 aspek yang harus dipertimbangkan, seperti;
a)      Kebutuhan SDM dimasa mendatang dengan menetukan berapa jumlah, jenis dan tingkat keahlian SDM yang diperlukan.
b)      Keseimbangan SDM dimasa mendatang dengan membandingkan kebutuhan SDM dimasa mendatang dengan jumlah karyawan
saat ini yang diperkirakan tetap bergabung dengan organisasi.
c)       Penerimaan atau pemutusan hubungan kerja berdasarkan kondisi SDM saat ini dan kebutuhan dimasa datang.
d)      Pengembangan SDM yang dimaksudkan untuk menjamin terpenuhnya kebutuhan organisasi akan karyawan yang memiliki
kemapuan dan penglaman yang sesuai.
2.      Penerimaan, aktivitas ini berkaitan dengan masalah pengadaan SDM yang sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan.
Pencarian SDM biasanya dilakukan melalui Koran, internet, penyalur tenaga kerja, dari mulut kemulut dan mencari kekapus-kampus.
3.      Pemilihan, aktivitas ini dilakukan dengan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari formulir pendataran atau lamaran yang
diterima, interview, berbagai macam tes, seperti tes iQ dan EQ dan lain bentuk informasi yang dianggap perlu oleh manajemen SDM
dalam penyeleksian untuk mendapatkan SDM yang sesuai denga rencana yang telah ditentukan.
4.      Sosialisasi, aktivitas ini dilakukan untuk membantu SDM yang baru diterima agar secara harus dapat beradaptasi dengan
lingkungan intern organisasi. SDM baru tersebut diperkenalkan dengan rekan-rekan barunya serta tanggung jawab yang diembannya.
5.      Pelatihan dan pengembangan, aktivitas pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja SDM saat ini agar mampu
melaksanakan tugas yang diberikannya secara efektif dan efisien, sedangkan program pengembanganya dimaksudkan untuk
mempromosikan SDM tersebut.
6.      Penilaian kerja, aktivitas ini dilakukan dengan mambandingkan antara kinerja secara individu/organisasi/sub organisasi dengan
standar yang telah ditentukan.
7.      Promosi, mutasi, penurunan pangkat, pemecatan, aktivitas ini mencerminkan nilai SDM tertentu bagi organisasi perusahaan.
SDM yang menunjukan kinerja yang baik akan dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi atau ditingkatkan keahliannya sedangkan
SDM yang memiliki kinerja rendah akan diturunkan pangkatnya, dipindahkan ke posisi yang kurang penting atau dipecat.
2.10 HRD (Human Resource Department)
HRD atau yang sering dipanjangkan menjadi Human Resources Department, bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber
daya manusia dalam sebuah organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya manusia yang ideal dalam sebuah organisasi memiliki 8
aspek/pilar, yaitu dimulai dari :
1.      Seleksi dan Rekrutmen
Seleksi dan rekrutmen bertanggung jawab untuk menjawab kebutuhan pegawai melalui penerimaan pegawai hingga penempatan
para pegawai baru tersebut di posisi-posisi yang tepat. Metode seleksi biasanya sangat bervariasi, mulai dari psiko test, interview, skill
test, referensi maupun assessment center.
2.      Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)
Training (pelatihan) dan development memiliki fungsi yang menjaga kualitas sumber daya manusia dalam organisasi melalui
berbagai aktivitas pelatihan, pendidikan dan pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja.
3.      Compensation and Benefit (Compensation and Benefit)
Compensation and Benefit Penilaian kinerja merupakan upaya monitoring kesenjangan antara standard kinerja yang diharapkan
dengan aktual kinerja yang ditunjukkan. Pilar performance management bertanggung jawab untuk merancang sistem hingga
implementasi penilaian kinerja para pegawai hingga laras dengan objective yang harus dicapai oleh organisasi.
4.      Manajemen Kinerja (Performance Management)
Manajemen kinerja ini bertujuan mengatur satuan tugas agar selalu dijadikan acuan dalam melaksanakan tugasnya.
5.      Perencanaan Karir (Career Planning)
Career Planning bertanggung jawab atas pengelolaan, perencanaan dan jenjang karir bagi seluruh anggota organisasi. Fungsi ini
menjawab setiap pegawai memiliki jalur karir menurut tugas, tanggung jawab, dan kompetensi yang ia miliki. Mengacu kepada
kondisi jangka panjang, karir setiap pegawai akan ditentukan oleh kelompok kerja di mana masing-masing pegawai bekerja (vertical
path), namun dengan mempertimbangkan besarnya organisasi masing-masing, penyeberangan karir dari setiap kelompok tidak dapat
dihindarkan (cross functhin career path) atau bahkan berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya (horizontal carreer path). 
6.      Hubungan Karyawan (Employee Relations),
Employee Relation Management biasanya juga berfungsi sebagai internal PR bagi setiap kebutuhan pegawai terhadap informasi,
kebijakan dan peraturan perusahaan. Fungsi ini juga penting untuk menggali input-input dari pegawai mengenai berbagai aspek dalam
organisasi.
7.      Separation Management
Separation Management adalah fungsi yang mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja dalam organisasi bayak yang
disebabkan karena normal separation (pensiun, habisnya masa kontrak, atau meninggal), forced separation (indisipliner, dll), atau
early retirement (pensiun sebelum masanya). 
8.      Personnel Administration and HRIS
Personnel Administration yang biasa dikenal dengan Personalia atau Kepegawaian adalah fungsi yang mendukung terlaksananya
fungsi HR yang lain. Secara umum fungsi ini bertanggung jawab terhadap Employee Database, Payroll dan pembayaran benefit
lainnya, pinjaman karyawan, absensi, pencatatan cuti tahunan.
Masing-masing aspek inilah yang akan menopang kinerja fungsi HR dalam organisasi untuk dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas untuk menjawab kebutuhan bisnis dalam organisasi.
SISTEM INFORMASI KEUANGAN
2.1 Definisi Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang memberikan informasi kepada orang atau
kelompok baik didalam instansi/lembaga maupun diluar instansi/lembaga mengenai masalah keuangan instansi/lembaga.
Informasi yang diberikan disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari
sistem pakar dan komunikasi elektronik.
2.2 Fungsi Dan Tujuan Sistem Informasi Keuangan
Adapun fungsi dari Sistem Informasi Keuangan, yaitu :
1. Untuk menentukan hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan, yang meliputi :
a. Adanya pemisahan keterangan jumlah barang dan uang dari catatan-catatan perusahaan
b. Membuat laporan untuk pemimpin
2. Untuk dapat mengikuti jalannya harta dan hutang perusahaan. Didalam fungsi ini meliputi pemeliharaan terhadap
bermacam-macam buku dan rekening seperti kas, rekening-rekening milik dan lain-lain.
3. Untuk mempermudah perencanaan kegiatan-kegiatan perusahaan, tindak lanjut dari pelaksaan dan perbaikan dari
rencana-rencana.
Pada dasarnya, penyusunan Sistem Informasi Keuangan suatu perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang harus
dipertimbangkan baik-baik, yaitu :
1. Sistem Informasi Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip cepat, yaitu bahwa SAK harus mampu menyediakan
data yang diperlukan tepat pada waktunya dan dapat memenuhi kebutuhan.
2. Sistem Informasi Keuangan yang disusun itu garus mempunyai prinsip aman, yang berarti bahwa Sistem Informasi
Keuangan harus membantu menjaga harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan
maka Sistem Informasi Akuntansi Keuangan harus disusun dengan pertimbangan pengawas-pengawas intern.
3. Sistem Informasi Keuangan yang disusun harus mempunyai prinsip murah, yang berarti bahwa biaya untuk
menyelenggarakan Sistem Informasi Keuangan ini harus dapat ditekankan sehingga relatif tidak mahal.

2.3 Model Sistem Informasi Keuangan

Model Sistem Informasi Keuangan terbagi menjadi dua bagian, yaitu :


1. Subsistem Input
Ada tiga subsistem input, yaitu Subsistem Informasi Akuntansi, Subsistem Audit Internal dan Subsistem Inteligensi
Keuangan.
a. Subsistem Informasi Akuntansi
i. Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi bertugas menyediakan data akuntansi yang berupa catatan mengenai segala sesuatu
yang terjadi dalam instansi/lembaga.
Data akuntansi menyediakan catatan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi
dalam instansi/lembaga. Catatan dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, memprediksi kapan terjadinya,
siapa yang terlibat dan berapa banyak uang yang akan keluar. Data ini dapat dianalisis dalam berbagai cara untuk memenuhi
sebagian kebutuhan informasi manajemen.
ii. Tujuan
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record pemisahan yang up to date.
iii. Tugas Pokok
Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok, yaitu pengumpulan data, pengubahan data, penyimpanan data dan
pembuatan dokumen.
iv. Sifat Pemrosesan Data
Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standar, memberikan data yang
lengkap, utamanya mempunyai fokus historis dan memberikan informasi pemecahan masalah minimal.
b. Subsistem Audit Internal
i. Pengetian
Auditor adalah orang bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji kebenarannya. Auditor intemal adalah
pekerja dalam instansi atau lembaga, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan perancangan dan evaluasi sistem informasi
konseptual seluruh instansi/lembaga.
Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa
mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi instansi/lembaga.
ii. Jenis Auditor
Auditor dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Auditor eksternal, auditor yang bekerja untuk kantor akuntansi publik, biasanya terdapat pada instansi atau lembaga
kecil.
2. Auditor internal, auditor yang dimiliki sendiri oleh instansi/lembaga. Biasanya pada instansi/lembaga besar mempunyai
staff ini sendiri.
iii. Jenis-jenis Audit Internal
1. Auditor keuangan. Menguji akurasi catatan keuangan instansi/lembaga. Audit keuangan melakukan verifikasi terhadap
kekurangan record instansi/lembaga dan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor
internal juga melakukan audit keuangan khusus terpisah dari yang dilakukan oleh auditor eksternal atau dapat bekerja
sama dengan audit eksternal.
2. Audit Operasional. Bertugas memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk memverifikasi
keakuratan record, namun untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat
konseptual, bukannya fisik dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis
sistem selama tahap analis dari siklus hidup sistem.
3. Audit Kesesuaian. Bertugas memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian merupakan lanjutan dari
kegiatan audit operasianal. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur di instansi/lembaga akan terus
berjalan dengan baik. Audit persetujuan adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa audit persetujuan bersifat
keluar.
4. Rancangan sistem pengendalian Internal. Rancangan sistem pengendalian Internal merupakan rencana untuk
pelaksanaan audit-audit agar berjalan lebih baik. Auditor internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem.
Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang telah ada. Namun, tak heran
kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan masukan
terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan
sistem pada waktu sistem itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu
perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa auditor intemal dapat menyumbangkan
keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem tersebut.
iv. Sifat Pekerjaan Auditor Internal
1. Obyektivitas. Pentingnya Obyektivitas, seperti halnya auditor eksternal, unsur yang berbeda dari pekeja lainnya yang
harus dimiliki oleh auditor internal adalah obyektivitas. Evaluasi dan saran yang diberikannya adalah untuk mengoreksi
sistem orang lain, tidak pernah untuk sistemnya sendiri. Oleh karena itu, ha1 ini akan menjadi sangat gawat bila situasi
untuk mengoreksi sistemnya sendiri ini terjadi. Agar audit internal selalu dapat menjaga keobyektivitasannya, ia tidak
disertakan untuk bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu dalam pengembangannya. Ia hanya bekerja dalam
kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia membuat rekomendasi atau saran kepada manajemen dan membuat keputusan
manajemen mengenai apakah mengimplementasikan rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor internal
melakukan pekerjaannya persis sama dengan analis sistem.
2. Independen
v. Pengetahuan dan Keahlian Auditor Internal
1. Pendidikan
2. Kemampuan khusus
3. pengalaman
c. Subsistem Inteligensi Keuangan
Subsistem Intelijen Keuangan bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi modal tambahan dan investasi
terbaik bagi kelebihan dana.
Subsistem Intelijen Keuangan digunakan untuk mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik modal tambahan dan
investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari dua pihak, yakni Pemegang saham dan masyarakat keuangan.
Subsistem Inteligensi Keuangan mengumpulkan data dari masyarakat keuangan, yaitu bank, agen pemerintah, pasar
pengaman dan sebagainya. Subsistem ini memonitor denyut nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada
eksekutif instansi/lembaga dan analis keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi kondisi instansi/lembaga. Dalam
beberapa tahun yang lalu, lingkungan yang dimonitor subsistem ini telah meluas dari lingkup nasional menjadi internasional.
2. Subsistem Output
Ada tiga subsistem output, yaitu Subsistem Peramalan, Subsistem Manajemen Dana dan Subsistem Pengendalian.
a. Subsistem Peramalan
i. Pengertian
Subsistem Peramalan bertugas memproyeksikan aktivitas instansi/lembaga untuk jangka waktu sampai sepuluh
tahun atau lebih. Aktivitas tahun yang akan datang terutama dipengangaruhi oleh permintaan pasar dan hambatan internal,
seperti besarnya kapasitas produksi dan keuangan yang ada. Bila jangka waktu peramalan tersebut diperpanjang, maka
pengaruh lingkungan meningkat. Perubahan kebutuhan konsumen harus diantisipasi, seperti halnya mengantisipasi iklim
ekonomi. Model peramalan telah dikembangkan, yang meliputi data internal dan lingkungan. Data ini akan memberikan
dasar bagi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Model ini berfungsi sebagai alat DSS untuk memecahkan
masalah yang menjadi kurang terstruktur karena adanya perpanjangan jangka waktu perencanaan. Sistem Peramalan,
merupakan salah satu kegiatan matematis tertua dalam bisnis.
Ada berbagai macam teknik peramalan yang dapat digunakan untuk melihat masa depan. Instansi/lembaga biasanya
akan menggunakan kombinasi dari beberapa teknik, dengan mencari prediksi masa depan yang paling baik.
Sebagian besar teknik tersebut bersifat informal dan sangat tergantung pada pengetahuan, pertimbangan dan intuisi
manajer. Teknik yang lain menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif telah lama digunakan untuk peramalan
sebelum ia diterapkan untuk bidang lain dalam operasi instansi/lembaga.
ii. Fakta Dasar Peramalan
Sebelum kita membahas cara melakukan peramalan, kita harus mengetahui bahwa :
1. Semua peramalan merupakan proyeksi dari masa lalu
Dasar terbaik untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang adalah dengan melihat apa yang telah terjadi
di masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti pendekatan atau cara ini. Inilah mengapa data akuntansi begitu
penting untuk peramalan yaitu ia memberikan dasar historis.
2. Semua peramalan adalah keputusan semi terstruktur
Keputusan peramalan adalah contoh jenis semi terstruktur yang tepat, yang diberikan oleh DSS. Keputusan
didasarkan pada beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa variabel yang tak dapat diukur.
3. Tidak ada peramalan yang sempurna
Paket peramalan mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan memberikan keakuratan prediksi 100%.
Karena manajer mengetahui akan sifat peramalan ini, ia banyak menggunakan pertimbangannya dalam menggunakan
output untuk dasar perencanaan masa yang akan datang.
i. Jenis-jenis Peramalan
1. Peramalan jangka panjang
2. Peramalan jangka pendek
ii. Metode Peramalan
1. Metode Kuantitatif
Bagian keputusan terstruktur dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang berjangkauan dari yang paling
sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu teknik yang tetap populer selama dua puluh lima tahun atau lebih
adalah regresi. Ia melibatkan hubungan aktivitas yang menjadi ramalan, seperti penjualan, dengan beberapa aktivitas
lainnya, seperti jumlah tenaga penjual.
2. Metode Non Kuantitatif
Pendekatan non-kuantitatif tidak melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan penalaran, seperti, "Kami
menjual dua ribu unit pada tahun la1u dan kami harus dapat meningkatkan penjualan tersebut. Maka, saya pikir kami
akan menjual dua ribu lima ratus pada tahun yang akan datang." Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar
atau bahkan tidak sama sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari pengalaman penglihatan bisnis yang telah
bertahun-tahun. Banyak manajer yang dapat melakukan pendekatan non-kuantitatif ini dengan sangat baik.
Beberapa instansi/lembaga telah menetapkan sistem formal yang mencakup metode kuantitatif. Ada tiga metode,
yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik :
a. Tehnik Konsensus Panel
Teknik konsensus panel terdiri atas kelompok ahli yang secara terbuka membahas faktor yang berhubungan
dengan masa depan dan melakukan sebuah proyeksi yang didasarkan pada input kombinasi.
b. Metode Delphi
Metode Delphi melibatkan sekelompok ahli yang tidak bertemu secara perorangan, namun mereka memberikan
respon kepada serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang koordinator. Setiap putaran kuesener
menggabungkan input dari putaran sebelumnya. Dengan demikian, sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
c. Rapat elektronik
Rapat elektronik dilakukan para ahli membahas faktor-faktor penunjang masa depan menggunakan bantuan
berupa alat elektronik.
b. Subsistem Manajemen Dana
i. Pengertian
Subsistem Manajemen Dana bertugas mengatur/mengelola arus uang. Subsistem manajemen dana menggunakan
proyeksi aktivitas instansi/lembaga untuk menentukan arus uang masuk dan keluar instansi/lembaga. Manajer dapat
mensimulasi beberapa strategi yang dirancang untuk mencapai keseimbangan yang terbaik mengenai arus masuk dan arus
keluar selama jangka waktu yang akan datang, misalnya tahun yang akan datang, misalnya tahun yang akan datang.
Arus yang seimbang mengurangi kebutuhan yang tidak penting mengenai modal operasi pinjaman yang tidak
diperlukan dan meningkatkan perolehan kembali dana surplus yang diinvestasikan. Model cash flow dapat dibuat dengan
menggunakan bahasa prosedur, bahasa pemodelan, bahasa generasi keempat atau menggunakan spreadsheet elektronik. Ini
merupakan bidang yang cocok untuk penerapan expert system.
Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan menggambarkan arus uang dalam instansi/lembaga. Subsistem
manajemen dana adalah bagian dari sistem informasi keuangan yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada arus
tersebut.
ii. Tujuan
1. Memastikan bahwa arus uang yang masuk melalui pendapatan lebih besar dari arus uang yang keluar melalui biaya.
2. Memastikan bahwa keadaan ini akan stabil sepanjang tahun.
c. Subsistem Pengendalian
i. Pengertian
Penggunaan dana yang ada dikendalikan oleh subsistem pengendalian. Subsistem ini terutama terdiri atas program
yang menggunakan data yang dikumpulkan oleh subsistem pemrosesan data, guna untuk menghasilkan laporan yang
menunjukkan bagaimana uang tersebut digunakan. Laporan tersebut biasanya membandingkan penampilan keuangan yang
sebenarnya dengan anggaran. Sementara bisnis lebih menjadi kompetitif dan biaya operasi meningkat, maka dibutuhkan
penampilan anggaran yang baik. Subsistem pengontrolan memungkinkan manajer untuk aktivitas pengontrolan biaya.
Ada lebih banyak software aplikasi tertulis untuk bidang keuangan yang telah dikembangkan dari pada untuk bidang
yang lain. Software tersebut kebanyakan berupa paket pemrosesan data, seperti payroll (penggajian), inventarisasi, dan count
receivable.
Sistem informasi keuangan memberikan informasi dalam tiga bentuk utama yaitu laporan berkala, laporan khusus,
dan hasil simulasi matematis. Yang penting dari fasilitas output ini adalah bahwa ia digunakan oleh perorangan dan
organisasi di luar maupun di dalam pemsahaan. Pemegang saham instansi/lembaga, anggota masyarakat keuangan,
pemerintah, dan pemasok membutuhkan jenis informasi untuk menjelaskan kondisi keuangan instansi/lembaga yang berbeda-
beda. Juga, sebagian informasi keuangan ditujukan kepada kelompok dan organisasi yang belum pernah dan belum akan
diasosiaslkan dengan pemsahaan secara langsung, yaitu keamanan, pendidik, dan investor yang potensial
ii. Proses Pembuatan Anggaran
1. Pendekatan dari atas ke bawah (top-down)
Bila dilakukan pendekatan top-down, eksekutif pemisahaan menentukan jumlah anggaran yang kemudian
penentuannya dibebankan kepada tingkat di bawahnya. Rasionalisasi pelaksanaan pendekatan ini adalah bahwa
eksekutif mempunyai pemahaman yang paling baik mengenai tujuan jangka panjang instansi/lembaga dan dapat
mengalokasikan dana yang dapat digunakan oleh instansi/lembaga untuk mencapai tujuan tersebut. Namun demikian,
anggaran seperti itu mungkin dipandang oleh manajer tingkat bawah sebagai tujuan yang tidak realistis. Di sini
penyusunan anggaran dilakukan oleh orang yang tidak tahu situasi yang sebenarnya.
2. Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up)
Bila dilakukan pendekatan bottom-up, proses penyusunan anggaran dimulai dari tingkat organisasional paling bawah
dan naik ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang berada pada tingkat bawah adalah yang paling dekat dengan
tindakan dan paling dapat menentukan kebutuhan sumbernya. Namun demikian, logika ini biasanya tidak dapat diterima
oleh eksekutif instansi/lembaga, karena manajer tingkat bawah ini mungkin akan meminta anggaran dalam jumlah yang
tidak realistis.
3. Pendekatan partisipasi
Karena adanya kelemahan dari pendekatan top-down dan bottom-up tersebut, maka yang paling umum dilakukan adalah proses
penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu, orang yang akan menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana tersebut.
Ini adalah pendekatan give and take, yakni bahwa manajer pada berbagai tingkat melakukan negoisasi untuk menyusun anggaran agar
semuanya mendapatkan kepuasan. Manajer tingkat menengah berperan pokok dalam proses ini, yaitu dengan memberikan pandangan
jangka panjang kepada eksekutif dan memberikan pandangan mengenai kehutuhan jangka pendek bagi manajer tingkat bawah.
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
2.1. Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem
informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan
manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini digunakan untuk
mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk
memproduksi barang atau jasa.
Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan manufaktur, rencana produksi, rencana
tenaga kerja, rencana kebutuhan bahan baku dan sistem pengendalian manufaktur . Manfaat digunakannya sistem informasi
manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur menggunakan komputer
sebagai alat prosesnya.
2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah
sisa bahan yang tidak terpakai.
2.2. Jenis-jenis Model dari Sistem Informasi Manufaktur
2.2.1. Model Fisik
Model fisik adalah penggambaran tiga dimensi dari kesatuannya. Dalam beberapa hal, model ini berukuran lebih kecil
daripada objek yang diwakilinya. Sebagai contoh adalah mainan anak-anak, seperti boneka dan pesawat terbang mainan, dan
prototype rancangan yang digunakan oleh perancang mobil.
2.2.2. Model Naratif
Semua komunikasi lisan dan tertulis adalah model naratif. Dalam bisnis, informasi tertulis dari komputer dan informasi lisan
dari sistem komunikasi informal merupakan contoh dari model naratif ini.
2.2.3. Model Grafis
Model grafis mewakili entity-nya dengan abstraksi garis, symbol dan bentuk. Ia seringkali disertai dengan penjelasan naratif.
Model grafis digunakan dalam bisnis untuk menyampaikan informasi. Banyak laporan tahunan mengenai pemegang saham
perusahaan terdiri dari grafik berwarna untuk menyampaikan kondisi keuangan perusahaan.
2.2.4. Model Matematis
Model matematis digunakan dalam pembuatan model bisnis, segala rumus matematika atau persamaan adalah model matematis.
Banyak model matematis yang digunakan oleh manajer bisnis bersifat lebih kompleks dari pada yang digunakan dalam pelajaran
matematika di perguruan tinggi. Sebagai contoh, rumus yang digunakan untuk menghitung break-even point (titik impas) adalah
hanya:

BEP = TFC/ P-VC

Keterangan : TFC adalah total biaya tetap (fixed cost)


P adalah harga penjualan per unit, dan
VC adalah biaya variabel unit (variable cost).
2.3. Model Sistem Informasi Manufaktur
2.3.1. Input Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern system keseluruhan yang mendukung
proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal
lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan
lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses
pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.
Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dan lain-lain.
2.3.2. Sub Sistem Input
a. Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi
perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan
kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat dibaca secara optik
atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan garis ‐garis catatan yang dapat dibaca secara
magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
b. Subsistem Industrial Engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat
saran‐saran perbaikan. Industrial engineering terdiri dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang
menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c. Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir
mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja
perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka maupun borongan.
2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang
dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak
pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu
berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.
Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur:
a) Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan.
b) Pengujian data.
c) Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
d) Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
e) Pengambilan data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
2.3.3. Sub Sistem Output
a. Subsistem Produksi
Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja ataupun departemen yang
mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
b. Subsistem Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar dimana suatu barang
dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya, dan tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan dari
separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock ,
dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan
(inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan
mentah menjadi bahan jadi.
c. Subsistem Kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier.
Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur
mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan
Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk
meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan
perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan. Keyakinan
dasar yang melandasi TQM adalah :
1) Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
2) Kualitas dicapai oleh manajemen
3) Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan.
d. Subsistem Biaya
Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur ‐unsur pengendalian
biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat.
Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
1) Biaya Pemeliharaan (Biaya penyimpanan) à biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang, mencakup
kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
2) Biaya Pembelian mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris,
biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
2.4. Komputer Sebagai Sistem Informasi
2.4.1. Sistem Pemesanan Kembali (Re Order Point/ROP)
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas mengendalikan
persediaan. Pendekatan reaktif yang sederhana yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan
kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik
pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan
kembali (re-order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara lain:
1) Stock-out : Kehabisan persediaan.
2) Lead Time : Waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan.
3) Safty Stock : Persediaan aman.
2.4.2. Material Requirement Planing (MRP)
MRP adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang dibutuhkan . MRP
mempunyai 4 komponen meliputi :
1) Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah
waktu produksi terpanjang.
2) Sistem MRP menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.
3) Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga produksi dalam kapasitas pabrik.
Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.
4) Sistem pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian.
Manfaat MRP bagi Perusahaan:
1. Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien.
2. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang.
3. Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan.
4. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.

2.4.3. Manufacturing Resource Planning (MRPII)


MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II
dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy.
Manfaat MRP II :
1) Penggunaan sumber daya yang lebih efisien; mengurangi inventori, lebih sedikit waktu, lebih sedikit kemacetan.
2) Perencanaan prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih fleksibel.
3) Meningkatkan pelayanan pelanggan; sesuai tanggal pengiriman, meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih
rendah/murah.
4) Meningkatkan moral dan semangat pekerja
5) Informasi manajemen yang lebih baik
2.4.4. Pendekatan Just in Time (JIT)
JIT menjaga arus bahan ke pabrik agar sampai yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di workstation
(stasiun kerja) ”just in time” (tepat waktu). JIT berusaha untuk meminimalkan biaya inventarisasi dengan cara memproduksi
dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan
bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci Penting saat Pasokan bahan mentah datang dari pemasok sebelum penjadwalan
produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima
sekaligus, karena mungkin pemasok melakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya dengan MRP yang
menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT menekankan pengaturan waktu dan
penggunaan tanda non komputer karena cukup menggunakan ”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya
persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).
2.5. Komputer berperan dalam Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur menggunakan computer baik secara konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam system
produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam computer sebagai bagian dari system fisik adalah:

2.5.1. Computer Aided Design (CAD)


Program computer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh
garis-garis maupun symbol-simbol yang memiliki Sistem Informasi Manufaktur untuk membantu rancangan produk yang
dimanufaktur. Contoh dari CAD adalah Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
2.5.2. Computer Aided Manufacturing (CAM)
Penerapan computer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan computer seperti bor dan mesin bubut
menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari Database rancangan. CAM biasanya digunakan oleh para insinyur
dan arsitek dalam penerapannya.
2.5.3. Robotik (Industrial Robots/IR)
Penerapan computer yang lain dalam pabrik adalah robotic industrial. Alat yang secara otomatis menjalanan tugas-tugas
tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi,
juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melalukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi
sehingga mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
2.6. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Manufaktur
Kelebihan sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan:
1) Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
2) Manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
3) Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
4) Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database
5) Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
6) Tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
Kekurangan sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan:
1) Kegagalan dalam mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh ; Kurangnya komitmen top manajemen
2) Kesalahan memandang MRP hanyalah software yang hanya butuh digunakan secara tepat,
3) Integrasi MRP JIT yang tidak tepat
4) Membutuhkan pengoperasian yang akurat
5) Terlalu kaku
SISTEM KEAMANAN INFORMASI
A. Pengertian Keamanan Sistem
Keamanan sistem adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengamankan sebuah komputer dari gangguan  dan segala
ancaman yang membahayakan yang pada hal ini keamanannya melingkupi keamanan data atau informasinya ataupun pelaku sistem
(user). Baik terhindar dari ancaman dari luar, virus. Spyware, tangan-tangan jahil pengguna lainnya dll. Sistem komputer memiliki
data-data dan informasi yang berharga, melindungi data-data ini dari pihak-pihak yang tidak berhak merupakan hal penting bagi
sistem operasi. Inilah yang disebut keamanan (security). Sebuah sistem operasi memiliki beberapa aspek tentang keamanan yang
berhubungan dengan hilangnya data-data. Sistem komputer dan data-data didalamnya terancam dari aspek ancaman (threats), aspek
penyusup (intruders), dan aspek musibah. 
Menurut G. J. Simons, keamanan informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah  penipuan (cheating)  atau,  paling  tidak, 
mendeteksi  adanya penipuan di sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.
B. MANFAAT KEAMANAN  SISEM INFORMASI
Sistem Informasi dalam suatu perusahaan bertujuan untuk mencapai tiga manfaat utama: kerahasiaan, ketersediaaan, dan
integrasi.
1. Kerahasiaan. Untuk melindungi data dan informasi dari penggunaan yang tidak semestinya oleh orang-orang yang tidak memiliki
otoritas. Sistem informasi eksekutif, sumber daya manusia, dan sistem pengolahan transaksi, adalah sistem-sistem yang terutama
harus mendapat perhatian dalam keamanan informasi.
2. Ketersediaan. Supaya data dan informasi perusahaan tersedia bagi pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk menggunakannya. 
3. Integritas. Seluruh sistem informasi harus memberikan atau menyediakan gambaran yang akurat mengenai sistem fisik yang
mereka wakili.
C. Metodologi Keamanan Sistem Informasi
Di aspek keamanan informasi terdapat 5 aspek keamanan yaitu :
1. Authentication : supaya penerima informasi dapat memastikan asli atau tidaknya pesan tersebut, apakah dikirim dari orang yang
dimintai informasi atau tidak.
2. Integrity : keontentikan pesan yang dikirimkan melalui sebuah jaringan dan dapat dipastikan bahwa informasi yang dikirim tidak
dirubah sedikitpun oleh orang yang tidak berhak dalam perjalanan informasi tersebut.
3. Authority : hanya orang orang tertentu saja yang dapat mengakses informasi tersebut, orang yang tidak berwenang tidak dapat
mengakses atau memodifikasi informasi tersebut.
4. Confidentiality : merupakan cara-cara untuk melindungi informasi dari pihak-pihak yang tidak berhak mengakses informasi
tersebut.
5. Privacy : informasi yang isinya bersifat pribadi.
D. Aspek Ancaman Keamanan Komputer atau Keamanan SI
Terdapat 4 macam aspek ancaman keamanan computer yaitu :
1. Interruption : informasi maupun data yang terdapat didalam suatu sistem komputer sengaja dirusak ataupun dihapus sehingga
jika operator atau pengguna membutuhkan, data tersebut sudah tidak bisa diakses bahkan sudah tidak ada.
2. Interception : penyadapan terhadap informasi milik orang lain atau orang yang tidak berwenang / tidak berhak dapat
mendapatkan akses ke sistem komputer dimana informasi itu disimpan.
3. Modifikasi : orang yang tidak berwenang berhasil menyadap lalu lintas sistem informasi yang sedang berjalan dan dirubah sesuai
seperti keinginan orang tersebut.
4. Fabrication : orang yang tidak berwenang dapat meniru suatu informasi yang ada sehingga orang yang menerima informasi
tersebut mengira bahwa informasi yang ia terima berasal dari pihak yang dikenal atau dikehendaki.
E. Metodologi Keamanan Sistem Informasi

Terdapat 5 level Keamanan Sistem Informasi, yaitu :

1. Keamanan level 0 : physical security, merupakan keamanan tahap awal dari keamanan komputer. Keamanan fisik hanya fokus
pada fisik saja seperti kunci pintu, cctv, kartu identitas dan sebagainya. Apabila keamanan fisik ini tidak terjaga dengan baik,
maka data atau bahkan hardware komputer tidak bisa diamankan.
2. Keamanan level 1 : terdiri dari keamanan database, keamanan data, keamanan komputer, keamanan perangkat, keamanan
aplikasi. Hanya orang-orang yang mempunya wewenang yang dapat mengakses semua keamanan yang disebutkan tadi.
Contohnya seperti admin sebuah komputer yang menyimpan berbagai data dan informasi.
3. Keamanan level 2 : network security, komputer yang terhubung dengan jaringan seperti LAN, WAN ataupun internet sangat
rawan dalam masalah keamanan dikarenakan komputer dapat diakses oleh komputer client, oleh karena itu keamanan level 2
harus dirancang supaya tidak terjadi kebocoran jaringan, akses ilegal yang dapat merusak keamanan data tersebut. Maka dari itu,
setelah selesai pengerjaan keamanan level 1, maka keamanan level 2 dirancang supaya tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi seperti kebocoran jaringan, illegal access, dan perbuatan illegal lainnya.
4. Keamanan level 3 : information security, keamanan yang terkadang disepelekan oleh admin seperti meninggalkan password di
kertas atau memberikan password kepada teman, makan bisa menjadi suatu hal yang sangat fatal karena dapat disalahgunakan.
5. Keamanan level 4 : merupakan keamanan yang mencakup keseluruhan dari sistem komputer. Apabila level 1-3 sudah dijalankan
dengan baik maka level 4 sudah terpenuhi. Namun tidak menutup kemungkinan bila ada hal-hal illegal dapat terjadi seperti
adanya penyusup atau perusakan data dll.
F. Cara Mendeksi Suatu Serangan atau Kebocoran Sistem
Terdapat 4 faktor atau cara untuk mencegah terjadinya suatu serangan atau kebocoran :
1. Desain Sistem : desain sistem yang baik tidak akan mempunyai celah atau bug dalam sistem yang mengakibatkan terjadinya
penyusupan setelah sistem siap dijalankan.
2. Aplikasi yang Dipakai : aplikasi yang digunakan telah di identifikasi apakah sistem dalam aplikasi dapat digunakan tanpa
melalui prosedur penggunaan dan apakah aplikasi tersebut telah diyakini aman oleh para pengguna.
3. Manajemen : agar dapat membuat sebuah sistem yang terjamin aman, dibutuhkan pengelolaan sistem yang baik dan benar.
Dengan begitu Standart Operating Procedure (SOP) tetap diterapkan di samping memikirkan segi teknologinya.
4. Manusia (Administrator) : manusia merupakan salah satu dari sekian faktor penting, akan tetapi sering dilupakan dalam
pengembangan teknologi informasi dan sistem keamanan. Contohnya, penggunaan password yang susah menyebabkan
penggunanya menuliskan passwordnya dan ditempelkan dekat komputer. Padahal, yang seperti itu bisa saja berbahaya bagi si
pengguna karena password dapat diketahui orang lain. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan keamanan faktor manusia
dan budaya benar benar harus diperhatikan.

G. Langkah Keamanan Sistem Informasi

1. Aset : melindungi aset merupakan hal yang terpenting dan merupakan langkah awal dari berbagai implementasi keamanan
komputer. Sebagai contoh, dalam proses mendesain sebuah website e-commerce atau website perbankan, hal yang perlu
dipikirkan adalah keamanan data dan informasi konsumen seperti profil konsumen, nomor rekening karena konsumen merupakan
aset yang sangat penting bagi perusahaan.
2. Analisis Resiko : adalah identifikasi resiko yang bisa saja terjadi di masa mendatang yang dapat mengakibatkankerugian.
3. Perlindungan : kita dapat melindungi jaringan internet dengan pengaturan Internet Firewall yaitu suatu akses yang mengendalikan
jaringan internet dan menempatan web dan FTP server pada suatu server yang sudah dilindungi oleh Firewall.
4. Alat : alat atau tool yang digunakan pada suatu komputer harus aman karena alat memiliki peran penting dalam hal keamanan.
5. Prioritas : Jika keamanan jaringan merupakan hal yang di prioritaskan, maka suatu organisasi atau perusahaan harus membayar
harga yang layak baik dari segi material maupun non material. Suatu jaringan komputer pada tahap awal harus diamankan dengan
firewall atau lainnya yang mendukung suatu sistem keamanan.
H. Strategi dan Taktik Keamanan Sistem Informasi

1. Keamanan Fisik : lapisan yang paling awal atau mendasar pada keamanan sistem informasi. Siapa pun dapat memiliki hak akses
ke sistem ini. Apabila hal ini tidak diperhatikan dengan baik, maka akan terjadi hal hal yang dapat merugikan.
2. Kunci Komputer : banyak case PC modern menyertakan atribut penguncian. Biasanya berupa soket pada bagian depan case yang
memungkinkan kita memutar kunci yang disertakan ke posisi terkunsi atau tidak.
3. Keamanan BIOS : BIOS adalah software tingkat terendah yang digunakan untuk mengkonfigurasikan atau memanipulasi
hardware. Kita bisa menggunakan BIOS untuk mencegah orang lain melakukan reboot ulang pada komputer kita dan
memanipulasi sistem komputer kita.
Mendeteksi Gangguan Keamanan Fisik : hal pertama yang harus diperhatikan adalah pada saat komputer akan di-reboot. Oleh karena
Sistem Operasi yang kuat dan stabil, saat yang tepat bagi komputer untuk reboot adalah ketika kita meng-upgrade SO, menukar
hardware dan sejenisnya.
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBIL KEPUTUSAN
2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi
informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. 
2.2. Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan
keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model
1. Sistem pendukung pengambilan keputusan/Decision Support System(DSS)

Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbasis komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses
terhadap data dan model keputusan. serta dalam upaya untuk membantu proses pengambilan keputusan yang efektif untuk
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur, karena itu harus mampu:
a. Ditambah / dikembangkan
b. Mendukung analisis data dan model desisi
c. Berorientasi pada masa yang akan datang
d. Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal

Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak
terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung
manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang
jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.
a. Tujuan DSS
Menurut Turban (2005), Tujuan dari DSS adalah sebagai berikut:
1) Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang terstruktur
2) memeberikan dukungan atas pertimbangan managerial dan bukannya dimaksudkan untuk menganti fungsi manager.
3) Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil daripada perbaikan efisiensinya.
4) Kecepatan komputasi
5) Meningkatkan produktifitas
6) Dukungan kualitas
7) Berdaya saing
8) Mengatasi keterbatasan koognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
b. Karakteristik DSS
Beberapa Karakteristik DSS antara lain adalah sebagai berikut :
1) Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2) Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3) Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4) Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan.
5) Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
2. Sistem Informasi Eksekutif/Executive Support Systems (ESS)

Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam
mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai yang
awam dengan komputerpun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan
pemakai untuk menggunakannya (user-friendly).
a. Karakteristik ESS antara lain :
1) Dapat digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil data.
2) Menyediakan analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan kemampuan drill-down.
3) Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal.
4) Mudah digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan untuk menggunakannya.
5) Dapat digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
6) Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafik, dan table.
7) Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan konferensi dengan komputer), kemampuan analisis data
(spreadsheet, bahasa query, dan DSS), dan perangkat produktivitas pribadi (seperti kalendar elektronis).

3. Sistem Pengambilan Keputusan Kelompok/Group Decision Support System (GDSS

a. Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support system GDSS) adalah “sistem
berbasis komputer yang membantu sekelompok orang melakukan tugas (atau mencapai tujuan) yang sama dan
memberikan antarmuka untuk digunakan bersama.” istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi
tekhnologi informasi kedalam situasi kelompok. Istilah lain antara lain sistem pendukung kelompok , kejasama
berbantuan komputer, dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi, dan sistem penemuan elektronik.
b. Letak Lingkungan GDSS
GDSS membantu memecahkan masalah dengan cara menyediakan lokasi yang kondusif untuk komunikasi.
Jika anggota bertemu pada saat yang bersamaan, maka lokasi ini disebut pertukaran sinkron salah satu contoh adalah
pertemuan komite. Jika para anggota bertemu pada watu yang berbeda-beda, maka lokasi ini disebut Pertukaran
asinkron salah satu contohnya adalah saling berbalas komunikasi melalui e-mail.
c. Ruang Keputusan
Ruang keputusan (decision room) adalah tempat sekelompok kecil orang bertemu langsung. Ruang ini
membantu komunikasi melalui kombinasi perabotan, peralatan dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi komputer,
mikrofon penangkap suara, kamera video, dan layar lebar. Ditengah tengah ruangan terletak konsol fasilitator.
Fasilitator adalah seorang yang tugas utamanya adalah menjaga diskusi dijalurnya.
4. Sistem Pakar/Expert System (ES)

Sistem pakar (expert system), yaitu sistem yang meniru kepakaran (keahlian) seseorang dalam bidang tertentu dalam
menyelesaikan suatu permasalahan (Horn, 1986).
a. Konfigurasi Sistem Pakar
Sistem pakar tediri dari empat bagian utama antara lain :
1) Interface Pengguna
Memungkinkan manajer untuk memasukan instruksi dan informasi kedalam sistem pakar yang menerima informasi dari sistem
tersebut. Intruksi ini menentukan parameter yang mengarahkan sistem pakar dalam prosespemikirannya. Input informasi berbentuk
nilai yang dikaitkan dengan penjelasan. Terdapat dua penjelasan : penjelasan dari pertanyaan yang diberikan manajer dan penjelasan
mengenai solusi masalah
2) Basis Pengetahuan (knowledge basis).
Berisikan fakta yang menggambarkan masalah serta tekhnik penggambaran pengetahuan yang menjelaskan bagaimana fakta
bersentuhan secara logis. Istilah Domain masalah (problaim domain) digunakan untuk menggambarkan area permasalahan.
3) Mesin Inferensi (inference engine)
Bagian dari sistem pakar yang melakukan pemikiran dengan cara menggunakan isi basis pengetahuan dalam urutan tertentu.
Selama konsultasi, mesin inferensi memeriksa aturan-aturan basis peengetahuan satu demi satu, dan jika persyaratan satu aturan benar,
maka suatu tindakan dilaksanakan . Dalam terminologi sistem pakar, aturan diberhentikan jika tindakan diambil.
4) Mesin Pengembangan
Sistem pengembangan, yang digunakan untuk membuat sistem pakar. Ada dua pendekatan yang tersedia : bahasa pemograman
dan kerangka sistem pakar. Kerangka sistem pakar (expert system shell) adalah prosesor siap pakai dan dapat disesuaikan untuk
masalah tertentu dengan cara menambahkan basis pengetahuan yang sesuai. Cara pikir berbasis kasus (casebased reasoning–CBR)
pendekatan ini menggunakan data historis sebagai dasar untuk pengidentifikasian masalah dan merekomendasikan solusi.
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan
spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat
jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan
penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer
dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real
time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran,
dan mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu
terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada
manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru,
keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.

2.3 Fase-Fase Dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan


Ada 4 macam fase dalam pengambilan keputusan yaitu :
1. Fase Intelegensi; Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan
dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Pada fase pertama ini, sesesorang berusaha
menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasannya, dan mendefinisikannya secara
eksplisit.
2. Fase Desain; Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk
dilakukan. Sebuah model masalah pengambilan keputusan dibangun, dites, dan divalidasi. Pemodelan meliputi konseptualisasi
masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau kualitatif.
3. Fase Pilihan; Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk
mengikuti tindakan tertentu. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.
4. Fase Implementasi; Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja.
2.4 Komponen Sistem Pengambilan Keputusan
Adapun komponen-komponen dari Sistem Pengambilan Keputusan adalah sebagai berikut.:
1) Management Data
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut
Database Management System (DBMS).
2) Management Model
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat
memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3) Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada Decision Support Sistem melalui subsistem ini. Ini berarti
menyediakan Interface.
4) Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai komponen yang berdiri
sendiri.
2.5.  Proses Pengambilan Keputusan
Model yang bermanfaat dan terkenal yang diajukan oleh Herbert A. Simon akan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses
pengambilan keputusan. Model ini terdiri dari tiga tahap pokok, yaitu:
1. Penyelidikan: Mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji
untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
2. Perancangan: Mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses
untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
3. Pemilihan: Memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan.
2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak
terstruktur.
3. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
4. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun seandainya Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam
memahami persoalan.
5. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.
6. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.

2.7 Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Walaupun dirancang dengan sangat teliti dan mempertimbangkan seluruh faktor yang ada, Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
mempunyai kelemahan atau keterbatasan diantaranya yaitu :
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam
sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terbatas untuk memberikan alternatif dari pengetahuan yang diberikan kepadanya
(pengatahuan dasar serta model dasar) pada waktu perancangan program tersebut.
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh Sistem Pendukung Keputusan (SPK) biasanya tergantung juga pada kemampuan
perangkat lunak yang digunakan.
4. Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang terus berubah agar
sistem tersebut selalu up to date.
Bagaimanapun juga harus diingat bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan
keputusan dengan mengolah informasi dan data yang diperlukan dan bukan untuk mengambil alih pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai