Anda di halaman 1dari 8

Jawa Tengah (Administratif) (1945-[1947(?

)])

 Peraturan: Putusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 19 Agustus 1945.


 Wilayah asal: Wilayah Provinsi Jawa Tengah Hindia Belanda (1. Karesidenan Semarang,
2. Karesidenan Rembang, 3. Karesidenan Pekalongan, 4. Karesidenan Banyumas, dan
5. Karesidenan Kedu).
 Kedudukan Pemerintahan: Semarang (?).
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama.
2. Saat dibentuk pertama kali belum ada UU yang mengatur mengenai pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud pasal 18 UUD (1945).
3. Setelah agresi militer I sebagian besar wilayahnya diduduki Belanda (1947).
4. Berdasarkan Perjanjian Renville wilayahnya berkurang dan hanya tinggal sebagian dari
wilayah karesidenan Kedu, Rembang, dan Semarang (1948).
5. Di wilayahnya didirikan Satuan Kenegaraan Jawa Tengah (1948).
Jawa Timur (1950-sekarang)

 Peraturan:

1. UU No. 2 Tahun 1950 (disahkan 3 Maret 1950, diundangkan 4 Maret 1950, berlaku 15


Agustus 1950) jo. UU No. 18 Tahun 1950.
2. PP RIS No. 21 Tahun 1950 (ditetapkan 14 Agustus 1950; diumumkan 16 Agustus 1950;
berlaku 17 Agustus 1950).

 Wilayah asal:
 Kedudukan Pemerintahan: Surabaya.
 Lain-lain: Pembentukan pertama (berdasarkan kesepakatan RIS-RI [lihat PP RIS No. 21
Tahun 1950])/Pembentukan ulang.
Jawa Timur (Administratif) (1945-[1947(?)])

 Peraturan: Putusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 19 Agustus 1945.


 Wilayah asal: Wilayah Provinsi Jawa Timur Hindia Belanda (1. Karesidenan Surabaya,
2. Karesidenan Madura, 3. Karesidenan Besuki, 4. Karesidenan Malang, 5. Karesidenan Kediri,
6. Karesidenan Madiun, dan 7. Karesidenan Bojonegoro.).
 Kedudukan Pemerintahan: Surabaya (?).
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama.
2. Saat dibentuk pertama kali belum ada UU yang mengatur mengenai pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud pasal 18 UUD (1945).
3. Setelah agresi militer I sebagian besar wilayahnya diduduki Belanda (1947).
4. Berdasarkan Perjanjian Renville wilayahnya berkurang dan hanya tinggal Karesidenan
Madiun, Karesidenan Kediri, dan sebagian dari wilayah karesidenan Bojonegoro (1948).
5. Di wilayahnya didirikan Negara Jawa Timur dan Negara Madura (1948).

Regio IV Nusa Tenggara[sunting | sunting sumber]


Bali (1958-sekarang)

 Peraturan: UU No. 64 Tahun 1958 (disahkan 11 Agustus 1958; diundangkan 14


Agustus 1958).
 Wilayah asal: Daerah Bali (sebagai dimaksud dalam pasal 14 ayat 1 sub 6 dari Staatsblad
1946 No. 143).
 Kedudukan Pemerintahan (asal): Singaraja.
 Kedudukan Pemerintahan (sekarang): Kota Denpasar.
 Lain-lain: Pemekaran dari Provinsi Administratif Nusa Tenggara [atau Pembentukan pertama
dari wilayah Negara Indonesia Timur (?)].
Nusa Tenggara (Administratif) (1950-1958)

 Peraturan: PP RIS No. 21 Tahun 1950 (ditetapkan 14 Agustus 1950; diumumkan 16


Agustus 1950; berlaku 17 Agustus 1950).
 Nomenklatur yang digunakan:

1. Sunda Kecil (1950-1954/8).
2. Nusa Tenggara (1954/8-1958).

 Wilayah asal: 1. Daerah Bali, 2. Daerah Lombok, 3. Daerah Sumbawa, 4. Daerah Flores,
5. Daerah Sumba, dan 6. Daerah Timor dan kepulauan di sekitarnya Negara Indonesia Timur.
 Kedudukan Pemerintahan: Singaraja (?).
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama (berdasarkan kesepakatan RIS-RI)/Pembentukan ulang.


2. Mengalami pergantian nomenklatur dari Provinsi Sunda Kecil menjadi Provinsi Nusa
Tenggara berdasarkan UU Drt No. 9 Tahun 1954 (ditetapkan menjadi UU No. 8 Tahun
1958) (1954/8).
3. Wilayahnya dibentuk (dimekarkan) menjadi Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
dan Provinsi Nusa Tenggara Timur tanpa ada pembubaran secara jelas (1958).
Nusa Tenggara Barat (1958-sekarang)

 Peraturan: UU No. 64 Tahun 1958 (disahkan 11 Agustus 1958; diundangkan 14


Agustus 1958).
 Wilayah asal: 1. Daerah Lombok dan 2. Daerah Sumbawa (sebagai dimaksud dalam pasal
14 ayat 1 sub 7 dan 8 dari Staatsblad 1946 No. 143).
 Kedudukan Pemerintahan: Mataram.
 Lain-lain: Pemekaran dari Provinsi Administratif Nusa Tenggara [atau Pembentukan pertama
dari wilayah Negara Indonesia Timur (?)].
Nusa Tenggara Timur (1958-sekarang)

 Peraturan: UU No. 64 Tahun 1958 (disahkan 11 Agustus 1958; diundangkan 14


Agustus 1958).
 Wilayah asal: 1. Daerah Flores; 2. Daerah Sumba; dan 3. Daerah Timor dan
kepulauannya (sebagai dimaksud dalam pasal 14 ayat 1 sub 9, 10, dan 11 dari Staatsblad 1946
No. 143).
 Kedudukan Pemerintahan: Kupang.
 Lain-lain: Pemekaran dari Provinsi Administratif Nusa Tenggara [atau Pembentukan pertama
dari wilayah Negara Indonesia Timur (?)].
Sunda Kecil (Administratif) (1945-1946)

 Peraturan: Putusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 19 Agustus 1945.


 Wilayah asal: Daerah Kaigun/Wilayah de Kleine Soenda-eilanden (Residentie Bali en
Lombok dan Residentie Timor en Onderhoorigheden Provinsi de Oost-Groote Hindia Belanda).
 Kedudukan Pemerintahan: Singaraja (?)
 Lain-lain:

1. Pembentukan Pertama.
2. Saat dibentuk pertama kali belum ada UU yang mengatur mengenai pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud pasal 18 UUD (1945).
3. Berdasar Persetujuan Linggarjati wilayah Provinsi Sunda Kecil tidak lagi masuk dalam
wilayah de facto Republik Indonesia (1946).
4. Wilayahnya menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur (1946).
Timor Timur (1976-1999)

 Peraturan: UU No. 7 Tahun 1976 (disahkan dan diundangkan 17-07-1976).


 Wilayah asal: wilayah bekas koloni Portugis di Timor.
 Kedudukan Pemerintahan: Dili.
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama berdasar Proklamasi Rakyat Timor Timur di Balibo tanggal 30


November 1975 maupun dalam Petisi Rakyat dan Pemerintah Sementara Timor Timur
di Dili tanggal 31 Mei 1976 [atau aneksasi wilayah yang bukan bekas Hindia Belanda (?)]
(1976).
2. Mendapat kemerdekaan tahun 1999/2002 (setelah melalui referendum tahun 1999 berdasar
kesepakatan New York 1999 yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Regio V Sulawesi[sunting | sunting sumber]


Gorontalo (2000-sekarang)

 Peraturan: UU No. 38 Tahun 2000 (disahkan dan diundangkan 22 Desember 2000).


 Wilayah asal: 1. Kabupaten Gorontalo, 2. Kota Gorontalo (dimaksud dalam UU No. 29
Tahun 1959]), dan 3. Kabupaten Boalemo (dimaksud UU No. 50 Tahun 1999).
 Kedudukan Pemerintahan: Kota Gorontalo.
 Lain-lain: Pemekaran dari Provinsi Sulawesi Utara.
Sulawesi (Administratif) [I] (1945-1946)

 Peraturan: Putusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 19 Agustus 1945.


 Wilayah asal: Daerah Kaigun/Pulau Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya (Residentie
Celebes en Onderhoorigheden dan Residentie Manado Provinsi de Oost-Groote Hindia
Belanda).
 Kedudukan Pemerintahan: Makassar/Manado (?).
 Lain-lain:

1. Pembentukan Pertama.
2. Saat dibentuk pertama kali belum ada UU yang mengatur mengenai pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud pasal 18 UUD (1945).
3. Berdasar Perundingan Linggarjati wilayah Provinsi Sulawesi tidak lagi masuk dalam wilayah
de facto Republik Indonesia (1946).
4. Wilayahnya menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur (1946).
Sulawesi (Administratif) [II] (1950-1960)

 Peraturan: PP RIS No. 21 Tahun 1950 (ditetapkan 14 Agustus 1950; diumumkan 16


Agustus 1950; berlaku 17 Agustus 1950).
 Wilayah asal: 1. Daerah Sulawesi Selatan, 2. Daerah Minahasa, 3. Daerah Sangihe dan
Talaud, 4. Daerah Sulawesi Utara, dan 5. Daerah Sulawesi Tengah Negara Indonesia Timur.
 Kedudukan Pemerintahan: Makassar/Manado (?)
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama (berdasarkan kesepakatan RIS-RI).


2. Wilayahnya dimekarkan menjadi Provinsi Administratif Sulawesi Selatan dan Provinsi
Administratif Sulawesi Utara (1960).
Sulawesi Barat (2004-sekarang)

 Peraturan: UU No. 26 Tahun 2004 (disahkan dan diundangkan 5 Oktober 2004).


 Wilayah asal: 1. Kabupaten Majene, 2. Kabupaten Polewali Mamasa, 3. Kabupaten
Mamuju (dimaksud dalam UU No. 29 Tahun 1959), 4. Kabupaten Mamasa (dimaksud dalam UU
No. 11 Tahun 2002), dan 5. Kabupaten Mamuju Utara (dimaksud dalam UU No. 7 Tahun 2003)
 Kedudukan Pemerintahan asal: Mamuju, sebagai sebagian dari Kabupaten Mamuju.
 Lain-lain: Pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Sulawesi Selatan (1960/4-sekarang)

 Peraturan: UU No. 47 Prp Tahun 1960 (disahkan dan diundangkan 13 Desember 1960) jo.
Perppu No. 2 Tahun 1964 (ditetapkan menjadi UU No. 13 Tahun 1964).
 Nomenklatur yang digunakan:

1. Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara (1960-1964).


2. Provinsi Sulawesi Selatan (1964–sekarang).

 Wilayah asal: Provinsi Administratif Sulawesi Selatan (meliputi: 1. Kotapraja Makassar,


2.Daerah Tingkat II Pangkajene dan Kepulauan, 3. Daerah Tingkat II Maros, 4. Daerah Tingkat
II Gowa, 5. Daerah Tingkat II Jeneponto, 6. Daerah Tingkat II Takalar, 7. Daerah Tingkat II
Luwu, 8. Daerah Tingkat II Tana Toraja, 9. Daerah Tingkat II Bone, 10. Daerah Tingkat II Wajo,
11. Daerah Tingkat II Soppeng, 12. Daerah Tingkat II Bonthain, 13. Daerah Tingkat II
Bulukumba, 14. Daerah Tingkat II Sinjai, 15. Daerah Tingkat II Selayar, 16. Kotapraja Pare-
Pare, 17.Daerah Tingkat II Barru, 18. Daerah Tingkat II Sidenreng-Rappang, 19. Daerah Tingkat
II Pinrang, 20. Daerah Tingkat II Enrekang, 21. Daerah Tingkat II Majene, 22. Daerah Tingkat II
Mamuju, 23. Daerah Tingkat II Polewali-Mamasa, 24. Daerah Tingkat II Buton, 25. Daerah
Tingkat II Muna, 26. Daerah Tingkat II Kendari, dan 27. Daerah Tingkat II Kolaka [dimaksud
dalam UU No. 29 Tahun 1959])
 Kedudukan Pemerintahan: Makassar.
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama/Alih status Provinsi Administratif Sulawesi Selatan.


2. Sebagian wilayahnya dimekarkan menjadi Provinsi Sulawesi Tenggara (1964) dan Provinsi
Sulawesi Barat (2004).
Sulawesi Selatan (Administratif) (1960)

 Peraturan: Peraturan Presiden No. 5 Tahun 1960 (disahkan dan diundangkan 31


Maret 1960).
 Wilayah asal: Daerah-Daerah Tingkat II/Kotapraja dimaksud dalam UU No. 29 Tahun 1959
pasal 1 ayat (1) nomor 11-37 (yaitu: 11. Kotapraja Makassar, 12.Daerah Tingkat II Pangkajene
dan Kepulauan, 13. Daerah Tingkat II Maros, 14. Daerah Tingkat II Gowa, 15. Daerah Tingkat II
Jeneponto, 16. Daerah Tingkat II Takalar, 17. Daerah Tingkat II Luwu, 18. Daerah Tingkat II
Tana Toraja, 19. Daerah Tingkat II Bone, 20. Daerah Tingkat II Wajo, 21. Daerah Tingkat II
Soppeng, 22. Daerah Tingkat II Bonthain, 23. Daerah Tingkat II Bulukumba, 24. Daerah Tingkat
II Sinjai, 25. Daerah Tingkat II Selayar, 26. Kotapraja Pare-Pare, 27.Daerah Tingkat II Barru,
28. Daerah Tingkat II Sidenreng-Rappang, 29. Daerah Tingkat II Pinrang, 30. Daerah Tingkat II
Enrekang, 31. Daerah Tingkat II Majene, 32. Daerah Tingkat II Mamuju, 33. Daerah Tingkat II
Polewali-Mamasa, 34. Daerah Tingkat II Buton, 35. Daerah Tingkat II Muna, 36. Daerah Tingkat
II Kendari, dan 37. Daerah Tingkat II Kolaka).
 Kedudukan Pemerintahan: Makassar (?).
 Lain-lain:

1. Pemekaran dari Provinsi Administratif Sulawesi.


2. Dialihkan statusnya menjadi provinsi otonom dengan nomenklatur Provinsi Sulawesi
Selatan-Tenggara (1960).
Sulawesi Tengah (1964-sekarang)

 Peraturan: Perppu No. 2 Tahun 1964 [disahkan dan diundangkan 13 Februari 1964; berlaku
surut 1 Januari 1964 ] (ditetapkan menjadi UU No. 13 Tahun 1964 [disahkan dan
diundangkan 23 September 1964; berlaku surut 1 Januari 1964 ]) jo. UU No. 47 Prp Tahun
1960.
 Wilayah asal: Daerah Tingkat II Buol-Toli-Toli, Daerah Tingkat II Donggala, Daerah Tingkat II
Poso dan Daerah Tingkat II Banggai (dimaksud dalam UU No. 29 Tahun 1959).
 Kedudukan Pemerintahan: Palu.
 Lain-lain: Pemekaran dari Provinsi Sulawesi Utara-Tengah.
Sulawesi Tenggara (1964-sekarang)

 Peraturan: Perppu No. 2 Tahun 1964 [disahkan dan diundangkan 13 Februari 1964; berlaku
surut 1 Januari 1964 ] (ditetapkan menjadi UU No. 13 Tahun 1964 [disahkan dan
diundangkan 23 September 1964; berlaku surut 1 Januari 1964 ]) jo. UU No. 47 Prp Tahun
1960.
 Wilayah asal: Daerah Tingkat II Kendari, Daerah Tingkat II Kolaka, Daerah Tingkat II Muna,
dan Daerah Tingkat II Buton (dimaksud dalam UU No. 29 Tahun 1959).
 Kedudukan Pemerintahan: Kendari.
 Lain-lain: Pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara.
Sulawesi Utara (1960/4-sekarang)

 Peraturan: UU No. 47 Prp Tahun 1960 [disahkan dan diundangkan 13 Desember 1960 ] jo.
Perppu No. 2 Tahun 1964 (ditetapkan menjadi UU No. 13 Tahun 1964).
 Nomenklatur yang digunakan:

1. Provinsi Sulawesi Utara-Tengah (1960-1964).


2. Provinsi Sulawesi Utara (1964 – sekarang).

 Wilayah asal: Wilayah Provinsi Administratif Sulawesi Utara (meliputi: [dimaksud dalam UU
No. 29 Tahun 1959]).
 Kedudukan Pemerintahan: Menado.
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama/Alih status Provinsi Administratif Sulawesi Utara.


2. Sebagian wilayahnya dimekarkan menjadi Provinsi Gorontalo (2000).
Sulawesi Utara (Administratif) (1960)

 Peraturan: Peraturan Presiden No. 5 Tahun 1960 (disahkan dan diundangkan 31


Maret 1960).
 Wilayah asal: Daerah-Daerah Tingkat II/Kotapraja dimaksud dalam UU No. 29 Tahun 1959
pasal 1 ayat (1) nomor 1-10 (yaitu: 1. Kotapradja Menado, 2. Daerah Tingkat II Kepulauan
Sangihe dan Talaud, 3. Daerah Tingkat II Minahasa, 4. Daerah Tingkat II Bolaang Mongondow,
5. Daerah Tingkat II Gorontalo, 6. Daerah Tingkat II Donggala, 7. Daerah Tingkat II Buol-Toli-
Toli, 8. Kotapradja Gorontalo, 9. Daerah Tingkat II Poso, dan 10. Daerah Tingkat II Banggai.
 Kedudukan Pemerintahan: Menado (?).
 Lain-lain:

1. Pemekaran dari Provinsi Administratif Sulawesi.


2. Dialihkan statusnya menjadi provinsi otonom dengan nomenklatur Provinsi Sulawesi Utara-
Tengah (1960).

Regio VI Maluku-Papua[sunting | sunting sumber]


Irian Barat [I] (1956/7/8-1962)

 Peraturan: UU No. 15 Tahun 1956 (disahkan dan diundangkan 16 Agustus 1956) jo. UU Drt
No. 20 Tahun 1957 [disahkan dan diundangkan 10 Agustus 1957; berlaku surut 16
Agustus 1956 ] (ditetapkan menjadi UU No. 23 Tahun 1958 [disahkan 17 Juni 1958;
diundangkan 4 Juli 1958; berlaku surut 16 Agustus 1956 ]).
 Wilayah asal: Wilayah Irian Barat dan Kawedanaan Tidore, serta Distrik Weda dan Distrik
Petani (sebagian wilayah Kawedanan Weda).
 Kedudukan Pemerintahan: Tidore.
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama/pemekaran dari Provinsi Administratif Maluku.


2. Mendapat tambahan wilayah yaitu Distrik Maba dan Distrik Gebe dari Provinsi Administratif
Maluku sehingga wilayahnya meliputi Irian Barat serta Kawedanaan Tidore dan
seluruh Kawedanan Weda (1957/8).
3. Dibubarkan dan dibentuk ulang pada 1962.
Irian Barat [II] (1962-1969)

 Peraturan: Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1962 (disahkan dan diundangkan 1


Januari 1962) jo. Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1963 (disahkan dan diundangkan 21
Februari 1963) jo. Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1963.
 Nomenklatur yang digunakan:

1. Provinsi Irian Barat Bentuk Baru (1962-1963).


2. Provinsi Irian Barat (1963-1969).

 Wilayah asal: Residentie Nieuw Guinea menurut konstruksi a la van Mook.


 Kedudukan Pemerintahan: Kotabaru.
 Lain-lain:

1. Pembentukan ulang Provinsi Irian Barat [I] , dengan perubahan wilayah.


2. Pemerintahan Perjuangan di bawah Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik
Indonesia/Panglima Besar Pembebasan Irian Barat atas wilayah sengketa (?) (1962-1963).
3. Pemerintahan Sipil Sementara Indonesia atas wilayah sengketa sejak 1 Mei 1963.
Irian Jaya Tengah (de jure)

 Peraturan: UU No. 45 Tahun 1999 (disahkan dan diundangkan pada 4 Oktober 1999).


 Wilayah asal: 1. Kabupaten Biak Numfor, 2. Kabupaten Yapen Waropen, 3. Kabupaten
Nabire (dimaksud dalam UU No. 12 Tahun 1969); 4. Kabupaten [Administratif] Paniai (dimaksud
dalam PP No. 52 Tahun 1996); dan 5. Kabupaten [Administratif] Mimika (dimaksud dalam PP
No. 54 Tahun 1996).
 Kedudukan Pemerintahan: Timika (Sebagian wilayah dari Kabupaten Mimika).
 Lain-lain: Secara de facto Provinsi Irian Jaya Tengah belum pernah terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai