Anda di halaman 1dari 4

Maluku (1957/8-sekarang)

 Peraturan: UU Drt No. 22 Tahun 1957 [disahkan dan diundangkan 10 Agustus 1957 ]


(ditetapkan menjadi UU No. 20 Tahun 1958 [disahkan 17 Juni 1958; diundangkan 1 Juli 1958 ])
jo. Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1962.
 Wilayah asal: Wilayah Provinsi Maluku termaksud dalam PP RIS No.21 tahun 1950 jis. pasal
1 dan pasal 2 ayat 2 UU No. 15 tahun 1956 jo. UU Drt No. 20 Tahun 1957 yang wilayahnya
meliputi: 1. Wilayah Daerah Maluku Utara (termaksud dalam pasal 14 ayat 1 sub 6 dari
Staatsblad 1946 No. 143 jo. UU NIT No.44 tahun 1950 jo. UU No.15 Tahun 1956 jo. UU Drt No.
20 Tahun 1957); 2. Wilayah Daerah Maluku Tengah, dan 3. Wilayah Daerah Maluku
Tenggara (termaksud dalam PP No.35 Tahun 1952 jo. PP No.3 Tahun 1955); serta 4. Wilayah
Daerah Ambon (termaksud dalam PP No. 15 Tahun 1955).
 Kedudukan Pemerintahan: Ambon.
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama/Alih status dari administratif.


2. Mengalami penambahan wilayah yaitu Kawedanan Tidore dan Kawedanan
Weda dari Provinsi Irian Barat [I] yang dibubarkan (1962).
3. Sebagian wilayahnya dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara (1999).
Maluku (Administratif) [I] (1945-1946)

 Peraturan: Putusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 19 Agustus 1945.


 Wilayah asal: Wilayah Residentie Molukken Provinsi de Groote Oost (Afdeling Tual, Afdeling
Ambiona, Afdeling Ternate, Afdeling Westkust Nieuw Guinea, dan Afdelng Nordkust Nieuw
Guinea [?]).
 Kedudukan Pemerintahan: Ambon, Jakarta (de facto) ?.
 Lain-lain:

1. Pembentukan pertama.
2. Saat dibentuk pertama kali belum ada UU yang mengatur mengenai pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud pasal 18 UUD (1945)
3. Berdasar Perundingan Linggarjati wilayah Provinsi Maluku [I] tidak lagi masuk dalam wilayah
de facto Republik Indonesia (1946).
4. Wilayahnya menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.
Maluku (Administratif) [II] (1950-1957)

 Peraturan: PP RIS No. 21 Tahun 1950 (ditetapkan 14 Agustus 1950; diumumkan 16


Agustus 1950; berlaku 17 Agustus 1950).
 Wilayah asal: Daerah Maluku Utara, dan Daerah Maluku Selatan (sebagai dimaksud
dalam pasal 14 ayat 1 sub 12 dan 13 dari Staatsblad 1946 No. 143) serta Karesidenan Nieuw
Guinea (sebagai dimaksud dalam pasal 1 ayat 2 dari Staatsblad 1946 No. 143).
 Kedudukan Pemerintahan: Ambon.
 Lain-lain:
1. Pembentukan pertama (berdasarkan kesepakatan RIS-RI).
2. Sebagian wilayahnya dimekarkan menjadi Provinsi Irian Barat (otonom) (1956)
3. Mengalami pengurangan wilayah yaitu Distrik Maba dan Gebe dari Kawedanan
Weda diserahkan kepada Provinsi Irian Barat [I] (1956/7/8).
4. Dialihkan statusnya menjadi provinsi otonom (1957).
Maluku Utara (1999-sekarang)

 Peraturan: UU No. 46 Tahun 1999 (disahkan dan diundangkan 4 Oktober 1999).


 Wilayah asal: 1. Kabupaten Maluku Utara (sebagaimana dimaksud dalam UU Drt No. 23
Tahun 1957 [ditetapkan menjadi UU No. 60 Tahun 1958]); 2. Kabupaten Halmahera
Tengah (sebagaimana dimaksud dalam UU No. 6 Tahun 1990); dan 3. Kota
Ternate (sebagaimana dimaksud dalam UU No. 11 Tahun 1999).
 Kedudukan Pemerintahan (de jure): Sofifi (sebagian wilayah Kecamatan Oba, Kabupaten
Halmahera Tengah).
 Kedudukan Pemerintahan (de facto): Kota Ternate
 Lain-lain: Merupakan pemekaran dari Provinsi Maluku.
Papua (1969-sekarang)

 Peraturan:

1. UU No. 12 Tahun 1969 (disahkan dan diundangkan 10 September 1969) jo. UU No. 45


Tahun 1999.
2. jo. UU No. 21 Tahun 2001 jo. Perppu No. 1 Tahun 2008 (ditetapkan menjadi UU No. 35
Tahun 2008).

 Nomenklatur yang digunakan:

1. Provinsi Irian Barat (1969-1973).


2. Provinsi Irian Jaya (1973-2001).
3. Provinsi Irian Jaya Timur (1999 – secara de facto belum pernah digunakan).
4. Provinsi Papua (2001-sekarang).

 Wilayah asal: 1. Kabupaten Jayapura (wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Jayapura,


Nimboran, Mamberamo, Keerom, Sarmi, dan Dafonsoro); 2. Kabupaten Biak Numfor (wilayah
Kepala Pemerintahan Setempat Biak, Numfor, dan Supiori); 3. Kabupaten Manokwari (wilayah
Kepala Pemerintahan Setempat Manokwari, Ransiki, Wasior dan Bintuni); 4. Kabupaten
Sorong (wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Sorong, Raja Ampat, Teminabuan, dan
Ayamaru); 5. Kabupaten Fak-Fak (wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Fak-Fak, Kaimana,
dan Mimika); 6. Kabupaten Merauke (wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Merauke, Tanah
Merah, Mindiptana, Agats, dan Mapi/Kepi); 7. Kabupaten Jayawijaya (wilayah Kepala
Pemerintahan Setempat Baliem, Bokondini, Tiom, dan Oksibil); 8. Kabupaten Paniai (wilayah
Kepala Pemerintahan Setempat Nabire, Tinggi, Enarotali, dan Ilaga); dan 9. Kabupaten Japen
Waropen (wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Yapen dan Waropen).
 Kedudukan Pemerintahan: Jayapura.
 Lain-lain:

1. Dibentuk setelah Penentuan Pendapat Rakyat berdasarkan Perjanjian New York 1962.


2. Merupakan penyempurnaan Pemerintahan Sementara Indonesia di Nederlands Nieuw
Guinea.
3. Nama Provinsi Irian Barat berubah menjadi Provinsi Irian Jaya (1973).
4. Provinsi Irian Jaya sebagian wilayahnya dimekarkan menjadi Provinsi Irian Jaya Barat dan
Provinsi Irian Jaya Tengah; Nama Provinsi Irian Jaya diubah menjadi Provinsi Irian Jaya
Timur. Secara de facto pemekaran dan pergantian nama tidak dapat dilaksanakan (1999).
5. Provinsi Irian Jaya memperoleh Otonomi Khusus dan berganti nama menjadi Provinsi
Papua (2001).
6. Sebagian wilayahnya dimekarkan menjadi Provinsi Irian Jaya Barat sebagai pelaksanaan
pemekaran tahun 1999 yang tertunda (2003).
Papua Barat (1999/2003-sekarang)

 Peraturan:

1. UU No. 45 Tahun 1999 (disahkan dan diundangkan pada 4 Oktober 1999).


2. jo. Perppu No. 1 Tahun 2008 [disahkan dan diundangkan 16 April 2008 ] (ditetapkan menjadi
UU No. 35 Tahun 2008 [disahkan dan diundangkan 25 Juli 2008 ]) jo. UU No. 21 Tahun
2001.

 Nomenklatur yang digunakan:

1. Provinsi Irian Jaya Barat (1999/2003-2007).


2. Provinsi Papua Barat (2007 – sekarang).

 Wilayah asal: 1. Kabupaten Sorong, 2. Kabupaten Manokwari, 3. Kabupaten Fak-


Fak (dimaksud dalam UU No. 12 Tahun 1969); dan 4. Kota [Administratif] Sorong (dimaksud
dalam PP No. 31 Tahun 1996).
 Kedudukan Pemerintahan (asal/sementara): Sorong.
 Kedudukan Pemerintahan (de jure): Manokwari (sebagian wilayah yang berada di
Kabupaten Manokwari).
 Lain-lain:

1. Merupakan pemekaran dari Provinsi Irian Jaya/Papua.


2. Dibentuk secara de jure tahun 1999.
3. Pembentukan secara de facto baru dilaksanakan tahun 2003.
4. Berdasar PP No. 24 Tahun 2007 Provinsi Irian Jaya Barat berganti nomenklaturnya
menjadi Provinsi Papua Barat (2007).
5. Otonomi Khusus Papua ditegaskan meliputi juga Papua Barat dengan Perppu No. 1 Tahun
2008 yang ditetapkan menjadi UU No. 35 Tahun 2008 (2008).

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Sejarah Pemerintahan Daerah Indonesia
 Pemerintahan Daerah

Anda mungkin juga menyukai